Anda di halaman 1dari 11

YAYASAN ANUGERAH HUSADA BALI INDONESIA

UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS
Jl. Seroja gang Jeruk, Tonja - Denpasar – Bali 80114 , Telp. (0361) 474
7770 Kode PT: 082007
e: universitasbaliinternasional@gmail.com ; w :www.unbi.ac.id
UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2019/2020

Mata Kuliah Kelas / : Praktikum Farmakoterapi Neurologi Psikiatri


: A2A, A2B, A2C dan A2D
Paket Dosen : Apt, I.A. Manik Partha S., S.Farm., M.Farm., Apt
Pengampu Tanggal Apt, Dewi Puspita Apsari, S.Farm., M.Farm., Apt
Apt, Dhiancinantyan Windy Daca Brata Putri S.Farm.,
Pelaksanaan Waktu M.Farm., Apt
: Senin, 20 Juli 2020
Upload Jenis Ujian
: 08.00 – 09.40 (100 Menit)
: Essay

Petunjuk Umum:
1. Isilah identitas dengan lengkap pada file yang kalian upload
2. Jawaban bisa diketik dalam ms word. Jawaban ujian selanjutnya diupload pada google classroom
3. File jawaban yang di upload dibedakan berdasarkan soal dari masing-masing dosen
4. Jawablah pertanyaan yang dianggap lebih mudah terlebih dahulu.
5. Dilarang ada plagiasi jawaban
6. Mahasiswa yang terlambat mengumpulkan jawaban di google classroom akan dilakukan
pemotongan nilai 10 poin
7. Jawaban tidak boleh diacak
8. Mahasiswa yang bekerja sama dan bertindak curang selama ujian mendapatkan nilai akhir E
9. Selamat mengerjakan.

Nama : Ni Kadek Ayu Surya Adnyani


Nim : 171200254
Kela : A2D

Soal Essay
Apt, Dewi Puspita Apsari, S.Farm., M.Farm., Apt
1. Pasien anak laki-laki usia 22 bulan datang dengan keluhan kejang 2 kali sejak pagi,
dimana kejang pertama merupakan generalized seizure yang terjadi saat pasien sedang
tidur waktu dilakukan EEG yang berlangsung selama 5 detik dan kemudian berhenti
sendiri, lalu pasien kembali sadar dan berespon dalam 5 menit. Kejang kedua berupa
general seizure yang terjadi saat pasien sedang digendong ayahnya, terjadi selama 10
detik, dan pasien kembali sadar dan berespon dalam 10 menit. Demam disangkal. Pasien
memiliki riwayat kejang demam, dimana pada usia 20 bulan pasien kejang 2x, dan 1
minggu yang lalu pasien dirawat inap karena kejang sebanyak 6x. setelah keluar dari RS,
pasien mengalami kejang tanpa demam di rumah selama 4 hari, dimana serangan terjadi
2-3x dalam sehari. Biasanya kejang terjadi saat pasien bangun tidur dan terdiam selama 5
menit. Demam bersifat general, terjadi 5-10 detik, dan berhenti sendiri. Setiap kali kejang
pasien kembali sadar dan berespon dalam waktu < 5 menit. Riwayat trauma kepala, mual
dan muntah disangkal.Tidak ada riwayat epilepsy di keluarga pasien. Pasien lahir cukup
bulan, tidak ditemukan kelainan saat pasien lahir. Pasien adalah pasien BPJS.
Dari pemeriksaan fisik, pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, tidak ditemukan
adanya kelainan pada pemeriksaan generalis dan pemeriksaan neurologis. Tidak ditemukan adanya
kelainan pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis. Pada EEG saat pasien kejang
ditemukan kesan EEG abnormal dengan general seizure (tonic-clonic).
a. Jelaskan terapi farmakologi yang perlu diberikan kepada pasien dan jelaskan jawaban anda
mengapa memilih obat tersebut untuk diberikan kepada pasien!
b. Jika pasien tidak merespon terhadap obat pertama yang anda sarankan, jelaskan terapi
alternatif yang dapat diberikan kepada pasien! Dan bagaimana cara mengganti terapinya?

Jawaban
a. Terapi yang di sarankan adalah karmazepin karena karbamazepin merukan terapi lini
pertama tonic klonic
b. Cara mengganti terapinya adalah dengan memonitoring penggunaan karbamazepin dan
di carikan terapi yang lain pada jurnal terapi tonic clonic yang menyatakan karbamazepin
tidak effective dan di carikan obat yang lebih effective dari carbamazepine
2. Tuan XY usia 88 tahun mengeluhkan lemas seluruh tubuhnya ±3 hari SMRS. Selain itu
pula pasien mengeluhkan kedua tangan bergetar, kekakuan pada mulut sehingga sulit
untuk bicara dan sulit menelan, kekakuan terjadi juga pada wajah sehingga pasien sulit
tersenyum, menaikan alisnya. Kekakuan juga terjadi pada bahu dan di kedua ekstremitas
kaki. Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala. Tidak ada mual, muntah. Keluhan demam
dan pingsan sebelumnya tidak ada. Riwayat kejang disangkal, pasien tdak mengalami
penurunan keasadaran. Nafsu makan pasien kurang baik selama 3 hari karena kesulitan
menelan, BAK baik, namun tidak ada BAB selama 2 hari. Kemudian pasien dirawat
inapkan dan di rawat oleh spesialis neurologist. Menurut Skala Hoehn and Yar, Tuan XY
mengalami parkinson stadium 4. Berikut hasil pemeriksaan penunjang pasien.
Terapi yang diberikan kepada pasien saat MRS adalah
Terapi Non-Farmakologis : Terapi rehabilitasi
Terapi Farmakologis :
o Asering 20 tpm
o Injeksi Citicolin 2×500
o Injeksi Ranitidin 2x1A
o Mecobalamin 1x1
o Sohobion 1x1
o Levasid 2×1
o Sifrol 2x1

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat :


b. Menurut kriteria Hughes, sebutkan keluhan utama pasien yang menyebabkan
pasien didiagnosa mengalami parkinson?
c. Apakah terapi kausatif parkinson yang diberika kepada tuan XY telah tepat?
Jelaskan menurut sudut pandang anda
d. Apakah vitamin neurotropik (Mecobalamin dan sohobion) perlu diberikan
tuan XY
Jawaban

a. Karena pasien mengeluhkan tangannya bergetar

b. –

c. Menurut saya pemberian vitamin neutropik perlu di berikan untuk membantu


menutrisi saraf dari pasien agar tidak semakin rusak
Apt, Dhiancinantyan Windy Daca Brata Putri. S.Farm., M.Farm., Apt

1. Pasien laki-laki, 45 tahun datang ke Poliklinik Psikiatri (29/07/2013) dengan keluhan


tidak bisa tidur. Pasien diwawancara dalam posisi duduk, saat ditanya keluhan saat ini,
pasien mengatakan dirinya sulit untuk tidur apabila mendengar suara-suara gamelan
yang tidak didengar oleh orang lain. Pasien biasanya mampu tidur, dari jam 8 malam,
kemudian pasien terbangun kirakira jam 10 malam karena mendengar suara gamelan
yang dikatakan mengganggu, dan pasien merasa ditarik untuk mondar-mandir di jalan
raya selama kurang lebih dua jam. Setelah itu pasien tidak bisa tidur lagi. Pasien
mengatakan dirinya sulit untuk tidur sejak enam bulan yang lalu. Parahnya dikatakan
sejak satu bulan yang lalu. Bila pasien susah tidur dikatakan biasanya pasien memasak
dan memakan sesuatu. Saat ditanya tentang bagaimana perasaannya saat ini, pasien
mengatakan perasaannya
“senang”. Saat ditanya kenapa pasien merasa senang, pasien menjelaskan bahwa dia
senang karena akan ada yang membantu dirinya melawan orang yang sengaja mengerjai
dirinya. Pasien mengatakan bahwa ada orang yang sengaja mengerjai dan menyakiti
dirinya. Orang itu mengerjai pasien dengan cara membuat pasien tidak bisa tidur. Sejak
dua minggu terakhir, suara gamelan semakin sering didengarnya, dan semakin jelas,
tidak samar-samar lagi, namun pasien tidak tahu jenis suara gamelan itu. Pasien juga
tidak jelas tahu apakah itu suara gamelan kematian atau suara gamelan untuk jenis
upacara lainnya. Suara gamelan ini kembali didengarnya di malam hari, setelah pasien
tertidur beberapa jam. Suara gamelan itu terdengar sangat jelas dan keras, sehingga
mengganggu pasien.
Pasien merasa yakin bahwa ada yang berusaha mengerjai dia dan ingin membuat pasien
sakit. Pasien mencurigai salah seorang sepupunya. Dia merasa bahwa sepupunyalah
yang menggunakan kekuatan gaib untuk membuat pasien agar sakit. Pasien mengatakan
merasa malu jika menikahi seorang wanita tapi tidak memiliki tanah atau rumah untuk
ditempati. Pasien sebenarnya ingin untuk menikah, namun dikatakan bahwa dirinya
berpacaran tidak lama. Hingga saat ini pasien belum memiliki pacar lagi. Pasien
mengatakan tidak pernah melihat adanya bayangan-bayangan yang tidak bisa dilihat
oleh orang lain. Pasien juga
mengatakan tidak mencium bau-bau busuk/bau-bau yang lain yang tidak bisa dicium
oleh orang lain dan pasien juga mengatakan tidak pernah merasakan sentuhan-sentuhan
yang tidak ada benda ataupun objek yang menyentuh pasien. Pasien mendapatkan terapi
yaitu psikoterapi, dan farmakoterapi berupa diazepam 1 x 5 mg.
a. Menurut kalian, termasuk kategori bipolar apa untuk kasus diatas dan sertakan
alasannya?
b. Analisa DRP untuk kasus diatas?
c. Tentukan plan terapi farmakologi dan non farmakologi yang terbaik untuk kasus
diatas?

Jawaban
1. . Kategori bipolar Kategori Bipolar adalah episode manik dari waktu 2 minggu yang
gejalanya semakin meningkat dan susah tidur、dan juga halusinasi pasien yang
meningkat
b. Analis DRP Di berikan diazepam ini biasanya digunakan sebagai tranquilizer
dilihat dari gejalanya pasien mengalami masalah ketenangan。tidak ada DRP pada
diazepam.
c. Terapi yang terbaik farmakologi dan nonfarmakologi Terapi nonfarmakolgi
diberikan CGT oleh psikiatri Terapi farmakologi dapat menggunakan monoterapi
litium sebagai mood stabilizer untuk mania preventive dan jika tidak bisa
menggunakan menggunkan litium saja gunakan kombinasi dari litium dan
chlorprazine sesuai dengnguideline canmat

2. Laki-laki, 39 tahun, SMA, Islam, Jawa, Pekerjaan wiraswasta, tinggal di Banding Rejo ,
pasien datang ke UGD Rumah Sakit Jiwa karena merasa dadanya berdebar dan keringat
dingin. Keluhan ini dimulai sejak 1 minggu yang lalu. Sebelumnya terdapat tetangga
pasien yang meninggal karena serangan jantung yang membuat pasien takut meninggal
seperti tetangganya. Hal ini menyebabkan pasien melakukan check up pada 3 hari yang
lalu dan dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan kelainan pada tubuh pasien. Namun,
pasien tetap merasa ada kelainan pada tubuhnya sehingga membawanya berobat ke UGD.
Perasaan cemas ini berlangsung sebentar dan biasanya hilang atau berkurang apabila
pasien berkonsultasi ke dokter ataupun bercerita tentang keluhannya kepada temannya.
Pasien mengatakan serangan cemas ini berlangsung hilang timbul dan hampir setiap
minggu. Keluhan seperti ini terjadi sejak ±3 tahun yang lalu, diawali oleh kematian ibu
pasien yang meninggal karena diabetes melitus. Hal ini menyebabkan pasien melakukan
check up setiap 6 bulan sekali dan melakukan pemeriksaan gula darah setiap seminggu
sekali. Pasien juga telah mendaftarkan dirinya pada beberapa asuransi kesehatan. Hal ini
dikarenakan ketakutan pasien akan kondisi tubuhnya. Terapi dokter yang diberikan adalah
Aprazolam 1
x 0,5 mg.
a. Menurut kalian, termasuk kategori kecemasan apa untuk kasus diatas dan sertakan
alasannya?
b. Analisa DRP untuk kasus diatas?
c. Tentukan plan terapi farmakologi dan non farmakologi yang terbaik untuk kasus
diatas?

Jawaban
d. M1.1 Obat tidak efektif atau pengobatan gagal
M1.2 Efek obat tidak optimal
P1.1 Pemilihan obat tidak tepat (bukan untuk indikasi yang paling tepat)
termasuk penggunaan obat yang kontraindikasi

Apt, I.A. Manik Partha S., S.Farm., M.Farm., Apt


1. Tuan KS seorang laki-laki berumur 60 tahun, BB : 50 kg, datang ke RS dengan keluhan
mual, tangan kanan mati rasa sampai susah untuk digerakkan. Pasien memiliki riwayat
penyakit hipertensi dan diabetes melistus. Saat masuk RS keluarga pasien digali
informasi terkait gejala muncul sekitar 2 jam yang lalu dimulai dari keluhan tangan kaku,
mulut bergetar saat berbicara dan bicaranya tidak jelas. Saat di cek tekanan darah pasien
165 mm/Hg dan Gula darah 235 mg/dl, Dokter memberikan terapi pada pasien saat tiba
di rumah sakit diberikan infus dekstrosa, Nitroprusid, rTPA (alteplase) 0, 015 IV selama
60 menit, amlodipin oral 3x5mg, metformin 3x500 mg. pasien dipantau terus 2x24 jam.
a. Menurut kalian, termasuk jenis stroke apa untuk kasus diatas dan sertakan
alasannya?
b. Analisa DRP untuk kasus diatas?
c. Tentukan plan terapi farmakologi dan non farmakologi yang terbaik untuk kasus
diatas?

Jawaban
a. Kasus di atas termasuk ke dalam struk iskemik karena di lihat dari gejalanya
pada struk iskemik akan mengalami kelumpuhan mendadak pada beberapa
bagian tubuh pasien, kesulitan berbicara, kebingungan yang mendadak . Dan
pada pasien Tuan KS mengami mati rasa pada tangan kanannya dan mulutnya
bergetar pada saat berbicara, dan bicaranya tidak jelas, mka dari itu dapat di
simpulkan bahwa tuan KS mengalami struk iskemik
b. DRP untuk kasus di atas adalah
1. Nitroprusid di hentikan dengan alasan karena tekanan darah pasien kurang
dari 220/120 mmHg yaitu 165 mmHg. Dengan DRP sebagai berikut
- M3.2 :Obat tidak diperlukan
- P7.2 : Pasien mengunakan obat yang tidak diperlukan
- I3.5 : Obat dihentikan
2. Amlodipine di hentikan tekanan darah pasien kurang dari 220/120 mmHg
yaitu 165 mmHg dengan DRP sebagai berikut
- M3.2 :Obat tidak diperlukan
- P7.2 : Pasien mengunakan obat yang tidak diperlukan
- I3.5 : Obat dihentikan
3. rTPA (alteplase) di hentikan karena tekanan darah pasien kurang dari 185/110
mmHg yaitu 165 mmHg. Dengan DRP sebagai berikut
- M3.2 Obat tidak diperllukan
- P.1.1 Pemilihan obat tidak tepat (bukan untuk indikasi yang paling tepat)
- I3.1 : Mengubah jenis obat
4. Infus Dextrosa Infus Dextrosa dapat menyebabkan hiperglikemia, sedangankan
pasien sudah mengalami hiperglikemia maka pasien diberikan NaCl 0,9% agar
tekanan darah pasien dapat kembali normal. Dengan DRP sebagai berikut
- M1.1 : Obat tidak efektif atau pengobatan gagal
- P1.1 : Pemilihan obat tidak tepat (bukan untuk indikasi yang paling tepat)
termasuk penggunaan obat yang kontraindikasi
- I3.1 : Mengubah jenis obat
5. Metformin di gantikan dengan pemberian insulin. Dengan DRP sebagai berikut
- M1.1 : Obat tidak efektif atau pengobatan gagal
- P1.1 : Pemilihan obat tidak tepat (bukan untuk indikasi yang paling tepat)
termasuk penggunaan obat yang kontraindikasi
- I3.1 : Mengubah jenis obat
c. Planning yang di lakukan untu tuan KS
- Infus dextrose di gantikan dengan NACL 0.9%
- metformin di gantikan dengan insulin
- rTPA (ateplase) di gantikan dengan aspilet
1. Seorang pasien, Tn. H, 69 tahun, berdasarkan hasil anamnesa Dokter dan pemeriksaan
penunjang yang terkait, didiagnosa mengalami Alzheimer tahap 3 dengan gejala
gangguan/penurunan fungsi kognitif dan cemas. Terapi yang diberikan adalah donepezil
10 mg, 1 X sehari dan ekstrak gingko biloba 1 X sehari. RPD : Hipertensi terkendali dgn
lisinopril 10 mg 1 X 1. Dengan tanda - tanda vital sebagai berikut.
TD : 180/90 mmHg
HR : 75x/menit
T : 36 ͦ c
RR : 20x/menit

a. Apakah terapi kausatif Alzheimer yang diberika kepada tuan H telah tepat?
Jelaskan pendapat anda!
b. Jekaskan terapi farmakologi yang bisa disarankan untuk meningkatkan quality
of life pasien!
Jawaban

a. Menurut saya terapi kausatif yang di berikan belum tepat karena ada
beberapa obat yang harus di hentikan penggunaannya
- Penggunaan ekstrak gingko biloba dihentikan karena penggunaan secara
bersamaan dengan donezepil tampaknya tidak bermanfaat atau merugikan
hal ini juga diikuti dari jurnal “The effects of Ginkgo biloba extracts on
the pharmacokinetics and pharmacodynamics of donepezil”
- Donezepil tetap diberikan dengan dosis 10 mg perhari jika pemberian
donezepil tidak efektif dosis dapat ditambahkan menjadi 20 mg 2 kali
sehari
- Karena donezepil dapat menyebabkan insomnia maka dapat di tambahkan
obat tidur agar pasien dapat beristirahat Dalam hal ini kami memilih
menggunakan trazodone untuk diberikan kepada pasien karena trazodone
relatif lebih aman bagi lansia dan memiliki efek samping yang lebih
sedikit dibandingkan zolpidem atau zaleplon. Untuk dosis trazodone yang
digunakan yaitu 75 mg/ hari. (MIMS, 2020).
- Lisinopril ganti dengan captopril 25 mg perhari

b. Terapi yang di berikan


- Donazepil 20 mg 2x sehari
- Captopril 25 mg perhari
- Dan untuk gangguan tidur dapat di berikan trazodone 75 mg perhari

Anda mungkin juga menyukai