Anda di halaman 1dari 1

Proyek pembangunan jalan tol layang ini sudah di mulai sejak akhir April 2018.

Saat ini,
pihak kontraktor dalam hal ini Wika Beton dan tim konsultan Nippon Koei-Indo Koei juga
sudah memasuki tahap persiapan dengan berbagai pengerjaan seperti pembersihan lokasi,
penebangan pohon, pekerjaan detour (pelebaran jalan), dan juga pemasangan Median
Concrete Barrier (MCB) yang dimulai di area Tol BMN," ujar Direktur Utama BMN Anwar
Toha, pada Rabu (16/5/2018).

Anwar Toha berharap, dukungan dari berbagai pihak terkait dalam hal ini pemerintah pusat,
pemerintah provinsi, pemerintah daerah, berbagai pihak pemilik utilitas, dan seluruh
masyarakat Makassar untuk dapat mendukung pengerjaan proyek agar dapat berjalan
sesuai rencana.
Jalan tol layang dengan panjang 4,3 km ini memiliki nilai investasi lebih dari Rp 2 triliun.
Konstruksi akan menggunakan desain kantilever (double decker) yang merupakan teknologi
pertama di Indonesia dan ditargetkan selesai pada tahun 2020 dengan PT Bosowa Marga
Nusantara (BMN) selaku kontraktor.

"Pekerjaan konstruksi di perkotaan seperti ini harus dikerjakan 2 shift. Hari Sabtu dan
Minggu harus tetap bekerja agar selesai dengan cepat sehingga tidak terlalu lama
mengganggu arus lalu lintas," kata Basuki dalam keterangan resminya, pada Oktober 2017
lalu.

Jalan tol layang ini akan menghubungkan Maros - Bandara Internasional Sultan Hasanuddin
- Jalan Tol Seksi I dan II - Jalan Andi Pangerang Petta Rani hingga ke Jalan Sultan
Alauddin.

Tol Layang Makassar ini memiliki jalur off/on ramp di tiga titik yakni di Jalan Urip Sumiharjo,
Jalan Boulevard, dan Jalan Sultan Aluddin.

Sementara, kendaraan dari arah Sultan Alauddin dapat melewati tol layang langsung ke
bandara tanpa melewati jalur utama Pettarani. Diperkirakan, jalan tol layang ini mampu
melayani hingga 45 ribu kendaraan dari arah tol Ir.Sutami saat beroperasi nanti di tahun
2020.

Anda mungkin juga menyukai