Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK

(Menganalisa Kasus yang Berhubungan dengan Masalah pada Sistem Pernafasan yaitu
ISPA/Pneumonia)

OLEH

KELOMPOK 2:

NURUL DINA FADHILAH (1811311024)

DIAN RAHAYU (1811312002)

ANNISA MULIA (1811312008)

FARAZ ARSYA DUTA (1811312010)

MUTIARA FITRA (1811313004)

ITA PURNAMA SARI (1811319002)

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolongan-Nya kami dapat menyelesaikan makalahyang berjudul “Menganalisa Kasus yang
Berhubungan dengan Masalah pada Sistem Pernafasan yaitu ISPA/Pneumonia”.
Kami mengucapkan trimakasih kepada dosen Keperawatan Anak dan teman-teman yang
sudah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampai kan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa meridhoi segala usaha kita.

Padang, 19 Februari 2020

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................i


DAFTAR ISI ..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................
2.1 Masalah yang Dialami Anak...........................................................................................
2.2 Penyebab Anak Mengalami Masalah .............................................................................
2.3 Patofisiologi Penyakit Anak Disertai Woc.....................................................................
2.4 Tanda Dan Gejala Yang Khas Pada Anak......................................................................
2.5 Pemeriksaan Diagnostic Standar Untuk Menegakkan Diagnosis Medis Anak..............
2.6 Penatalaksanaan Medis Yang Dapat Dilakukan Pada Anak...........................................
2.7 Prognosis Dan Komplikasi Dari Penyakit Pada Anak ...................................................
2.8 Hal yang Harus Dijelaskan Untuk Mengkaji Anak pada Kasus.....................................
2.9 Masalah Keperawatan Yang Muncul Pada Anak...........................................................
2.10 Rencana Intervensi Yang Sesuai Dengan Masalah Keperawatan Yang Muncul Pada
Anak.......................................................................................................................................
Bab III ANALISIS JURNAL...................................................................................................
BAB IV PENUTUP...................................................................................................................
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................
3.2 Saran...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Pneumonia adalah penyakit infeksi akut paru yang disebabkan terutama oleh
bakteri; merupakan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang paling
sering menyebabkan kematian pada bayi dan anak balita (Said 2007).

Penyakit salauran nafas menjadi penyebab angka kematian dan kecacatan yang
tinggi diseluruh dunia.Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek umum berhubungan
dengan infeksi saluran nafas yang terjadi di masyarakat atau didalam rumah sakit/pusat
perawatan.Pneumonia yang merupakan bentuk infeksi saluran nafas bawah akut
diparenkim paru yang serius dijumpai sekitar 15% - 20%.
Pneumonia adalah merupakan infeksi akut yang secara anatomi mengenai lobus
paru.Pneumonia adalah radang parenkim paru yang dapat disebabkan oleh
mikroorganisme dan kadang non infeksi. Pneumonia adalah suatu peradangan atau
inflamasi pada parenkim paru yang umumnya di sebabkan oleh agent infeksi.
Pneumonia adalah suatu peradangan alveoli atau pada parenchyma paru yang
terjadi pada anak. (Suriani, 2006).Pneumonia pada anak seringkali bersamaan terjadinya
proses infeksi akut pada bronchus dan disebut bronchopneumonia.Terjadinya
pneumonia pada anak seringkali bersamaan dengan terjadinya proses infeksi akut pada
bronchus (bronchopneumonia).
Dalam pelaksanaan program P2 ISPA semua bentuk pneumonia (baik
pneumonia maupun bronchopneumonia) disebut Pneumonia.Dalam keperawatan
pneumonia atau bronkhopneumonia pada anak(bayi) termasuk masalah yang serius dan
mengancam keselamatan jiwa. Karena sistem pernafasan pada bayi belum matur. Oleh
karena itu, perawat maupun tim kesehatan lain harus mampu mengidentifikasi dan
mengatasi masalah yang ada pada anak (bayi) yang menderita pnuemonia.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apakah masalah yang dialami anak pada kasus tersebut?
b. Apakah penyebab anak mengalami masalah pada kasus tersebut?
c. Bagaimana patofisiologi penyakit anak disertai WOC pada kasus tersebut?
d. Apa tanda dan gejala yang khas pada anak?
e. Apakah pemeriksaan diagnostic standar untuk menegakkan diagnosis media
anak pada kasus tersebut?
f. Bagaimanakah penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada anak dikasus
tersebut?
g. Bagaimanakah prognosis dan komplikasi dari penyakit pada anak di kasus
tersebut?
h. Hal apa yang harus dijelaskan untuk mengkaji anak pada kasust ersebut?
i. Bagaimana rumusan masalah keperawatan yang muncul pada anak dan buatan
analisanya pada kasus tersebut?
j. Apakah rencana intervensi yang sesuai dengan masalah keperawatan yang
muncul pada anak di kasus tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Mampu menjelaskan masalah yang dialami anak pada kasus tersebut
b. Mampu menjelaskan penyebab anak mengalami masalah pada kasus tersebut
c. Mampu menjelaskan bagaimana patofisiologi penyakit anak disertai WOC pada
kasus tersebut
d. Mampu menjelaskan apa tanda dan gejala yang khas pada anak
e. Mampu menjelaskan apakah pemeriksaan diagnostic standar untuk menegakkan
diagnosis media anak pada kasus tersebut
f. Mampu menjelaskan bagaimanakah penatalaksanaan medis yang dapat
dilakukan pada anak dikasus tersebut
g. Mampu menjelaskan prognosis dan komplikasi dari penyakit pada anak di kasus
tersebut
h. Mampu menjelaskan hal apa yang harus dijelaskan untuk mengkaji anak pada
kasus tersebut
i. Mampu menjelaskan rumusan masalah keperawatan yang muncul pada anak dan
membuat analisanya pada kasus tersebut
j. Mampu menjelaskan rencana intervensi yang sesuai dengan masalah
keperawatan yang muncul pada anak di kasus tersebut
BAB II

ANALISIS KASUS PEMICU

Kasus Pemicu 1 : Masalah Sistem Pernafasan

Seorang ibu membawa anak perempuan usia 1,5tahun kerumah sakit dengan
keluhan batuk dan sesak nafas sejak 3 hari yang lalu.Hasil pemeriksaan didapatkan BB
anak: 8kg, TB: 67cm, suhu: 37,6° C, frekuensi nafas: 54 x/menit. Anak terlihat sesak
dan menggunakan otot bantu pernafasan. Auskultasi bunyi nafas terdengar ronkhi
terutama pada basal paru.Anak terlihat rewel dan memeluk ibunya.Ibu selalu bertanya
kenapa anaknya bisa seperti ini dan apakah anaknya bisa sembuh.Berdasarkan hasil
pemeriksaan foto torak ditemukannya ada infiltrasi (bercak-bercak) dengan distribusi
peribronkial.

 Data Subjektif :
- Batuk
- Sesak nafas
 Data Objektif :
- BB : 8kg
- TB : 67cm
- Suhu : 37,6⁰C
- RR : 54 x/menit
- Terlihat sesak dan menggunakan otot bantu pernafasan
- Auskultasi bunyi nafas ronkhi

A. Apakah masalah yang terjadi pada anak tersebutdiatas?


ISPA (Pneumonia)

B. Jelaskan apa saja kemungkinan penyebab masalah yang dialami anak?


Penyebab anak mengalami pneumonia pada kasus tersebut adalah karena anak
mengeluh batuk dan sesak nafas dengan RR : 54 x/menit,serta anak terlihat sesak dan
menggunakano tot bantu pernafasan.
C. Jelaskan patofisiologi dari penyakit pada anak disertai dengan WOC!

a. Patofisiologi

Pneumococcus merupakan bakteri penyebab utama terjadinya


pneumonia.Pneumococcus masuk kedalam paru melalui jalan pernapasan secara
percikan (droplet).

Proses radang pneumonia dapat dibagi atas 4 stadium, yaitu :

1) Stadium kongesti : kapile rmelebar dan kongesti serta di dalam alveolus terdapat
eksudat jernih, bakteri dalam jumlah banyak, beberapa neutrofil dan makrofag
2) Stadium hepatisamerah, lobus dan lobulus yang terkena menjadi padat dan tidak
mengandung udara, warna menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar.
Dalam alveolus didapatkan fibrin, leukositneutrofil, eksudat dan banyak sekali
eritrosit dan kuman. Stadium ini berlangsung sangat pendek.
3) Stadium hepatisa kelabu, lobus masih tetap padat dan warna merah menjadi
pucat kelabu. Permukaan pleura suram karena diliputi oleh fibrin,  Alveolus
terisi fibrin dan leukosit, tempat terjadi fagositosis pneumococcus. Kapiler tidak
lagi kongestif,
4) Stadium resolusi eksudat berkurang. Dalam alveolus makrofag bertambah dan
leukosit mengalami nekrosis dan degenerasi lemak. Fibrin di reabsorbsi dan
menghilang.Secara patologi anatomis bronkopneumonia berbeda dari pneumonia
lobaris dalam hallokalisasi sebagai bercak – bercak dengan distribusi yang tidak
teratur.Dengan pengobatan antibiotik urutan stadium khasini tidakterlihat
(Prof.DR.Iskandar Wahidiyat.1985)
b. WOC

Inhalasi Aspirasi Tirah baring lama

Bakteri/virus

Peradangan alveolus
Nyeri Suhu tubuh meningkat
(parenkim paru)

Ekstra pasasi cairan MK :Ketidakefektifan


sirosa kedalam alveoli sisitem termoregulasi

Terbentuknya eksudat Produksi sputum


dalam alveoli meningkat

O2ke vena alveolar Sputum bau dan kental


kapiler terhambat

Anoreksia
Kerusakan Hipoksemia
jaringan paru
MK :Gangguan
pemenuhan nutrisi
MK :Gangguan
polanafas

MK :Bersihan jalan
nafas tidakefektif
D. Tanda Dan Gejala Khas Yang Tetrlihat Pada Anak

 Batuk dan sesak nafas sejak 3 hari yang lalu


 Anak terlihat sesak dan menggunakan otot bantu pernafasan
 Saat auskultasi didapatkan bunyi ronki terutama pada basal paru
 Pada foto thoraks terdapat infiltrate (bercak-bercak) dengan distribusi
peribronkial

Menurut tanda dan gejala yang terlihat pada anak, pneumonia yang diderita
dapat diklasifikasikan sebagai klasifikasi pneumonia berdasarkan prediksi infeksi, yaitu:
Bronkopneumonia, yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrate pada lapang
paru, pneumonia jenis ini sering ditemukan pada bayi,anak, serta orangtua, disebabkan
oleh bakteri maupun virus dan jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus.

Pada kasus ini pneumonia yang dialami juga di golonkan sebagai pneumonia
berat karena berdasarkan gejala yang terlihat didapatkan :

1) Batuk dan sesak


2) Tarikan dada sebagai alat bantu nafas
3) Foto dada yang menggambarkan pneumonia yaitu infiltrat
4) Nafas yag cepat yaitu 54x/menit
5) Pada auskultasi terdengar bunyi ronki

E. Pengobatan Dan Penatalaksanaan Medis Yang Dapat Dilakukan Pada Anak


1. Pengobatan

Pengobatan bronkopneumonia disesuaikan dengan jenis, tingkat keparahan


penyakit, usia, serta kondisi pasien secara keseluruhan. Orang-orang yang sebelumnya
tidak memiliki riwayat penyakit tertentu biasanya dapat sembuh dalam rentang waktu 1
hingga 3 minggu.
Dalam kasus yang ringan, penyakit ini dapat membaik hanya dengan teratur
minum obat dan istirahat di rumah. Namun dalam kasus yang parah, pasien mungkin
memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.

Jika radang paru Anda disebabkan karena infeksi bakteri, maka dokter akan
meresepkan antibiotik untuk membunuh bakteri berbahaya di paru-paru. Antibiotik tidak
berfungsi untuk infeksi virus.

Oleh sebab itu, jika radang paru Anda disebabkan oleh infeksi virus, dokter
biasanya akan meresepkan obat antivirus. Sementara untuk radang paru yang
disebabkan jamur, maka dokter akan meresepkan obat antijamur.Pastikan Anda minum
obat antibiotik, antivirus, dan antijamur sesuai dengan yang diresepkan dokter. Jangan
mengurangi atau menambahkan dosis obat tanpa persetujuan dokter.

2. Penatalaksanaan medis yang dapat dilakakan

Sebaiknya pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan resistensi tetapi hal ini
tidak selalu dapat dilakukan dan memerlukan waktu yang cukup lama, maka dalam
praktek diberikan pengobatan polifarmasi. Maka yang biasa diberikan :

a. Penisilin 50.000 U/kgBB/hari, ditambah dengan Kloramfrenikol 50-


70mg/kgBB/hari atau diberikan antibiotic yang mempunyai spectrum luas seperti
ampisilin. Pengobatan ini dilakukan terus sampai bebas demam 4-5 hari
b. Pemberian oksigen dan cairan intravena. Biasanya diberi campuran glukose 5%
dan NaCl 0.9% dalam perbandingan 3:1 ditambah larutan KCL 10
mEq/500ml/botol infuse
c. Pasien dengan bronkopneumoni ringan tidak perlu dirawat di Rumah Sakit

3. Penatalaksanaan keperawatan yang dapat dilakukan


Masalah yang perlu di perhatikan:
a. Menjaga kelancaran pernafasan
b. Kebutuhan istirahat
c. Kebutuhan nutrisi dan cairan
d. Mengontrol suhu tubuh
e. Mencegah komplikasi/gangguan rasa aman dan nyaman
f. Kurangnya pengetahuan orangtua terhadap penyakit

F. Komplikasi Yang Mungkin Terjadi Pada Anak

Bronkopneumonia adalah penyakit yang memengaruhi sistem pernapasan. Oleh


sebab itu, jika tidak diobati atau terlanjur parah, penyakit ini dapat menyebabkan
berbagai komplikasi bahkan kematian. Komplikasi penyakit ini lebih rentan dialami
anak kecil, lansia, dan orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah karena
perawatan atau kondisi medis tertentu.

Berikut beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat penyakit


bronchopneumonia adalah:

- Infeksi aliran darah atau sepsis


- Penumpukan cairan di sekitar paru-paru, yang dikenal sebagai efusi pleura
- Gagal napas
- Gagal ginjal
- Gagal jantung, serangan jantung, dan ritme jantung yang tidak normal
- Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru
merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang.
- Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.
- Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura
terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.
- Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
- Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.
- Infeksi sitemik
G. Jelaskan hal apa saja yang perlu dikaji pada anak?

 Pengkajian
a. Data demografi
b. Riwayat Masuk, Anak biasanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak nafas,
cyanosis atau batuk-batuk disertai dengan demam tinggi.
c. Riwayat Penyakit Dahulu, Predileksi penyakit saluran pernafasan lain seperti
ISPA, influenza sering terjadi dalam rentang waktu 3-14 hari sebelum diketahui
adanya penyakit Pneumonia. Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital
bawaan dapat memperberat klinis penderita
d. Hal yang perlu dikaji :
-Kaji Sistem Integumen : Suhu kulit meningkat
-Kaji Sistem Pulmonal : Batuk (produktif/nonproduktif), penggunaan otot bantu p
ernafasan , laju pernafasan meningkat, pada lapang paru,
-Kaji Sistem Musculoskeletal : Retraksi paru dan penggunaan otot aksesoris
pernafasan.

H. Apakah masalah keperawatan yang muncul pada anak, buat analisis datanya!
a. Diagnosa Keperawatan Utama
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d mukus berlebihan
Analisa data :
 Anak batuk
 Bunyi nafas terdengar ronkhi pada basal paru
 Anak sesak sehingga frekuensi nafas meningkat 54x/menit

b. Diagnosa Pendukung
1) Ketidakefektifan termogulasi d.d peningkatan suhu tubuh diatas kisaran
normal
Analisa data:
 Suhu anak 37,6 (Normal= 36,5)
2) Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh d.d berat badan
20% atau atau lebih dibawah rentang berat badan ideal
Analisa data :
 Berat badann anak = 8 kg (normal = 11kg)

I. Buatlah rencana intervensi sesuai dengan masalah keperawatan yang muncul


pada anak !
a. Intervensi diagnosa utama
Dx: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
 Manajemen Jalan Nafas
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Identifikasi kebutuhan aktual/potensial pasien untuk
memasukkan alat membuka jalan nafas
- Gunakan teknik yang menyenangkan untuk memotivasi
bernafas dalam kepada anak-anak
- Posisikan untuk meringankan sesak nafas

b. Intervensi diagnosa pendukung


1) Dx : Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
 Manajemen Nutrisi
- Tentukanstatus gizi pasien dan kemampuan pasien untuk
memenuhi kebutuhan gizi
- Tentukan apa yang menjadi preferensi makanan bagi pasien
- Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan gizi
- Pastikan makanan disajikan dengan cara yang menarik dan
pada suhu yang paling cocok untuk konsumsi secara optimal
- Anjurkan keluarga unrtuk membawa makanan favorit pasien
sementara pasien berada di rumah sakit atau fasilitas perawatan.

2) Dx: Ketidakefektifan Termoregulasi


 Perawatan Demam
- Tutup pasien dengan selimut atau pakaian ringan,tergantung
pada fase demam
- Dorong konsumsi cairan
- Mandikan pasien dengan spons hangat dengan hati-hati
- Tingkatkan sirkulasi udara
- Lembabkan bibir dan mukosa hidung yang kering
BAB III

ANALISIS JURNAL

A. Profil Penelitian
1. Judul Jurnal:
”Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita Di
Kelurahan Air Tawar Barat Padang”
2. Pengarang/Author
 YuliaEfni
 RizandaMachmud
 Dian Pertiwi
3. Alamat Jurnal
http://jurnal.fk.unand.ac.id
4. Tanggal Publikasi
Mei 2016
5. Tujuan
Untuk menentukan factor risiko yang berhubungan dengan kejadian Pneumonia
pada Balita di Kelurahan Air Tawar Barat Padang
6. Populasi
SemuaIbu yang memiliki Balita usia 12-59 bulan yang berjumlah 54 responden
dengan 27 klompok kasus dan 27 klompok kontrol.
7. Metode
Analitik observasional dengan desain studi case control melaluipengumpulan data
dan menggunakan kuesioner dan rekammedik.
8. Lokasi/tempat
Kelurahan Air Tawar Barat, kec, Padang Timur, kota Padang, Sumatera Barat.
9. Hasil
Hasil penelitian dari jurnal inia dalah Hasil uji statistik didapatkan bahwa hanya
satu variabel yang terdapat hubungan yang bermakna dengan kejadian pneumonia
yaitu variabel status gizi dengan nilai p=0,022 (p<0,05) dan nilaiOR=9,1
(95%CI=1,034-80,089) artinya balita dengan status gizi kurang berisiko 9,1 kali
menderita pneumonia dibandingkan dengan balita dengan status gizi baik.

10. Keseimpulan

Kesimpulan dari jurnal ini adalah Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat
dinyatakan variabel pemberian ASI eksklusif, adanya paparan asap rokok, bayi
berat lahir rendah, dan imunisasi campak tidak terdapat hubungan yang bermakna
dengan kejadian pneumonia pada balita. Variabel status gizi terdapat hubungan yang
bermakna dengan kejadian pneumonia, balita dengan status gizi kurang menderita
9,1 kali lebih berisiko menderita pneumonia dibandingkan dengan balita dengan
status gizi baik.
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan akut
bagian bawah yang menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitasis the leading
killer of children worldwide. Pneumonia adalah pembunuh utama balita di dunia,
lebih banyak dibandingkan dengan gabungan penyakit AIDS, malaria dan campak.
Kemungkinan terinfeksi pneumonia semakin tinggi jika terdapat faktor risiko yang
mendukung yaitu; kurangnya pemberian ASI eksklusif, giziburuk, polusi udara
dalam ruangan (indoor polution), bayi berat lahir rendah, kepadatan dan kurangnya
imunisasi campak.

4.2. Saran
Di harapakan kepada pembaca agar dapat memahami tentang konsep
pneumonia, asuhan keperawatan pada pasien pneumonia, dan apabila dalam
penulisan makalah ini banyak kesalahan maka silakhkan memberikan kritikan dan
saran agar penulis dapat menjadi lebih teliti lagi dalam penulisan makalah
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M dkk. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi


Keenam. Elsevier Singapore Pte Ltd

Herdman,PhD.RN,FNI, T.Heather dan Shigemi Kamitsuru, PhD, RN,FNI. 2018.


NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-202. Jakarta :
kedokteran EGC

Doenges, Marilynn (2000). RencanaAsuhanKeperawatan, Edisi 3, Jakata : EGC.

MarylinnDoenges, Mary Frances Moorhouse and Alice. C. Geissler. 1999. Rencana


Asuhan Keperawatan. EGC : Jakarta.

Juall, Lynda Capernito. 2000. Buku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. EGC : Jakarta.

Rita &Suriadi( 2001 ) AsuhanKeperawatanPada An akEdisi. I Jakarta : EGC


PENDAHULUAN http://jurnal.fk.unand.ac.id
http://jurnal.fk.unand.ac.id
Pneumonia adalah pembunuh utama balita di
Faktor Risiko
Tujuan penelitian ini adalahyang Berhubungan
untuk menentukan HASIL dengan
dunia, lebih banyak dibandingkan Kejadian
dengan gabungan
Pneumonia merupakan salah satu penyakit
faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian
penyakit AIDS, dilakukan
Penelitian malaria danpada
campak.
bulanPersentasenya
November
Pneumonia pada Balita di Kelurahan Air Tawar Barat Padang
infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang
pneumonia pada balita di Kelurahan Air Tawar Barat.
yaitu- November
2013 19% dari 2014
semua penyebab Air
di Kelurahan kematian balita,
Tawar Barat
menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas
Yulia Efni khusus
Tujuan , Rizandapenelitian
Machmud ,ini
Dianialah
Pertiwimengetahui
kemudian
dengan disusul
subjek diare ibu
penelitian 17%, sehingga
yang Worldbalita
mempunyai Health
is the leading killer of children worldwide. Setiap tahun
Abstrak frekuensi; pemberian ASI eksklusif, adanya
distribusi
Oganization
usia (WHO)yang
12-59 bulan menyebutnya
berjumlahsebagai pneumonia
54 responden
di dunia diperkirakan lebih dari 2 juta balita meninggal
paparan asap rokok anggota keluarga balita yang
Ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan angka dengan 27 kelompok
kejadian kasus
pneumonia di dan 27 kelompok
negara kontrol.
berkembang yaitu:
karena pneumonia (1 balita/20 detik) dari 9 juta total Populasi penelitian adalah semua ibu yang
merokok di dalam rumah, bayi berat lahir rendah,
kurangnya pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif, gizi buruk, polusi udara dalam ruangan, Bayi Berat Lahir Rendah
kematian balita. Diantara lima kematian balita, satu mempunyai balita usia 12-59 bulan. Sampel pada
imunisasi campak dan status gizi pada kelompok
(BBLR) dan kurangnya imunisasi campak. Tujuan penelitian ini adalah menentukan faktor risiko yang berhubungan
disebabkan oleh pneumonia, namun tidak banyak penelitian ini yakni seluruh populasi yang memenuhi
kasus dan kontrol di Kelurahan Air Tawar Barat dan
dengan kejadian pneumonia pada balita di Kelurahan Air Tawar Barat, Kota Padang. Penelitian ini menggunakan
perhatian terhadap penyakit ini sehingga pneumonia kriteria inklusi dan ekslusi. Pengambilan sampel
untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif,
desain case control study, sampel terdiri dari 27 case dan 27 control. Data dikumpulkan dengan wawancara terpimpin
disebut juga pembunuh balita yang terlupakan atau diambil dengan teknik simple random sampling untuk
adanya paparan asap rokok anggota keluarga balita
serta melihat data rekam medik dan dianalisis dengan uji chi-square. Hasil penelitian mendapatkan balita pada
the forgotten killer of children.3 mendapatkan ibu balita tersebut sebagai responden.
yang merokok di dalam rumah, bayi berat lahir rendah,
kelompok kasus yang tidak mendapatkan ASI eksklusif (81,5%), paparan asap rokok (74,1%), riwayat bayi berat lahir
Dari 22 Puskesmas yang ada di Kota Padang, Variabel penelitian terdiri dari variabel
imunisasi campak dan status gizi dengan kejadian
rendah (3,7%), tidak mendapatkan
Puskesmas Air Tawar menempati urutan teratasimunisasi campak (40,7%) dan gizi kurang (25,9%). Hasil analisis bivariat
independen yaitu pneumonia, sedangkan variabel
pneumonia di Kelurahan Air Tawar Barat.
menunjukkan
angka kejadian terdapat
pneumoniahubungan
denganyang bermakna
prevalensi antara status gizi dengan kejadian pneumonia (p=0,022; OR=9,1;
yaitu
dependen yaitu: ASI eksklusif, adanya paparan asap
95%CI=1,034-80,089),
4 sedangkan pemberian ASI eksklusif, paparan asap rokok, riwayat bayi berat lahir rendah dan
28,2%. Wilayah kerja Puskesmas Air Tawar terdiri rokok di dalam rumah, bayi berat lahir rendah,
imunisasi campak tidak terdapat hubungan yang bermakna terhadap pneumonia.
dari tiga Kelurahan yaitu Kelurahan Air Tawar Barat, imunisasi campak dan status gizi. Analisis data pada
Kata kunci: balita, faktor risiko, pneumonia
Kelurahan Air Tawar Timur dan Kelurahan Ulak penelitian ini menggunakan analisis univariat dan

Abstract
Karang Utara, namun kasus pneumonia terbanyak bivariat dengan menggunakan uji chi-square dengan 365

Pneumonia
yaitu di Kelurahan AirinTawar Barat.5countries are associated to thetaraf
developing risk signifikansi
factors such(α)
as:=lack
0,05ofdan nilai Odds
exclusive Ratio (OR)
breastfeeding,
366
Kemungkinan terinfeksi
malnutrition, indoor pneumonia
air pollution, semakin
low birth untuk vaccinations.
weight and lack of measles memperkirakanThetingkat
objectiverisiko
of thismasing-masing
study was to
tinggi jika terdapat faktor risiko yang mendukung yaitu;
variabel.among the children under five years of age in
determine the risk factors associated on the occurrence of pneumonia
kurangnya pemberian ASI eksklusif, gizi buruk, polusi
Air Tawar Barat district, Padang City. This study used case control study to the 27 cases and 27 control. The data
udara dalam ruangan (indoor polution), bayi berat lahir
were collected by guided interview and the medical records, than was analyzed by chi-square.test. The results of this
rendah, kepadatan dan kurangnya imunisasi campak.6
study obtanined in the group of cases based on the low exclusive breastfeeding rates (81.5%), exposure to cigarette

smoke (74.1%), a history of low birth weight (3.7%), did not get measles vaccinations (40.7%) and malnutrition

(25.9%). The result of bivariate analysis shows the significant relationship between nutritional status on the occurrence

of pneumonia (p=0.022; OR=9.1; 95% CI=1.034-80.089). The exclusive breastfeeding, exposure to cigarette smoke, a

history of low birth weight and measles vaccinations are not significantly related to the occurrence of pneumonia.

Keywords: children under five years of age, risk factors, pneumonia

Affiliasi penulis: 1. Pendidikan Dokter FK UNAND (Fakultas


anak berusia dibawah lima tahun terutama di negara

Kedokteran Universitas Andala Padang), 2. Bagian Ilmu Kesehatan yang sedang berkembang. Kematian balita di
Masyarakat FK UNAND, 3. Bagian Patologi Klinik FK UNAND
Indonesia yang disebabkan penyakit respiratori
Korespondensi: Yulia Efni, Email: efni_07@yahoo.com, Telp:
terutama adalah pneumonia.1,2
082386000155

Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 5(2)


http://jurnal.fk.unand.ac.id
DAFTAR PUSTAKA

1. Said M. Pneumonia. Dalam: Buku Ajar Respirologi


Anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI):
Jakarta; 2012. hlm.350-65.

369

2. Wantania JM, Roni N, Audrey W. Infeksi respiratori


3. WHO/UNICEF. Pneumonia the forgotten killer of 370
Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik balita
children. WHO; 2006.
berdasarkan usia dan jenis kelamin di Kelurahan Air
4. Dinas Kesehatan Kota (DKK) Padang. Laporan
bulanan program P2 ISPA Kota Padang 2013. Tawar Barat Padang
Padang: Dinas Kesehatan 2014.
Karakteristik kasus kontrol Jumlah
5. Laporan Tahunan Puskesmas Air Tawar Tahun f % f % f %
balita
2013. Padang.
Usia (th) akut. Dalam: 10 37 20 Buku
37
6. Rudan I, Cynthia BP, Zrinka B, Kim M, Harrys C. 10 37 Ajar
2
Epidemiology and etiology of childhood 7 25,9 14 25,9
7 25,9
pneumonia. Bulletin of the World Health 3 5
18,5 10 18,5
Organization. 2008:408-16. 4 5 18,5 5
METODE 5
5 18,5 10 18,5
18,3
Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik Jenis Kelamin

17 63 17 63 34 63
observasional dengan desain studi case control Laki-laki

10 37 10 37 20 37 ;
melalui pengumpulan data menggunakan kuesioner perempuan

dan rekam medik. Penelitian dilakukan pada bulan dapat diketahui bahwa
Pada Tabel 1
November 2013 - November 2014 di Kelurahan Air karakteristik balita terbanyak pada usia 2 tahun yaitu
Tawar Barat, Kec. Padang Timur, Kota Padang, sebanyak 20 balita (37%) dan jenis kelamin terbanyak
Sumatera Barat. adalah laki-laki sebanyak 20 balita (63%).
Respirologi Anak. Ikatan
PEMBAHASAN Dokter Anak Indonesia (IDAI): KESIMPULAN
Jakarta; 2012.
hlm.268-74.
Pada umumnya ibu di Kelurahan Air Tawar Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat
Barat tidak memberikan ASI eksklusif kepada anaknya dinyatakan variabel pemberian ASI eksklusif, adanya
(>90%). Pemberian ASI eksklusif belum membudaya paparan asap rokok, bayi berat lahir rendah, dan
imunisasi campak tidak terdapat hubungan yang
pada masyarakat. Prevalensi pemberian ASI eksklusif
bermakna dengan kejadian pneumonia pada balita.
Variabel status gizi terdapat hubungan yang
Begitu juga dengan hasil penelitian ini, pemberian ASI bermakna dengan kejadian pneumonia, balita dengan
eksklusif masih rendah. Berdasarkan hasil wawancara status gizi kurang menderita 9,1 kali lebih berisiko
terdapat berbagai alasan yang dikemukan oleh ibu menderita pneumonia dibandingkan dengan balita
sehingga mereka tidak memberikan ASI eksklusif dengan status gizi baik.
UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada semua pihak dalam


memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi
dan juga kepada kader-kader Posyandu di Kelurahan
Air Tawar Barat.

Anda mungkin juga menyukai