Anda di halaman 1dari 4

Nama Norma Fitriani

NIM 1808086022
Kelas Pendidikan Biologi-5A

ACARA VII
ALELOPATI

Allelopati merupakan sebuah fenomena yang berupa bentuk interaksi antara makhluk hidup
yang satu dengan makhluk hidup lainnya melalui senyawa kimia). Pengaruh alelopati terhadap
tanaman dapat bersifat merugikan maupun menguntungkan. Kemampuan untuk menghambat
pertumbuhan tumbuhan lain merupakan akibat adanya suatu senyawa kimia tertentu yang terdapat
pada suatu jenis tumbuhan (Odum, 2000). Zat-zat kimia atau bahan organik yang bersifat allelopati
dapat dibagi menjadi dua golongan berdasarkan pengaruhnya terhadap tumbuhan atau tanaman
lain, yaitu autotoxin, yaitu zat kimia bersifat allelopati dari suatu tumbuhan yang dapat mematikan
atau menghambat pertumbuhan anaknya sendiri atau individu lain yang sama jenisnya dan
antitoxic, yaitu zat kimia bersifat allelopati dari suatu tumbuhan yang dapat mematikan atau
menghambat pertumbuhan tumbuhan lain yang berbeda jenisnya. Peristiwa alelopati sebenarnya
merupakan tipe persaingan, dimana persaingannya dapat bersifat interspesifik maupun
intraspesifik. Alelopati memainkan peran penting dalam dominasi tanaman, suksesi, pembentukan
komunitas tanaman dan klimaks vegetasi, dan produktivitas panen
Menurut Djazuli (2011.), terdapat 2 jenis allelopati yakni Allelopati jenis sebenarnya yaitu
pelepasan senyawa beracun dari tubuh tumbuhan ke lingkungan sekitar dalam bentuk senyawa
asli. Kedua llelopati fungsional yaitu pelepasan senyawa yang bersifat racun setelah mengalami
perubahan yang disebabkan oleh mikrobia tanah. Zat-zat kimia atau bahan organik yang bersifat
allelopati dilepaskan oleh tumbuhan penghasilnya ke lingkungan tumbuhan lain melalui beberapa
cara antara lain melalui serasah yang telah jatuh kemudian membusuk, melalui pencucian daun
atau batang oleh air hujan, melalui penguapan dari permukaan organ-organ tumbuhan, dan
eksudasi melalui akar (root exudation) ke dalam tanah. Senyawa-senyawa kimia dari dalam tubuh
tumbuhan yang bersifat allelopati misalnya phenolic, terpenes, alkaloids, nitrils, glycosides,
difenol, asam benzoate, asam lemak, koumarin, fanin, slfida, glucocida, parin dan nucleocida.
Beberapa jenis tumbuhan penghasil zat allelopati antara lain, Juglans nigra, Salvia leucophylla,
Parthenium argentatum, Arthemisia absinthium dan A. vulgaris, Encelia farinose, Hordeum
vulgare, Helianthus annuus, dan diduga jenis tumbuhan lainnya yang diduga menghasilkan zat
allelopati, yaitu genus Eucalyptus, Acacia, pinus, Eucelia, Hordeum, grevillea, Camelina,
Adenostena, Erenophylla, dan Agropyron (Indrianto, 2006).
Proses Terjadinya Alelopati
1. Penguapan
Senyawa alelopati ada yang dilepaskan melalui penguapan. Beberapa genus tumbuhan yang
melepaskan senyawa alelopati melalui penguapan adalah Artemisia, Eucalyptus, dan Salvia.
Senyawa kimianya termasuk ke dalam golongan terpenoid. Senyawa ini dapat diserap oleh
tumbuhan di sekitarnya dalam bentuk uap, bentuk embun, dan dapat pula masuk ke dalam
tanah yang akan diserap akar
2. Eksudat AkarBanyak terdapat senyawa kimia yang dapat dilepaskan oleh akar tumbuhan
(eksudat akar), yang kebanyakan berasal dari asam-asam benzoat, sinamat, dan fenolat.
3. Pencucian
Sejumlah senyawa kimia dapat tercuci dari bagian-bagian tumbuhan yang berada di atas
permukaan tanah oleh air hujan atau tetesan embun. Hasil cucian daun tumbuhan
Crysanthemum sangat beracun, sehingga tidak ada jenis tumbuhan lain yang dapat hidup di
bawah naungan tumbuhan ini.
4. Pembusukan Organ Tumbuhan
Setelah tumbuhan atau bagian-bagian organnya mati, senyawa-senyawa kimia yang mudah
larut dapat tercuci dengan cepat. Sel-sel pada bagian-bagian organ yang mati akan
kehilangan permeabilitas membrannya dan dengan mudah senyawa-senyawa kimia yang
ada didalamnya dilepaskan. Beberapa jenis mulsa dapat meracuni tanaman budidaya atau
jenis-jenis tanaman yang ditanam pada musim berikutnya.
Selain melalui cara-cara di atas, pada tumbuhan yang masih hidup dapat mengeluarkan
senyawa alelopati lewat organ yang berada di atas tanah maupun yang di bawah tanah. Demikian
juga tumbuhan yang sudah mati pun dapat melepaskan senyawa alelopati lewat organ yang
berada di atas tanah maupun yang di bawah tanah.
Dampak Negatif Alelopati bagi Tumbuhan
 Menurut Rohman dan I Wayan Sumberatha (2001) dalam Triyono (2009), menyebutkan
bahwa senyawa- senyawa kimia tersebut dapat mempengaruhi tumbuhan yang lain melalui
penyerapan unsur hara, penghambatan pembelahan sel, pertumbuhan, proses fotosintesis,
proses respirasi, sintesis protein, dan proses-proses metabolisme yang lain.
 Menurut Rice (1984) dalam Triyono (2009), menjelaskan bahwa senyawa alelopat dapat
menyebabkan gangguan atau hambatan pada perbanyakan dan perpanjangan sel, aktifitas
giberalin dan Indole Acetid Acid (IAA), penyerapan hara, laju fotosintesis, respirasi,
pembukaan mulut daun, sintesa protein, aktivitas enzim tertentu dan lain-lain.
 Menurut Patrick (1971) dalam Triyono (2009), menyatakan bahwa hambatan alelopati
dapat pula berbentuk pengurangan dan kelambatan perkecambahan biji, penahanan
pertumbuhan tanaman, gangguan sistem perakaran, klorosis, layu, bahkan kematian
tanaman.
Manfaat dan Peranan Alelopati
Selain dapat merugikan tanaman pertanian, menurut Junaedi (2006) alelopati juga memounyai
beberapa manfaat dan peranan bagi pertanian antara lain:
1. Mengendalikan gulma dan penyakit
2. Mencegah timbulnya pencemaran
3. Menambah ketersediaan unsur hara
4. Meminimalkan kerugian dari akibat radiasi sinar matahari dengan pengelolaan iklim mikro,
pengelolaan air, dan pengendalian erosi
Beberapa contoh tanaman yang dapat melakukan alelopati:
Jenis tanaman Dampak Foto
Mimba (Azadirachta Menghambat tanaman yang tumbuh dalam jarak
indica) dan 5 meter.
eukaliptus

Mangga Bubuk daun mangga kering dapat menghambat


pertumbuhan teki ladang sepenuhnya.
Brokoli Residu brokoli dapat mencegah fungi
Verticillium penyebab penyakit layu pada
beberapa tanaman sayur, contohnya kembang kol
dan brokoli sendiri.

Gandum dan Penekanan pertumbuhan gulma apabila gandum


gandum tersebut digunakan sebagai tanaman pelindung
hitam atau mulsa.

Lantana atau Akar dan tunas tanaman ini dapat mengurangi


Saliara perkecambahan gulma anggur dan gulma
lainnya.

Golongan Tanaman Leucaena yang ditanam secara


Leucaena, bersilangan dengan tanaman pangan di dalam
contohnya lamtoro sistem tumpang sari dapat mengurangi hasil
panen gandum dan kunir, namun meningkatkan
hasil panen jagung dan padi.

DAFTAR PUSTAKA
Djazuli, M.2011. Alelopati pada beberapa tanaman perkebunan dan tekhnik pengendalian serta
prospek pemanfaatannya. Prospektif. Vol. 10 (1): 44- 50.
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Odum, E.2000.Dasar-dasar Ekologi.Yogyakarta: UGM Press
Junaedi, Ahmad. 2006. Ulasan perkembangan terkini kajian alelopati. Hayati. Vol 13(2): 79-84.
Triyono, Kharis. 2009. Pengaruh saat pemberian ekstrak bayam berduri (amaranthus spinosus)
dan teki (cyperus rotundus) terhadap Pertumbuhan dan hasil tanaman tomat (lycopersicum
Esculentum). INNOFARM: Jurnal Inovasi Pertanian.Vol. 8(1): 20 – 27.

Anda mungkin juga menyukai