NIM : 1700404
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah timbangan digital, pisau, talenan,
gelas ukur, kompor, wajan, dan blender
Prosedur kerja
Tabel Hasil Pengamatan (Jahe Instan)
Sebelu
m di Rebus
Kuning Jahe +3 Kental Pedas +3
Kecoklatan
Manis +3
+2
Ketika di Rebus
Putih Jahe +3 Serbuk Pedas +3
Kecoklatan
Manis +3
Produk
Pembahasan
Minuman serbuk instan adalah minuman yang berupa serbuk yang terbuat dari bahan
buah-buahan, rempah-rempah, biji-bijian dan daun yang dapat langsung diminum dengan
cara diseduh dengan air matang baik dingin maupun panas. Produk ini memiliki sifat porus,
sehingga mudah direhidrasi dalam air dingin, hangat atau panas. Rehdirasi merupakan suatu
peristiwa penyerapan air oleh suatu bahan setelah mengalami dehidrasi sehingga bahan
kembali ke bentuk semula (Raharjo, 2009).
Proses pembuatan serbuk instan dapat dilakukan dengan cara tradisional ataupun cara
modern. Sebuk instan dengan cara tradisional diperoleh dengan melakukan proses
pengeringan sederhan dengan penjemuran dibawah sinar matahari atau dengan pemasakan
larutan bahan yang disertai dengan pengadukan hingga diperoleh serbuk kering. Teknik yang
sering digunakan pada industri adalah dengan pengering semprot. Keuntungan dari cara ini
adalah waktu pengeringan yang sangat singkat, dan jika dikerjakan dengan tepat dapat
mempertahankan cita rasa, warna, dan nilai gizi produk pangan yang dikeringkan. (Desrosier,
1988). Pembuatan serbuk instan terdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap persiapan bahan,
tahap penghancuran, tahap pemisahan ekstrak, tahap pemasakan, tahap pendinginan, tahap
penggilingan, dan tahap pengayakan (Istafid, 2006).
Bubuk jahe yang dihasilkan memiliki warna putih kecoklatan. Warna kecoklatan ini
terbentuk karena adannya reaksi pencoklatan (reaksi maillard), menurut Winarno (1997),
reaksi maillard adalah reaksi pencoklatan yang terjadi antara karbohidrat khususnya gula
pereduksi dengan gugus amina primer. Hasil reaksi tersebut menghasilkan bahan berwarna
coklat yang sering tidak dikehendaki atau bahkan menjadi indikasi penurunan mutu. Aroma
yang dihasilkan merupakan aroma khas jahe. Aroma pada jahe dihasilkan dari kandungan
minyak atsiri di dalamnya. Menurut Koswara (1995), komponen utama minyak atsiri jahe
yang menyebabkan bau harum adalah zingiberen dan zingiberol
Rasa pada bubuk jahe adalah manis dan pedas. Rasa manis ini diperoleh dari gula
yang ditambahkan, sedangkan rasa pedas dikarenakan adanya kandungan shogaol dalam jahe.
Gingerol sangat tidak stabil dengan adanya panas dan pada suhu tinggi akan berubah menjadi
shogaol. Shogaol lebih pedas dibandingkan gingerol dan merupakan komponen utama jahe
kering (Mishra, 2009).
Warna jahe setelah diseduh menjadi kecoklatan dan aromanya berkurang. Aroma
pada jahe berkurang dikarenakan penyeduhan dengan air membuat zat-zat volatil pada bahan
larut dalam air. Rasa pada jahe setelah penyeduhan juga mengalami penurunan. Rasa pedas
jahe menurun setelah diseduh, hal ini dikarenakan senyawa shogaol dalam jahe larut dalam
air.
Daftar Pustaka