KLP 2 - Makalah & PPT Etiket & Praktik Etiket
KLP 2 - Makalah & PPT Etiket & Praktik Etiket
Oleh :
Kelompok 2
Miwi Yulianti 2011316007
Syamila 2011316008
Rahmi Zikri 2011316009
Melinda Nopiya S.U.P 2011316010
Afifah A. Diva Putri 2011316011
Muhammad Rezky Alfian 2011316012
Dosen Pembimbing :
Ns. Esthika Ariany Maisa, M.Kep
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang atas berkat rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mengenai “Konsep Pelayanan Publik” ini.
Penulis makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan dalam mata kuliah
Service Excellent In Nursing di Universitas Andalas.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat kemapuan yang kami miliki. Untuk itu,
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususmya ibu dosen
kami, yang telah memberikan tugas dan arahan kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan publik pada dasarnya menyangkut aspek kehidupan yang sangat
luas. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka pemerintah memiliki
fungsi memberikan berbagai pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat,
mulai dari pelayanan dalam bentuk pengaturan ataupun pelayanan-pelayanan lain
dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang pendidikan,
kesehatan, utilitas, dan lainnya. Berbagai gerakan reformasi publik yang dialami
oleh negara-negara maju pada awal tahun 1990-an banyak diilhami oleh tekanan
masyarakat akan perlunya peningkatan kualitas pelayanan publik yang diberikan
oleh pemerintah.
Peningkatan kualitas pelayanan publik mutlak diperlukan mengingat
kondisi sosial masyarakat yang semakin baik sehingga mampu merespon setiap
penyimpangan dalam pelayanan publik melalui gerakan maupun tuntutan dalam
media cetak dan elektronik. Apalagi dengan adanya persaingan terutama untuk
pelayanan publik yang disediakan swasta membuat sedikit saja pelanggan
merasakan ketidakpuasan maka akan segera beralih pada penyedia pelayanan
publik yang lain.Hal ini membuat penyedia pelayanan publik swasta harus
berlomba-lomba memberikan pelayanan publik yang terbaik. Ini yang seharusnya
ditiru oleh penyedia pelayanan publik pemerintah sehingga masyarakat merasa
puas menikmati pelayanan publik tersebut.
1
2
B. TUJUAN
1. Mengetahui tentang peranan dan kebijakan pelayanan publik.
2. Mengetahui etika pelayanan publik.
3. Mengetahui permasalahan pelayanan publik di Indonesia.
4. Mengetahui solusi dari permasalahan pelayanan publik di Indonesia
5. Mengetahui contoh-contoh pelayanan publik dalam kehidupan sehari-hari.
C. MANFAAT
Penulis berharap melalui makalah ini pembaca dapat mengetahui dan
memahami lebih lanjut mengenai etiket pelayanan publik terutama
pengimplementasiannya di dalam ranah keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
3. DASAR-DASAR ETIKET
Dalam pemberian pelayanan kepada pengguna jasa ada beberapa
dasar etiket yang seharusnya dilakukan oleh pemberi layanan publik
(Alam, 1989; Simongkir, 1982), yaitu:
a. Politeness, yaitu sikap sopan yang harus diperlihatkan kepada pihak
lain dalam suatu komunikasi.
b. Respectful, yaitu sikap menghormati dan menghargai pihak lain
(pengguna jasa) secara baik dan wajar.
c. Attentive, yaitu sikap penuh perhatian yang diperlihatkan kepada
pihak lain dan diberikan secara baik dan wajar.
d. Cooperatif, yaitu sikap suka menolong pihak lain yang memang
membutuhkan pertolongan, sementara kita sebenarnya sanggup dan
mampu memberikan pertolongan.
e. Tolerance, yaitu sikap tenggang rasa terhadap orang lain agar dapat
diterima dan disukai dimana saja kita berada.
f. Informality, yaitu sikap ramah yang kita perlihatkan kepada pihak
lain, bukan sikap formal atau resmi, melainkan familiar, akrab, dan
bersahabat.
g. Self Control, adalah sikap menguasai diri dan mengendalikan emosi
dalam setiap situasi. Kita selalu berusaha tidak menyinggung
perasaan atau mengganggu pikiran orang lain. Dengan kata lain kita
harus memiliki kesabaran dalam menghadapi para pelanggan,
terutama bersikap sabar terhadap pengguna jasa yang mungkin
merepotkan, agar ia tidak kecewa, gusar atau membuat orang lain
marah. Sebaliknya kita sama sekali tidak terpancing oleh sikap
emosional pihak yang kita hadapi.
6
4. MANFAAT ETIKET
Ada beberapa manfaat dari etiket menurut Alam (1989) dan
Simongkir (1982), yaitu:
a. Communicative, adalah memudahkan berhubungan baik dengan setiap
orang dan pandai membaca situasi.
1) Dapat membantu dalam berkomunikasi dengan pengguna jasa,
sesama pegawai, dan dengan atasan
2) Dapat mengenali kesukaaan lawan bicara
3) Banyak mendengarkan lebih baik daripada banyak bicara, karena
akan memperoleh banyak masukkan dari pihak lain
b. Attractive, adalah mampu mencari bahan pembicaraan tanpa melukai
perasaan pihak lain dengan diimbangi sense of humor yang tinggi.
Kemampuan Attractive ini dapat kita peroleh dengan berbagai cara,
antara lain :
1) Banyak membaca pengetahuan umum dengan tujuan dapat
memberikan wawasan yang luas
2) Rajin mengikuti perkembangan dunia sehingga dapat
memperkaya informasi
3) Tekun membaca sejarah tokoh dunia yang sukses dibidangnya
masing-masing agar dapat memotivasi diri sendiri
4) Tidak mudah tersinggung dengan bersikap dewasa dan pemaaf
c. Respectable, adalah lebih dahulu kita menghargai orang lain dan
jangan menuntut untuk dihargai orang lain terlebih dahulu.
1) Hati-hati menjaga perasaan orang lain
2) Menjaga panggilan yang terhormat bagi orang lain
3) Tahu apa yang menjadi tabu
7
Etiket bertamu dan menerima tamu pada jam kerja. Hal-hal yang perlu
diperhatikan antara lain, yaitu:
a. Buatlah janji bertemu: Sebelum bertemu dengan klien, buatlah perjanjian
terlebih dahulu. Usahakan untuk tidak membuat perjanjian-perjanjian di
jam-jam kerja yang sibuk. Berkompromilah untuk menetapkan waktu
temu yang menyenangkan bagi kedua belah pihak.
b. Konfirmasi Ulang sebelum bertemu: Untuk mendapat kepastian dari
klien mengenai jadi tidaknya pertemuan, sebaiknya dilakukan konfirmasi
ulang sebelum bertemu.
11
4. ETIKET BERTELEPON
Siapapun sudah tahu cara menggunakan dan berbicara di telepon.
Karena benda yang satu ini memang sangat familiar di antara alat komunikasi
lainnya. Tetapi, meskipun berbicara di telepon itu mudah, ada etiket dan
aturan tersendiri. Kita tidak bisa langsung 'nyerocos' ini itu begitu ada nada
'hallo' di seberang sana.
Dengan telepon, kita dapat memperoleh informasi penting dari luar
dan juga sebaliknya. Kita dapat memberikan informasi ke luar secara lisan
tanpa perlu bertatap muka. Oleh karena itu, ada beberapa hal mengenai etiket
bertelepon. Berikut ini etiket bicara di telepon, baik dalam menelepon
maupun 'menjawab' telepon menurut (Martono, 1991):
a. Menelepon
1) Ucapkan salam begitu telepon diangkat di seberang sana. Misalnya
'selamat pagi', 'selamat siang'. Jangan sampai ketika telepon diangkat
kita langsung pada pembicaraan, karena bisa dianggap kurang
sopan.
2) Setelah mengucapkan salam, sebutkan identitas diri kita dengan jelas
lalu kemukakan keinginan kita untuk berbicara dengan orang yang
kita tuju.
3) Ucapkan terima kasih jika kita disuruh menunggu. Jangan
menggerutu atau ingin buru-buru, misalnya "Cepetan ya penting
nih..!" Jika ternyata orang yang kita cari tidak ada di tempat,
12
b. Menjawab Telepon
1) Ucapkan salam begitu kita mengangkat telepon. Jangan mengangkat
telepon sebelum lebih dari tiga kali deringan. Kemudian sebutkan
nama kita dan instansi kita. Misalnya, "Selamat siang, Lembaga
Administrasi Negara dengan Bela, bisa saya bantu?"
2) Bila si penelepon menanyakan keberadaan orang lain, tanyakan
terlebih dulu siapa namanya sebelum kita memberitahukan
keberadaan orang yang dicarinya. Seperti, "Maaf dengan siapa saya
bicara..?"
3) Bila orang yang dituju tidak ada di tempat, beritahukan dengan
sopan dan tawarkan padanya untuk meninggalkan pesan. "Maaf Pak
Rudi sedang tidak ada di tempat. Anda mau meninggalkan pesan..?"
Jika ia meninggalkan pesan, catat isi pesannya dengan jelas. Jangan
pernah lupa mencatat nama dan nomor telepon si penelepon d.
Pastikan si penelepon percaya bahwa kita akan menyampaikan
pesannya dengan baik. "Saya akan segera sampaikan pesan Anda.."
Kemudian ucapkan salam ketika mengakhiri pembicaraan. Pada
intinya usahakan untuk selalu sopan dalam berbicara di telepon.
Ingat, meskipun tidak bertatap muka secara langsung, dari nada dan
cara kita bicara di telepon, orang akan mudah membaca karakter
kita. Hal-hal yang harus dilakukan atau diperhatikan dalam etiket
bertelepon antara lain:
13
agar tidak terulang kembali. Jika tidak, mengapa mereka harus kembali
lagi?
f. Berterima kasih pada mereka.
Tanpa feedback langsung dari pelanggan, kita tidak tahu apa yang
bisa kita berikan pada pelanggan. Saat mereka mengatakan bahwa kita
gagal mereka memberikan informasi yang berharga bagaimana kita bisa
meningkatkan kinerja organisasi kita. Mereka mengatakan pada kita apa
yang perlu dilakukan agar pelanggan kembali lagi. Jadi,
berterimakasihlah atas bantuan mereka. Sangat jarang menemukan
pelanggan yang bersedia meluangkan waktu dan upayanya untuk
memberikan feedback. Berterima kasih pada mereka akan membuat
mereka akan selalu kembali pada Anda. Jika pegawai menangani setiap
keluhan pelanggan dengan menggunakan langkah-langkah ini, akan lebih
banyak pelanggan yang kembali pada Anda. Anda akan memiliki kinerja
yang lebih baik karena keadaannya yang membaik. Pelanggan yang loyal
adalah dasar dari usaha yang sehat dan bertahan lama.
BAB III
ANALISIS KASUS
A. STUDI KASUS
Mahasiswa Y diperintahkan memberikan suntikan terakhir pada anak R kamar 2
kelas 1 yang mengalami diare 5 hari yang lalu dan dinyatakan oleh dokter yang merawatnya
akan pulang, namun mahasiswa Y masuk ke kelas 2 kamar 1dengan nama anak R, setelah
diberikan obat pada klien beberapa menit kemudian kejang dan kebiruan, akhirnya anak R
tidak tertolong.
B. ANALISI KASUS
Pada kasus diatas terjadi kesalahan yang dilakukan Dokter dengan memberikan
wewenang penyuntikan terakhir untuk anak R kepada mahasiswa. Mahasiswa Y kurang
memperhatikan perintah Dokter untuk memberikan suntikan terakhir pada klain yang diare
selama 5 hari.
Hal itu terjadi karena mahasiswa tidak melakukan komunikasi dengan pasien sebelum
penyuntikan dan saat penyuntikan perawat juga tidak mendampinginya. Seharusnya perawat
juga selalu mendampingi mahasiswa Y ketika menjalankan wewenang dikarenakan
mahasiswa Y dalam tahap pembelajaran,
Dalam melakukan setiap intervensi, perawat harus memberikan pelayanan dengan
baik dan benar. Seharusnya perawat selalu berada ditempat untuk memberikan bimbingan
kepada mahasiswa Y. Hak klien untuk menolak pengobatan dan konsekuensinya terabaikan.
Dilihat dari tidak adanya komunikasi kepada klien sebelum penyuntikan terakhir. Mahasiswa
Y harus siap bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya tersebut. Kredibilitas
perawat juga dipertanyakan, kode etik keperawatan diberlakukan.
16
17
Melalui langkah-langkah penyelesaian etik maka komite etik dirumah sakit harus
menentukan tindakan dengan hati-hati dan terencana sesuai tingkat pelanggaran yang
dilakukan oleh dokter ( Memberikan wewenang kepada mahasiswa Y yang mungkin belum
terampil), Perawat jaga (Tidak berada ditempat dan tidak mendampingi mahasiswa Y) dan
mahasiswa Y ( Melakukan keteledoran terhadap wewenang yang diberikan).
Untuk masalah ini Dokter dan perawat perlu mendapatkan beberapa peringatan atau
bentuk pembinaan sesuai tingkat pelanggaran etik masing-masing.. Kode etik keperawatan
bisa diberlakukan karena kredibilitas perawat jaga dipertanyakan. Sedangkan mahasiswa Y
harus siap bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya untuk dibawa keranah
hukum.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Etiket sering disebut dengan etika yang artinya tata cara berhubungan
dengan manusia lainnya. Etiket dalam bahasa belanda berarti secarik kertas
yang ditempelkan pada kemasan barang-barang (dagang) yang bertuliskan
nama, isi, dan sebagainya tentang barang itu. Selain itu juga berasal dari
bahasa perancis “etiquette” yang artiya suatu undangan yang biasa dipakai
raja bila mengadakan pesta resepsi yang mengundang tamu tertentu dan
kalangan orang-orang tertentu (Kasmir, 2005)
Di era modern ini, perkembangan budaya dan perkembangan
tekhnologi sangat mempengaruhi dalam pembentukan etika, etiket, dan moral
yang baik. Karena mereka tidak memanfaatkan perkembangan tersebut
menjadi hal positif yang berguna, tapi menjadi hal negatif yang merugikan,
bukan hanya merugikan diri sendiri melainkan merugikan orang yang ada di
sekeliling kita dan lebih luasnya merugikan bangsa dan Negara. Mengenai
masalah ini, yaitu perkembangan budaya dan perkembangan tekhnologi. Etika
dapat memberikan pengetahuan mengenai baik-buruknya atau benar-tidaknya
tingkah laku dan tindakan manusia serta sekaligus menyoroti kewajiban-
kewajiban manusia.
Etiket dapat memberikan ajaran sopan santun yang berlaku bila
manusia bergaul atau berkelompok dengan manusia lain. Dan moral dapat
memberikan nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Oleh karena
itu, pengertian etika, etiket, dan moral sangat penting dipelajari dan
dimengerti untuk membentuk tingkah laku yang sesuai di dalam kehidupan
bermasyarakat dan dapat menciptakan kesejahteraan, kedamaian, dan
ketentraman bagi semua orang atau masyarakat luas (bangsa dan Negara).
18
19
B. SARAN
Dengan diselesaikannya makalah pengertian etika, etiket dan moral
ini, diharapkan baik pembaca maupun penyusun dapat menerapkan etika,
etiket dan moral yang sesuai di dalam kehidupan bermasyarakat. Pembaca
maupun penyusun dapat memanfaatkan perkembangan budaya dan
perkembangan tekhnologi menjadi hal positif bukan hanya hal negatif saja.
Selain itu, juga tidak ikut terpengaruh dalam perkembangan budaya dan
perkembangan tekhnologi.
DAFTAR PUSTAKA
Alam, G. Surya. 1989. Etika dan Etiket bergaul, Semarang: Aneka Ilmu.
Purwanto, Erwan A, dkk. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Pelayanan Publik.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Dosen Pembimbing :
Ns. Esthika Ariany Maisa, M.Kep
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
DEFINISI ETIKET
Respectful
Cooperatif
Tolerance
Informality
Self Control
MANFAAT ETIKET
Respectable
Communicative
PRAKTIK ETIKET PELAYANAN
ANALISA KASUS
Thank you
Insert the title of your subtitle Here