CARDIOVASCULER
GAWAT DARURAT DI UGD RSI AMINAH BLITAR
Disusun Oleh :
Diah Prameswari
NIM 1812043
PROFESI NERS
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
STIKes PATRIA HUSADA BLITAR
1
2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN RESUME SISTEM CARDIOVASKULER
KEPERAWATAN KRITIS
Mengetahui,
Pembimbing
2
Ns. RR Dewi Rahmawaty Aktyani Putri, S.Kep., MNS
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Pengertian
Angina pektoris adalah rasa tidak enak di dada sebagai akibat dari suatu iskemik
miokard tanpa adanya infark. Klasifikasi klinis angina pada dasarnya berguna untuk
mengevaluasi mekanisme terjadinya iskemik. Walaupun patogenesa angina mengalami
perubahan dari tahun ke tahun, akan tetapi pada umumnya dapat dibedakan 3 tipe angina
yaitu :
1. Classical effort angina (angina klasik)
Pada nekropsi biasanya didapatkan aterosklerosis koroner. Pada keadaan ini,
obstruksi koroner tidak selalu menyebabkan terjadinya iskemik seperti waktu
istirahat. Akan tetapi bila kebutuhan aliran darah melebihi jumlah yang dapat
melewati obstruksi tersebut, akan tetapi iskemik dan timbul gejala angina. Angina
pektoris akan timbul pada setiap aktifitas yang dapat meningkatkan denyut jantung,
tekanan darah dan atatus inotropik jantung sehingga kebutuhan O akan bertambah
2
seperti pada aktifitas fisik, udara dingin dan makan yang banyak.
2. Variant angina (angina Prinzmetal)
Bentuk ini jarang terjadi dan biasanya timbul pada saat istirahat, akibat penurunan
3
Angina pektoris tak stabil adalah suatu spektrum dari sindroma iskemik miokard akut
yang berada di antara angina pektoris stabil dan infark miokard akut. ATS adalah
suatu sindroma klinik yang berbahaya dan merupakan tipe angina pektoris yang
dapat berubah menjadi infark miokard ataupun kematian.
Sindroma ATS telah lama dikenal sebagai gejala awal dari infark miokard akut
(IMA).
Terminologi ATS harus tercakup dalam kriteria penampilan klinis sebagai berikut :
a. Angina pertama kali
Angina timbul pada saat aktifitas fisik. Baru pertama kali dialami oleh penderita
dalam periode 1 bulan terakhir.
b. Angina progresif
Angina timbul saat aktifitas fisik yang berubah polanya dalam 1 bulan terakhir, yaitu
menjadi lebih sering, lebih berat, lebih lama, timbul dengan pencetus yang lebih
ringan dari biasanya dan tidak hilang dengan cara yang biasa dilakukan. Penderita
sebelumnya menderita angina pektoris stabil.
c. Angina waktu istirahat
Angina timbul tanpa didahului aktifitas fisik ataupun hal-hal yang dapat
1.2 Penyebab
Penyebab angina pektoris antara lain adalah aterosklerosis, spasme pembuluh
koroner, latihan fisik, pajanan terhadap dingin, makan makanan berat dan stres.
1. Angina Stabil disebabkan oleh iskemia miokardium
2. Angina tidak stabil disebabkan oleh ruptur plak, trombosis dan agregat trombosis,
vasospasme dan erosi pada plak tanpa ruptur.
4
1.3 Pengenalan Klinis
1. Gejala
Didapatkan rasa tidak enak di dada yang tidak selalu sebagai rasa sakit, tetapi
dapat pula sebagai rasa penuh di dada, tertekan, nyeri, tercekik atau rasa terbakar.
Rasa tersebut dapat terjadi pada leher, tenggorokan, daerah antara tulang skapula,
daerah rahang ataupun lengan. Sewaktu angina terjadi, penderita dapat sesak napas
atau rasa lemah yang menghilang setelah angina hilang. Dapat pula terjadi palpitasi,
berkeringat dingin, pusing ataupun hampir pingsan.
2. Pemeriksaan fisik
Sewaktu angina dapat tidak menunjukkan kelainan. Pada auskultasi dapat
terdengar derap atrial atau ventrikel dan murmur sistolik di daerah apeks. Frekuensi
denyut jantung dapat menurun, menetap atau meningkat pada waktu serangan angina.
3. EKG
EKG perlu dilakukan pada waktu serangan angina, bila EKG istirahat normal,
stress test harus dilakukan dengan treadmill ataupun sepeda ergometer. Tujuan dari
stress test adalah :
a. Menilai sakit dada apakah berasal dari jantung atau tidak.
b. Menilai beratnya penyakit seperti bila kelainan terjadi pada pembuluh darah
utama akan memberi hasil positif kuat.
Gambaran EKG penderita ATS dapat berupa depresi segmen ST, depresi segmen
ST disertai inversi gelombang T, elevasi segmen ST, hambatan cabang ikatan His
dan tanpa perubahan segmen ST dan gelombang T. Perubahan EKG pada ATS
bersifat sementara dan masing-masing dapat terjadi sendiri-sendiri ataupun
sersamaan. Perubahan tersebut timbul di saat serangan angina dan kembali ke
gambaran normal atau awal setelah keluhan angina hilang dalam waktu 24 jam. Bila
perubahan tersebut menetap setelah 24 jam atau terjadi evolusi gelombang Q, maka
disebut sebagai IMA.
4. Enzim LDH, CPK dan CK-MB
Pada ATS kadar enzim LDH dan CPK dapat normal atau meningkat tetapi tidak
melebihi nilai 50% di atas normal. CK-MB merupakan enzim yang paling sensitif
untuk nekrosis otot miokard, tetapi dapat terjadi positif palsu. Hal ini
5
menunjukkan pentingnya pemeriksaan kadar enzim secara serial untuk
menyingkirkan adanya IMA.
1.4 Patofisologi
Gejala angina pektoris pada dasarnya timbul karena iskemik akut yang tidak menetap
akibat ketidak seimbangan antara kebutuhan dan suplai O miokard. Beberapa keadaan
2
yang dapat merupakan penyebab baik tersendiri ataupun bersama- sama yaitu :
1. Faktor di luar jantung
Pada penderita stenosis arteri koroner berat dengan cadangan aliran koroner yang
terbatas maka hipertensi sistemik, takiaritmia, tirotoksikosis dan pemakaian obat-
suplai O ke miokard.
2
6
dalam terjadinya ATS.
7
darah harus dimonitor dengan baik dan direkam pada tiap tingkatan dan juga pada saat
abnormallitas segmen ST. metode yang dipakai pada uji beban yaitu dengan
menggunakan treadmill dan sepeda statis. Interpretasi EKG uji latih beban yang
paling penting adalah adanya depresi dan elevasi segmen ST lebih dari 1 mm. Biasanya
uji latih beban dihentikan bila mencapai 85% dari denyut jantung maksimal berdasarkan
umur, namun perlu diperhatikan adanya variabilitas yang besar dari denyut jantung
maksimal pada tiap individu. Indikasi absolute untuk menghentikan uji beban adalah
penurunan tekanan darah sistolik lebih dari 10 mmHg dari tekanan darah awal meskipun
beban latihan naik jika diikuti tanda ischemia yang lain : angina sedang sampai berat,
ataxia yang meningkat, kesadaran menurun, tanda-tanda penurunan perfusi seperti
sianosis.
Pada penderita yang tidak bisa di diagnosa dengan uji latih beban berdasarkan EKG,
maka dilakukan uji latih beban dengan pencitraan. Isotop yang biasa digunakan adalah
thalium-210.
Tes uji latih ekokardiografi dianalisa berdasarkan penilaian penebalan miokard pada
saat uji latih dibandingkan dengan saat istirahat. Gambaran ekokardiografi yang
mendukung adanya ischemia miokard adalah : penurunan gerakan dinding pada 1 atau
lebih segmen ventrikel kiri, berkurangnya ketebalan dinding saat sistol atau lebih segmen
pada saat uji latih beban, hiperkinesia kompensasi pada segmen dinding yang berkaitan
atau yang tidak ischemia.
Tindakan untuk angiografi koroner diagnostic secara langsung pada penderita dengan
nyeri dada yang diduga karena ischemia miokard, dapat dilakukan jika ada kontra
indikasi untuk test non invasive.
Pemeriksaan laboratorium antara lain Troponin I dan T, pemeriksaan CK-MB, kadar
kolesterol, HDL, LDL dan Trigliserin serta pemeriksaan Gula Darah.
1.6 Penatalaksanaan
Pada dasarnya bertujuan untuk memperpanjang hidup dan memperbaiki kualitas
hidup dengan mencegah serangan angina baik secara medikal atau pembedahan.
1. Pengobatan medikal
Bertujuan untuk mencegah dan menghilangkan serangan angina. Ada 3 jenis obat
yaitu :
a. Golongan nitrat
8
Nitrogliserin merupakan obat pilihan utama pada serangan angina akut.
Mekanisme kerjanya sebagai dilatasi vena perifer dan pembuluh darah koroner.
Efeknya langsung terhadap relaksasi otot polos vaskuler. Nitrogliserin juga dapat
meningkatkan toleransi exercise pada penderita angina sebelum terjadi hipoktesia
miokard. Bila di berikan sebelum exercise dapat mencegah serangan angina.
b. Ca- Antagonis
Dipakai pada pengobatan jangka panjang untuk mengurangi frekwensi
serangan pada beberapa bentuk angina.
Cara kerjanya :
1) Memperbaiki spasme koroner dengan menghambat tonus vasometer
pembuluh darah arteri koroner (terutama pada angina Prinzmetal).
2) Dilatasi arteri koroner sehingga meningkatkan suplai darah ke miokard
3) Dilatasi arteri perifer sehingga mengurangi resistensi perifer dan menurunkan
afterload.
4) Efek langsung terhadap jantung yaitu dengan mengurangi denyut, jantung dan
c. Beta Bloker
Cara kerjanya menghambat sistem adrenergenik terhadap miokard yang
menyebabkan kronotropik dan inotropik positif, sehingga denyut jantung dan
curah jantung dikurangi. Karena efeknya yang kadiorotektif, obat ini sering
digunakan sebagai pilihan pertama untuk mencegah serangan angina pektoris
pada sebagian besar penderita.
2. Pembedahan
Prinsipnya bertujuan untuk :
a. Memberi darah yang lebih banyak kepada otot jantung
b. Memperbaiki obstruksi arteri koroner. Ada 4 dasar jenis pembedahan :
1) Ventricular aneurysmectomy : Rekonstruksi terhadap kerusakan ventrikel
kiri
2) Coronary arteriotomy : Memperbaiki langsung terhadap obstruksi
arteri koroner
3) Internal thoracic mammary : Revaskularisasi terhadap miokard.
4) Coronary artery baypass grafting (CABG) : Hasilnya cukup memuaskan dan
9
aman yaitu 80%-90% dapat menyembuhkan angina dan mortabilitas hanya 1
% pada kasus tanpa kompilasi.
3. Metode terbaru lain di samping pembedahan adalah :
a. Percutanecus transluminal coronary angioplasty (PCTA)
b. Percutaneous ratational coronary angioplasty (PCRA)
c. Laser angioplasty
4. Perawatan
Pada kasus Angina Pektoris Tidak Stabil Ada berbagai cara lain yang diperlukan
untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung antara lain : pasien harus berhenti
merokok, karena merokok mengakibatkan takikardia dan naiknya tekanan darah,
sehingga memaksa jantung bekerja keras. Orang obesitas dianjurkan menurunkan
berat badan untuk mengurangi kerja jantung. Mengurangi stress untuk menurunkan
kadar adrenalin yang dapat menimbulkan vasokontriksi pembuluh darah.
Pengontrolan gula darah. Penggunaan kontra sepsi dan kepribadian seperti sangat
kompetitif, agresif atau ambisius.
12
menurun ke skala verbal
0 Identifikasi faktor yang
Meringis memperberat dan memperingan
menurun nyeri
Kesulitan tidur Terapeutik
menurun Berikan teknik nonfarmakologis
Frekuensi nadi untuk mengurangi rasa nyeri
membaik Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
3. Pola nafas tidak Setelah dilakukan Manajemen jalan nafas
efektif tindakan Observasi
keperawatan 2 x 24
jam pola nafas Monitor pola nafas
berhubungan
dengan membaik dengan Monitor sputum
hambatan kriteria hasil :
Terapeutik
Dipsnea menurun
upaya Posisikan semi fowler atau
Frekuensi nafas
pernafasan membaik fowler
Kedalaman nafas Berikan minum hangat
membaik
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran dan
13
mukolitik
4. Gangguan pola Setelah dilakukan Dukungan tidur
tidur tindakan Observasi
keperawatan 2 x 24
tidur Identifikasi pola aktivitas dan
berhubungan
jam pola
dengan nyeri membaik dengan tidur
akut kriteria hasil : Identifikasi faktor pengganggu
Keluhan sulit
tidur
tidur menurun
Keluhan sering Identifikasi makanan dan
terjaga menurun minuman yang menggangu tidur
Keluhan pola
Terapeutik
tidur menurun
Keluhan istirahat Batasi waktu tidur siang
tidak cukup Tetapkan jadwal tidur rutin
menurun
Sesuaikan jadwal pemberian
obat dan/atau Tindakan untuk
menunjang siklus tidur-terjaga
Edukasi
Anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur
Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
menggangu tidur
14
1.8 Pathway
darah
Penyempitan Lumen Pemb.
Fibrosa
Iskemik Miokard
Suplai O2 ke miokard
terganggu
Metabolisme anaerob
Energi yg dihasilkan sedikit
Suplai O2 ke jaringan ↓
Intoleransi aktivitas
Metabolisme ↓
Kontraksi jtg ↓
Kelemahan
tidak efektif/
cairan ke paru
Perembesan
Pertukaran
Pola napas
pernapasan
Gangguan
ventrikel ↑
Vol. Residu
tik kapiler
Hydrosta
kerja jtg
Odema
paru ↑
Fungsi
Dyspn
Beban
Gas
paru
Tek
ea
↑
Pelepasan Kontraksi
mediator kimia miokardium me↑
Nyeri akut
Ancaman Perubahan Kesehatan
Krisis Situasi
Merangsang SSO
Ansietas/Cemas
Aktivitas Norepineprin
Klien terjaga
REM Menurun
Aktivitas kerja organ tubuh
S.Simpatis terangsang
Gangguan Pola Tidur
Aktivitas RAS
15
ROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKes PATRIA HUSADA BLITAR
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN GAWAT DARURAT
IDENTITAS
Mekanisme Cedera :
-
Orientasi (Tempat, Waktu, dan Orang) : Baik Tidak Baik, ... ... ...
AIRWAY Diagnosa :
Jalan Nafas : Paten Tidak Paten Kriteria Hasil : -
Obstruksi : Lidah Cairan Benda Asing
Intervensi : -
N/A
Suara Nafas : Snoring Gurgling Stridor
Stridor N/A
Keluhan Lain: tidak ada
Diagnosa:
BREATHING
Pola nafas tidak efektif
Gerakan dada : Simetris Asimetris Kriteria Hasil :
Denyut nadi perifer meningkat
Irama Nafas : Cepat Dangkal Normal
Warna kulit pucat meningkat
Pola Nafas : Teratur Tidak Teratur
Pengisian kapiler membaik
Retraksi otot dada : Ada N/A Akral meningkat
Sesak Nafas : Ada N/A RR :
Intervensi :
40x/menit 1. Pasang oksigen 5 lpm
Keluhan Lain: tidak ada 2. Posisikan semifowler
3. Kolaborasi pemberian farbiven
nebules 2,5 ml
Diagnosa :
CIRCULATION
Nadi : Teraba Tidak teraba Kriteria Hasil : -
Sianosis : Ya Tidak
Intervensi :
16
CRT : < 2 detik > 2 detik
Pendarahan : Ya Tidak ada
Keluhan Lain: Tidak ada
DISABILITY Diagnosa :
EXPOSURE Diagnosa :
Deformitas : Ya Tidak Kriteria Hasil : -
Contusio : Ya Tidak
Abrasi : Ya Tidak Intervensi : -
Penetrasi : Ya Tidak
Laserasi : Ya Tidak
Edema : Ya Tidak
Keluhan Lain: tidak ada
SECONDARY SURVEY
Diagnosa :
ANAMNESA Nyeri Akut
Alergi :
Tidak ada
Medikasi :
Fasorbid 1 x 5 mg
Bisoprolol 1 x 5 mg
Riwayat Penyakit Sebelumnya:
Hipertensi
17
Makan Minum Terakhir:
Pagi jam 06.00 wib
Even/Peristiwa Penyebab: -
Tanda Vital :
TD : 180/100 mmHg N : 92 x/mnt SpO2 : 94%
S : 36,8 0C RR : 40x/menit
B2 (BLOOD)
Nadi: 92x/menit
RegulerIregulerAdekuatLemah
Suhu : 36,8C TD :180/100mmHg CRT : <2detik
Ekstremitas : Hangat Dingin Cianosis
Perdarahan : Ya Tidak Oedema Lemah
Pucat
Infus Perifer : Ya Tidak
Lokasi Infus : Tangan kiri Kaki Kepala
Irama Jantung : Teratur Tidakteratur
Suara Jantung : S1 S2 Murmur Lain-lain
Konjungtiva : Anemis Hipoprotein
18
B3 (BRAIN)
Kesadaran : CM, GCS : 456
Kejang : Ya Tidak
B4 (BLADDER)
BAK : Spontan Cateter
Produksi urine : -
WarnaUrine : Jernih Keruh Bau Lain
B5 (BOWEL)
Abdomen : Kembung Tegang Asites
Lain-lain
Lidah : Lembab Kering Kotor Lesi Lain-
lain
Turgor : Baik Sedang Buruk
BAB : LembekKerasDiare
BisingUsus : Ada Tidak Hiperstaltik
( 20x/menit)
SECONDARY SURVEY
Muntah : YaTidak
Kesukaran menelan : YaTidak
B6 (BONE)
Pergerakan sendi : Bebas Terbatas
Keadaan Kulit / integritas kulit : Normal Bulla
NekrosisEritemaPtechiaeLesiMegelupas
Warna kulit : Kemerahan Pucat Sianosis
Hiperpigmentasi
Ekstremitas TidakFraktur Fraktur
Lokasi: -
ParasPlegiParaplegiTetraplegi
Kepala: Bersih Kotor Bau Ket .....
Mata : Sekret Ya Tidak
Turgor : BaikBuruk
Oedema : Ada Tidak
19
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Diagnosa : -
RONTGEN CT-SCAN USG EKG
ENDOSKOPI Lain-lain, ... ...
Hasil :
1. Rontgen
Kes. : Bronchitis non specifica
2. EKG : iskemik lateral
3. Hasil Laborat :
TERAPI
N
NAMA OBAT DOSIS AKSES INDIKASI KET
O
1. Inf. NS 20 tpm Intra menggantikan cairan tubuh
vena yang hilang, mengoreksi
ketidakseimbangan elektrolit,
dan menjaga tubuh agar tetap
terhidrasi dengan baik
20
Bisoprolol tab 5 mg Oral mengurangi frekuensi detak
jantung dan tekanan otot
jantung saat berkontraksi
ANALISA DATA
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : Kontraksi miokardium Penurunan curah
meningkat jantung
Px mengatakan mulai semalam
jam 22.00 wib, nyeri dada muncul
Fungsi ventrikel
kembali menjalar ke punggung
terganggu
seperti di tusuk-tusuk serta keluar
keringat dingin dan dada terasa
Perubahan
sesak.
hemodinamika
DO :
T : 180/100 mmHg
N : 92 x/m Penurunan curah
jantung
Hasil EKG : iskemik lateral
Px tampak pucat
Px tampak lelah
2. DS :
P : Px mengatakan nyeri dada Pelepasan mediator Nyeri akut
kimia
berkurang sedikit
Q : Px mengatakan nyerinya
Merangsang nosiseptor
seperti ditusuk-tusuk
R : Px mengatakan nyeri di Proses Transmisi,
transduksi, modulasi
dada sebelah kiri
S : Px mengatakan nyerinya Persepsi nyeri
hypothalamus
skala 5
T: Px mengatakan nyeri hilang Nyeri akut
saat istirahat
DO :
Px tampak meringis sambil
memegang dadanya
Px tampak gelisah
21
jam 22.00 wib, nyeri dada muncul
kembali menjalar ke punggung Vol. Residu ventrikel
seperti di tusuk-tusuk serta keluar meningkat
keringat dingin dan dada terasa
sesak.. Tek Hydrostatik
kapiler paru meningkat
DO :
RR = 40x/m
Px terpasang O2 5 lpm nasal Perembesan cairan ke
SpO2 = 94% paru meningkat
Farbiven 2 x 2,5 ml Odema paru
Fungsi pernapasan
menurun
Dyspnea
PRIORITAS MASALAH
N DIAGNOSA KEPERAWATAN
O
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya pernafasan
INTERVENSI KEPERAWAATAN
22
NO DX TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
1. Setelah Takikardi menurun Perawatan jantung akut
dilakukan Dispnea menurun Observasi
tindakan Identifikasi karakterisitik
keperawatan 1 nyeri dada
x 6 jam curah Monitor aritmia
jantung Monitor saturasi oksigen
meningkat Terapeutik
Pasang akses intravena
Edukasi
Anjurkan segera
melaporkan nyeri dada
Jelaskan tindakan yang
dijalani pasien
Kolaborasi
Kolaborasi pencegahan
thrombus dengan
antikoagulan, jika perlu
23
3. Setelah Dipsnea menurun Manajemen jalan nafas
dilakukan Frekuensi nafas Observasi
tindakan membaik 20- Monitor pola nafas
keperawatan 1 24x/menit Monitor sputum
x 30 menit pola Kedalaman nafas Terapeutik
nafas membaik membaik Posisikan semi fowler atau
fowler
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran dan
mukolitik
24
Membatasi jumlah penunggu satu
orang saja
Menganjurkan segera melaporkan nyeri
dada
2.
Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, S :
frekuensi,kualitas, intensitas nyeri P : Px mengatakan nyeri dada
Mengidentifikasi skala nyeri : skala 6 berkurang sedikit
Mengidentifikasi respons nyeri non verbal : Q : Px mengatakan nyerinya seperti
meringis ditusuk-tusuk
Memberikan teknik nonfarmakologis untuk R : Px mengatakan nyeri di dada
mengurangi rasa nyeri : relaksasi dalam sebelah kiri
Membatasi jumlah penunggu 1 orang saja S : Px mengatakan nyerinya skala 5
Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu T: Px mengatakan nyeri hilang saat
nyeri tiduran
Mengajarkan terapi relaksasi dalam O:
Memberikan Fasorbid tab. 5 mg ,bisoprolol tab. Px tampak meringis
5 mg N : 88 x/menit
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
Mengidentifikasi skala nyeri
Mengidentifikasi respons nyeri non
verbal : meringis
Memberikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri : relaksasi
dalam
Membatasi jumlah penunggu 1 orang
saja
Menjelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
Mengajarkan terapi relaksasi dalam
Memberikan Fasorbid tab. 5 mg
,bisoprolol tab. 5 mg
25
3.
RR : 34 x/menit S : Pasien mengatakan sesak berkurang
Memonitor sputum O:
Warna : putih Px tampak berkurang sesaknya
Memposisikan semi fowler atau fowler O2 terpasang 5 ml nasal
Memberikan minum hangat Frekuensi nafas membaik : 30 x/menit
Melakukan fisioterapi dada A : masalah teratasi sebagian
26