Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH SISTEM TENAGA LISTRIK A

Pemakaian Tenaga Listrik Untuk Sektor Rumah Tangga

Oleh:

Kelompok 9
Yudha Pratama 1810953025
Vinoza Shalsabila 1810953027
Indah Irdyana Yemensia 1810953028
Satri Ramadhan 1910953030
Dosen Pengampu: Prof. Ir, Refdinal Nazir, MSEE, Ph.D

UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan penulisan makalah tepat pada waktunya. Makalah ini membahas
tentang “Pemakaian Tenaga Listrik untuk Sektor Rumah Tangga”. Selain itu,
Shalawat dan salam kita hadiahkan kepada Rasul junjungan alam, suri tauladan umat
manusia yakni, Nabi Muhammad SAW yang telah membawa manusia menuju dunia
yang diterangi oleh ilmu pengetahuan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi syarat penilaian pada mata kuliah Sistem
Tenaga Listrik kelas A. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat baik untuk
penulis maupun pembaca.
Terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Prof. Ir. Refdinal Nazir, MSEE, Ph.D
selaku dosen pengampu mata kuliah Sistem Tenaga Listrik yang telah membimbing
dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran kami harapkan
demi kesempurnaan penulisan makalah ini. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima
kasih.

Padang, 07 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan....................................................................................................1
BAB II Peralatan-Peralatan Listrik pada Sektor Rumah Tangga........................2
BAB III Motor Listrik Sebagai Beban......................................................................3
3.1 Pengertian dan Prinsip Kerja Motor listrik....................................................3
3.2 Jenis – Jenis Motor Listrik................................................................................4
BAB IV Peran Motor Listrik dalam Membantu Aktifitas Kehidupan Manusia
pada Sektor Rumah Tangga.....................................................................................23
4.1 Mixer.................................................................................................................23
4.2 Penyedot Debu (Vacuum Cleaner).................................................................25
4.3 Kipas Angin......................................................................................................27
BAB V Penutup..........................................................................................................30
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................30
5.2 Saran.................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................30

i
BAB I
Pendahuluan

Energi Listrik merupakan sumber kebutuhan manusia yang wajib dipenuhi


untuk menghidupkan peralatan dan benda-benda lainnya yang memerlukan energi
listrik agar dapat berfungsi. Kelistrikan menjadi sesuatu yang vital untuk suatu negara
di era modern ini (S. Iglesias Kristianto, 2015). Energi listrik juga berperan penting
dalam menggerakkan roda perekonomian (Cekkembali.com, 2018). Dimana jumlah
pendapatan rumah tangga berbanding lurus dengan jumlah energi listrik yang
dikonsumsi (Nababan, 2008).

Listrik sangat bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari karena merupakan


sumber energi utama. Saat ini ada berbagai macam peralatan elektronik yang
menggunakan energi listrik untuk mengoperasikannya mulai dari handphone,
komputer, televisi, pendingin ruangan sampai dengan peralatan-peralatan elektronik
rumah tangga maupun industri.
Seiring berkembangnya zaman, permintaan terhadap penggunaan energi listrik
selalu meningkat karena setiap sektor kehidupan saat ini membutuhkan listrik untuk
terus berjalan dan berkembang. Disisi lain, meningkatnya permintaan terhadap energi
ini tentu saja akan menimbulkan masalah-masalah baru di kemudian hari. Oleh sebab
itu, penggunaan listrik yang efektif dan efisien adalah salah satu perhatian utama
pemerintah Indonesia pada saat ini.
Sektor rumah tangga (household sector) adalah sektor yang mencakup individu
atau kelompok individu. Mereka dapat menjadi konsumen ataupun pengusaha yang
memiliki klaim atas bisnis (Cerdasco, 2019). Input yang diberikan sektor rumah
tangga untuk sektor bisnis melalui imbalan upah, keuntungan dan bunga. Konsumsi
rumah tangga adalah penentu utama dalam merangsang pertumbuhan ekonomi.
Kebutuhan energi listrik sektor rumah tangga ini bergantung kepada kepadatan
penduduk dan letak daerah itu sendiri. Semakin padat penduduk dan semakin maju
serta strategis letak suatu daerah, maka akan semakin banyak pula penggunaan alat-
alat elektronik dan individu-individu pemakainya di daerah tersebut, yang mana hal
itu berbanding lurus dengan pemakaian energi listrik. Saat ini sektor rumah tangga
merupakan salah satu pemakai energi listrik terbesar, terlebih untuk di kota-kota
besar yang padat penduduk.
Listrik merupakan hal yang krusial untuk menjalankan peralatan rumah
tangga. Dalam sektor rumah tangga terdapat banyak alat-alat yang digerakkan oleh

1
motor listrik yang telah dialiri arus. Motor adalah sebuah perangkat elektromagnetis
yang menguban energi listrik menjadi energi mekanis ((UNEP), 2004) . Dengan
adanya motor nilai praktis alat dan listrik semakin meningkat.

BAB II
Peralatan-Peralatan Listrik pada Sektor Rumah Tangga

Pada sektor rumah tangga banyak terdapat peralatan-peralatan listrik atau


elektronik yang digunakan baik untuk membantu aktifitas sehari-hari, maupun untuk
keperluan-keperluan lainnya. Berikut adalah peralatan listrik atau alat elektronik
yang terdapat di sektor rumah tangga:
1. Kulkas
Kulkas atau lemari es atau lemari pendingin adalah sebuah alat rumah tangga
listrik yang menggunakan refrigerasi (proses pendingin) untuk membantu
pengawetan makanan. Kulkas bekerja menggunakan pompa panas pengubah fase
beroperasi dalam sebuah putaran refrigeration.
2. Kipas Angin
Kipas angin dipergunakan untuk menghasilkan angin. Fungsi yang umum adalah
untuk pendingin udara, penyegar udara, ventilasi (exhaust fan), pengering
(umumnya memakai komponen penghasil panas). Kipas angin juga ditemukan di
mesin penyedot debu.
3. AC (Air conditioner)
AC adalah sistem atau mesin yang dirancang untuk menstabilkan suhu udara dan
kelembapan suatu area (yang digunakan untuk pendinginan maupun pemanasan
tergantung pada sifat udara pada waktu tertentu). Umumnya menggunakan siklus
refrigerasi tetapi kadang-kadang menggunakan penguapan (evaporative cooling).
4. Blender
Blender adalah alat elektronik berupa sebuah wadah dilengkapi pisau berputar
yang digunakan untuk mengaduk, mencampur, menggiling, atau melunakkan
bahan makanan.
5. Mesin Cuci
Mesin cuci adalah sebuah mesin yang dirancang untuk membersihkan pakaian dan
tekstil rumah tangga lainnya
6. Mixer
Mixer atau alat pengaduk adalah alat mekanis yang digunakan untuk mencampur
bahan adonan yang biasanya digunakan untuk pembuatan kue.
7. Penyedot Debu (Vacuum Cleaner)

2
Penyedot debu ialah alat yang menggunakan pompa udara untuk menciptakan
keadaan kosong untuk menghisap debu dan kotoran, biasanya dari lantai.
8. Pompa Air
Pompa air adalah alat yang digunakan untuk memindahkan air/cairan dari suatu
tempat ke tempat lain melalui saluran (pipa) dengan menggunakan tenaga listrik
untuk mengubah energi mekanik motor menjadi energi aliran fluida.

BAB III
Motor Listrik Sebagai Beban

3.1 Pengertian dan Prinsip Kerja Motor listrik


Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik
((UNEP), 2004). Motor listrik dapat ditemukan pada peralatan rumah tangga seperti
kipas angin, mesin cuci, pompa air dan penyedot debu. Pada motor listrik tenaga
listrik diubah menjadi tenaga mekanik. Perubahan ini dilakukan dengan mengubah
tenaga listrik menjadi magnet yang disebut sebagai elektromagnet.

Gambar 1. Prinsip Kerja Motor Listrik


Pada prinsipnya
motor listrik menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak, ketika arus
listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat utara akan
bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang bersifat
selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara
kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan
bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang
menyebabkan pergerakan kumparan berhenti. Untuk menggerakannya lagi, tepat pada
saat kutub kumparan berhadapan dengan kutub magnet, arah arus pada kumparan

3
dibalik. Dengan demikian, kutub utara kumparan akan berubah menjadi kutub selatan
dan kutub selatannya akan berubah menjadi kutub utara. Pada saat perubahan kutub
tersebut terjadi, kutub selatan kumparan akan berhadap dengan kutub selatan magnet
dan kutub utara kumparan akan berhadapan dengan kutub utara magnet. Karena
kutubnya sama, maka akan terjadi tolak menolak sehingga kumparan bergerak
memutar hingga utara kumparan berhadapan dengan selatan magnet dan selatan
kumparan berhadapan dengan utara magnet. Pada saat ini, arus yang mengalir ke
kumparan dibalik lagi dan kumparan akan berputar lagi karena adanya perubahan
kutub. Siklus ini akan berulang-ulang hingga arus listrik pada kumparan diputuskan.

3.2 Jenis – Jenis Motor Listrik


Berdasarkan sumber yang digunakan, motor listrik terbagi atas: motor AC dan motor
DC (No, Decker dan California, 2010).

Gambar 2. Klasifikasi Motor Berdasarkan Sumber

a. Motor AC
Macam-Macam Motor Listrik AC Berdasarkan Kecepatan Putaran Rotor
1. Motor Sinkron

Gambar 3. Motor AC Sinkron


4
Motor sinkron adalah motor AC bekerja pada kecepatan tetap pada sistem
frekuensi tertentu. Motor sinkron secara khusus sangat baik digunakan untuk
kecepatan rendah. Kelebihan dari motor sinkron ini antara lain, dapat
dioperasikan pada faktor daya lagging maupun leading, tidak ada slip yang dapat
mengakibatkan adanya rugi-rugi daya sehingga motor ini memiliki efisiensi
tinggi. Sedangkan kelemahan dari motor sinkron adalah tidak mempunyai torka
mula, sehingga untuk starting diperlukan cara-cara tertentu. Bila metode starting
telah dapat dikembangkan kemudian hari, maka motor ini akan lebih unggul
dibandingkan motor listrik yang lain
 Komponen Motor Sinkron

Gambar 4. Komponen Motor Sinkron

a) Rotor
Kerangka atau gandar besi tuang untuk menyangga inti jangkar, inti
jangkar dari besi lunak / baja silicon. Alur/parit/slot dan gigi tempat
meletakkan kumparan, bentuk alur ada yang terbuka, setengah tertutup
dan tertutup. Rotor berfungsi sebagai tempat belitan medan (eksitasi) yang
membentuk kemagnetan listrik kutub utara-selatan pada inti rotor. Belitan
medan tersebut dihubungkan dengan sumber eksitasi DC. Berdasarkan
bentuknya ada 2 jenis rotor pada motor sinkron yaitu kutub silinder dan
kutub menonjol.
b) Stator
Stator merupakan bagian yang diam dan mempunyai alur atau slot
memanjang yang di dalamnya terdapat belitan yang disebut dengan belitan
jangkar (Armature Winding). Secara umum stator terdiri dari kerangka
stator, inti stator, belitan stator dan slot.
1) Rangka Stator

5
Rangka stator berfungsi sebagai tempat melekatnya kumparan
jangkar. Pada rangka stator terdapat lubang pendingin dimana udara
dan gas pendingin disirkulasikan. Rangka stator biasanya dibuat dari
besi campuran baja atau plat baja giling yang dibentuk sedemikian
rupa sehingga diperoleh rangka yang sesuai dengan kebutuhan.
2) Inti Stator
Inti stator melekat pada rangka stator dimana inti ini terbuat dari
laminasi - laminasi besi khusus atau campuran baja. Hal ini dilakukan
stator menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding dengan
frekuensi yang dipasok. Kerangka atau gandar besi tuang untuk
menyangga inti jangkar, inti jangkar dari besi lunak / baja silicon.
Alur/parit/slot dan gigi tempat meletakkan kumparan, bentuk alur ada
yang terbuka, setengah tertutup dan tertutup. Belitan jangkar terbuat
dari tembaga yang diletakkan pada alur.

 Prinsip Kerja Motor Sinkron


Cara Kerja motor sinkron tergantung pada interaksi medan magnet stator dengan
medan magnet rotor. Stator berisi belitan 3 fasa dan disupply dengan daya 3 fasa.
Dengan demikian, belitan stator menghasilkan Medan Magnet berputar 3 fasa. Supply
DC diberikan ke rotor. Rotor masuk ke medan magnet berputar yang dihasilkan oleh
belitan stator dan berputar dalam sinkronisasi. Sekarang, kecepatan motor tergantung
pada frekuensi arus yang disediakan.Kecepatan motor sinkron dikendalikan oleh
frekuensi arus yang diterapkan. Kecepatan motor sinkron dapat dihitung sebagai
Ns = 60f/P = 120f/p
Dimana:
f = frekuensi arus AC (Hz)
p = jumlah total kutub per fasa
P = jumlah pasangan total kutub per fasa.

6
 Rangkaian Ekivalen Motor Sinkron

Gambar 5. Rangkaian Ekuivalen Motor SInkron


Rangkaian ekivalen motor sinkron adalah sama halnya dengan generator sinkron,
kecuali untuk arah aliran dayanya dimana arah aliran daya pada motor sinkron
terbalik dengan arah daya pada generator sinkron. Karena arah aliran daya ini
terbalik, maka arah arus yang mengalir ke stator motor juga akan terbalik. Dengan
demikian, rangkaian ekuivalen motor sinkron adalah sama dengan rangkaian
ekuivalen generator sinkron, kecuali bahwa referensi arah IA dibalik. Rangkaian
ekivalennya diperlihatkan pada gambar (1) dan rangkaian per fasanya ditunjukkan
pada gambar (2). Rangkaian ekuivalen tiga fasa biasa dalam bentuk hubungan Y atau
hubungan Delta (∆).
Karena perubahan arah IA ini, maka persamaan tegangan menurut hukum Kirchoff
untuk rangkaian ekuivalennya juga akan berubah. Jadi persamaan hukum Kirchoff
untuk tegangannya untuk rangkaian ekuivalen yang baru adalah :

Veℎ = Ea + j. Xs. Ia + R . Ia............................................................(1)

Gambar 6. Rangkaian Motor Sinkron

7
Dari persamaan umum motor sinkron yang dituliskan di dalam persamaan (1) dapat
digambarkan diagram fasor motor sinkron seperti ditunjukkan pada gambar (3)
sebagai berikut

Gambar 7. Diagram Fasor Motor Sinkron dengan Faktor Daya Unity


Keterangan:
 EA = Tegangan Jangkar (GGL lawan)
 IA = Arus Jangkar
 Vph = Tegangan Terminal
 XS = Reaktansi Sinkron Motor
 Θ = Sudut Kopel
Dari diagram fasor yang ditunjukkan pada
Veℎ. Sin δ = Xa. Ia...................................................................(2)
Maka diperioleh,

Lalu substitusi pers (3) ke pers (5), maka di dapat :

2. Motor Induksi

Gambar 8. Motor AC Induksi


Motor induksi adalah salah satu jenis dari motor-motor listrik yang bekerja
berdasarkan induksi elektromagnet. Motor induksi memiliki sebuah sumber energi

8
listrik yaitu di sisi stator, sedangkan sistem kelistrikan di sisi rotornya di induksikan
melalui celah udara dari stator dengan media elektromagnet.
Keuntungan motor induksi sebagai berikut :

 Bentuknya yang sederhana dan memiliki konstruksi yang kuat dan hampir tidak
pernah mengalami kerusakan yang berarti.
 Harga relatif murah dan dapat diandalkan.
 Efisiensi tinggi pada keadaan berputar normal, tidak memerlukan sikat sehingga
rugi – rugi daya yang diakibatkannya dari gesekan dapat dikurangi.
 Perawatan waktu mulai beroperasi tidak memerlukan starting tambahan khusus
dan tidak harus sinkron.

Kerugian yang tidak menguntungkan dari motor induksi yaitu sebagai berikut :

 Pengaturan kecepatan dari motor induksi sangat mempengaruhi


efesiensinya.
 Kecepatan motor induksi akan menurun seiring dengan bertambahnya beban,
tidak seperti motor DC atau motor shunt.
 Kopel awal mutunya rendah dibandingkan dengan motor DC shunt.

 Klasifikasi Motor Induksi


Motor Induksi memiliki berbagai jenis yang dapat diklasifikasikan antara lain
berdasarkan prinsip kerja, berdasarkan macam arus, dan berdasarkan kecepatan.
a. Berdasarkan Prinsip Kerja
1. Motor Sinkron.
 Biasa ( tanpa slip ring )
 Super ( dengan slip ring )
2. Motor Asinkron.
 Motor Induksi (Squirrel Cage & Slip
Ring)
b.. Berdasarkan Macam Arus

9
1. Satu phasa
Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator, beroperasi dengan pasokan
daya satu phasa, memiliki sebuah rotor sangkar tupai, dan memerlukan sebuah
alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis motor
yang paling umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti kipas
angin, mesin cuci dan pengering pakaian.
2. Tiga phasa
Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga phasa yang
seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang tinggi, dapat
memiliki sangkar tupai atau gulungan rotor (walaupun 90% memiliki rotor
sangkar tupai); dan penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di
industri menggunakan jenis ini, sebagai contoh, pompa, compressor, belt
conveyor, jaringan listrik ,dan grinder.

c. Berdasarkan Kecepatan
1. Kecepatan konstan
2. Kecepatan berubah
3. Kecepatan diatur
 Konstruksi Motor Induksi
Konstruksi utama pada motor induksi:
a. Stator
b. Rotor
c. Rangka (Frame)
d. Poros (Shaft)
e. Kipas Pendingin
f. Bantalan (Bearing)
Pada dasarnya motor induksi terdiri dari suatu bagaian yang tidak berputar
(stator) dan bagian yang bergerak memutar (rotor) seperti pada gambar. Secara
ringkas stator terdiri dari blek – blek dinamo yang berisolasi pada satu sisinya dan
mempunyai ketebalan 0,35 – 0,5 mm, disusun menjadi sebuah paket blek yang
berbentuk gelang. Disisi dalamnya dilengkapi dengan alur – alur. Didalam alur ini

10
terdapat perbedaan antara motor asinkron dengan lilitan sarang (rotor sarang atau
rotor hubung pendek) dan gelang seret dengan lilitan tiga fasa. Atau dari sisi lainnya
bahwa inti besi stator dan rotor terbuat dari lapisan (email) baja silikon tebalnya 0,35
– 0,5 mm, tersusun rapi, masing – masing terisolasi secara elektrik dan diikat pada
ujung – ujungnya.

Lamel inti besi stator dan rotor bagian motor dengan garis tengah bagian motor,
dengan garis tengah bagian luar dari stator lebih dari 1 m. Bagi motor dengan garis
tengah yang lebih besar, lamel inti besi merupakan busur inti segmen yang
disambung – sambung menjadi satu lingkaran. Celah udara antara stator dan rotor
pada motor yang kecil adalah 0,25 – 0,75 mm, pada motor yang besar sampai 10
mm. Celah udara yang besar ini disediakan bagi kemungkinan terjadinya
perenggangan pada sumbu sebagai akibat pembebanan transversal pada sumbu atau
sambungannya. Tarikan pada pita (belt) atau beban yang tergantung tersebut akan
menyebabkan sumbu motor melengkung.

Pada dasarnya inti besi stator dan belitan rotor motor tak serempak ini sama
dengan stator dan belitan stator mesin serempak. Kesamaan ini dapat ditunjukan
bahwa pada rotor mesin tak serempak yang dipasang/ sesuai dengan stator mesin tak
serempak akan dapat bekerja dengan baik.

a) Stator (bagian motor yang diam)


Pada bagian stator terdapat beberapa slot yang merupakan tempat kawat
(konduktor) dari tiga kumparan yang masing – masing berbeda phasa dan menerima
arus dari tiap phasa tersebut yang disebut kumparan stator. Stator terdiri dari plat –
plat besi yang disusun sama besar dengan rotor dan pada bagian dalam mempunyai
banyak alur yang diberi kumparan kawat tembaga yang berisolasi. Jika kumparan
stator mendapatkan suplai arus tiga fasa maka pada kumparan tersebut akan timbul
flux magnit putar. Karena adanya flux magnit putar pada kumparan stator,
mengakibatkan rotor berputar karena adanya induksi magnet dengan kecepatan putar
rotor sinkon dengan kecepatan putar stator.

11
Bentuk konstruksi stator motor induksi

Gambar 9. Stator
o Bodi Motor
Fungsi utama dari bodi atau gandar motor adalah sebagai bagian dari tempat
mengalirnya fluks megnet yang dihasilkan kutub – kutub magnet, karena itu beban
motor dibuat dari bahan ferromagnetik. Disamping itu badan motor ini berfungsi
untuk meletakkan alat – alat tertentu dan melindungi bagian – bagian mesin lainnya.
Biasanya pada motor terdapat papan nama atau name plate yang bertuliskan
spesifikasi umum dari motor.

o Inti Kutub Magnet dan Lilitan Penguat Magnet

Sebagaimana diketehui bahwa fluks magnet yang terdapat pada motor arus searah
dihasilkan oleh kutub magnet buatan yang dibuat dengan prinsip elektromagnetis.
Lilitan penguat magnet berfungsi untuk mengalirkan arus listrik agar terjadi proses
elektromagnetis.

o Sikat-sikat dan Pemegang Sikat


Fungsi dari sikat adalah sebagai jembatan bagi aliran arus dari sumber dan
biasanya terbuat dari bahan arang. Sikat-sikat akan aus selama operasi dan tingginya
akan berkurang. Aus yang diizinkan ditentukan oleh konstruksi dari pemegang sikat

12
(gagang – sikat). Bagian puncak dari sikat pelat tembaga guna mendapatkan kontak
yang baik antara sikat dan dinding pemegang sikat.

Satu atau dua pengantar yang fleksibel dibenamkan ke dalam sikat untuk
menghantarkan arus dari sikat ke jepitan dari pemegang sikat bila sikat – sikat
terdapat pada kedudukan yang benar, maka baut harus dieratkan sepenuhnya.
Ini menetapkan jembatan sikat dalam suatu kedudukan yang tidak dapat
bergerak pada pelindung ujung. Gagang sikat (pemegang sikat) berguna untuk
menimbulkan tekanan yang diperlukan antara sikat. Ketiadaan bunga api pada
komutator banyak tergantung pada perakitan dan pemasangan gagang sikat.
Tiap– tiap gagang sikat dilengkapi dengan suatu pegas yang menekan pada
sikat melalui suatu sistem tertentu sehingga sikat tidak terjepit.

b) Rotor (bagian motor yang bergerak)


Berdasarkan hukum faraday tentang induksi magnet, maka medan putar yang
secara relatif merupakan medan magnet yang bergerak terhadap penghantar rotor
akan menginduksikan gaya gerak listrik (ggl). Frekuensi ggl induksi ini sama dengan
frekuensi jala-jala. Besar ggl induksi ini berbanding lurus dengan kecepatan relatif
antara medan putar dan penghantar rotor. Penghantar – penghantar dalam rotor yang
membentuk suatu rangkaian tertutup, merupakan rangkaian laju arus rotor dan searah
dengan hukum yang berlaku yaitu hukum lenz.

Arahnya melawan fluksi yang menginduksi, dalam hal ini arus rotor itu
ditimbulkan karena adanya perbedaan kecepatan yang berada diantara fluksi atau
medan putar stator dengan penghantar yang diam. Rotor akan berputar dalam arah
yang sama dengan arah medan putar stator, untuk mengurangi beda kecepatan diatas.
Jika rotor dibebani, maka putaran rotor akan turun sehingga terjadi perbedaan
kecepatan putaran antara rotor dan stator, perbedaan kecepatan putaran ini disebut
slip.

Jenis-Jenis Rotor Motor Induksi


o Motor Rotor Sangkar

13
Motor rotor sangkar konstruksinya sangat sederhana, yang mana rotor dari motor
sangkar adalah konstruksi dari inti berlapis dengan konduktor dipasangkan paralel,
atau kira – kira paralel dengan poros yang mengelilingi permukaan inti.
Konduktornya tidak terisolasi dari inti, karena arus rotor secara alamiah akan
mengalir melalui tahanan yang paling kecil konduktor rotor. Pada setiap ujung rotor,
konduktor rotor semuanya dihubung singkatkan dengan cincin ujung. Batang rotor
dan cincin ujung sangkar yang lebih kecil adalah coran tembaga atau almunium
dalam satu lempeng pada inti rotor. Bentuk motor rotor sangkar sendiri dapat dilihat
pada gambar berikut. Dalam motor yang lebih besar, batang rotor tidak dicor
melainkan dibenamkan kedalam alur kemudian dilas ditempatkan paralel terhadap
poros motor tetapi kerap kali dimiringkan. Hal ini menghasilkan torsi yang lebih
seragam dan juga mengurang suara dengung magnetik sewaktu motor sedang jalan.

Gambar 10. Motor Induksi Rotor Sangkar


Motor induksi jenis ini mempunyai rotor dengan kumparan yang tediri dari
beberapa batang konduktor yang disusun sedemikian rupa sehingga menyerupai
sangkar tupai yang terlihat pada gambar, konstruksi rotor seperti ini sangat sederhana
bila dibandingkan dengan rotor jenis mesin listrik lainnya. Dengan demikian
harganya pun murah karena konstruksinya yang demikian, padanya tidak mungkin
diberikan pengaturan tahanan luar seperti pada motor induksi dengan rotor belitan.
Untuk membatasi arus mula yang besar, tegangan sumber harus dikurangi dan

14
biasanya digunakan oto transformator. Tetapi berkurangnya arus akan berakibat
berkurangnya kopel mula, untuk mengatasi hal ini dapat digunakan jenis rotor dengan
sangkar ganda.

 Motor Rotor Belitan


Motor rotor lilit atau motor cincin slip berbeda dengan motor rotor sangkar
dalam konstruksi rotornya. Bentuk motor rotor belitan dapat dilihat pada gambar
berikut. Seperti namanya rotor dililit dengan lilitan terisolasi serupa dengan lilitan
stator. Lilitan fasa rotor dihubungkan secara Y dengan poros motor. Ketiga cincin slip
yang terpasang pada cincin slip dan sikat – sikat dapat dilihat berada disebelah kiri
lilitan rotor. Lilitan rotor tidak dihubungkan ke pencatu. Cincin slip dan sikat semata
– mata merupakan penghubung tahanan kendali variabel luar ke dalam rangkaian
motor. Motor rotor lilit kurang banyak digunakan dibandingkan dengan motor rotor
sangkar karena harganya mahal dan biaya pemeliharaan lebih besar.

Gambar 11. Motor Induksi Rotor Belitan


Seperti yang terlihat pada gambar dibawah, penambahan tahanan luar sampai
harga tertentu dapat membuat kopel mula mencapai harga maksimum, kopel mula
yang besar ini memang diperlukan pada waktu start. Motor induksi dengan rotor lilit
memungkinkan penambahan pengaturan tahanan luar. Tahanan luar yang dapat diatur

15
ini dihubungkan ke rotor melalui cincin, selain untuk menghasilkan kopel mula yang
besar tahanan luar tadi diperlukan untuk membatasi arus mula yang besar pada saat
start motor. Disamping itu
dengan mengubah tahanan luar,
kecepatan motor dapat diatur.
Dibawah ini terdapat
rangkaian induksi dengan belitan
memungkinkan penambahan
tahanan luar.

Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu 3 phasa


dan 1 phasa.

 Motor induksi satu fase . Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator,
beroperasi dengan pasokan daya satu fase, memiliki sebuah rotor kandang
tupai, dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini
motor ini merupakan jenis motor yang paling umum digunakan dalam
peralatan rumah tangga, seperti fan angin, mesin cuci dan pengering pakaian,
dan untuk penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp.
 Motor induksi tiga fase. Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan
tiga fase yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang
tinggi, dapat memiliki kandang tupai atau gulungan rotor (walaupun 90%
memiliki rotor kandang tupai); dan penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa
sekitar 70% motor di industri menggunakan jenis ini, sebagai contoh, pompa,
kompresor, belt conveyor, jaringan listrik , dan grinder. Tersedia dalam

16
ukuran 1/3 hingga ratusan Hp. perbedaan motor induksi satu phasa dan tiga
phasa

 . Prinsip Kerja Motor Induksi

Pada dasarnya ada beberapa prinsip penting pada motor-motor induksi yaitu :
a) Apabila sumber tegangan tiga phasa dipasang pada kumparan stator, timbulah
medan putar dengan kecepatan

b) Akibatnya pada kumparan rotor timbul induksi (ggl) sebesar :

c) Karena kumparan rotor dihubungkan singkat , maka akan mengalir arus dalam
belitan/ konduktor rotor.
d) Adanya arus di dalam medan magnet dari stator menimbulkan gaya/torka pada
motor.
e) Bila gaya cukup untuk menggerakkan rotor maka ia akan berputar dengan
kecepatan:

f) Bila kopel mula dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk memikul
kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator.
g) Tegangan induksi akan terbangkitkan jika terjadi perpotongan antara batang
konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar tegangan terinduksi
diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns)
dengan kecepatan berputar rotor (nr).
h) Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip (s) dinyatakan dengan :

17
i) Bila nr = ns, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada
kumparan jangkar (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel
motor akan ditimbulkan apabila nr lebih kecil dari ns.
 Perbedaan Motor Induksi Satu Phasa dan Tiga Phasa
Tabel 1. Perbandingan Motor Induksi 1 Phasa dan 3 Phasa

Dasar Motor Induksi 1 Phasa Motor Induksi 3 Phasa


Menyediakan Menggunakan pasokan daya Menggunakan pasokan daya
phasa tunggal untuk tiga phasa untuk operasinya
operasinya
Mulai torsi Torsi awal rendah Torsi awal tinggi
Pemeliharaan Mudah diperbaiki dan Sulit untuk memperbaiki dan
dirawat memelihara
Fitur  Sederhana dalam  Kompleks dalam
konstruksi konstruksi
 Lebih andal dan  Mahal
ekonomis
Efisiensi Efisiensi kurang Efisiensi tinggi
Faktor kekuatan Faktor daya rendah Faktor daya tinggi
Contoh Penggiling mixer, kipas Sebagian besar digunakan
angin, kompresor, dll dalam industri

 Rangkaian Ekivalen

Gambar 13. Rangkaian Ekuivalen Motor Induksi

18
Kerja motor induksi sama dengan kerja trafo, oleh karena itu rangkaian ekivalen nya sama
dengan rangkaian ekivalen trafo

b. Motor DC
Motor DC diklasifikasikan menjadi 2 Jenis utama yaitu Motor DC sumber daya
terpisah atau Separately Excited DC Motor dan Motor DC sumber daya sendiri atau
Self Exited DC Motor. Motor DC sumber daya sendiri ini dapat dibedakan lagi
menjadi tiga jenis yaitu Shunt Wound Motor DC,  Series Wound Motor DC dan
Compound Wound Motor DC.
1. Motor DC Sumber Daya Terpisah (Separately Excited DC Motor)

Pada Motor DC jenis sumber daya terpisah ini, sumber arus listrik untuk kumparan
medan (field winding) terpisah dengan sumber arus listrik untuk kumparan angker
(armature coil) pada rotor seperti terlihat pada gambar diatas ini. Karena adanya
rangkaian tambahan dan kebutuhan sumber daya tambahan untuk pasokan arus listrik,
Motor DC jenis ini menjadi lebih mahal sehingga jarang digunakan. Separately
Excited Motor DC ini umumnya digunakan di laboratorium untuk penelitian dan
peralatan-peralatan khusus.

2. Motor DC Sumber Daya Sendiri (Self Excited DC Motor)

Pada Motor DC jenis Sumber Daya Sendiri atau Self Excited Motor DC ini, kumparan
medan (field winding) dihubungkan secara seri, paralel ataupun kombinasi seri-
paralel dengan kumparan angker (armature winding). Motor DC Sumber Daya
Sendiri ini terbagi lagi menjadi 3 jenis Motor DC yaitu Shunt DC Motor, Series DC
Motor dan Compound DC Motor

19
Gambar 14. Klasifikasi Motor DC


Motor DC tipe Shunt (Shunt DC Motor)

Motor DC tipe Shunt adalah Motor DC yang kumparan medannya dihubungkan


secara paralel dengan kumparan angker (armature winding). Motor DC tipe Shunt ini
merupakan tipe Motor DC yang sering digunakan, hal ini dikarenakan Motor DC
Shunt memiliki kecepatan yang hampir konstan meskipun terjadi perubahan beban
(kecepatan akan berkurang apabila mencapai torsi (torque) tertentu). Karena
Kumparan Medan dan Kumparan Angker dihubungkan secara paralel, maka total arus
listrik merupakan penjumlahan dari arus yang melalui kumparan medan dan arus
yang melalui kumparan angker.

Kecepatannya dapat dikendalikan dengan memasangkan sebuah resistor/tahanan


secara seri dengan kumparan medan ataupun seri dengan kumparan angker.

Karakter Motor DC tipe shunt :

 Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga


torque tertentu setelah kecepatannya berkurang) dan oleh karena itu cocok
untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti
peralatan mesin.
 Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan
seri dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan
pada arus medan (kecepatan bertambah).

20
 Motor DC tipe Seri (Series DC Motor)

Gambar 15. Motor DC Tipe Seri

Motor DC tipe Seri adalah Motor DC yang kumparan medannya dihubungkan


secara seri dengan kumparan angker (armature winding). Dengan hubungan seri
tersebut, arus listrik pada kumparan medan adalah sama dengan arus listrik pada
kumparan angker. Motor DC jenis ini tidak boleh digunakan tanpa ada beban yang
terpasang karena akan berputar cepat tanpa terkendali.

Kontrol kecepatan motor DC dapat dicapai dengan menggunakan metode kontrol


resistansi-angker dinamo. Dalam metode kontrol resistansi angker dinamo, resistansi
yang dapat diubah dapat langsung dihubungkan secara seri melalui supply. Ini dapat
mengurangi tegangan yang dapat diakses melintasi angker dinamo & penurunan
kecepatan. Dengan mengubah nilai resistansi variabel, kecepatan apa pun di bawah
kecepatan reguler dapat dicapai. Ini adalah metode paling umum yang digunakan
untuk mengontrol kecepatan Motor DC Seri.

3. Motor DC tipe Gabungan (Compound DC Motor)

21
Gambar 16. Motor DC Tipe Gabungan
Compound DC Motor atau Motor
DC tipe Gabungan ini adalah gabungan Motor DC jenis Shunt dan Motor DC jenis
Seri. Pada Motor DC tipe Gabungan ini, Terdapat dua Kumparan Medan (Field
Winding) yang masing-masing dihubungkan secara paralel dan Seri dengan
Kumparan Angker (Armature Winding). Dengan gabungan hubungan seri dan paralel
tersebut, Motor DC jenis Compound ini mempunyai karakteristik seperti Series DC
Motor yang memiliki torsi (torque) awal yang tinggi dan karakteristik Shunt DC
Motor yang berkecepatan hampir konstan.

Motor DC tipe Gabungan (Compound DC Motor) ini dapat dibedakan lagi menjadi
dua jenis yaitu Long Shunt Compound DC Motor yang kumparan medannya
dihubungkan secara paralel dengan kumparan angkernya saja dan dan Short Shunt
Compound DC Motor yang kumparan medannya secara paralel dengan kombinasi
kumparan medan seri dan kumparan angker

Karakter Motor DC tipe Gabungan/Kompon yaitu makin tinggi persentase


penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri),
makin tinggi pula torsi penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini.

BAB IV
Peran Motor Listrik dalam Membantu Aktifitas Kehidupan Manusia pada
Sektor Rumah Tangga

Ada beberapa contoh peralatan dalam rumah tangga yang mengaplikasikan motor
listrik. Diantaranya yaitu:
4.1 Mixer
Pengaduk mixer ini bergerak menggunakan motor listrik melalui kopel roda-roda
gigi. Kecepatan putarannya dapat diatur dengan sebuah saklar. Berikut bagian-bagian
pokok penyusun mixer :
 Switch

22
 Motor
 Roda Gigi
 Kipas
 Pengaduk

Gambar 17. Komponen dari Mixer

Gambar 18. Rangkaian dari Mixer

Motor yang digunakan pada mixer grinder umumnya adalah motor fasa belah.
Motor ini menggunakan rotor sangkar (Squirrel Cage winding) yang terdiri dari
sejumlah batang tembaga yang dimasukkan ke dalam alur rotor, pada setiap ujungnya

23
terhubung ke cincin tembaga sehingga rangkaian menjadi closed loop (Tomy, 2018).
Pada kumparan statornya terdiri atas dua lilitan yaitu kumparan utama (main winding)
dan kumparan bantu (starting winding). Kedua kumparan terhubung secara parallel
dan terhubung ke jala-jala. Lalu setelah putaran motor mencapai + 75 % putaran
nominal, rangkaian kumparan bantu akan diputus menggunakan saklar sentrifugal
dan motor listrik hanya bekerja dengan kumparan utama.

Gambar 19. Rangkaian Motor Fasa Belah

Apabila kumparan bantu diletakkan secara parallel dengan kumparan utama, maka
nilai R/XL1 dari kumparan bantu dapat diatur sedemikian rupa agar dihasilkan beda
fasa dibawah 900. Untuk memperbesar torsi awal maka nilai R diperbesar agar
dihasilkan perbandingan R/XL1 yang lebih besar. Kenaikan torsi awal karena nilai
perbandingan yang semakin mendekati 900 Pada kumparan bantu dipasang saklar
sentrifugal yang berfungsi untuk memutus arus pada kumparan bantu apabila putaran
motor mencapai 75% dari putaran nominal. Perbedaan arus pada kumparan utama
dengan kumparan bantu menyebabkan fluks medan yang dihasilkan juga berbeda.
Akibatnya akan muncul kopel mula pada motor sehingga motor akan berputar

Motor ini terdiri dari kumparan utama dan kumparan bantu yang berbeda sekitar  
0
90 listrik dengan tahanan dan reaktansi yang berlainan sehingga arus yang mengalir
tidak sefasa. Perbedaan arus kumparan utama dan kumparan bantu akan
menyebabkan terjadinya perbedaan fluks medan utama dan fluks medan bantu pada
stator, akibatnya akan menghasilkan medan putar yang menimbulkan kopel mula
pada motor.
Cara Kerja:

24
Arus listrik masuk ke saklar kemudian mengalir ke motor. Didalam motor
terdapat kumparan yang apabila dialiri arus listrik akan menimbulkan medan magnet.
Motor ini kemudian menggerakkan secara mekanik melalui roda-roda gigi.
Kecepatan dari putaran mixer dapat diatur menggunakan switch yang terhubung ke
salah satu cabang dari stator. Perputaran motor ini akan memutar poros pemutar dan
mengakibatkan pengaduk berputar.

4.2 Penyedot Debu (Vacuum Cleaner)


Prinsip kerja dari penyedot debu adalah perbedaan tekanan. Adapun bagian-
bagian dari penyedot debu adalah sebagai berikut:
 Intake port
 Exhaust port 
 Motor listrik
 Kipas (fan)
 Kantong debu (dust bag)
 Housing atau casing yang mewadahi semua komponen di atas.

Gambar 20. Komponen dari Penyedot Debu

25
Gambar 21. Rangkaian dari Penyedot Debu

Jenis motor yang digunakan pada penyedot debu pada umumnya adalah motor
fasa belah.

Adapun prinsip kerja dari penyedot debu adalah:

Saat penyedot debu dihubungkan dengan sumber listrik, maka arus yang
mengalir akan memutar motor listrik. Motor kemudian memutar kipas (fan) atau
baling-baling yang berbentuk blade yang ada di dalam penyedot debu. Perputaran
kipas ini akan memaksa udara bersama partikel-pertikel debu dari intake port untuk
bergerak ke arah exhaust port. Perlu dicatat bahwa kipas atau baling-baling pada
penyedot debu dirancang untuk menghisap, dan berbeda dengan kipas angin di rumah
yang menghembuskan udara. Kemudian saat partikel dan udara terhisap, maka
tekanan udara yang ada di depan kipas akan meningkat sedangkan tekanan udara
yang ada di belakang kipas akan berkurang. Keadaan ini menyebabkan terjadinya
vacuum (ruang hampa). Penurunan tekanan ini menyebabkan tekanan udara di dalam
penyedot debu lebih rendah dibandingkan tekanan udara diluar penyedot debu.
Kondisi ini disebut ambient air pressure (Raghunath, 2014). Sehingga udara dan
partikel tersebut dapat terhisap. Untuk menyaring partikel debu yang dihisap melalui
intake port lalu menuju exhaust port digunakan kantong debu (dust bag). Fungsinya
adalah sebagai filter udara, dimana ia memiliki lubang-lubang kecil untuk memfilter
udara yang masuk. Arus udara yang mengalir menuju exhaust port akan konstan
selama kipas tetap berputar dan bagian intake port tetap terbuka.

26
4.3 Kipas Angin
Kipas angin memiliki banyak fungsi, umumnya adalah sebagai pendingin udara,
ventilasi (exhaust fan), pengering, dsb. Adapun bagian-bagian utama dari kipas angin
adalah:

 Motor Listrik

Umumnya yang digunakan adalah motor induksi fasa belah yakni motor
kapasitor. Motor ini memiliki kumparan utama dan kumparan bantu yang dipasang
seri dengan kapasitor. Rotor yang digunakan adalah jenis rotor sangkar.

 Baling-Baling Kipas. Dipasang satu poros dengan rotor dan dilindungi oleh
rumah kipas

 Rumah Kipas. Melindungi baling-baling kipas

 Rumah Motor. Tempat untuk meletakkan motor dan komponen lainnya

 Dudukan Kipas. Tempat untuk meletakkan kipas dilengkapi dengan pengatur


kecepatan.

27
Gambar 22. Komponen dari Kipas Angin

Unit motor pada kipas angin dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 23. Motor pada Kipas Angin

28
Terdapat dua bagian kabel, yaitu:

a. Bagian yang terdiri atas 2 kabel (biru dan kuning). Bagian ini tersambung
tersambung kekapasitor.
b. Bagian yang terdiri atas 4 kabel (hitam,biru putih, dan kuning). Bagian ini
tersambung ke saklar pengatur putaran.
 Timer. Untuk mengatur lama kipas angin akan berputar.
 Sekering temperature (thermal fuse). Untuk membatasi arus dan temperatur motor
kipas angin. 
Letak keduanya di dalam rangkaian atau single line diagram dapat terlihat pada
gambar di bawah.

Gambar 24. Diagram Single Line Kipas Angin

Prinsip kerja:
Saat kipas angin dihubungkan dengan sumber listrik, maka arus akan mengalir
menuju motor listrik. Di dalam motor listrik terdapat kumparan besi pada rotor dan
sepasang magnet berbentuk U pada bagian stator. Saat arus mengalir pada kumparan
besi, maka akan timbul medan magnet sehingga kumparan besi menjadi magnet.
Karena sifat magnet dimana kutub senama saat didekatkan saling menolak sedangkan
saat kutub tidak senama didekatkan akan saling Tarik-menarik maka membuat
adanya gaya berputar secara periodik pada kumparan rotor tersebut. Hal ini yang
menyebabkan baling-baling yang satu poros dengan motor ikut berputar. Perputaran
ini yang menyebabkan adanya hembusan angin

29
BAB V
Penutup
5.1 Kesimpulan
Beberapa hal yang dapat disimpulkan mengenai Pemakaian Tenaga Listrik untuk
Sektor Rumah Tangga yaitu:
1. Sektor rumah tangga merupakan pemakai energy listrik terbesar.
2. Pada sektor rumah tangga, energy listrik menjadi pusat pelaksanaan kegiatan
sehari-hari, hal dapat dilihat dari banyaknya peralatan-peralatan yang
menggunakan energy listrik.
3. Kulkas, kipas angin, AC, blender, mesin cuci, mixer, penyedot debu, dan pompa
air merupakan beberapa contoh peralatan rumah tangga yang membutuhkan
energy listrik.
4. Motor listrik merupakan alat untuk mengubah energy listrik menjadi energy
mekanik. Secara garis besar motor listrik dikategorikan menjadi motor AC dan
motor DC, pada pengaplikasiannya di sektor rumah tangga penggunaan motor AC
lebih banyak diterapkan pada peralatan sehari-hari.

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan setelah menyelesaikan makalah mengenai Pemakaian
Tenaga Listrik untuk Sektor Rumah Tangga yaitu:
1. Setelah mengetahui mengenai penggunaan tenaga listrik untuk sentor rumah
tangga, mahasiswa hendaknya dapat lebih peduli terhadap sekitar, karena
dengan memperhatikan lingkungan sekitar, pada dasarnya banyak sumber
ilmu tidak tertulis yang dapat dilihat dari pemanfaatan tenaga listrik itu
sendiri.
2. Makalah ini hendaknya menjadi sumber ilmu bagi mahasiswa dan memicu
mahasiswa untuk mencari ilmu yang lebih lagi dari referensi lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
(UNEP), U. N. E. P. (2004) “Pedoman efisiensi energi untuk Industri di Asia: Motor
listrik 1.,” energy efficiency asia.org ©UNEP 1, hal. 1–26.
Cekkembali.com (2018) Energi Listrik. Tersedia pada:
https://www.cekkembali.com/energi-listrik/ (Diakses: 8 November 2020).
Cerdasco (2019) Sektor Rumah Tangga. Tersedia pada: https://cerdasco.com/sektor-
rumah-tangga/ (Diakses: 8 November 2020).
Nababan, T. S. (2008) “Permintaan Energi Listrik Rumah Tangga (Studi Kasus pada

30
Pengguna Kelompok Rumah Tangga Listrik PT PLN (Persero) di Kota Medan),”
Universitas Diponegoro, hal. 232.
No, M. C., Decker, A. dan California, R. (2010) “Ac motors,” (1), hal. 1–56.
Raghunath, S. (2014) “Hardware Design Considerations for an Electric Bicycle Using
a BLDC Motor,” (June), hal. 1–24.
S. Iglesias Kristianto (2015) “Analisis Konsumsi Listrik Rumah Tangga di
Kecamatan Tembalang,” 151, hal. 10–17.
Tomy, R. O. (2018) Makalah MPLRT Jenis-Jenis Motor Listrik, Universitas Negeri
Yogyakarta. Tersedia pada: http://rizkitomy10.blogs.uny.ac.id/tag/motor-fasa-belah/
(Diakses: 7 November 2020).

UJI PLAGIARISME
Untuk tiap 1000 kata.

31
32
33
34
35
36
37

Anda mungkin juga menyukai