BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) sebagai salah satu mata kuliah
dalam pembelajaran di program studi manajemen. MSDM mempunyai arti sangat
penting (signifikan), bukan saja dilihat dalam kontek manusia sebagai faktor
terpenting dalam manajeman pada setiap organisasi atau lembaga (pemerintah,
swasta atau LSM) melainkan dan terutama dilihat pada penegasan kualifikasi daya
(energi) yang melekat pada manusia tersebut yang memiliki kemampuan
(competency) untuk membangun ke arah kemajuan yang positif (maju-positif).
1. Pengangguran teknologi
Tenaga kerja digantikan oleh mesin-mesin atau oleh inovasi manajemen yang
menghasilkan jumlah tenaga kerja yang makin sedikit untuk menghasilkan out put
yang sama.
2. Keamanan
Berkurangnya keamanan ekonomis dalam artian seseorang kehilangan sumber
penghasilannya, merupakan akibat lanjutan dari penggunaan teknologi.
3. Organisasi buruh
Karena sikap manajemen dalam menghadapi persoalan-persoalan, mengakibatkan
timbulnya dorongan yang kuat untuk membentuk suatu organisasi yang melindungi
karyawan dari sikap sewenang-wenang pihak manajemen.
4. Berkurangnya kebanggaan dalam bekerja
Struktur organisasi yang dirancang sangat ketat dan perencanaan kerja yang sangat
akurat telah membawa akibat berkurangnya kebebasan bagi individu-individu yang
ada dalam suatu organisasi.
2. Pendekatan Paternalisme
Paternalisme adalah suatu konsep yang menganggap bahwa manajemen adalah
sebagai “ayah” dan bersikap melindungi terhadap para karyawan. Pendekatan ini
menekankan pada sikap yang “personal” bahkan kadang-kadang “super personal”
terhadap para karyawan.
Ada dua sifat yang menunjukkan paternalis tidaknya suatu pendekatan :
a. Diselenggarakannya suatu program personalia tidak didasarkan atas pertimbangan
manfaat dari program tersebut.
b. Keputusan tentang apa dan bagaimana melaksanakan program tersebut adalah
tergantung pihak manajemen.
Jadi kalau suatu program dilaksanakan karena perusahaan akan memperoleh
manfaat dari program tersebut atau karena karyawan (serikat buruh) meminta
diadakannya program tersebut maka pendekatan ini tidak bisa dikatakan sebagai
paternalis.
3. Tugas rutin :
a. Menyiapkan data keuangan
b. Melaksanakan pengumpulan dana perusahaan yang dipertanggung jawabkan
secara finansial, ekonomis dan mengatur penggunaan dan pengendaliannya
c. Mengatur penyimpanan uang dengan sebaik-baiknya
d. Mengatur likuiditas dan solvabilitas keuangan
e. Menyusun cash flow bulanan triwulan, tahunan dan forecal beberapa tahun dengan
asumsi-asumsi yang ditentukan
f. Melaksanakan verifikasi tingkat kedua terhadap bukti penerimaan dan pengeluaran
dan dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan sesuai prosedur.
g. Mengatur dan melaksanakan pembayaran pajak yang menjadi beban
perusahaan
h. Menyusun laporan periodik seksinya
i. Bertanggung jawab atas keberhasilan tugas
4. Tugas kadang kala
a. Menyusun RAPB perusahaan
b. Mengawasi pemakaian barang, perabot seksinya
5. Wewenang
a. Berwenang memberikan tugas kepada bawahan
b. Berwenang memberi peringatan/ teguran kepada bawahan
c. Menilai bawahannya
6. Hubungan kerja
Bertanggung jawab kepada kepala biro keuangan
BAB III
PENGADAAN KARYAWAN
B. Evaluasi Pekerjaan
Evaluasi pekerjaan adalah menilai berat atau ringan, mudah atau sukar, besar
atau kecil resiko pekerjaan dan memberikan nama, rangking (peringkat) serta harga
atau gaji suatu jabatan.
C. Penyederhanaan Pekerjaan
Penyederhanaan pekerjaan adalah penggunaan logika untuk mencari
penggunaan yang paling ekonomis dari usaha manusia, materi, mesin-mesin, waktu
dan ruangan dengan cara-cara yang paling baik serta paling mudah dalam
mengerjakan pekerjaan.
Penyederhanaan pekerjaan mengakibatkan :
1. Struktur organisasi perusahaan semakin melebar
2. Pekerjaan-pekerjaan bisa menjadi terlalu terspesialisasi, sehingga menimbulkan
kebosanan yang pada gilirannya menyebabkan kesalahan-kesalahan atau
permintaan keluar
3. Pekerja semakin produktif sehingga keuntungan ekonomis dari spesialisasi akan
diperoleh
D. Pemerkaya Pekerjaan
Pemerkaya pekerjaan adalah perluasan pekerjaan dan bertanggung jawab
secara vertikal yang akan dikerjakan seseorang pejabat dalam jabatannya.
Perluasan secara vertikal diterapkan untuk dapat memberikan kepuasan
karyawan lebih besar dan kesempatan bagi pengembangan pribadinya.
E. Persyaratan Pekerjaan
Persyaratan pekerjaan adalah persyaratan-persyaratan jabatan tentang
ketrampilan yang dikehendaki. Proses atau langkah-langkah pengadaan perekrutan
karyawan adalah:
1. Peramalan kebutuhan tenaga kerja
2. Penarikan
3. Seleksi
4. Penempatan, orientasi dan induksi karyawan
Keterangan :
1. Peramalan kebutuhan tenaga kerja
Peramalan kebutuhan tenaga kerja dimaksudkan agar jumlah kebutuhan tenga kerja
masa kini dan masa depan sesuai dengan beban pekerjaan, kekosongan-
kekosongan dapat dihindarkan dan semua pekerjaan dapat dikerjakan. Peramalan
kebutuhan tenaga kerja ini harus didasarkan kepada informasi faktor internal dan
eksternal perusahaan.
v Cara Seleksi
Terdapat dua cara, yaitu :
a. Non ilmiah atau tradisional
Yaitu seleksi yang dilaksanakan tidak didasarkan kepada kriteria atau standar atau
spesifikasi kebutuhan nyata pekerjaan/ jabatan, tetapi hanya didasarkan kepada
perkiraan dan pengalaman kerja. Unsur-unsur yang diseleksi yaitu :
1) Surat lamaran bermaterai
2) Ijasah sekolah dan daftar nilainya
3) Surat keterangan pekerjaan dan pengalaman
4) Referensi atau rekomendasi dari pihak yang dapat dipercaya
5) Wawancara langsung dengan pelamar bersangkutan
6) Penampilan dan keadaan fisik pelamar
7) Keturunan dari pelamar bersangkutan
8) Tulisan pelamar
b. Metode Imilah
Yaitu seleksi yang didasarkan kepada job specification (ilmu pengetahuan) dan
kebutuhan nyata jabatan yang akan diisi, serta berpedoman kepada kriteria dan
standar-standar tertentu. Seleksi ilmiah hendaknya dilaksanakan dengan cara :
1) Metode kerja yang jelas dan sistematis
2) Berorientasi kepada prestasi kerja
3) Berorientasi kepada kebutuhan riil karyawan
4) Berdasarkan kepada job analysis, dan ilmu sosial lainnya
5) Berpedoman kepada UU Perburuhan
v Kualifikasi-kualifikasi seleksi
a. Umur
b. Keahlian
c. Kesehatan fisik
d. Pendidikan
e. Jenis kelamin
f. Tampang
g. Bakat
h. Temperamen
i. Karakter
j. Pengalaman kerja
k. Kerjasama
l. Kejujuran
m. Kedisiplinan
n. Inisiatif dan kreatif
v Sistem dan Prosedur Seleksi
Sistem seleksi yaitu :
a. Succesive-Hurdles adalah sistem seleksi yang dilaksanakan berdasarkan urutan
testing, yakni jika pelamar tidak lulus pada suatu testing maka ia tidak boleh
mengikuti testing berikutnya dan pelamar tersebut dinyatakan gugur.
b. Conpensatory-Appmach adalah sistem seleksi yang dilakukan dimana pelamar
mengikuti seluruh testing kemudian dihitung nilai rata-rata tes apakah mencapai
standar atau tidak. Pelamar yang mencapai nilai standar dinyatakan lulus, sedang
pelamar yang tidak mencapai standar dinyatakan gugur atau tidak diterima.
Prosedur seleksi atau langkah-langkah pelaksanaan seleksi yaitu :
a. Seleksi surat-surat lamaran
b. Pengisian blangko lamaran
c. Pemeriksaan referensi
d. Wawancara pendahuluan
e. Tes-tes penerimaan
f. Tes psikologi
g. Tes kesehatan
h. Wawancara akhir atasan langsung
i. Memutuskan diterima atau ditolak
v Tingkat-tingkat Seleksi
a. Seleksi tingkat pertama
Meliputi semua prosedur seleksi sejak dari surat lamaran sampai dengan pelamar
dinyatakan diterima menjadi calon karyawan dengan status masa percobaan.
E. Prinsip-prinsip Latihan
1. Motivasi
Semakin tinggi motivasi seorang karyawan, semakin cepat ia akan mempelajari
keterampilan atau pengetahuan baru tersebut.
Latihan sebagai alat haruslah dihubungkan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh
para karyawan (seperti upah yang lebih baik, kedudukan yang lebih baik dan lain
sebagainya).
2. Laporan kemajuan
Laporan kemajuan diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh seorang karyawan
lebih memahami pengetahuan yang baru.
3. Reinforcement
Apabila suatu keterampilan sedang di pelajari, perlulah proses belajar ini diperkuat
dengan hadiah ataupun hukuman. Manajemen haruslah bisa menentukan agar
setiap hadiah dikaitkan dengan keinginan para karyawan.
4. Praktek
Mempraktekkan apa yang dipelajari, jelas merupakan hal yang sangat penting,
sedapat mungkin para karyawan yang dilatih bisa mempraktekkan keterampilan
tersebut pada suasana pekerjaan yang sebenarnya.
5. Perbedaan individual
Meskipun latihan kelompok sering mempunyai kelebihan ekonomi, perlulah disadari
bahwa pada hakekatnya karyawan itu berbeda antara satu dengan yang lainnya,
karenanya latihan yang efektif hendaknya menyesuaikan kecepatan dan kerumitan
dengan kemampuan masing-masing individu.
BAB V
PERENCANAAN KARIR
Karir adalah semua pekerjaan (atau jabatan) yang dipunyai (dipegang selama
kehidupan kerja seseorang.
Perencanaan karir diperlukan bagi para karyawan untuk selalu siap menggunakan
kesempatan karir yang ada meskipun perencanaan karir kadang-kadang tidak
menjamin keberhasilan karir. Sikap atasan, pengalaman pendidikan, juga nasib
memainkan peranan penting dalam perencanaan karir.
Istilah – istilah perencanaan karir
· Karir
Suatu karir adalah seluruh pekerjaan (jabatan) yang ditangani atau dipegang
selama kehidupan kerja seseorang.
· Jalur Karir (Carrer Path)
Suatu jalur karir adalah pola pekerjaan-pekerjaan berurutan yang membentuk
karir seseorang.
· Sasaran-sasaran karir (Carrer Guals)
Sasaran karir adalah posisi di waktu yang akan datang dimana seseorang
berjuang untuk mencapainya sebagai bagian dari karir.
· Perencanaan karir (Carrer Planning)
Perencanaan karir adalah proses melalui mana seseorang memilih sasaran karir
dan jalur ke sasaran tersebut.
· Pengembangan karir (Carrer Development)
Pengembangan karir adalah peningkatan-peningkatan pribadi yang dilakukan
seseorang untuk mencapai suatu rencana karir.
A. Konsep Karir
Istilah karir telah digunakan untuk menunjukkan orang-orang pada masing-
masing peranan atau status mereka.
1. Karir sebagai suatu urutan promosi atau pemindahan (transfer) lateral ke jabatan-
jabatan yang lebih menuntut tanggung jawab atau ke lokasi-lokasi yang lebih baik
dalam hirarki hubungan kerja selama kehidupan kerja seseorang.
2. Karir sebagai penunjuk pekerjaan-pekerjaan yang membentuk suatu pola kemajuan
yang sistematika dan jelas jalur karir.
Ex : profesi pemrosesan data, jalur karir umumnya dimulai dengan operator komputer dan
kemudian meningkat menjadi pemrogram junior, pemrogram-pemrogram senior,
analisis dan pemrogram junior, analisis dan pemrogram, analisis sistem, analisis
senior, pemimpin proyek, manajer departemen sistem, dan wakil direktur bidang
pelayanan informasi.
3. Karir sebagai sejarah pekerjaan seseorang atau serangkaian posisi yang
dipegangnya selama kehidupan kerja, semua orang dengan sejarah kerja disebut
mempunyai karir
Lama
Nomor Tipe
Tingkat waktu Umur
Jabata Nama Jabatan perubahan
Jabatan (tahun terakhir
n jabatan
)
1. Calon Calon analisis kredit - 1 25
karyawan
2. Karyawan Analisis kredit Promosi 4 29
3. Karyawan Pembantu kepala analisis Promosi 2 31
4. Supervisory Kepala analisis kredit Promosi 3 34
5. Supervisory Kepala administrasi Transfer 3 37
6. Manajemen Wakil pemimpin cabang Promosi 3 40
kecil
7. Menjalani 1 41
pendidikan
tambahan
8. Manajemen Wakil pemimpin cabang Transfer 1 42
besar
9. Manajemen Pemimpin cabang kecil Promosi 2 44
10. Manajemen Pemimpin cabang besar Transfer 3 47
11. Manajemen Kepala bagian kredit Promosi 3 50
12. Eksekutif Wakil direktur bidang Promosi 2 52
operasi
13. Eksekurif Direktur Promosi 4 56
Pensiun
BAB VI
PENILAIAN PRESTASI KERJA
1. Rating Scale
Bentuk penilaian prestasi kerja yang tertua dan paling banyak digunakan adalah
rating scale. Pada metode ini, evaluasi subyektif dilakukan oleh penilai terhadap
prestasi kerja karyawan dengan skala tertentu dari rendah sampai tinggi. Seperti
ditunjukkan dalam tabel 6-1, evaluasi hanya didasarkan pada pendapat penilai, yang
membandingkan hasil pekerjaan karyawan dengan faktor-faktor (kriteria) yang
dianggap penting bagi pelaksanaan kerja tersebut. Dalam banyak kasus, kriteria ini
mungkin juga tidak berhubungan langsung dengan pelaksanaan kerja.
PERUSAHAAN PULKERJA
Rating Scale
: untuk faktor-faktor prestasi berikut, cantumkan pada skala penilaian hasil evaluasi
Saudara terhadap karyawan yang bernama seperti tertera di bawah ini :
Nama Karyawan : __________________ Departemen : _________________
Nama Penilai : __________________ Tanggal : _________________
2. Checklist
Metode penilaian checklist dimaksudkan untuk mengurangi beban penilai, penilai
tinggal memilih kalimat-kalimat atau kata-kata yang menggambarkan prestasi kerja
dan karakteristik-karakteristik karyawan. Penilai biasanya adalah atasan langsung
(sama halnya dengan metode Rating Scale). Metode checklist bisa memberikan
suatu gambaran prestasi kerja secara akurat, bila daftar penilaian berisi item-item
yang memadai. Meskipun metode ini praktis dan terstandarisasi, penggunaan
kalimat-kalimat yang umum mengurangi keterkaitan dengan pekerjaan. Metode
checklist pada item-item diberikan bobot penilaian.
PERUSAHAAN PARAMITA
Performance Checklist
: Periksa setiap item berikut dan diterapkan pada karyawan yang bernama seperti tertera
di bawah ini
Nama Karyawan : __________________ Departemen : ________________
Nama Penilai : __________________ Tanggal : ________________
Bobot : Cek disini
(6,5) 1. Karyawan bersedia kerja lembur bila diminta ________
(4,0) 2. Karyawan menjaga tempat kerja atau meja tetap rapi ________
(3,9) 3. Karyawan bersedia membantu karyawan lain dengan
sikap kerjasama ________
(4,3) 4. Karyawan merencanakan kegiatan-kegiatan sebelum
mulai bekerja ________
(2,7) 5. Karyawan merawat peralatan dengan baik ________
Tabel 6-2 contoh werighted performance cheklist
Kebaikan metode checklist
♣ Ekonomis
♣ Mudah administrasinya
♣ Latihan bagi penilai terbatas
♣ Terstandarisasi
BAB VII
PEMBERIAN KOMPENSASI
- Imbalan Ekstrinsik
Imbalan ini berasal dari luar yang diberikan kepada tenaga kerja untuk
mempengaruhi perilaku dan kinerja mereka. Pemberian ini dapat berwujud gaji/
upah, bonus, pembagian keuntungan (finansial) selain itu dapat pula berupa
pemberian non finansial seperti ; pujian, promosi, asuransi, pensiun, lingkungan
kerja yang bagus dan hubungan antara teman yang komunikatif.
Gambar 13.3 : Komponen-komponen Program Kompensasi
Sumber : Henry Simamora, 1995, Manajemen Sumber Daya Manusia
2. Serikat karyawan
Lemah atau kuatnya serikat karyawan mencerminkan kemampuan organisasi
karyawan tersebut untuk menggunakan pengaruh mereka pada penentuan tingkat
kompensasi. Semakin kuat kekuatan serikat berarti semakin kuat posisi perundingan
karyawan dalam penetapan tingkat upah mereka.
3. Produktifitas
Perusahaan harus memperoleh laba untuk menjaga kelangsungan hidup dan
tumbuh. Tanpa hal ini perusahaan tidak dapat membayar para karyawannya
melebihi kontribusi mereka kepada perusahaan melalui produktivitas.
4. Kesedian untuk membayar
Perusahaan sebenarnya ingin membayar kompensasi secara adil dan layak, untuk
itu karyawan seharusnya melakukan pekerjaan sesuai dengan upah yang mereka
terima. Manajemen perlu mendorong para karyawan untuk meningkatkan
produktifitas mereka agar kompensasi yang lebih tinggi dapat dibayarkan.
5. Berbagai kebijaksanaan pengupahan dan penggajian
Semua organisasi mempunyai kebijaksanaan-kebijaksanaan yang mempengaruhi
pengupahan dan penggajian. Salah satu kebijaksanaan umum adalah memberikan
kenaikan upah yang sama besarnya kepada karyawan anggota serikat buruh atau
bukan anggota serikat, kebijaksanaan pembayaran bonus (premi) di atas upah
dasar, menetapkan kenaikan kompensasi secara otomatis bila indeks biaya bidup
naik.
6. Kendala-kendala pemerintah
Tekanan-tekanan eksternal dari pemerintah dengan segala peraturannya
mempengaruhi penetapan kompensasi perusahaan. Peraturan upah minimum, upah
kerja, kerja lembur dan pembatasan umur untuk tenaga kerja anak-anak merupakan
beberapa contoh kendala kompensasi yang berasal dari pemerintah.
Sistem upah dapat digolongkan ke dalam tiga golongan
BAB VIII
PEMELIHARAAN TENAGA KERJA
A. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan yang mana para karyawan memandang
pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap
pekerjaannya.
1. Fungsi Kepuasan Kerja
Para karyawan yang mendapatkan kepuasan kerja akan melaksanakan
pekerjaan dengan lebih baik. Dalam banyak kasus memang sering ada hubungan
positif antara kepuasan tinggi dan prestasi kerja tinggi, tetapi tidak selalu cukup kuat
dan berarti (signifikan). Ada banyak karyawan dengan kepuasan kerja tinggi tidak
menjadi karyawan yang produktivitasnya tinggi, tetapi tetap hanya sebagai karyawan
rata-rata. Kepuasan kerja itu sendiri, bukan merupakan suatu motivasi kuat.
Bagaimanapun juga, kepuasan kerja perlu untuk memelihara karyawan agar lebih
tanggap terhadap lingkungan motivasional yang diciptakan. Dalam kenyataannya,
banyak pendapat yang mengemukakan bahwa kepuasan kerja yang lebih tinggi
terutama dihasilkan oleh prestasi kerja.
Prestasi kerja lebih baik mengakibatkan penghargaan yang lebih tinggi. Bila
penghargaan tersebut dirasakan adil dan memadai, maka kepuasan kerja karyawan
akan meningkat karena menerima penghargaan dalam proporsi yang sesuai dengan
prestasi kerja mereka. Dilain pihak, bila penghargaan dipandang tidak mencukupi
untuk suatu tingkat prestasi kerja mereka, ketidakpuasan kerja cenderung terjadi.
Kondisi kepuasan atau ketidakpuasan kerja tersebut selanjutnya menjadi umpan
balik yang akan mempengaruhi prestasi kerja di waktu yang akan datang. Jadi
hubungan prestasi dan kepuasan kerja menjadi suatu sistem yang berlanjut
(continue). Kepuasan kerja mempunyai arti penting baik bagi karyawan maupun
perusahaan, terutama karena menciptakan keadaan positif di dalam lingkungan
kerja perusahaan.
B. Stress Karyawan
1. Pengertian Stress
Stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses
berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam
kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan, sebagai hasilnya pada diri
para karyawan berkembang berbagai macam gejala stress yang dapat mengganggu
pelaksanaan kerja mereka. Gejala-gejala ini menyangkut baik kesehatan fisik
maupun kesehatan mental. Orang-orang yang mengalami stress bisa menjadi
nervous dan merasakan kekuatiran kronis.
Mereka sering menjadi mudah marah dan agresif, tidak dapat rileks, atau
menunjukkan sikap yang tidak kooperatif. Lebih lanjut, mereka melarikan diri dengan
minum alkohol (minuman keras) atau merokok secara berlebihan. Disamping itu
mereka bahkan bisa terkena berbagai penyakit fisik seperti masalah pencernaan
dan atau tekanan darah tinggi serta sulit tidur.
2. Penyebab-penyebab Stress
Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stress disebut stressors.
Meskipun stress dapat diakibatkan oleh hanya satu stressors, biasanya karyawan
mengalami stress karena kombinasi stressors. Ada dua ketegori penyebab stress
yaitu on the job dan off the job.
Hampir setiap kondisi pekerjaan bisa menyebabkan stress, tergantung pada
reaksi karyawan. Sebagai contoh, seorang karyawan akan dengan mudah menerima
dan mempelajari prosedur kerja baru, sedangkan seorang karyawan lain tidak atau
bahkan menolaknya. Bagaimanapun juga ada sejumlah kondisi kerja yang sering
menyebabkan stress bagi para karyawan. Diantara kondisi-kondisi kerja tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Beban kerja yang berlebihan
2. Tekanan atau desakan waktu
3. Kualitas supervisi yang jelek
4. Iklim politis yang tidak aman
5. Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai
6. Wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung jawab
7. Kemenduaan peranan (role ombiguity)
8. Frustasi
9. Konflik antar pribadi dan antar kelompok
10. Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan karyawan
11. Berbagai bentuk perubahan
Dilain pihak stress karyawan juga dapat disebabkan masalah-masalah yang
terjadi diluar perusahaan. Penyebab-penyebab stress “off the job” antara lain :
1. Kekuatiran finansial
2. Masalah-masalah yang bersangkutan dengan anak
3. Masalah-masalah fisik
4. Masalah-masalah perkawinan (misal : perceraian)
5. Perubahan-perubahan yang terjadi di tempat tinggal
6. Masalah-masalah pribadi lainnya, seperti kematian sanak saudara
. Disiplin
Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar
organisasional. Ada dua tipe kegiatan pendisiplinan, yaitu preventif dan korektif.
1 Disiplin Preventif
Disiplin preventif adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para
karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan sehingga penyelewengan-
penyelewengan dapat dicegah. Sasaran pokoknya adalah untuk mendorong disiplin
diri diantara para karyawan. Dengan cara ini para karyawan menjaga disiplin diri
mereka bukan semata-mata karena dipaksa manajemen.
Manajemen mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan suatu iklim disiplin
preventif dimana berbagai standar diketahui dan dipahami. Bila para karyawan tidak
mengetahui standar-standar apa yang harus dicapai, mereka cenderung menjadi
salah arah atau gratik. Disamping itu, manajemen hendaknya menetapkan standar-
standar secara positif dan bukan secara negatif seperti “jaga keamanan” bukan
“jangan ceroboh”. Mereka biasanya juga perlu mengetahui alasan-alasan yang
melatar belakangi suatu standar agar mereka dapat memahaminya.
2. Disiplin Korektif
Disiplin korektif adalah kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran
terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran
lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut
tindakan pendisiplinan (disciplinary action) sebagai contoh, tindakan pendisiplinan
bisa berupa peringatan atau skorsing.
Sasaran-sasaran tindakan pendisiplinan hendaknya positif, bersifat mendidik
dan mengoreksi, bukan tindakan negatif yang menajtuhkan karyawan yang berbuat
salah. Maksud pendisiplinan adalah untuk memperbaiki kegiatan diwaktu yang akan
datang bukan menghukum kegiatan di masa lalu. Pendekatan negatif yang bersifat
menghukum biasanya mempunyai berbagai pengaruh sampingan yang merugikan,
seperti hubungan emosional terganggu, absensi meningkat, kelesuan, dan
ketakutan pada atasan. Berbagai sasaran tindakan pendisiplinan secara ringkas
adalah sebagai berikut :
1. Untuk memperbaiki pelanggar
2. Untuk menghalangi para karyawan yang lain melakukan kegiatan-kegiatan yang
serupa
3. Untuk menjaga berbagai standar kelompok tetap konsisten dan efektif
Bentuk tindakan pendisiplinan yang terakhir adalah pemecatan. Tindakan ini
sering dikatakan sebagai kegagalan manajemen dan departemen personalia, tetapi
pandangan tersebut tidak realistik. Tidak ada manajemen maupun karyawan yang
sempurna, sehingga hampir pasti ada berbagai masalah yang tidak dapat
dipecahkan. Kadang-kadang lebih baik bagi seorang karyawan untuk pindah bekerja
di perusahaan lain. Bagaimanapun juga, organisasi mempunyai batas kemampuan
yang dapat dicurahkan untuk mempertahankan seorang karyawan jelek.
BAB XI
PRODUKTIVITAS
A. Pengertian Produktivitas
v Pengertian baku produktivitas menurut Laporan Dewan Produktivitas
Nasional adalah :
1. Produktivitas mengandung pengertian sikap mental yang selalu mempunyai
pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari pada hari kemarin
dan harus lebih baik dari hari ini.
2. Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan hasil yang
dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang telah dioperasionalkan.
3. Produk dan produktivitas merupakan dua pengertian berbeda sebab peningkatan
produk menunjukkan pertambahan jumlah hasil yang dicapai, sedangkan
produktivitas mengandung arti penambahan hasil dan perbaikan cara pencapaian
produksi tersebut.
4. SDM mempunyai peranan utama dalam proses peningkatan produktivitas karena
alat produksi dan teknologi pada hakekatnya merupakan hasil karya manusia.
5. Produktivitas tenaga kerja mengandung pengertian perbandingan antara hasil
senyatanya dengan hasil yang seharusnya dicapai.
6. Produktivitas tenaga kerja maupun dengan faktor lain : pendidikan, ketrampilan,
kedisiplinan, motivasi, upah, jaminan sosial, teknologi dan lain-lain.
7. Peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan pembaharuan pandangan hidup
dan kultur serta sikap mental untuk meningkatkan mutu kehidupan.
B. Pengukuran Produktivitas
Adapun alasan perusahaan untuk mengadakan pengukuran produktivitas adalah :
1. Digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisa efisien dan efektifitas
produksi sehingga memotivasi proses tersebut.
2. Digunakan sebagai sarana manajemen untuk menentukan target/ sasaran tujuan
dan digunakan sebagai pertukaran informasi antara tenaga kerja serta manajemen
secara periodik terhadap suatu masalah yang terkait.
3. Digunakan sebagai sarana pengamatan dan kontrol atas perubahan. Perubahan
dari gambaran data yang diperoleh sering nilai diagnoliknya menunjukkan
kemacetan dan rintangan dalam peningkatan kredibilitas perusahaan
Adapun untuk mengukur tingkat kenaikan produktivitas secara operasional dapat
diketahui dengan beberapa hal sebagai berikut :
1. Input turun dan output tetap
2. Input turun dan output naik
3. Input naik dan output naik dengan kenaikan yang lebih besar dari kenaikan input
4. Input turun dan output dengan jumlah penurunannya lebih kecil dari turunnya input
C. Manfaat Produktivitas
● Arti penting produktivitas bagi individu antara lain ;
1. Meningkatnya pendapatan dan jaminan sosial, hal tersebut dapat memperbesar
kemampuan atau daya untuk memberi barang dan jasa demi keperluan sehari-hari
sehingga kesejahteraannya akan lebih baik.
2. Dapat meningkatkan harkat martabat serta pengakuan terhadap potensi yang
dimiliki oleh individu yang bersangkutan.
3. Dapat meningkatkan motivasi kerja dan insentif untuk meningkatkan prestasi
● Arti penting produktivitas bagi perusahaan ada dua macam
1. Manfaat Mikro
- Penurunan ongkos-ongkos per unit
- Peningkatan kemampuan daya saing perusahaan
- Penghematan sumber-sumber daya masukan
- Peningkatan daya dalam membayar gaji dan upah
- Peningkatan kontribusi pajak
- Dapat menunjang hubungan kerja yang lebih baik
- Peningkatan kualitas produksi barang dan jasa yang dihasilkan
2. Manfaat Makro
- Dapat menunjang kelestarian dan perkembangan perusahaan, sebab dengan
peningkatan produktivitas, perusahaan akan memperoleh laba untuk investasi yang
baru
- Dapat membuka kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan
meningkatkan penghasilan dan penurunan harga-harga barang dan jasa di pasar
- Perbaikan keadaan dan fasilitas kerja serta mutu hidup dan jaminan sosial kerja
- Dapat menambah perluasan kesempatan kerja, hal ini terjadi karena keuntungan
yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk eksport sehingga dapat meningkatkan
standar hidup dan citra karyawan.
- Pada umumnya dapat mencapai landasan ekonomi yang kuat bagi peningkatan
standar hidup dan kesejahteraan manusia.
BAB XII
HUBUNGAN INDUSTRIAL PANCASILA
Kesepakatan Kerja Bersama
Antara wakil pengusaha atau kelompok pengusaha di satu pihak dengan wakil-
wakil pekerja atau Serikat Pekerja di lain pihak perlu melakukan suatu Perundingan
Bersama untuk memecahkan persoalan-persoalan yang mungkin timbul, misalkan
mengenai syarat-syarat kerja dalam perusahaan, agar tercapai suatu persesuaian.
Semua syarat-syarat kerja yang telah disepakati melalui perundingan bersama
tersebut, dinamakan Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Collective Labor
Agreement (CLA).
Kesepakatan Kerja Bersama yang dilaksanakan dengan cara musyawarah akan
sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak, yaitu pihak karyawan dan pengusaha.
Bagi pihak karyawan akan dapat mengetahui, misalkan mengenai upah/ gaji,
tunjangan, jaminan sosial yang pada umumnya berupa hak cuti, rekreasi, jaminan
kesehatan, pensiun dan lain-lain. Juga pihak karyawan akan dapat mengetahui
perihal kewajiban-kewajibannya seperti memberikan pertanggung jawaban
pekerjaan, disiplin kerja dan sebagainya.
Di pihak pengusaha, akan dapat memperoleh kejelasan hak dan kewajiban
tentang kelancaran produksi, ketentraman kerja dan peningkatan kesejahteraan bagi
seluruh karyawan.
Kesepakatan Kerja Bersama tersebut pada umumnya dilaksanakan untuk
periode tertentu misalkan dua tahun. Apabila antara pihak pengusaha dan pihak
karyawan sulit mencapai kesepakatan, maka dapat dilakukan pendekatan melalui
Lembaga Tripatit atau dengan jasa pihak Pemerintah.