Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku :
kan
Halaman :1/4
A. Pengertian Limfadenitis adalah peradangan pada satu atau beberapa kelenjar getah
bening. Limfadenitis bisa disebabkan oleh infeksi dari berbagai organisme,
yaitu bakteri, virus, protozoa, riketsia atau jamur. Secara khusus, infeksi
menyebar ke kelenjar getah bening dari infeksi kulit, telinga, hidung atau
mata.
Bakteri Streptokokus, Stafilokokus, dan Tuberkulosis adalah penyebab
paling umum dari Limfadenitis, meskipun virus, protozoa, riketsia, jamur juga
dapat menginfeksi kelenjar getah bening.
B. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan pasien
dengan limfadenitis
C. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Delatope Nomor ... tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Delatope
D. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
E. Prosedur 1. Petugas mencuci tangan 7 langkah
2. Petugas menggunakan APD level 1
3. Petugas melakukan 3 S (Senyum, sapa dan salam)
4. Petugas mengidentifikasi pasien
5. Petugas menganamnesa pasien, pada anamnesa ditemukan keluhan
berupa :
Pembengkakan kelenjar getah bening
Demam
Kehilangan nafsu makan
Keringat berlebihan
Nadi cepat
Kelemahan
Nyeri tenggorokan dan batuk bila disebakkan oleh infeksi saluran
pernafasan bagian atas
Nyeri sendi bila disebabkan oleh penyakit kolagen atau penyakit
serum
6. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, ditemukan :
Pembesaran kelenjar getah bening
Nyeri tekan bila disebabkan oleh bakteri
Kemerahan dan hangat pada perabaan mengarah kepada infeksi
bakteri
Fluktuasi menandakan terjadinya abses
Pada tanda keganasan tidak ditemukan peradangan
Pada infeksi oleh mikrobakterium pembesaran kelenjar berjalan
mingguan-bulanan, kulit diatasnya menjadi tipis dan pecah
Adanya tenggorokan yang merah, bercak-bercak putih pada tonsil,
bintik-bintik merah pada langit-langit mengarah infeksi oleh
steptokokus
Adanya selaput pada dinding tenggorokan, tonsil, langit-langit yang
sulit dilepas dan bisa dilepas berdarah, pembengkakan pada
jaringan lunak leher mengarah infeksi oleh difteri
Faringitis, ruam-ruam dan pembesaran limfa mengah pada infeksi
epstein barr virus
Radang selaput mata dan bercak koplik mengarah ke campak
Bintik-bintik perdarahan, pucat, merah tidak jelas penyebabnya
diserati pembesaran hati mengarah ke leukemia
7. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang :
Skrining TB : BTA, Sputum, LED, Mantoux tes
Laboratorium : Darah perifer lengkap
8. Petugas melakukan penatalaksanan sesuai kondisi pasien, berupa :
Pencegahan dengan menjaga kesehatan dan kebersihan badan
Beri kompers hangat untuk membantu mengurangi sakit
Tata laksanan pembesaran kelenjar getah bening tergantung
penyebab :
a. Virus : Sembuh sendiri tanpa pengobatan
b. Pengobatan infeksi dengan antibiotik oral 10 hari, pemantauan
selama 2 hari pertama
c. Mykrobakterium tuberkulosis : diberikan obat anti tuberkulosis
d. Jika infeksi telah diobati, kelenjar akan mengecil secara
perlahan dan rasa sakit akan hilang.
Konseling dan Edukasi
a. Keluarga turut menjaga kesehatan dan kebersihan sehingga
mencegah terjadinya berbagai infeksi dan penularan
b. Keluarga turut mendukung dengan memotivasi pasien dalam
pengobatan
Rencana Follow up
Pasein kontrol untuk mengevaluasi Kelenjar getah bening dan
terapi yang diberikan
Kriteria Rujukan
a. Kegagalan untuk mengecil setelah 4-6 minggu dirujuk untuk
mencari penyebab
b. Biopsi dilakukan bila terlihat tanda keganasan, pembesaran
menetap atau bertambah besar dengan pengobatan yang tepat
atau diagnosis belum bisa ditegakkan
9. Petugas menuliskan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pmeriksaan penunjang pada rekam medis.
10. Petugas menulisakan diagnosis pasien pada buku registrasi.
F. Diagram Alir
melakukan vital sign menegakan diagnose
Melakukan dan pemeriksaan fisik berdasarkan hasil pemeriksaan
anamnesis pada
pasien
G. Rekaman Historis:
No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tanggal