Petunjuk Umum:
1. Isilah identitas dengan lengkap pada file yang kalian upload
2. Jawaban bisa diketik dalam ms word. Jawaban ujian selanjutnya diupload pada google classroom
3. File jawaban yang di upload dibedakan berdasarkan soal dari masing-masing dosen
4. Jawablah pertanyaan yang dianggap lebih mudah terlebih dahulu.
5. Dilarang ada plagiasi jawaban
6. Mahasiswa yang terlambat mengumpulkan jawaban di google classroom akan dilakukan
pemotongan nilai 10 poin
7. Jawaban tidak boleh diacak
8. Mahasiswa yang bekerja sama dan bertindak curang selama ujian mendapatkan nilai akhir E
9. Selamat mengerjakan.
Soal Essay
Apt, Dewi Puspita Apsari, S.Farm., M.Farm., Apt
1. Pasien anak laki-laki usia 22 bulan datang dengan keluhan kejang 2 kali sejak pagi,
dimana kejang pertama merupakan generalized seizure yang terjadi saat pasien sedang
tidur waktu dilakukan EEG yang berlangsung selama 5 detik dan kemudian berhenti
sendiri, lalu pasien kembali sadar dan berespon dalam 5 menit. Kejang kedua berupa
general seizure yang terjadi saat pasien sedang digendong ayahnya, terjadi selama 10
detik, dan pasien kembali sadar dan berespon dalam 10 menit. Demam disangkal. Pasien
memiliki riwayat kejang demam, dimana pada usia 20 bulan pasien kejang 2x, dan 1
minggu yang lalu pasien dirawat inap karena kejang sebanyak 6x. setelah keluar dari RS,
pasien mengalami kejang tanpa demam di rumah selama 4 hari, dimana serangan terjadi
2-3x dalam sehari. Biasanya kejang terjadi saat pasien bangun tidur dan terdiam selama 5
menit. Demam bersifat general, terjadi 5-10 detik, dan berhenti sendiri. Setiap kali kejang
pasien kembali sadar dan berespon dalam waktu < 5 menit. Riwayat trauma kepala, mual
dan muntah disangkal.Tidak ada riwayat epilepsy di keluarga pasien. Pasien lahir cukup
bulan, tidak ditemukan kelainan saat pasien lahir. Pasien adalah pasien BPJS.
Dari pemeriksaan fisik, pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, tidak ditemukan
adanya kelainan pada pemeriksaan generalis dan pemeriksaan neurologis. Tidak ditemukan adanya
kelainan pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis. Pada EEG saat pasien kejang
ditemukan kesan EEG abnormal dengan general seizure (tonic-clonic).
a. Jelaskan terapi farmakologi yang perlu diberikan kepada pasien dan jelaskan jawaban anda
mengapa memilih obat tersebut untuk diberikan kepada pasien!
b. Jika pasien tidak merespon terhadap obat pertama yang anda sarankan, jelaskan terapi
alternatif yang dapat diberikan kepada pasien! Dan bagaimana cara mengganti terapinya?
Jawaban
a. Terapi yang di sarankan adalah karmazepin karena karbamazepin merukan terapi lini
pertama tonic klonic
b. Cara mengganti terapinya adalah dengan memonitoring penggunaan karbamazepin dan
di carikan terapi yang lain pada jurnal terapi tonic clonic yang menyatakan karbamazepin
tidak effective dan di carikan obat yang lebih effective dari carbamazepine
2. Tuan XY usia 88 tahun mengeluhkan lemas seluruh tubuhnya ±3 hari SMRS. Selain itu
pula pasien mengeluhkan kedua tangan bergetar, kekakuan pada mulut sehingga sulit
untuk bicara dan sulit menelan, kekakuan terjadi juga pada wajah sehingga pasien sulit
tersenyum, menaikan alisnya. Kekakuan juga terjadi pada bahu dan di kedua ekstremitas
kaki. Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala. Tidak ada mual, muntah. Keluhan demam
dan pingsan sebelumnya tidak ada. Riwayat kejang disangkal, pasien tdak mengalami
penurunan keasadaran. Nafsu makan pasien kurang baik selama 3 hari karena kesulitan
menelan, BAK baik, namun tidak ada BAB selama 2 hari. Kemudian pasien dirawat
inapkan dan di rawat oleh spesialis neurologist. Menurut Skala Hoehn and Yar, Tuan XY
mengalami parkinson stadium 4. Berikut hasil pemeriksaan penunjang pasien.
Terapi yang diberikan kepada pasien saat MRS adalah
Terapi Non-Farmakologis : Terapi rehabilitasi
Terapi Farmakologis :
o Asering 20 tpm
o Injeksi Citicolin 2×500
o Injeksi Ranitidin 2x1A
o Mecobalamin 1x1
o Sohobion 1x1
o Levasid 2×1
o Sifrol 2x1
b. –
Jawaban
1. . Kategori bipolar Kategori Bipolar adalah episode manik dari waktu 2 minggu yang
gejalanya semakin meningkat dan susah tidur、dan juga halusinasi pasien yang
meningkat
b. Analis DRP Di berikan diazepam ini biasanya digunakan sebagai tranquilizer
dilihat dari gejalanya pasien mengalami masalah ketenangan。tidak ada DRP pada
diazepam.
c. Terapi yang terbaik farmakologi dan nonfarmakologi Terapi nonfarmakolgi
diberikan CGT oleh psikiatri Terapi farmakologi dapat menggunakan monoterapi
litium sebagai mood stabilizer untuk mania preventive dan jika tidak bisa
menggunakan menggunkan litium saja gunakan kombinasi dari litium dan
chlorprazine sesuai dengnguideline canmat
2. Laki-laki, 39 tahun, SMA, Islam, Jawa, Pekerjaan wiraswasta, tinggal di Banding Rejo ,
pasien datang ke UGD Rumah Sakit Jiwa karena merasa dadanya berdebar dan keringat
dingin. Keluhan ini dimulai sejak 1 minggu yang lalu. Sebelumnya terdapat tetangga
pasien yang meninggal karena serangan jantung yang membuat pasien takut meninggal
seperti tetangganya. Hal ini menyebabkan pasien melakukan check up pada 3 hari yang
lalu dan dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan kelainan pada tubuh pasien. Namun,
pasien tetap merasa ada kelainan pada tubuhnya sehingga membawanya berobat ke UGD.
Perasaan cemas ini berlangsung sebentar dan biasanya hilang atau berkurang apabila
pasien berkonsultasi ke dokter ataupun bercerita tentang keluhannya kepada temannya.
Pasien mengatakan serangan cemas ini berlangsung hilang timbul dan hampir setiap
minggu. Keluhan seperti ini terjadi sejak ±3 tahun yang lalu, diawali oleh kematian ibu
pasien yang meninggal karena diabetes melitus. Hal ini menyebabkan pasien melakukan
check up setiap 6 bulan sekali dan melakukan pemeriksaan gula darah setiap seminggu
sekali. Pasien juga telah mendaftarkan dirinya pada beberapa asuransi kesehatan. Hal ini
dikarenakan ketakutan pasien akan kondisi tubuhnya. Terapi dokter yang diberikan adalah
Aprazolam 1
x 0,5 mg.
a. Menurut kalian, termasuk kategori kecemasan apa untuk kasus diatas dan sertakan
alasannya?
b. Analisa DRP untuk kasus diatas?
c. Tentukan plan terapi farmakologi dan non farmakologi yang terbaik untuk kasus
diatas?
Jawaban
d. M1.1 Obat tidak efektif atau pengobatan gagal
M1.2 Efek obat tidak optimal
P1.1 Pemilihan obat tidak tepat (bukan untuk indikasi yang paling tepat)
termasuk penggunaan obat yang kontraindikasi
Jawaban
a. Kasus di atas termasuk ke dalam struk iskemik karena di lihat dari gejalanya
pada struk iskemik akan mengalami kelumpuhan mendadak pada beberapa
bagian tubuh pasien, kesulitan berbicara, kebingungan yang mendadak . Dan
pada pasien Tuan KS mengami mati rasa pada tangan kanannya dan mulutnya
bergetar pada saat berbicara, dan bicaranya tidak jelas, mka dari itu dapat di
simpulkan bahwa tuan KS mengalami struk iskemik
b. DRP untuk kasus di atas adalah
1. Nitroprusid di hentikan dengan alasan karena tekanan darah pasien kurang
dari 220/120 mmHg yaitu 165 mmHg. Dengan DRP sebagai berikut
- M3.2 :Obat tidak diperlukan
- P7.2 : Pasien mengunakan obat yang tidak diperlukan
- I3.5 : Obat dihentikan
2. Amlodipine di hentikan tekanan darah pasien kurang dari 220/120 mmHg
yaitu 165 mmHg dengan DRP sebagai berikut
- M3.2 :Obat tidak diperlukan
- P7.2 : Pasien mengunakan obat yang tidak diperlukan
- I3.5 : Obat dihentikan
3. rTPA (alteplase) di hentikan karena tekanan darah pasien kurang dari 185/110
mmHg yaitu 165 mmHg. Dengan DRP sebagai berikut
- M3.2 Obat tidak diperllukan
- P.1.1 Pemilihan obat tidak tepat (bukan untuk indikasi yang paling tepat)
- I3.1 : Mengubah jenis obat
4. Infus Dextrosa Infus Dextrosa dapat menyebabkan hiperglikemia, sedangankan
pasien sudah mengalami hiperglikemia maka pasien diberikan NaCl 0,9% agar
tekanan darah pasien dapat kembali normal. Dengan DRP sebagai berikut
- M1.1 : Obat tidak efektif atau pengobatan gagal
- P1.1 : Pemilihan obat tidak tepat (bukan untuk indikasi yang paling tepat)
termasuk penggunaan obat yang kontraindikasi
- I3.1 : Mengubah jenis obat
5. Metformin di gantikan dengan pemberian insulin. Dengan DRP sebagai berikut
- M1.1 : Obat tidak efektif atau pengobatan gagal
- P1.1 : Pemilihan obat tidak tepat (bukan untuk indikasi yang paling tepat)
termasuk penggunaan obat yang kontraindikasi
- I3.1 : Mengubah jenis obat
c. Planning yang di lakukan untu tuan KS
- Infus dextrose di gantikan dengan NACL 0.9%
- metformin di gantikan dengan insulin
- rTPA (ateplase) di gantikan dengan aspilet
1. Seorang pasien, Tn. H, 69 tahun, berdasarkan hasil anamnesa Dokter dan pemeriksaan
penunjang yang terkait, didiagnosa mengalami Alzheimer tahap 3 dengan gejala
gangguan/penurunan fungsi kognitif dan cemas. Terapi yang diberikan adalah donepezil
10 mg, 1 X sehari dan ekstrak gingko biloba 1 X sehari. RPD : Hipertensi terkendali dgn
lisinopril 10 mg 1 X 1. Dengan tanda - tanda vital sebagai berikut.
TD : 180/90 mmHg
HR : 75x/menit
T : 36 ͦ c
RR : 20x/menit
a. Apakah terapi kausatif Alzheimer yang diberika kepada tuan H telah tepat?
Jelaskan pendapat anda!
b. Jekaskan terapi farmakologi yang bisa disarankan untuk meningkatkan quality
of life pasien!
Jawaban
a. Menurut saya terapi kausatif yang di berikan belum tepat karena ada
beberapa obat yang harus di hentikan penggunaannya
- Penggunaan ekstrak gingko biloba dihentikan karena penggunaan secara
bersamaan dengan donezepil tampaknya tidak bermanfaat atau merugikan
hal ini juga diikuti dari jurnal “The effects of Ginkgo biloba extracts on
the pharmacokinetics and pharmacodynamics of donepezil”
- Donezepil tetap diberikan dengan dosis 10 mg perhari jika pemberian
donezepil tidak efektif dosis dapat ditambahkan menjadi 20 mg 2 kali
sehari
- Karena donezepil dapat menyebabkan insomnia maka dapat di tambahkan
obat tidur agar pasien dapat beristirahat Dalam hal ini kami memilih
menggunakan trazodone untuk diberikan kepada pasien karena trazodone
relatif lebih aman bagi lansia dan memiliki efek samping yang lebih
sedikit dibandingkan zolpidem atau zaleplon. Untuk dosis trazodone yang
digunakan yaitu 75 mg/ hari. (MIMS, 2020).
- Lisinopril ganti dengan captopril 25 mg perhari