Anda di halaman 1dari 5

TUGAS FITOKIMIA

Nama : Vilda Jesicka Claudia Buan


NIM : 184111063
Kelas/Semester : Farmasi B/ IV

Program Studi Sarjana Farmasi

Universitas Citra Bangsa Kupang

2020
TUGAS FITOKIMIA

1. Berilah penamaan flavonoid dibawah ini?


2. Bagaimana polaritas flavonoid ini?
3. Pelarut apa yang digunakan untuk menyari senyawa ini?
4. Pilih salah satu senyawa dari gambar dibawah ini kemudian Cari jurnal dan direview
jurnalnya. Contoh review jurnal seperti pada slide 29-37

a) b)

*TUGAS DIKUMPULKAN BESOK JAM 10 .00 WITA VIA TELEGRAM.

Jawaban :

1. Penamaan flavonoid :
a). Epikatekin/ katekin
b). Petunidin 3,5-diglukosida
2. Polaritas kedua flavonoid adalah bersifat polar dan semi polar karena untuk
melakukan ekstraksi atau menyari flavonoid ini harus menggunakan pelarut polar
dalam hal ini air, metanol, etanol dan juga menggunakan pelarut semi polar seperti
aseton dan etil asetat.
Epikatekin larut dalam air panas, larut dalam alkohol dan etil asetat, stabil dalam
kondisi yang agak asam atau netral dan memiliki pH optimum 4-8.
Gugus glikosida yang terikat pada gugus flavonoid cenderung menyebabkan
flavonoid mudah larut dalam air.
3. Pelarut yang umum digunakan untuk menyari senyawa tersebut yaitu air, metanol,
etanol, atau aseton. Metanol merupakan pelarut yang sering digunakan untuk ekstraksi
flavanon, flavon, flavon glikosida, dan metoksi-flavon. Metanol 70-80% sangat baik
digunakan untuk ekstraksi turunan asam hidroksi-sinamat, flovon, flavonol, katekin,
dari sumber bahan baku buah, kacang-kacangan, dan biji anggur (Bailon dan Buelga,
2005).
4. Saya memilih senyawa pada gambar (a) yaitu epikatekin.
Jurnal yang saya gunakan untuk review yaitu :

“EPIKATEKIN SEBAGAI KOMPONEN KIMIA UTAMA PADA DAUN


KAYU SINA (Phyllocladus hypophyllus Hook. F. : PODOCARPACEAE)”

a. Pembuatan serbuk daun kayu sina


Daun kayu sina dibersihkan kemudian dikeringkan pada suhu 40oC dan
digiling.
b. Ekstraksi daun kayu sina
Selanjutnya peneliti melakukan ekstraksi daun kayu sina. Ekstraksi dilakukan
dengan cara maserasi secara berturut-turut dengan pelarut heksana, etil asetat dan
metanol. Ekstrak yang diperoleh dari masing-masing pelarut selanjutnya dipekatkan
dengan rotary evaporator.
c. Isolasi dan purifikasi
Ekstrak etil asetat yang diperoleh dimurnikan dengan kromatografi kolom
pada fasa diam Sephadex LH-20 dan fasa gerak etanol. Fraksi yang diperoleh
dimonitor dengan menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT). Fraksi yang
mempunyai pola kromatogram yang sama digabung menjadi satu fraksi dan
dipekatkan dengan rotary evaporator.
Fraksi 10 (F10) selanjutnya dimurnikan kembali dengan kromatografi kolom
dengan fasa diam silika gel dan fasa gerak khloroform : metanol (4:1). Fraksi yang
merupakan senyawa tunggal berdasarkan pola noda yang ada dilanjutkan ditentukan
struktur kimianya.
d. Penentuan struktur molekul
Penentuan struktur molekul dari senyawa murni dilakukan dengan NMR yang
meliputi spectrum 13C-NMR, 1H-NMR, HC-HSQC dan 1H-1H COSY.

 Rendamen ekstrak daun kayu sina

Hasil pada Tabel 1. menunjukkan bahwa ekstrak methanol mempunyai


persentase rendemen yang paling tinggi. Hal ini disebabkan methanol merupakan
pelarut yang dapat menarik hampir semua senyawa baik yang bersifat polar maupun
non-polar.

 Berat fraksi dari ekstrak etil asetat daun kayu sina


Berdasarkan hasil monitoring dengan KLT maka fraksi 10 (F10) merupakan
fraksi yang pola kromatogram pada KLT dapat terpisah dengan baik. Fraksi 10
dimurnikan kembali sehingga diperoleh 5 fraksi yaitu F10.1-F10-5, dengan berat
fraksi berturut-turut adalah : 1.2; 1.5; 46.8; 2.3 dan 15.3 mg. Fraksi 10.3 merupakan
fraksi utama dan dari pola kromatogram pada KLT terlihat bahwa F10.3 hanya
mempunyai 1 spot sehingga dapat dikatakan bahwa F10.3 merupakan senyawa yang
relative murni.

 Data spektrum 13C- dan 1H-NMR senyawa (-)-epikatekin, dan F10.3 (aseton-d6)
 Struktur molekul

Dari semua hasil analisa spectrum 1H-NMR, 13C-NMR, HC-HSQC dan HH


COSY maka senyawa F10.3 hasil isolasi dari ekstrak etil asetat mempunyai struktur
molekul sebagai 5,7,3’,4’tetrahidroksiflavan-3-ol atau yang lebih dikenal dengan
epikatekin.

 Kesimpulan
Hasil isolasi dan purifikasi serta data spektrum 1HNMR, 13C-NMR, HC-
HSQC dan H-H COSY F10.3 sebagai komponen utama daun kayu sina
(P.hypophyllus) adalah 5,7,3’,4’-tetrahidroksiflavan-3-ol atau epikatekin.

 Daftar pustaka

Praptiwi, Jamal, Y., Keim, A. P., & Agusta, A. (2015). Epikatekin Sebagai Komponen
Kimia Utama Pada Daun Kayu Sina (Phyllocladus hypophyllus Hook. F. :
Podocarpacea). Prosiding SEMNAS Biodiversitas, 185-187.

Anda mungkin juga menyukai