Alfonsa Reni
Oktavia
Centers for
Soetjiningsih, Disease Control
2014 and Prevention,
2000
OBESITAS
Truswell, Bagchi,
2014
2011
Kondisi kesehatan kronis
Secara nasional masalah gemuk pada anak umur 5-12 tahun masih
tinggi yaitu 18,8 persen, terdiri dari gemuk 10,8 persen dan sangat
gemuk (obesitas) 8,8 persen. Prevalensi gemuk terendah di Nusa
Tenggara Timur (8,7%) dan tertinggi di DKI Jakarta (30,1%).
Sebanyak 15 provinsi dengan prevalensi sangat gemuk diatas
nasional, yaitu Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Banten, Kalimantan
Timur, Bali, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Kepulauan Riau,
Jambi, Papua, Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung dan DKI Jakarta
Klasifikasi indikator IMT/U:
1. Sangat kurus : Zscore< -3,0
2. Kurus : Zscore≥ -3,0 s/d < -2,0
3. Normal : Zscore≥-2,0 s/d ≤1,0
4. Gemuk : Zscore> 1,0 s/d ≤ 2,0
5. Obesitas : Zscore> 2,0
Obesitas
sederhana
Bentuk khusus
obesitas
Sumber: Soetjiningsih,2014
Masukan energi yang
melebihi kebutuhan tubuh
1. masukan energi yang melebihi kebutuhan tubuh
Pada Bayi
➢ Bayi yang minum susu botol dipaksakan untuk
menghabiskannya
➢ Kebiasaan memberikan ma/mi saat anak menangis
➢ Pemberian makanan tambahan tinggi kalori pada usia
terlalu dini
➢ Jenis susu yang diberikan berosmolaritas , sehingga bayi
selalu haus
Faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan bayi lahir
lebih tinggi dari biasanya yaitu,
1) Faktor keturunan
2) Ibu obesitas
3) Pertambahan BB ibu pada waktu hamil berlebihan
Sumber: Soetjiningsih,2014
Sumber: Soetjiningsih,2014
Gangguan emosional
Biasanya pada anak yang lebih besar, makanan menjadi penganti untuk
mencapai kepuasan dalam memperoleh kasih sayang
Tinggi Lemak
Relatif Murah
Penggunaan Kalori yang
kurang
Sumber: Soetjiningsih,2014
Faktor predisposisi
lainnya :
1. Suku bangsa
2. Pandangan masyarakat yang salah, yaitu bayi
yang sehat adalah bayi yang gemuk
3. Anak cacat dan anak yang kurang aktivitas
karena problem fisik.cara mengasuh
4. Umur orang tua yang sudah lanjut baru
mempunyai anak,anak tunggal, anak
“mahal” , anak dari orang tua tunggal
5. Meningkatnya keadaan sosial ekonomi
seseorang
Faktor predisposisi
lainnya :
6. Herediter( faktor keturunan )
Faktor genetik berhubungan dengan pertambahan
berat badan, IMT, lingkar pinggang dan aktivitas fisik.
Jika ayah dan/atau ibu menderita overweight
(kelebihan berat badan) maka kemungkinan anaknya
memiliki kelebihan berat badan sebesar 40-50%.9
Apabila kedua orang tua menderita ‘obese’,
kemungkinan anaknya menjadi ‘obese’ sebesar 70-
80%.
Melalui 3 proses
Tjd melalui sinyal
Ketidakseimban fisiologis ;, yaitu
Pengaturan eferen(hipotalamus)
gan masukan pengendalian rasa Proses
keseimbangan stlh mdpt sinyal
dan keluaran lapar dan kenyang, penyimpanan
energi o/ aferen dari perifer
serta sedentary mempengaruhi laju energi
hipotalamus (adiposa, usus, dan
life pengeluaran energi dan
jaringan otot)
regulasi sekresi hormon
Apabila asupan
Sinyal pendek:
Kemudian, leptin energi melebihi dari Sinyal bersifat
Sinya; panjang: fat- mempengaruhi
merangsang anorexigenic yang dibutuhkan, anabolik dan
derived hormon leptin porsi makan,
center di hipotalamus agar maka jaringan berisfat
dan iinsulinyg waktu makan,
menurunkan produksi adiposa meningkat katabolik dibagi
mengatur penyimpanan distensi
Neuro Peptida Y (NPY) disertai dengan mjd sinyal
dan keseimbangan lambung dan
sehingga terjadi peningkatan kadar pendek dan
energi peptida ge oleh
penurunan nafsu makan. leptin dalam panjang
Colesistokinin
peredaran darah
patofisiologi
Sumber:Freemark, M., Pediatric
Obesity, 2011
patofisiologi
Sumber:Freemark, M., Pediatric
Obesity, 2011
Energy expenditure
Sumber: Soetjiningsih,2014
diagnosis
Diagnosis obesitas didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:
1. Hitung Indeks Masa Tubuh (IMT) , yaitu BB(kg) dibagi TB(m)²
2. Anamnesis keluarga :
❑ Identifikasi obesitas keluarga terdekat (ayah-ibu)
❑ Evaluasi adanya penyakit kardiovaskular, diabetes type 2, dan
kanker pada keluarga
3. Diet
❑ Identifikasi siapa yang emberi makan anak
❑ Identifikasi makanan tinggi kalori dan mempunyai nilai gizi rendah
yang dapat dikurangi, dieleminasi, atau diganti
❑ Teliti pola makan, misalnya waktu, kandungan gizi, lokasi makan,
dan jenis makanan kecil (snack)
Sumber: Soetjiningsih,2014
diagnosis
4. Aktivitas
❑ Identifikasi hambatan untuk beraktivitas,misalnya ke sekolah
jalan kaki/naik sepeda/naik mobil
❑ Elvaluasi waktu yang digunakan untuk bermain
❑ Evaluasi waktu istirahat di sekolah, apakah digunakan untuk
beraktifitas.
❑ Olahraga di sekolah: frekuensi, lama dan intensitasnya
❑ Tanyakan aktivitas sesusdah sekolah dan pada akhir pekan
❑ Tanyakan waktu yang digunakan untuk menatap layar(TV,
Video, Game dan lainnya)
5. Gejala lain
Identifikasi gejala-gejala lain/komplikasi yang menyertai obesitas
Sumber: Soetjiningsih,2014
KOMPLIKASI
1. Pada Anak
a) Gangguan Psikologik
b) Resiko penyakit kardiovaskular
c) ASMA
d) OSAS
e) Inflamasi Kronik
f) Diabetes (bisa Tipe 1 dan 2)
g) Kelainan Ortopedik
h) Penyakit hati
Sumber: Bagchi,D., 2011)
KOMPLIKASI
Sumber: Soetjiningsih,2014
Penatalaksanaan
Tujuan : hanya menghambat laju kenaikan BB
yang pesat dan tidak boleh dilakukan diet terlalu
ketat
Prinsip :
1. Memperbaiki faktor penyebab
2. Memotivasi remaja penderita obesitas, tentang
perlunya pengurusan BB
3. Memberikan diet rendah kalori seimbang untuk
menghambat kenaikan BB
4. Menganjurkan penderita untuk berolahraga secara
teratur atau anak bermain secara aktif, sehingga banyak
energi yang digunakan
Sumber: Soetjiningsih,2014
Pengaturan diet
Pada bayi :
1. Tujuan : memperlambat kecepatan kenaikan BB
2. Diet 110 kkal/kgBB/hari ( usia 6 bulan )
3. Diet 90 kkal/kgBB/hari ( usia > 6 bulan )
4. Jumlah susu botol dikurangi
5. Tidak dianjurkan pemberian susu yang
diencerkan dan susu rendah/tanpa lemak
6. Anjurkan anak tidak digendong, dibiarkan
beraktifitas
7. ASI diteruskan s.d usia 2 tahun
Sumber: Soetjiningsih,2014
Pengaturan diet
Pada anak usia pra sekolah :
1. Tujuan : memperlambat kecepatan kenaikan BB
2. Diet seimbang 60 kkal/kgBB/hari
3. Memberikan makanan dari makanan keluarga
dalam porsi kecil
4. Menghindari makanan kalori tinggi
5. Mendorong anak melalukan aktivitas fisik
6. Mencegah menonton TV/Video/main Game
>>>
Sumber: Soetjiningsih,2014
Pengaturan diet
Pada anak usia sekolah :
1. Tujuan : mempertahankan BB anak dan menaikkan TB
nya
2. Diet 1200 kkal/hari atau sekitar 60 kkal/kgBB/hari
3. Dorong anak untuk melakukan aktifitas fisik baik
mandiri atau berkelompok
4. Tidak diperbolehkan menonton TV/Video/Main game
terlalu lama apalagi disertai makan makanan yang
mengandung kalori tinggi
5. Mengorganisir kelompok olahraga/rekreasi agar anak
lebih aktif
Sumber: Soetjiningsih,2014 & Truswell,2014
Pengaturan diet
Pada usia remaja :
1. Tujuan : menurunkan BB anak untuk mencapai BB yang
diharapkan sesuai TB nya
2. Diet 850 kkal/hari
3. Kalau ingin menurunkan BB nya 500gram/minggu ,
kurangi kalorinya 500kkal/hari
4. Mendorong anak untuk melakukan aktivitas
5. Mendorong anak agar mau berinteraksi dengan teman-
temannya
6. Jika terpaksa➔medikametosa
7. Pembedahan bariatrik➔masih menjadi bahan
pertimbangan jika dilakukan pada anak-anak
Sumber: Truswell,2014
Pemberian Medikametosa :
1. Golongan anfetamin yang bekerja
sebagai simpatomimetik yang
meningkatkan konsentrasi katekolamin di
otak
2. Orsilat (xenidal) 120mg/hari diberikan 3
x sehari, inhibitor yang paten dari
pankreatik/lpasa intestinal. Sehingga
meningkatkan jumlah lemak yang keluar
melalui feces
Sumber: Truswell,2014
Pengaturan diet
Pemberian Medikametosa :
1. Golongan anfetamin yang bekerja sebagai
simpatomimetik yang meningkatkan konsentrasi
katekolamin di otak
2. Orsilat (xenidal) 120mg/hari diberikan 3 x sehari,
inhibitor yang paten dari pankreatik/lpasa intestinal.
Sehingga meningkatkan jumlah lemak yang keluar
melalui feces
3. Obat –obat lain : Metformin, Topiramat, program
“Redux” di AS (Dexfenfluramin+Fentremin)
Asuhan
Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
2. Riwayat Kesehatan
3. Pemeriksaan Fisik
4. Pola fungsi kesehatan
B. Diagnosa
Keperawatan
1. perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d
Masukan makanan yang lebih dari kebutuhan tubuh