Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ILMU KOMUNIKASI

“Metode dan Strategi komunikasi, efek komunikasi”

Dosen Pembimbing : Dr. Khatibah, MA

Di sususun oleh :

Ahmad Sultoni Matondang ( 0104192129 )


Muhamad Rusdi ( 0104192125 )
Muhammad Furqon ( 0104192121 )
syahhrul khan zalukhu ( 0104192124 )

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” Metode dan strategi komunikasi, efek
komunikasi”

Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Dr. Khatibah,
MA selaku dosen mata kuliah Ilmu Komunikasi yang sudah memberikan kepercayaan kepada
kami untuk menyelesaikan tugas makalah ini.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, kami pun
menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna.Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan
makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi
para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kesalahan dalam
penyusunan makalah dan kata-kata yang kurang berkenan.

Medan, 16 April 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Metode Komunikasi ................................................................................................... 2


B. Strategi Komunikasi................................................................................................... 5
C. Efek Komunikasi…………………………………………..........................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dewasa ini manusia sudah dalam tahap yang sangat modern. Hidup masyarakat
punsemakin modern dengan berkembangnya teknologi untuk membantu komunikasi antar
sesamamanusia seperti gadget. Namun, sangat banyak pula para masyarakat yang tidak
memperhatikan aspek-aspek penting dalam berkomunikasi. Sehingga akibatnya, banyak
kesalah pahaman darikomunikasi yang dilakukan itu sendiri.

Orang yang mampu berkomunikasi dengan baik memiliki kehidupan pribadi yang
bahagia, sebab dapat mempengaruhi orang. Paling tidak, dapat mengalihkan idenya kepada
oranglain. Sebagian besar orang demikian menerima tanggapan positif terhadap
permintaannya dibandingkan dengan orang yang memiliki komunikasi yang buruk. Oleh
karena itu komunikasi efektif dianggap sebagai elemen penting untuk keberhasilan suatu
organisasi. $agaimana mungkin orang lain bisa menangkap idekita kalau kita tidak dapat
mengungkapkannya kepada orang lain dengan baik.

Komunikasi menurut kamus besar bahasa indonesia adalah pengiriman dan


penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud
dapat dipahami. Komunikasi dapat juga berarti sebagai hubungan ' atau kontak.

Dalam makalah kali ini, kami akan dibahas tentang (Metode dan strategi
komunikasi, efek komunikasi)

B. Rumus masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metode komunikasi dan pembagianya?
2. Apa yang dimaksud dengan strategi komunikasi dan pembagiannya?
3. Apa saja efek yang ditimbulkan dalm komunikasi?

C. Tujuan
1. Mampu menguasai metode dan strategi komunikasi dan juga efek dari
komunikasi tersebut
2. Mampu memperaktek kan strategi komunikasi dalm kehidupan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Metode Komunikasi

Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun
kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak disadari komunikasi adalah
bagian dari kehidupan manusia itu sendiri, paling tidak sejak ia dilahirkan sudah
berkomunikasi dengan lingkungannya. Gerak dan tangis yang pertama pada saat ia dilahirkan
adalah tanda komunikasi (Widjaja, 1986).

Sementara itu, untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab diperlukan saling
pengertian sesama anggota masyarakat. Dalam hal ini faktor komunikasi memainkan peran
penting, apalagi bagi manusia modern. Manusia modern yaitu manusia yang cara berpikirnya
tidak spekulatif, tetapi berdasarkan logika dan rasional (penalaran) dalam melaksanakan
segala kegiatan dan aktivitasnya.

Kegiatan dan aktivitasnya itu akan terselenggara dengan baik melalui proses
komunikasi antar manusia. Komunikasi telah menjadi bahan dari kehidupan manusia.
Berhasilnya suatu komunikasi ialah apabila kita mengetahui dan mempelajari unsur-unsur
yang terkandung dalam proses komunikasi. Unsur-unsur yang dimaksud adalah sumber
(resource), pesan (message), saluran (chanel, media) dan penerima (receiver, audience).

Dalam proses komunikasi bersamaan tersebut diusahakan melalui tukar menukar


pendapat, penyampaian pesan informasi, serta perubahan sikap dan perilaku. Pada
hakekatnya setiap proses komunikasi terdapat unsur-unsur tersebut yaitu sumber pesan,
saluran, dan penerimaan, disamping masih terdapat pula unsur pengaruh (effects) dan umpan
balik (feed back).

Komunikasi yang tidak menginginkan efektivitas, sesungguhnya adalah komunikasi


yang tidak bertujuan. Efek dalam komunikasi adalah perubahan yang terjadi pada diri
penerima (komunikan atau khalayak), sebagai akibat pesan yang diterima baik langsung
maupun tidak langsung/ maupun media massa jika perubahan itu sesuai dengan keinginan
komunikator, maka komunikasi itu disebut efektif (Anwar Arifin; 1984).

2
Disiplin ilmu psikologi mencoba menganalisa seluurh komponen yang terlibat dalam
proses komunikasi. Pada diri komunikan, psikologi memberikan karakteristik manusia
komunikan serta faktor - faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi perilaku
komunikasinya. Pada komunikator, psikologi melacak sifat-sifatnya dan bertanya; Apa yang
menyebabkan satu sumber komunikasi berhasil dalam mempengaruhi orang lain, sementara
sumber komunikasi yang lain tidak. Psikologi juga tertarik pada komunikasi diantara
individu; bagaimana pesan dari seorang individu menjadi stimulus yang menimbulkan
respons pada individu yang lain. Psikologi meneliti proses mengungkapkan pikiran menjadi
lambang, bentuk-bentuk lambang, dan pengaruh lambang terhadap perilaku manusia dan
pada saat pesan sampai pada diri komunikator, psikologi melihat kedalam proses penerimaan
pesan, menganalisa faktor-faktor personal dan situasional yang mempengaruhinya, dan
menjelaskan berbagai corak komunikan ketika sendirian atau dalam kelompok.

Akhir-akhir ini dunia psikoterapi, teknik penyembuhan jiwa, mengenal metode baru
“Komunikasi Terapeutik (therapeutic communication). Dengan metode ini, seorang terapis
mengarahkan komunikan begitu rupa sehingga pasien dihadapkan pada situasi dan pertukaran
pesan yang dapat menimbulkan hubungan sosial yang bermanfaat. Komunikasi terapeutik
memandang gangguan jiwa bersumber pada gangguan komunikasi, pada ketidakmampuan
pasien untuk mengungkap dirinya. Pendeknya meluruskan jiwa orang diperoleh dengan
meluruskan caranya berkomunikasi

a. Metode Komunikasi

Dalam hal penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan banyak cara
(metode) yang ditempuh, hal ini tergantung pada macam-macam tingkat pengetahuan,
pendidikan, sosial budaya dan latar belakang dari komunikan sehingga komunikator
harus dapat melihat metode atau cara apa yang akan dipakai supaya pesan yang
disampaikan mengenai sasaran. Metode atau cara tersebut antara lain;

b. Komunikasi satu tahap

Komunikator mengirimkan pesan langsung kepada komunikan sehingga timbul


kemungkinan terjadi proses komunikasi satu arah

3
c. Komunikasi dua tahap
Komunikator dalam menyampaikan pesannya tidak langsung kepada komunikan,
tetapi melalui orang-orang tertentu dan kemudian mereka ini meneruskan pesan
kepada komunikan

d. Komunikasi banyak tahap


Dalam menyampaikan pesan, komunikator melakukan dengan cara-cara lain,
tidak selalu mempergunakan komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah
akan tetapi dengan cara lain, yakni dengan melalaui berbagai tahap

4
B. Strategi komunikasi

Strategi komunikasi adalah perencanaan dalam penyampaian pesan melalui kombinasi


berbagai unsur komunikasi seperti frekuensi, formalitas, isi dan saluran komunikasi sehingga
pesan yang disampaikan mudah diterima dan dipahami serta dapat mengubah sikap atau
perilaku sesuai dengan tujuan komunikasi.
Meurut Effendy (2011), strategi komunikasi adalah perencanaan yang efektif dalam
penyampaian pesan sehingga mudah dipahami oleh komunikan dan bisa menerima apa yang
telah disampaikan sehingga bisa mengubah sikap atau perilaku seseorang. Sedangkan
menurut Kulvisaechana (2001), strategi komunikasi adalah penggunaan kombinasi faset-faset
komunikasi dimana termasuk di dalamnya frekuensi komunikasi, formalitas komunikasi, isi
komunikasi, saluran komunikasi. Strategi komunikasi merupakan paduan dan perencanaan
komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication
management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi
komunikasi harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan
dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung dari
situasi dan kondisi.
Strategi komunikasi erat hubungan dan kaitannya antara tujuan yang hendak dicapai
dengan konsekuensi-konsekuensi (masalah) yang harus diperhitungkan, kemudian
merencanakan bagaimana mencapai konsekuensi-konsekuensi sesuai dengan hasil yang
diharapkan atau dengan kata lain tujuan yang hendak dicapai.

a. Teknik Strategi Komunikasi

Menurut Arifin (1994), terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan dalam strategi
komunikasi,yaitu :

1. Redundancy (Repetition). Teknik redundancy atau repetition adalah cara


mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang-ulang pesan kepada khalayak.
Dengan teknik ini sekalian banyak manfaat yang dapat di tarik darinya. Manfaat itu
antara lain bahwa khalayak akan lebih memperhatikan pesan itu, karena justru kontras
dengan pesan yang tidak diulang-ulang, sehingga ia akan lebih banyak mengikat
perhatian.
2. Canalizing. Teknik canalizing adalah memahami dan meneliti pengaruh kelompok
terhadap individu atau khalayak. Untuk berhasilnya komunikasi ini, maka harus
dimulai dari memenuhi nilai-nilai dan standard kelompok dan masyarakat dan secara

5
berangsur-angsur mengubahnya ke arah yang dikehendaki. Akan tetapi bila hal ini
kemudian ternyata tidak mungkin, maka kelompok tersebut secara perlahan-lahan
dipecahkan, sehingga anggota-anggota kelompok itu sudah tidak memiliki lagi
hubungan yang ketat. Dengan demikian pengaruh kelompok akan menipis dan
akhirnya akan hilang sama sekali. Dalam keadaan demikian itulah pesan-pesan akan
mudah diterima oleh komunikan.
3. Informatif. Teknik informatif adalah suatu bentuk isi pesan, yang bertujuan
mempengaruhi khalayak dengan jalan memberikan penerangan. Penerangan berarti
menyampaikan sesuatu apa adanya, apa sesungguhnya, di atas fakta-fakta dan data-
data yang benar serta pendapat-pendapat yang benar pula. Teknik informatif ini, lebih
ditujukan pada penggunaan akal pikiran khalayak, dan dilakukan dalam bentuk
pernyataan berupa keterangan, penerangan, berita dan sebagainya.
4. Persuasif. Teknik persuasif adalah mempengaruhi dengan jalan membujuk. Dalam
hal ini khalayak digugah baik pikirannya, maupun dan terutama perasaannya. Perlu
diketahui, bahwa situasi mudah terkena sugesti ditentukan oleh kecakapan untuk
mengsugestikan atau menyarankan sesuatu kepada komunikan (suggestivitas), dan
mereka itu sendiri diliputi oleh keadaan mudah untuk menerima pengaruh
(suggestibilitas).
5. Edukatif. Teknik edukatif merupakan salah satu usaha mempengaruhi khalayak dari
suatu pernyataan umum yang dilontarkan, dapat diwujudkan dalam bentuk pesan yang
akan berisi pendapat-pendapat, fakta-fakta, dan pengalaman-pengalaman. Mendidik
berarti memberikan sesuatu ide kepada khalayak apa sesungguhnya, di atas fakta-
fakta, pendapat dan pengalaman yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi
kebenaran, dengan disengaja, teratur dan berencana, dengan tujuan mengubah tingkah
laku manusia ke arah yang diinginkan.
6. Koersif. Teknik koersif adalah mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa.
Teknik koersif ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk peraturan-peraturan,
perintah-perintah dan intimidasi-intimidasi. Untuk pelaksanaannya yang lebih lancar
biasanya di belakangnya berdiri suatu kekuatan yang cukup tangguh.

6
b. Langkah-langkah Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi harus disusun secara sistematis, sebagai upaya merubah


pengetahuan, sikap dan tingkah laku khalayak atau sasaran. Menurut Arifin (1994), agar
pesan dapat tersampaikan secara efektif, maka komunikan perlu menentukan langkah-
langkah strategi komunikasi, yaitu sebagai berikut:

a. Mengenal khalayak

Untuk mencapai hasil yang positif dalam proses komunikasi, maka komunikator harus
menciptakan persamaan kepentingan dengan khalayak terutama dalam pesan, metode dan
media. Untuk mempersamakan kepentingan tersebut maka komunikator harus mengerti dan
memahami pola pikir (frame of reference) dan pengalaman lapangan (field of experience)
khalayak secara tepat dan seksama. Hal pertama yang harus dimengerti dari khalayak adalah
kondisi kepribadian dan kondisi fisik khalayak seperti: 1) Pengetahuan khalayak mengenai
pokok permasalahan, 2) Pengetahuan khalayak untuk menerima pesan-pesan lewat media
yang digunakan, dan 3) Pengetahuan khalayak terutama perbendaharaan kata yang
digunakan. Kedua, pengaruh kelompok dan masyarakat serta nilai-nilai dan norma-norma
dalam kelompok itu berbeda, ketiga situasi kelompok di mana itu berada.

b. Menentukan tujuan

Tujuan komunikasi menentukan fokus strategi komunikasi yang akan digunakan. Adapun
beberapa tujuan komunikasi yang baik antara lain yaitu:

a. Memberikan informasi merupakan interaksi komunikasi. Masyarakat cenderung


merasa lebih baik diberi informasi yang telah diperlukannya atau yang akan diberi
jalan masuk menuju informasi tersebut yang merupakan bagian dari keadaan percaya
dan rasa aman.
b. Menolong orang lain, memberikan nasehat kepada orang lain dalam mencapai tujuan.
c. Menyelesaikan masalah dan membuat keputusan, karena semakin tinggi kedudukan
atau status seseorang maka semakin penting meminta orang lain untuk keahlian teknis
sehingga dalam penyelesaian masalah atau membuat keputusan tersebut harus ada
komunikasi untuk meminta data sebagai bahan pertimbangan.
d. Mengevaluasi perilaku secara efektif, yaitu suatu penilaian untuk mengetahui hal-hal
yang akan mereka lakukan setelah menerima pesan.

7
c. Menyusun pesan
Model pilihan strategi melihat bagaimana komunikator memilih diantara berbagai
strategi pesan untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan model desain pesan memberikan
perhatiannya pada bagaimana komunikator membangun pesan untuk mencapai tujuan. Proses
tersebut kemudian menjadi langkah untuk menentukan strategi komunikasi dengan cara
menyusun pesan. Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam menyusun pesan yaitu:
1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik
perhatian sasaran.
2. Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada pengalaman yang sama
antara sumber dan sasaran , sehingga sama-sama dapat dimengerti.
3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak sasaran dan menyarankan
beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan itu.
4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh suatu kebutuhan yang layak
bagi situasi kelompok dimana sasaran pada saat digerakkan untuk memberi jawaban
yang dikehendaki.

d. Menetapkan metode dan memilih media yang digunakan


Dalam menciptakan efektivitas komunikasi, selain kemantapan isi pesan yang
diselaraskan dengan kondisi khalayak dan sebagainya, maka metode komunikasi akan turut
mempengaruhi penyampaiannya pesan oleh komunikator kepada komunikan. Dalam
menciptakan komunikasi yang efektif, pemilihan media memiliki peran penting. Terdapat
empat ciri pokok dalam komunikasi melalui media, terutama bagi media massa, yaitu:
bersifat tidak langsung, artinya harus melalui media teknis. Bersifat satu arah, artinya tidak
ada reaksi antara para peserta komunikasi. Bersifat terbuka, artinya ditunjukkan kepada
publik yang terbatas dan anonim dan mempunyai publik yang secara geografis terbesar.

e. Hambatan Strategi Komunikasi

Hambatan dalam komunikasi umumnya terjadi pada saat penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan sering terjadi tidak tercapainya pengertian sebagaimana
yang dikehendaki, malah timbul kesalahpahaman. Tidak dapat diterimanya pesan tersebut
dengan sempurna dikarenakan perbedaan lambang atau bahasa antara apa yang dipergunakan
dengan yang diterima. Atau terdapat hambatan teknis lainnya yang menyebabkan gagasan

8
terhadap kelancaran sistem komunikasi kedua belah pihak. Menurut Ruslan (2003), terdapat
empat jenis hambatan yang dapat mengganggu strategi komunikasi yaitu:

1. Hambatan dalam proses penyampaian (process barrier)


Hambatan ini bisa datang dari pihak komunikator (sender barrier) yang mendapat
kesulitan dalam penyampaian pesan-pesannya, tidak menguasai materi pesan, dan belum
memiliki kemampuan sebagai komunikator yang handal. Hambatan ini bisa juga berasal dari
penerima pesan tersebut (receiver barrier) karena sulitnya komunikan dalam memahami
pesan itu dengan baik. Hal ini dapat disebabkan oleh rendahnya tingkat penguasaan bahasa,
pendidikan, intelektual dan sebagainya yang terdapat dalam diri komunikan. Kegagalan
komunikasi dapat pula terjadi dikarenakan faktor-faktor, feedbacknya (hasil tidak tercapai),
medium barrier (media atau alat dipergunakan kurang tepat) dan decoding barrier (hambatan
untuk memahami pesan secara tepat).

2. Hambatan secara fisik (physical barrier)


Sarana fisik dapat menghambat komunikasi yang efektif, misalnya pendengaran
kurang tajam dan gangguan pada sistem dan gangguan pada sistem pengeras suara (sound
system) yang sering terjadi dalam suatu ruangan kuliah, seminar, pertemuan, dll. Hal ini
dapat membuat pesan-pesan tidak efektif sampai dengan tepat kepada komunikannya.

3. Hambatan semantik (semantik barrier)


Hambatan segi semantik (bahasa dan arti perkataan), yaitu adanya perbedaan
pengertian dan pemahaman antara pemberi pesan dan penerima tentang satu bahasa atau
lambang. Mungkin saja bahasa yang disampaikan terlalu teknis dan formal, sehingga
menyulitkan pihak komunikan yang tingkat pengetahuan dan pemahaman bahasa teknisnya
kurang. Atau sebaliknya, tingkat pengetahuan dan pemahaman bahasa teknis komunikator
yang kurang.

4. Hambatan psiko-sosial (psychosocial barrier)


Adanya perbedaan yang cukup lebar dalam aspek kebudayaan, adat istiadat,
kebiasaan, persepsi dan nilai-nilai yang dianut sehingga kecenderungan, kebutuhan serta
harapan-harapan dari kedua belah pihak yang berkomunikasi juga berbeda. Misalnya, seorang
komunikator (pembicara) menyampaikan kata momok yang dalam kamus besar bahasa
Indonesia sudah benar. Nyatanya kata tersebut dalam bahasa sunda berkonotasi karang baik.

9
Jika kata tersebut diucapkan pada pidato/kata sambutan dalam sebuah acara formal yang
dihadiri para pejabat, tokoh dan sesepuh masyarakat sunda, maka citra yang bersangkutan
(komunikator) dapat turun karena adanya salah pengertian bahasa.

C. Efek komunikasi (Effect)

Ada kepercayaan yang hampir pasti bahwa media massa merupakan alat yang kuat
dalam membentuk opini serta efek dalam perilaku. Pada saat bersamaan, terdapat kesulitan
dalam memprediksi efek, mendesain efek, atau membuktikan bahwa efek terjadi setelah suatu
kejadian. Meskipun terdapat kesulitan ini, pengetahuan tentang proses terkait telah meningkat
perlahan-lahan dan kita berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengatakan kapan dan
efek mana yang kurang lebih berpegaruh.

a. Jenis-jenis Efek

Efek komunikasi massa bisa dibagi menjadi beberapa bagian. Secara sederhana Keith
R. Stamm dan John E. Bowes (1990) membagi kedua bagian dasar. Pertama, efek primer
meliputi terpaan, perhatian, dan pemahaman. Kedua, efek sekunder meliputi perubahan
tingkat kognitif (perubahan pengetahuan dan sikap), dan perubahan perilaku (menerima dan
memilih).

1. Efek Primer

Untuk memperjelas tentang adanya efek primer dalam sebuah komunikasi, maka akan
semakin mudah jika dengan sebuah kasus berikut ini. Misalnya, suatu saat Anda menelepon
teman Anda untuk mengajak bermain bulutangkis pada hari Jum’at sore. “Efek” pertama
terjadi jika ada jawaban teman Anda lewat telepon, misalnya dengan suara “halo”.
Kemudian, Anda harus yakin bahwa teman Anda tersebut mendengar suara Anda dengan
jelas. Lalu Anda harus menyampaikan permintaan Anda agar dia dapat mengerti maksud
Anda. Dan akhirnya, Anda menginginkan jawaban seperti ini, “Wah dengan senang hati” dari
teman tadi. Hasi dari tiga poin yang pertama adalah efek primer, sedangkan yang terakhir
adalah efek sekunder komunikasi. Bahkan ketika teman Anda menjawab, “Maaf, saya sangat
sibuk hari ini” pun merupakan efek. Jawaban itu bisa dimasukkan dalam efek sekunder.
Mengapa? Sebab, dalam kasus itu ada perubahan perilaku (memilih untuk tidak mengikuti
permintaan Anda).

10
Ketika sebuah pesan diterima oleh audience dan menyita perhatiannya, kadang masih
sulit untuk dimengerti. Sebagaimana komunikator antarpesona, biasanya ia langsung
mengetahuii bahwa pesannya tidak bisa dimengerti. Akan tetapi, di dalam komunikasi massa
sering kali komunikator tidak mengetahui apakah pesannya bisa dimengerti atau tidak. Hal
ini disebabkan umpan balik dalam komunikasi massa itu sangat terbatas dan tidak ada cara
praktis untuk mengecek apakah pesan yang disiarkan bisa dipahami, apalagi audience-nya
menyebar atau tidak mengumpul atau heterogen.
Jadi, terpaan media massa yang mengenai audience menjadi salah satu bentuk efek
primer. Akan lebih bagus lagi jika audience tersebut memerhatikan pesan-pesan media
massa. Sama seperti kita yang memerhatikan orang yang sedang berbicara, ketika kita
memerhatikan, berarti ada efek primer yang terjadi pada diri kita. Ketika di radio diberitakan
tentang kecelakaan beruntun di jalan tol dan kita tertarik untuk mendengarkannya, efek
primer juga melekat pada diri kita. Bahkan jika kita memahami apa yang disiarkan media
massa itu sama saja semakin kuat efek primer terjadi.

2. Efek Sekunder

Persoalanya kemudian adalah apakah hasil yang terjadi dari sebuah proses
komunikasi? Jika pengaruh primer terjadi (misalnya dari terpaan, perhatian, dan
pemahaman), apa konsekuensinya? Apakah orang lain bisa “dipengaruhi” untuk mengubah
pikirannya sesuai dengan apa yang sedang kita lakukan dan anjurkan?
Sebenarnya, ada banyak efek yang ditimbulkan oleh saluran komunikasi massa tetapi
dalam efek sekunder kita akan mencoba membahas efek kegunaan dan kepuasan tersebut. Di
samping itu, efek ini diyakini lebih menggambarkan realita konkret yang terjadi di
masyarakat. Jadi, uses and gratifications merupakan salah satu bentuk efek sekunder.
Akhir-akhir ini, salah satu cara yang paling populer untuk melihat pengaruh
komunikasi adalah dengan memakai efek “kegunaan dan kepuasan”. Mengikuti pendapat
Swanson (1979) ide dasar yang melatarbelakangi efek ini adalah bahwa “audience” aktif di
dalam memanfaatkan media massa. Individu tidak secara spontan dan otomatis merespons
pesan-pesan media massa seperti yang dikemukakan dalam efek peluru atau jarum
hipodermik (audience dianggap pasif). Dengan kata lain, individu menggunakan isi media
tersebut untuk memenuhi tujuan mereka di dalam usaha menikmati media massa. Tujuan
tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan individu masing-masing. Jika

11
kebutuhan sudah terpenuhi melalui saluran komunikasi massa, berarti individu mencapai
tingkat “kepuasan”.
Menurut John R. Bittner (1996), fokus utama efek ini adalah tidak hanya bagaimana
media memengaruhi audience, tetapi juga bagaimana audience mereaksi pesan-pesan media
yang sampai pada dirinya. Faktor interaksi yang terjadi antara individu akan ikut
memengaruhi pesan yang diterima. Ini jelas bertolak belakang dengan dengan asumsi efek
peluru atau jarum hipodermik. Semua itu bisa dibingkai dengan pertanyaan tidak saja, “Apa
yang dikerjakan media pada audience?, tetapi yang lebih penting adalah “Apa yang
dikerjakan audience pada media?”.

b. Teori-teori Efek

Penelitian empirik efek komunikasi massa mempunyai sejarah yang relatif cukup
singkat. Sejarahnya dimulai pada tahun 1930-an dengan munculnya motion picture (gambar
bergerak). Sampai saat ini, taksiran rentang waktu efek komunikasi massa beragam versi.
Namun yang jelas, paling tidak dikenal tiga efek dalam komunikasi massa sejak tahun 1930-
an, yakni efek tak terbatas (unlimited effect), diikuti efek terbatas (limited effect), kemudian
efek moderat (gabungan keduanya/not so limited effect). Jika dirinci rentang waktunya
sebagai berikut.

1. 1930-1950 efek tak terbatas (unlimited effect)


2. 1950-1970 efek terbatas (limited effect)
3. 1970-1980-an efek moderat (not-so limited effect)

Dugaan adanya efek komunikasi massa sebenarnya juga beragam, tetapi paling tidak, ada
sejumlah alasan yang melatarbelakanginya, yaitu:

 Jenis efek yang dipelajari telah berubah;


 Metode pelajaran yang telah berubah;
 Kondisi yang telah berubah.

1. Efek Tidak Terbatas (1930-1950)

Apakah “efek tidak terbatas” berarti nyata-nyata tidak terbatas? Tidak juga. Efek tidak
terbatas ini sebelumnya hanya digunakan untuk membagi rentang waktu efek komunikasi
massa yang populer pada tahun 30-an sampai 50-an. Efek yang dijadikan bahan perbincangan

12
mengenai komunikasi massa mengatakan bahwa media massa mempunyai efek yang besar
ketika menerpa audience. Efek tidak terbatas ini didasarkan pada teori atau model peluru
(bullet) atau jarum hipodermik (hypodermic needle). Jadi, media massa diibaratkan peluru.
Jika peluru ditembakkan ke sasaran, sasaran tidak akan bisa menghindar. Analogi ini
menunjukkan bahwa peluru mempunyai kekuatan yang luar biasa di dalam usaha
“memengaruhi” sasaran. Menurut asumsi ini, media massa mempunyai kekuatan luar biasa
(all power). Hal inilah yang mendasari bahwa media massa mempunyai efek tidak terbatas.
Efek ini didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut:

 Ada hubungan yang langsung antara isi pesan dengan efek yang ditimbulkan
 Penerima pesan tidak mempunyai sumber sosial dan psikologis untuk menolak upaya
persuasif yang dilakukan media massa.

2. Efek Terbatas (1956-1970)

Berbeda dengan asal usul “efek tidak terbatas” yang meragukan, sumber model efek
terbatas (limited effect) sangat terkenal. Efek terbatas awalnya diperkenalkan oleh Joseph
Klaper. Ia pernah menulis disertasi tentang efek terbatas media massa yang
dipublikasikannya dengan judul “Pengaruh Media Massa” pada tahun 1960. Klaper
menyimpulkan bahwa media massa mempunyai efek terbatas berdasarkan penelitiannya pada
kasus kampanye publik, kampanye politik, dan percobaan pada desain pesaan yang bersifat
persuasif. Dalam pandangan Klaper, hasil semua penelitian ini bisa dikemukakan dalam satu
kesimpulan sebagai berikut: “Ketika media menawarkan isi yang diberitakan ternyata hanya
sedikit yang bisa mengubah pandangan dan perilaku audience”.

Joseph Klaper dalam buku The Effect of Mass Communication (1960) menunjukkan
temuan yang menarik, bahwa faktor psikologis dan sosial ikut berpengaruh dalam proses
penerimaan pesan dari media massaa. Faktor-faktor tersebut antara lain proses seleksi, proses
kelompok, norma kelompok, dan keberadaan pemimpin opini.

3. Efek Moderat 1970-1980-an)

Pendapat terakhir aktual tentang efek komunikasi massa adalah “efek moderat”. Dua
efek sebelumnya dianggap terlalu berat sebelah. Meskipun diakui bahwaa munculnya kedua
efek itu karena tuntutan jamannya. Ketika jaman terus berubah dan peran komunikasi massa
sedemikian berkembang pesat dibarengi dengan oleh peningkatan pendidikan masyarakat,

13
efek komunikasi massa pun ikut berubah pula. Kita tidak perlu menganggap bahwa pendapat
Klaper sudah ketinggalan jaman dan tidak perlu dipakai lagi. Pendapat itu tidak salah jika
kita memandangnya dari “kaca mata” kehidupan modern saat ini. Akan tetapi, tanpa ada
Klaper, efek terbatas da efek moderat tidak akan muncul. Di sinilah sebenarnya sumbangan
penting Klaper bagi pengembangan efek komunikasi massa saat ini sangat terasa.

Model efek moderat ini sebenarnya mempunyai implikasi positif bagi pegembanga
studi media massa. Bagi para praktisi komunikai, akan menggugah kesadaran baru bahwa
sebelum sebuah pesan disiarkan perlu direncanakan dan diformat secara matang dan lebih
baik. sebab bagaimanapun, pesan tetap mempunyai dampak. Akan tetapi, pesan juga tidak
serta merta diterima audience secara membabi buta. Artinya, ada banyak variabel yang ikut
memengaruhii proses penerimaan pesan. Ini artinya efek dimiliki media massa, tetapi
penerima efek itu juga dipengaruhi faktor lain (tingkat pendidikan, lingkungan sosial,
kebutuhan, dan sistem nilai yang dianutnya). Jadi, semakin tinggi tingkat pendidikan
individu, semakin selektif untuk menerima pesan-pesan yang berasal dari media massa.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Efek

Komunikasi massa mempunyai efek itu tidak bisa dibantah. Wujud efek bisa
berwujud tiga hal: efek kognitif (pengetahuan), afektif (emosional dan perasaan), dan
behavioral (perubahan pada perilaku). Dalam perkembangan komunikasi kontemporer saat
ini, sebenarnya proses pengaruh (munculnya efek kognitif, afektif dan behavioral) tidak bisa
berdiri sendiri. Dengan kata lain, ada beberapa faktor yang ikut memengaruhi proses
penerimaan pesan. Jadi, pesan itu tidak langsung mengenai individu, tetapi “disaring”,
dipikirkan, dan dipertimbangkan, apakah seseorang mau menerima pesan-pessan media
massa itu atau tidak. Faktor-faktor inilah yang ikut menjadi penentu besar tidaknya faktor
efek yang dilakukan media massa.

Ada dua faktor utama yang bisa didiskusikan yakni faktor individu dan faktor sosial.

1. Faktor Individu

Faktor individu yang ikut berpengaruh pada proses penerimaan pesan lebih banyak
dipengaruhi oleh pemikiran psikologi. Seorang psikolog akan melihat bahwa faktor pribadi
seseorang ikut menentukan proses efek yang terjadi. Sebagaimana dapat kita lihat dalam
gambar dibawah ini, ada banyak faktor pribadi yang ikut memengaruhi proses komunikasi,
antara lain selective attentin, selective perception, dan selective retention, motivasi dan

14
pengetahuan, kepercayaan, pendapat, nilai dan kebutuhan, pembujukan, kepribadian, dan
penyesuaian diri.

2. Faktor Sosial

Seorang psikolog melihat faktor pribadi yang ikut memengaruhi efek media massa
yang terjadi pada diri audience berbeda dengan seorang sosiolog. Sosiolog (karena memang
basic dasar kajiannya adalah masyarakat) lebih melihat individu sebagai gejala sosial.
Artinya, bagaimana individu tersebut berhubungan dengan orang lain (dalam kerangka yang
lebih luas). Itu semua akan memengaruhi proses efek yang terjadi. Memang membedakan
antara faktor individu dengan faktor sosial sangat sulit sebab batasannya sangat tipis sekali.
Tetapi bukan berarti tidak bisa dibedakan.

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Komunikasi memberikan bimbingan kepada peserta komunikasi untuk saling berbagi


asumsi, perspektif dan pengertian mengenai informasi yang dibicarakan untuk memudahkan
proses empati. Berbagai metode komunikasi dapat dipergunakan dalam berkomunikasi.
Tujuan dalam metode komunikasi adalah agar memperoleh hasil atau efek yang sebebsar-
besarnya, sifatnya tahan lama bahkan kalau mungkin bersifat abadi. Jika suatu komunikasi
berhasil mengubah perilaku kepercayaan dan sikap seseorang atau komunikan, maka
perubahan tersebut diharapkan dapat tahan lama. Jika kondisi-kondisi diatas dapat
diwujudkan dengan baik dan persyaratan persyaratan juga dipenuhi, maka komunikasi akan
terjadi dengan baik.

Dan juga dari paparan materi diatas dapat kita peroleh pengetahuan bahwa efek dari
sebuah media massa itu pasti ada, akan tetapi bagaimana bentuk, dan wujud dari efek tersebut
berbeda beda antara satu orang dengan orang lain. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa
hal, diantaranya perbedaan dalam perspektif yang digunakan, dan faktor-faktor yang ada pada
audience, objek yang berhadapan langsung media massa.

16
DAFTAR PUSTAKA

Izzati, Putri Iva, Teori Komunikasi Massa Mcquail, (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika,
2011).

Nurudin, M.Si., Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007).

Stamm, Keith R. dan John E. Bowes, Proses Komunikasi Massa, Sebuah tindakan dan
Perspektif Sosial, (Bandung: Rosdakarya, 1999).

Liliweri Alo.2011.komunikasi serba ada serba makna jakarta : prenada media group

Anonim.2012.Proses komunikasi.http://mengerjakantugas.blogspot.com/2012/06/proses-
komunikasi-pengirim-pesan.html (Diakses pada tanggal 12 Maret 2020)

Dahlan.2012.Strategi dan tujuan komunikasi.

http://dahlanforum.wordpress.com/2012/06/06/contoh-materi-komunikasi-untuk-pelatihan-
defini-dan-tujuan.html (Diakses pada tanggal 12 Maret 2020)

17

Anda mungkin juga menyukai