PENDAHULUAN
Setiap air dengan pH (derajat keasaman) antara 6-8 dan rasanya tidak
payau dapat digunakan untuk air campuran beton. Air yang mengandung
bahan organik dengan kadar yang tinggi (biasa dijumpai pada air
permukaan) dapat menghambat proses pengerasan beton. Air laut
meningkatkan resiko perkaratan tulangan, khususnya di daerah tropis. Air
laut dengan kandungan garam ≤35.000 ppm dapat digunakan sebagai air
pencampur untuk beton tanpa tulangan.
1.3 Perencanaan Campuran Beton
Perencanaan campuran beton normal atau yang biasa disebut mix design
sebenarnya sudah diatur. Dan biasanya mengacu pada standar ACI Committee
211. Komposisi atau jenis beton yang akan diproduksi biasanya bergantung pada
beberapa hal yaitu:
Sifat-sifat mekanis beton keras yang diinginkan, biasanya ditentukan oleh
perencana struktur.
Sifat-sifat beton segar yang diinginkan, yang biasanya ditentukan oleh jenis
konstruksi.
Tingkat pengendalian di lapangan.
Perencanaan campuran beton biasanya dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan komposisi campuran yang ekonomis dan memenuhi persyaratan
kelecakan, kekuatan, dan durabilitas.
1.3.1 Penentuan Nilai Kuat Beton Rata-Rata
Dalam perancangannya, nilai kuat tekan beton yang diperhitungkan
tidak langsung menggunakan nilai kuat tekan beton yang disyaratkan
ditambah dengan standar deviasi sesuai dengan kondisi pengerjaannya.
1.3.2 Perancangan Proporsi Campuran Beton Berdasarkan ACI Committee
211
1. Pemilihan angka slump
Jika nilai slump tidak ditentukan dalam spesifikasi, maka nilai slump
dipilih dari tabel berikut untuk berbagai jenis pengerjaan konstruksi.
Tabel 1.2 Nilai Slump yang disarankan untuk berbagai jenis
pekerjaan konstruksi
Slump (mm)
Jenis Konstruksi
Maksimun Minimun
Kolom 100 25
d
a. D ≤
5
h
b. D ≤
3
2s
c. D ≤
3
3c
d. D ≤
4
Keterangan:
Tabel 1.5 Volume Agregat Kasar untuk Nilai Modulus Kehalusan Pasir
( γγ )−W ( γ −1)
X =10γa ( 100− A ) +C 1− a
a
Keterangan:
Af = kandungan agregat halus (kg/m3)
X = berat jenis beton (kg/m3)
W = kangdungan air
Ac = kandungan agregat kasar (kg/m3)
C = kandungan semen (kg/m3)
A = kandungan udara (%)
ℽa = bulk specific gravity (SSD) rata-rata dari kombinasi agegat
halus dan kasar
ℽ = berat jenis semen = 3,15
b. Estimasi berdasarkan volume absolut
Volume agregat halus didapat dengan mengurangi volume satuan
beton dengan volume total bahan-bahan beton yang sudah
diketahui (air,udara,semen, dan agregat kasar). Berat agregat halus
didapat dengan mengalikan volume dengan γ pasir.
Perumusannya adalah:
C Ac
(
A f =γ f (1000− W + + +10 A )
γ γc )
8. Kondisi kandungan air pada agregat
Rancangan beton dilakukan berdasarkan kondisi agregat yang SSD.
Untuk trial mix, ar pencampur yang dibutuhkan dalam campuran bila
diperbesar atau diperkecil tergantung dengan kandungan air bebas
pada agregat. Sebaliknya, untuk mengimbangi perubahan air tersebut,
jumlah agregat harus diperkecil atau diperbesar. Hal-hal yang dapat
diuji dalam trial mix adalah uji nilai slump, uji kelecakan, kandungan
udara, dan kekuatan beton pada umur-umur tertentu.