Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN MATERI HUKUM KESEHATAN

BIOETIKA

Dosen Pengampu:
Izna Nurdianty Muhdar
Disusun Oleh :
Syarifah Hidayah 1805025138
5G

PRODI ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2020
A. PENGERTIAN HUKUM PENGERTIAN HUKUM
 Hukum sebagai ilmu pengetahuan, yakni pengetahuan yang tersusun secara
sistematis atas dasar kekuatan pemikiran.
 Hukum sebagai disiplin, yakni suatu sistem ajaran tentang kenyataan atau
gejala-gejala yang dihadapi
 Hukum sebagai kaidah, yakni pedoman atau patokan sikap tindakan atau
perilaku yang pantas atau
 Hukum sebagai tata hukum, yakni struktur dan proses perangkat kaidah-kaidah
hukum yang berlaku pada suatu waktu dan tempat tertentu serta berbentuk
tertulis.
 Hukum sebagai proses pemerintahan, yakni proses hubungan timbal balik
antara unsur-unsur pokok dari sistem kenegaraan.

B. HUKUM KESEHATAN
 Semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan
atau pelayanan kesehatan dan penerapannya.
 Hukum kesehatan adalah aturan tertulis mengenai hubungan antara pihak
pemberi pelayanan kesehatan dengan masyarakat atau anggota masyarakat.
 Hukum kesehatan itu mengatur hak dan kewajiban masing-masing
penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan penerima pelayanan atau
masyarakat.

C. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN HUKUM DAN ETIKA KESEHATAN


a. Persamaan hukum dan etika kesehatan
 Etika dan hukum kesehatan merupakan alat untuk mengatur tertibnya hidup
bermasyarakat dalam bidang kesehatan.
 Sebagai objeknya adalah sama yakni masyarakat baik yang sakit maupun
yang tidak sakit (sehat).
 Masing-masing mengatur kedua belah pihak antara hak dan kewajiban, baik
pihak yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan maupun yang
menerima pelayanan kesehatan agar tidak saling merugikan.
 Keduanya menggugah kesadaran untuk bersikap manusiwi, baik
penyelenggara maupun penerima pelayanan kesehatan.
 Baik etika maupun hukum kesehatan merupakan hasil pemikira dari para
pakar serta pengalaman para praktisi bidang kesehatan.
b. Perbedaan hukum dan etika kesehatan
 Etika kesehatan hanya berlaku dilingkungan masing-masing lingkungan
profesi kesehatan, sedangkan hukum kesehatan berlaku untuk umum.
 Etika kesehatan disusun berdasarkan kesepakatan anggota masing-masing
profesi, sedangkan hukum disusun oleh badan pemerintahan baik legislatif
maupun eksekutif.
 Etika kesehatan tidak semuanya tertulis, sedangkan hukum kesehatan
tercantum atau tertulis secara rinci dalam kitab undang-undang atau
lembaran negara lainnya.
 Sanksi terhadap penyelenggaraan etika kesehatan berupa tuntutan,
biasanya dari organisasi profesi, sedangkan sanksi pelanggaran hukum
kesehatan adalah “tuntutan” yang berujung pada pidana atau hukuman.
 Pelanggaran etika kesehatan diselesaikan oleh majelis kehormatan etik
profesi dari masing-masing organisasi profesi, sedangkan pelanggaran
hukum kesehatan deselesaikan lewat pengadilan.
 Penyelesaian penyelenggaraan etika tidak selalu disertai bukti fisik,
sedangkan untuk pelanggaran hukum pembuktiannya memerlukan bukti
fisik.

D. RUANG LINGKUP HUKUM KESEHATAN INDONESIA


UU no 36 thn 2009 ttg kesehatan
a. Upaya Kesehatan
 Pengertian : Setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan
secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan
penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan
kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.
 Penyelenggaraan Upaya Kesehatanan
 Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi
masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan
menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan
upaya kesehatan masyarakat.
 Upaya Kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan
pendekatan promotif,preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan.
 Kegiatan penyelenggaraan upaya kesehatan
 Pelayanan kesehatan
 Pelayanan kesehatan tradisional
 Peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
 Penyembuhan penyakit dan pemelihan kesehatan
 Kesehatan reproduksi
 Keluarga berencana
 Kesehatan sekolah
 Kesehatan olahraga
 Pelayanan kesehatan pada bencana
 Tujuan Upaya Kesehatan
b. Tenaga Kesehatan
 Pengertian : Setiap orang yang menabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan
dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan
untuk melakukan upaya kesehatan.
 Persyaratan dan Tanggung Jawab Tenaga Kesehatan
c. Sarana Kesehatan
 Ketentuan Sarana Kesehatan
 Ketentuan Alat Kesehatan

E. UPAYA KESEHATAN DI INDONESIA


a. UU no 36 thn 2009 mengatur
Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat bertanggung jawab atas
penyelenggaraan upaya kesehatan.
Penyelenggaran upaya kesehatan harus memperhatikan fungsi sosial, nilai, dan
norma agama, sosial budaya, moral dan etika profesi
b. Standar Mutu Pelayanan Kesehatan
 Perlindungan pasien setiap
Setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh
tindakan pertolongan yang akan diberikan kepadanya setelah menerima dan
memahami informasi mengenai tindakan tersebut secara lengkap, kecuali
penderita penyakit yang penyakitnya dapat secara cepat menular ke dalam
masyarakat yang lebih luas, keadaan seseorang yang tidak sadarkan diri,
gangguan mental.
 Hak-hak pasien
Setiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan pribadinyan yang telah
dikemukakan kepada penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
c. Pengaturan Sarana Kesehatan
 Pasal 73
Pemerintah wajib menjamin ketersediaan sarana informasi dan
sarana pelayanan kesehatan reproduksi yang aman, bermutu dan
terjangkau masyarakat, termasuk keluarga berencana.
 Pasal 128
Penyediaan fasilitas khusus diadakan di tempat kerja dan tempat
sarana umum
 Pasal 135
Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat wajib menyediakan
tempat dan sarana lain yang diperlukan untuk bermain anak yang
memungkinkan anak tumbuh dan berkembang secara optimal serta
mampu bersosialisasi secara sehat.
d. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Point 15. Pengamana dan penggunaan makanan dan minuman
 Produksi dan Distribusi
 Setiap orang dan/atau badan hukum yang memproduksi,
mengolah, serta mendistribusikan makanan dan minumana hasil
teknologi rekayasa genetic yang diedarkan harus menjamin agar
aman bagi manusia, hewan yang dimakan manusia dan
lingkungan.
 Setiap orang dan/atau badan hukum yang memproduksi dan
mempromosikan produk makanan dan minuman dan/atau yang
diperlakukan sebagai makana dan minuman hasil olahan
teknologi dilarang menggunakan kata-kata yang mengecoh
dan/atau yang disertai klaim yang tidak dapat dibuktikan
kebenarannya.
 Standar dan Persyaratan Kesehatan
 Makana dan minuman yang dipergunakan untuk masyarakat
harus didasarkan pada standar dan/atau persyaratan kesehatan.
Oleh sebab itu, makanan dan minuman hanya dapat diedarkan
setelah mendapat izin edar sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

F. HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN


 Hak pasien menurut UU no 44/2009 tentang rumah sakit, pasal
Setiap pasien mempunyai hak : Setiap pasien mempunyai hak:
 Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
Rumah Sakit.
 Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
 Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi.
 Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional.
 Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar
dari kerugian fisik dan materi.
 Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
 Memilh dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
 Minta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
yang mempunyai Surat Izin Praktek (SIP) baik di dalam maupun diluar
Rumah Sakit.
 Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya.
 Mendapat informasi yang meliputi doagnosis dan tata cara tindakan
medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan
prognosa terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan.
 Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
 Didampini keluarga dalam keadaan kritis.
 Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak menggangu pasien lain.
 Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Rumah Sakit.
 Mengajukan usul, saran atau perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit
terhadap dirinya.
 Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agam
dan kepercayaan yang dianut.
 Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara
perdata ataupun pidana
 Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
 KEWAJIBAN PASIEN
UU no 44/2009 ttg Rumah Sakit, pasal 31
 Setiap pasien mempunyai kewajiban terhadap Rumah Sakit atas
pelayanan kesehatan yang diterimanya.
 Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban pasien diatur dengan
Peraturan Menteri.

G. PERATURAN TENTANG TENAGA KESEHATAN


Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan
dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan
 Tenaga kesehatan dalam UU no 36/
 PASAL 23
1. Tenaga kesehatan berwenang untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan.
3. Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan
wajib memiliki izin dari pemerintah.
4. Selama memberikan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilarang mengutamakan kepentingan yang bernilai
materi.
 PASAL 24
1. Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 harus
memenuhi ketentuan kode etik, standar profesi, hak pengguna
pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur
oprasional.
 PASAL 25
1. Pengadaan dan peningkatan mutu tenaga kesehatan
dieselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau
masyarakat melalui pendidikan dan/atau pelatihan.
2. Penyelenggaraan pendidikan dan/atau pelatihan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung jawab pemerintah dan
pemerintah daerah.
 PASAL 27
1. Tenaga kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan perlindungan
hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
2. Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban
mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki.
 PASAL 28
1. Untuk kepentingan hukum, tenaga kesehatan wajib melakukan
pemeriksaan kesehatan atas permintaan penegak hukum dengan
biaya ditanggung oleh negara.

H. PERATURAN ATAU PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG TENAGA KESEHATAN


UU no 44/2009 ttg Rumah Sakit, pasal 13
 Tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran di Rumah Sakit wajib memiliki
Surat Izin Praktik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
 Tenaga kesehatan tertentu yang bekerja di Rumah Sakit wajib memiliki izin
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
 Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus bekerja sesuai
dengan standar profesi , standar pelayanan Rumah Sakit, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan
mengutamakan keselamatan pasien.
 Ketentuan mengenai tenaga medis dan tenaga kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai