BAB - GABUNGAN - Adam REV.3 PDF
BAB - GABUNGAN - Adam REV.3 PDF
SKRIPSI
DIAJUKAN OLEH :
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS TAMA JAGAKARSA
JAKARTA
2020
DAFTAR ISI
BAB 1 1
PENDAHULUAN 1
A.Latar Belakang 1
C. Tujuan Penelitian 5
D.Manfaat Penelitian 5
E. Sistematika Penulisan 5
BAB II 7
TINJAUAN PUSTAKA 7
A.Burnout 7
1. Pengertian Burnout 7
3. Dimensi Burnout 12
B. Motivasi Kerja 14
C. Keterkaitan Motivasi Kerja Dengan Burnout Pada Pekerja Penanganan Prasarana dan
Sarana Umum (PPSU) 21
D. Hipotesis Penelitian 22
BAB 3 23
METODE PENELITIAN 23
B. Definisi Operasional 23
1. Karakteristik 24
1. Reliabilitas 27
2. Validitas 27
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya setiap manusia mempunyai suatu alasan untuk melakukan
pekerjaan tertentu. Mengapa individu satu bekerja lebih giat dan yang lainya
biasa-biasa saja? Hal ini sangat tergantung pada motivasi yang mendasari individu
tersebut, motivasi ini merupakan salah satu aspek yang dapat mempengaruhi
harmonisan sesama pegawai, serta tuntutan kerja yang semakin bertambah, dan
gaji yang tidak sesuai. Masalah tersebutlah yang dapat menimbulkan burnout
dilingkungan kerja.
yang merasa lelah dan jenuh secara mental, emosional dan fisik sebagai tuntutan
pekerjaan yang meningkat (Haryadi, 2006). Cordes dan Daugherty (dalam Ramon
Diaz, 2009) juga menjelaskan bahwa burnout adalah kelelahan yang amat sangat
dipengaruhi oleh stres kerja serta beban kerja yang berlebihan. Pekerja yang
1
mengalami burnout akan menimbulkan sikap-sikap negatif dan tidak menghargai
pekerja yang lain sehingga mempunyai pemikiran negatif tentang dirinya sendiri.
oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa kondisi yang
berasal dari individu, meliputi jenis kelamin, usia, harga diri, tingkat pendidikan,
Pada masa ini burnout menjadi masalah yang krusial didalam dunia kerja.
rutinitas serta tekanan yang tinggi dalam keseharianya (Cooper dalam Ramon
Diaz, 2009).
diri, motif berprestasi dalam karir, tingkat aspirasi serta kreativitas dalam bekerja,
dan dampak positif lainya. Menurut pendapat (Siagian, 2004) motivasi adalah
daya atau pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan
tanggung jawab serta kewajibnya, dalam mencapai berbgai tujuan yang telah
ditentukan.
Winardi, (2002) juga menyebutkan bahwa motivasi juga bisa dikatakan
sebagai kekuatan potensial yang ada didalam individu. Potensi ini dapat
dikembangkan sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar, yang pada
intinya berkisar sekitar imbalan yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara
positif ataupun negatif, di mana semua itu tergantung pada situasi dan kondisi
yang dihadapinya.
Motivasi kerja merupakan bentuk dari suatu harpan yang ingin diperoleh
kebutuhanya. Semakin penting kebutuhan itu maka semakin besar usaha yang
dilakukan untuk memenuhinya dan bila semakin besar harapan akan terpenuhinya
dikemukakan oleh Eva Novita, (2011) bahwa semakin tinggi burnout dapat
Pada dasarnya burnout dapat terjadi pada setiap orang yang bekerja, baik
pria maupun wanita. Hal tersebut dapat terjadi karena setiap manusia tentu
(PPSU) di Jakarta Timur lebih tepatnya lagi di Kelurahan Gedong yang menjadi
dengan indikasi menunjukan sikap sinis terhadap orang lain, merasa cemas saat
hanya membahas:
1. Burnout
tuntutan emosional.
2. Motivasi kerja
Motivasi kerja adalah faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau
C. Tujuan Penelitian
Ada pun tujuan penelitian pada skripsi ini antara lain untuk mengetahui
D. Manfaat Penelitian
Ada pun manfaat penelitian pada skripsi ini antara lain:
2. Dari segi praktis hasil penelitian ini diharapkan menjadi pedoman serta
rumusan masalah dan pokok masalah, tujuan penelitian, manfaat penlitian, dan
sistematika penulisan.
permasalahan yang akan diteliti, yaitu mengenai burnout dan motivasi kerja.
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini menjelaskan mengenai uraian teori tentang definisi dari
motivasi kerja dan burnout. Keterkaitan Hubungan Antara Motivasi Kerja Dengan
penelitian.
A. Burnout
1. Pengertian Burnout
Burnout merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menunjukan satu jenis
stres. Istilah burnout pertama kali diperkenalkan oleh Bradlei (1969). Namun
tokoh yang dikenal sebagai penemu dan penggagas istilah burnout Herbert
Freudenberger (1974).
mengaktakan bahwa
“.... dan Anda menyempakan sebagian besar diri Anda dalam pekerjaan. Anda
sebagai gradual terbentuk di dalam linkungan sekitar anda dan di dalam diri nda
7
8
Maksudnya adalah jika kita bekerja pada suatu pelayanan misalnya pelayanan
umum, maka kita akan terbentuk secara keseluruhan oleh atmosfer layanan
tersebut secara intens dengan membirkan keterlibatan pada diri kita dan sumber
emosi kita sampai pada akhirnya kita akan menmukan diri kita dalam kelelahan.
diri secara psikologis dari pekerjaan seperti konflik, bersikap sinis, membolos,
bahwa seseorang memilii sikap antusias dan tujuan yang hendak mereka capai
merekapun tinggi namun stres yang dialami secara kronis menyebabkan mereka
mengalami burnout.
berlebihan, namun para ahli yang meneliti masalah ini kurang puas dengan
emosional dan mental yang disebabkan oleh keetrlibatan jangka panjang dalam
9
situasi yang menuntut emosi. Emosi tersebut umunya disebabkan oleh kombinasi
antara harapan yang sangat tinggi dan situasi menekan yang kronis.
Difokuskan pula oleh Leatz dan Stolar (dalam Ulfiani, 2007:219) bahwa
burnout adalah kelelahan fisik, mental, dan emosional, sebab stres yang dialami
berlangsung dalam waktu yang lama dengan situasi yang menuntut adanya
keterlibatan emosi yang tinggi. Sejalan dengan pendapat di atas. Chernis (dalam
dan perilaku dalam bentuk reaksi menarik diri secara psikologis pekerjaan. Seperti
bersikap sinis, membolos, sering terlambat, dan berkeinginan pindah kerja ang
kuat.
burnout adalah sindrom psikologis yang terdiri dari tiga dimensi yaitu kelelahan
faktor situasi kerja yang terbukti berpengaruh. Di antaranya beban kerja baik
10
tugas (miskinya fasilitas), minimnya dukungan sosial, dan jam kerja yang tidak
b) Kepribadian
c) Faktor organisasional
b) Kurangnya kontrol
11
aman bagi individu yang pada akhir nya mudah memicu konflik.
e) Hilangnya keadilan
Tidak adanya kepercayaan, keterbukaan, dan rasa hormat. Ketika pekerja merasakan
bekerja.
f) Konflik nilai
3. Dimensi Burnout
12
Kejenuhan kerja (burnout) tidak selalu terjadi pada setiap individu, ada
empat dimensi:
a) Kelelahan fisik
sakit kepala, mudah mual serta mengalami perubahan pola makan dan
b) Kelelahan emosional
Timbul dalam bentuk depresi, frutasi, mudah sedih dan merasa tidak
berdaya.
c) Kelelahan mental
a) Kelelahan fisik yang ditandai dengan serangan sakit kepala mual susah
tersingung.
cenderung merugikan.
Gejala pada burnout adalah gejala yang tidak biasa dan sulit untuk
sehingga yang terkena burnout menjadi tidak mampu bekerja. Burnout tidak
eliputi:
Pottter (2005), menjelaskan gejala-gejala burnout m
1. Emosi negatif
14
2. Frustasi
Rasa frustasi didunia kerja sebagian besar waktu bekerja dan dalam
3. Depresi
Rasa depresi yang mendalam hampir sama dengan kelelahan emosional dan
sebagai respon terhadap situasi pekerjaan hal itu dapatt menjadi masalah
memburuk.
B. Motivasi Kerja
individual tertentu.
1) Kebutuhan fisiologi
ancaman fisik.
3) Kebutuhan sosial
b) Teori X dan Y
Pada dasarnya ada dua pandangan yang jelas berbeda mengenai manusia.
Dasarnya ialah satu negatif, yang ditandai dengan teori X dan yang
tujuan
perintah formal
bertanggung jawab
c) Teori ERG
1) Faktor Intrinsik
b. Kemajuan (advancement)
d. Pencapaian (achievement)
e. Pengakuan (recognition)
19
2) Faktor Ekstrinsik
b. Penyediaan
c. Gaji/tunjangan
e. Kondisi kerja
yang ada dan proses psikologi yang terjadi dalam diri seseorang dalam
a) Usia
b) Tingkat pendidikan
20
(Sjabadhani, 2001:436)
c) Jenis kelamin
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Ghiselly, (dalam Sjabadhani, dkk,
yang bersifat tetap dan kondisi kerja yang baik dari pada gaji yang
tinggi, dan juga ada perbedaan motivasi kerja antara laki-laki dan
wanita.
d) Tingkat jabatan
jabatan-jabatan berbeda.
tiga yaitu:
a) Intensitas
b) Arah
21
c) Keteguhan
melakukan tugas dalam waktu yang cukup lama demi mencapai tujuan
mereka.
kesulitan bagi pekerja dalam penyesuaian diri terhadap berbagai tugas-tugas yang
dihadapinya.
Pada saat ini burnout menjadi masalah yang sangat krusial di dalam dunia
rutinitas serta tekanan yang tinggi dalam keseharianya (Cooper dalam Ramon
22
Diaz,2009:95). Oleh sebab itu, banyak perusahaan mencari cara untuk membantu
tujuan tertentu dan bila tujuan tersebut berhasil dicapai akan memuaskan atau
kurang lebih sama yaitu terdapat hubungan antara motivasi kerja dan burnout.
Apabila semakin tinggi motivasi kerja maka dalam mengalami burnout akan
semakin rendah begitu pula sebaliknya semakin rendah motivasi kerja yang
D. Hipotesis Penelitian
maka hipotesis alternatif (Ha) ialah “Ada Hubungan Antara Motivasi Kerja
(PPSU).”
23
BAB 3
METODE PENELITIAN
Setelah diuraikan latar belakang dan landasan teori, pada penelitian ini
dan metode pengumpulan data, analisis instrumen penelitian, hasil uji coba,
B. Definisi Operasional
Definisi operasional meletakkan arti pada suatu variabel dengan menetapkan
kegiatan-kegiatan atau tindakan yang perlu untuk mengukur onstruk variabel itu
penjelasan untuk suatu variabel dalam bentuk yang dapat diukur. Definisi
23
24
dinyatakan dalam bentuk usaha yang keras atau lemah, diukur dengan skala
motivasi kerja, yang terdiri dari dimensi motivasi kerja yaitu internsitas, arah,
dan keteguhan.
B. Burnout adalah kelelahan secara fisik. Emosional dan mental yang disesabkan
emosional, kemudian diukur dengan skala burnout, yang terdiri dari tiga
penghargaan diri.
1. Karakteristik
Sebelum penelitian ini dilakukan, subjek penelitian telah ditentukan. Selain itu,
2003:55).
(Sugiyono:61).
25
sampel 75 orang.
Metode ini berupa jawaban pernyataan sikap yang terbagi dalam lima macam
kategori, yaitu: Sangat sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai
Menurut Robbins (2008:222) dimensi kerja dibagi menjadi tiga macam, yaitu
r--faktor ator v ah
uhan a. Konsisten 4
b. Hambatan 4
24
2. Skala Burnout
Menurut Maslach dan Jackson (2005) berkata bahwa burnout t erdiri dari 3
penghargaan ini. Dari hal inilah didapat data kejenuhan kerja (burnout).
r--faktor ator v ah
b. Merasa tertekan 4
b. Hilangnya perasaan 4
positif pada lingkungan
c. Tidak peduli dengan 4
keadaan sekitar
hnya a. Merasa tidak 4
penghargaan kompeten
diri b. Merasa diri tidak 4
berguna
28
Maka dari itu, digunakan valid dan reliabel sebagai alat ukurnya.
1. Reliabilitas
Reliabilitas adalah keterpercayaan alat ukur, yaitu jika dalam beberapa kali
yang relatif sama selama aspek uang diukur dalam diri subjek memang
2. Validitas
Validitas adalah ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsinya.
Daftar Pustaka
As’ad. Moh. 2004. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia: Psikologi Industri.
Yogyakarta: Liberty.
Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah Edisi
Lieter, M.P. dan Maslach, C. 2005. Banisting Burnout: Six Strategies for
Mappiare, Andi. 2006. Kamus Istilah Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT Raja
Gravindo Persada.
mengalami Burnout pada Perawat RSUD Serui-Papua. INSAN vol. 13, no, 2,