Anda di halaman 1dari 6

Nama : Yulia nadhira

Kelas : Regular B 2019


NIM : 2193332002
SOAL UTS PAI
T.A 2020/2021

1. Mengapa harus mempercayai keberadaan Penciptaa Alam Semesta ?


= beberapa hal yang membuat harus mencintai keberadaan Allah SWT sang Pencipta
Alam Semesta
 Iman yang tak Terhindarkan = Setiap orang mempercayai sesuatu. Tidak
seorangpun yang dapat menanggung tekanan dan masalah hidup tanpa beriman
kepada sesuatu yang tak sepenuhnya dapat dibuktikan. Orang atheis tidak dapat
membuktikan bahwa Allah tidak ada. Orang pantheis tidak dapat membuktikan
bahwa segala sesuatu adalah Allah. Kaum pragmatis tidak dapat membuktikan
asumsi mereka bahwa sesuatu dianggap penting karena bermanfaat bagi mereka.
Orang agnotispun tidak dapat membuktikan bahwa Allah tidak mungkin
diketahui. Iman tidak dapat dihindari, sekalipun jika kita memilih untuk hanya
percaya pada diri kita sendiri. Sesungguhnya apa yang kita putuskan adalah
mengenai bukti yang kita anggap paling cocok, bagaimana kita menafsirkan bukti
tersebut, dan siapa atau apa yang kita ingin percayai. 
 Keterbatasan Ilmu Pengetahuan = Metode ilmu pengetahuan terbatas oleh suatu
proses yang terukur dan dapat diulang, sehingga ia tidak dapat berbicara tentang
asal usul kehidupan, makna dan moralitas. Untuk menjawab hal-hal itu, ilmu
pengetahuan bergantung pada nilai dan keyakinan pribadi dari mereka yang
menggunakan ilmu tersebut, dan karena itu pula, ia sangat berpotensi baik untuk
kebaikan maupun kejahatan. Ilmu pengetahuan dapat digunakan untuk membuat
vaksin atau racun, membuat tenaga nuklir untuk tanaman atau persenjataan, untuk
melestarikan lingkungan hidup atau mencemarinya, bahkan untuk memuliakan
Allah maupun melawan Allah. Ilmu pengetahuan itu sendiri tidak mampu
memberikan bimbingan moral atau nilai-nilai untuk mengatur hidup kita. Apa
yang dapat dilakukannya adalah memperlihatkan kepada kita bagaimana cara
kerja hukum alam, tetapi tidak dapat menjelaskan apa-apa tentang asal-usulnya.
 Masalah-Masalah Evolusi = Banyak orang berasumsi bahwa teori evolusi tentang
kehidupan membuat Allah tidak dibutuhkan. Pandangan demikian mengabaikan
beberapa hal. Jika kita berasumsi suatu saat nanti ilmuwan menemukan cukup
banyak “rantai yang hilang” untuk mengkonfirmasi bahwa kehidupan muncul dan
berkembang secara bertahap dalam rentang waktu yang panjang, hukum-hukum
probabilitas tetap memperlihatkan bahwa kita membutuhkan Sang Pencipta.
Karena itu pula banyak ilmuwan yang percaya kepada teori evolusi juga percaya
bahwa alam semesta yang sedemikian besar dan kompleks ini tidak “terjadi begitu
saja.” Mereka mau tidak mau harus mengakui kemungkinan, atau bahkan
kepastian, adanya Perancang berintelijensi tinggi yang menyediakan segala unsur
untuk hidup dan yang menetapkan hukum-hukum agar semua unsur itu dapat
berkembang.
 Kecenderungan-Kecenderungan Hati = Umat manusia pada dasarnya adalah
makhluk religius. Pada saat mengalami kejutan atau kesusahan mendadak, ketika
berdoa atau mengumpat, seseorang biasanya merujuk pada hal-hal yang ilahi.
Mereka yang menganggap gejala ini sebagai kebiasaan buruk atau penyimpangan
sosial malah diperhadapkan pada banyak pertanyaan yang tak terjawab.
Menyangkal keberadaan Allah tidaklah dapat menghilangkan misteri kehidupan.
Walau kita mencoba mengeluarkan Allah dari kehidupan sehari-hari, kita tidak
akan dapat menghalau kerinduan kita kepada kehidupan yang lebih baik dari
kehidupan saat ini Ada sesuatu tentang kebenaran, keindahan, dan cinta yang
membuat hati kita nyeri. Bahkan dalam kemarahan kita kepada Allah yang
mengijinkan ketidak-adilan dan sakit-penyakit, kita sesungguhnya sedang
menggunakan suatu kesadaran moral untuk berargumentasi bahwa kehidupan saat
ini tidak berjalan sebagaimana seharusnya. Sekalipun tanpa sengaja, kita
sesungguhnya sedang mencari sesuatu yang lebih baik, bukannya yang lebih
buruk, dari diri kita sendiri.
 Latar Belakang Kitab Kejadian = Dengan membaca sekilas, kata-kata pembukaan
Alkitab tampaknya berasumsi bahwa Allah itu ada. Bagaimanapun kitab Kejadian
ditulis pada waktu tertentu dalam sejarah. Musa menulis kalimat, “Pada mulanya
Allah,” sesudah bangsa Israel keluar dari Mesir. Dia menulis hal itu sesudah
terjadinya pelbagai peristiwa mujizat yang disaksikan oleh jutaan orang Israel dan
Mesir. Dari kitab Keluaran sampai kedatangan Mesias, Allah yang diceritakan
Alkitab membuktikan diri-Nya ada melalui peristiwa-peristwa yang dapat
disaksikan di dalam waktu dan tempat yang nyata. Siapapun yang meragukan
klaim-klaim tersebut dapat mengunjungi tempat-tempat dan orang-orang yang
nyata untuk membuktikannya bagi diri mereka sendiri.
 Bangsa Israel = Israel sering digunakan sebagai argumentasi untuk melawan
Allah. Banyak orang sulit percaya pada Allah yang bersikap memihak pada satu
“umat pilihan.” Ada lagi yang lebih sulit percaya pada Allah yang tidak
melindungi “bangsa pilihan-Nya” dari kamar-kamar gas Nazi di Auschwitz dan
Dachau. Tetapi sesungguhnya semenjak Perjanjian Lama, masa depan Israel telah
dinubuatkan. Seperti nabi-nabi lain, Musa menubuatkan bukan saja bahwa Israel
akan memiliki tanah perjanjian, tetapi bahwa mereka akan mengalami penderitaan
yang tak terkira, tersebar ke seluruh pelosok bumi, pertobatan mereka kepada
Allah, dan pemulihan mereka pada akhir jaman.
 Klaim-Klaim tentang Kristus = Banyak orang yang mulanya ragu pada
keberadaan Allah telah kembali meyakinkan diri mereka dengan pemikiran, “Jika
Allah ingin kita percaya kepada-Nya, Dia pasti akan menyatakan diri-Nya kepada
kita.” Menurut Alkitab, itulah yang Allah lakukan. Pada abad ke-7 SM, nabi
Yesaya bernubuat bahwa Allah akan memberi umat-Nya suatu tanda. Seorang
perawan akan melahirkan seorang Anak laki-laki yang akan disebut “Allah
beserta kita.” Bahwa Anak ini juga akan disebut “Allah yang Perkasa, Bapa yang
Kekal, Raja Damai.” Dan bahwa Dia akan mati untuk dosa-dosa umat-Nya dan
kemudian Dia akan melihat hidup-Nya dihormati dan dipermuliakan Menurut
Perjanjian Baru, Yesus mengklaim diri-Nya sebagai Mesias. Di bawah
pemerintahan Gubernur Romawi yang bernama Pontius Pilatus, Dia disalibkan
dengan tuduhan bahwa Dia mengklaim diri-Nya sebagai Raja Israel dan bahwa
Dia telah menyamakan Diri-Nya setara dengan Allah.
 Bukti dari Mukjizat-Mukjizat = Sejumlah laporan dari para pengikut Yesus yang
mula-mula sepakat bahwa Yesus bukan hanya mengklaim diri sebagai Mesias
yang sudah lama dinantikan. Para saksi ini mengatakan bahwa Dia dipercaya oleh
mereka karena Dia menyembuhkan orang lumpuh, berjalan di atas air, kemudian
secara sukarela mengalami kematian yang menyakitkan dan yang tidak patut Dia
terima, dan akhirnya Dia bangkit dari kematian. Yang paling tidak terbantah
adalah klaim mereka bahwa banyak saksi telah melihat dan berbicara dengan
Kristus setelah kubur-Nya ditemukan kosong dan sebelum menyaksikan dengan
mata kepala sendiri Dia naik ke surga. Para saksi ini tidak mendapatkan
keuntungan apa-apa dari klaim-kaim yang mereka buat. Mereka tidak
mengharapkan kekayaan harta-benda atau kekuasaan. Bahkan banyak dari mereka
yang mati martir, tetapi sampai akhir hayat mereka tetap mengklaim bahwa
Mesias yang dinantikan bangsa Israel telah hadir di tengah mereka, bahwa Dia
telah menjadi korban penebusan dosa, dan bahwa Dia telah bangkit dari kematian
untuk meyakinkan mereka bahwa Dia mampu membawa mereka kepada Allah.
 Detil-Detil dari Alam Semesta = Ada orang yang percaya kepada Allah tetapi
tidak menganggap keberadaan-Nya secara serius. Mereka beralasan bahwa Allah
yang cukup besar untuk menciptakan alam semesta ini pasti terlalu besar untuk
memperhatikan kita. Sebaliknya Yesus justru memperkuat apa yang alam ini
hendak katakan melalui rancangan dan detil-detilnya. Yesus memperlihatkan
bahwa Allah cukup besar untuk memperhatikan detil hidup kita yang paling kecil
sekalipun. Dia berbicara mengenai Allah yang tahu bukan saja setiap tindakan
kita, tetapi juga motivasi dan pikiran-pikiran dalam benak kita. Yesus
mengajarkan bahwa Allah tahu jumlah rambut di kepala kita, keinginan-keinginan
hati kita, dan bahkan keadaan seekor burung pipit yang terjatuh ke bumi. 
 Kenyataan dari Pengalaman = Alkitab berkata bahwa Allah merancang hidup kita
sedemikian rupa sehingga kita terdorong untuk mencari Dia. Bagi mereka yang
sungguh-sungguh mencari Dia, Alkitab juga berkata bahwa Allah cukup dekat
untuk ditemukan. Menurut Rasul Paulus, Allah adalah Roh yang di dalam-Nya
“kita hidup, kita bergerak, dan kita ada,” Tetapi Alkitab juga sangat jelas
mengajarkan bahwa kita harus menghampiri Allah sesuai dengan cara-cara Allah,
bukan menurut kemauan kita sendiri. Dia berjanji untuk dapat ditemui, bukan
oleh setiap orang, tetapi oleh mereka yang mengakui kebutuhan mereka dan yang
bersedia sungguh-sungguh percaya kepada Allah dan bukan percaya kepada diri
mereka sendiri.
2. Jelasakan apakah yang dimaksud dengan Iman, Islam dan Ihasan ?
= Iman, islam, ihsan adalah tiga kata yang maknanya saling berkaitan, sebagaimana yang
diterangkan dalam hadits Rasulullah Saw.

- Pengertian iman secara bahasa iman berarti membenarka (tashdiq), sementara menurut
istilah ialah “membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan
dengan perbuatannya”

- Pengertian islam kata islam merupakan pernyataan kata nama yang berasal dari bahasa
arabaslama, yaitu bermaksud “untuk menerima, menyerah, atau tunduk” Dengan
demikian islam berarti penerimaan dari dan penundukan kepada tuhan

- Pengertan ihsan, Ihsan berasal dari kata hasana yuhsinu, yang artinya adalah berbuat
baik, sedangkan bentuk masdarnya adalah ihsanan, yang artinya kebaikan.

3. Jelaskan Siapakah manusia ?


=Menurut al-Qur’an manusia dikenal dalam tiga kata yang biasa diartikan sebagai
manusia, yaitu al-basyar, al-ins atau al insaan, dan an-nas. Namun, jika ditinjau dari segi
bahasa serta penjelasan Al Qur’an sendiri pengertian ketiga kata tersebut saling berbeda.
-Al-Basyar adalah gambaran manusia secara materi, yang dapat dilihat, memakan
sesuatu, berjalan, dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya. Manusia
dalam pengertian ini terdapat dalam Al-Qur’an sebanyak sekitar 35 kali di berbagai
surah. kata basyar dalam Al-Qur’an menunjuk pada dimensi material manusia yang suka
makan, minum, tidur, dan jalan-jalan. Dari makna ini lantas lahir makna-makna lain yang
lebih memperkaya definisi manusia. Dari akar kata basyar lahir makna bahwa proses
penciptaan manusia terjadi secara bertahap sehingga mencapai tahap kedewasaan.
-al-insan bukan berarti basyar dan bukan juga dalam pengertian al-ins. Dalam pemakaian
Al-Qur’an, mengandung pengertian makhluk mukallaf (yang dibebani tanggung jawab)
mengemban amanah Allah untuk menjadi khalifah dalam rangka memakmurkan bumi.
Al-insan sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Alaq adalah mengandung pengertian
sebagai makhluk yang diciptakan dari segumpal darah, makhluk yang mulia sebab
memiliki ilmu, dan makhluk yang melampaui batas karena telah merasa puas dengan apa
yang ia miliki.
-an-naas pada umumnya dihubungkan dengan fungsi manusia sebagai makhluk sosial
(Jalaluddin, 2003: 24). Tentunya sebagai makhluk sosial manusia harus mengutamakan
keharmonisan bermasyarakat. Manusia harus hidup sosial artinya tidak boleh sendiri-
sendiri Karena manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain di sekitarnya.
Jika kita kembali ke asal mula terjadinya manusia yang bermula dari pasangan laki-laki
dan wanita (Adam dan Hawa), dan berkembang menjadi masyarakat dengan kata lain
adanya pengakuan terhadap spesis di dunia ini, menunjukkan bahwa manusia harus hidup
bersaudara dan tidak boleh saling menjatuhkan. 

4. Jelaskan keberadaan manusia di alam semesta ?


= Alam semesta adalah ciptaan Allah SWT. Allah menentukan ukuran dan hukum
hukumnya. Alam juga menunjukkan tanda tanda keberadaan sifat dan perbuaatan Allah.
Sebagai ciptaan Allah alam berkedudukan sederajad dengan manusia namun Allah
menundukkan alam bagi manusia dan bukan sebaliknya. Karena itu manusia
berkedudukan sebagai kholifahdibumi, untuk menjadikan bumi maupun alam sebagai
wahana dan objek dalam bertauhid dan menegaskan keberadaan dirinya. Dengan ini
adanya alam sebagai tempat manusia melakukan aktifitas sebab manusia dijadikan
kholifah untuk sebagai pemimpin dimuka bumi ini bukan untuk merusaknya. Karena
sikap serakah yang tidak punya rasa kepuasan dalam hidupnya. Hal inilah yang membuat
semesta alam rusak dan menyebabkan semakin tidak bagusnya alam yang ada. Maka dari
itu kita harus menjaga alam yang ada dan memanfaatkan sebaik baiknya dan tetap
melastarikan alam yang ada disekitar kita sebagai bentuk amal saleh untuk masa depan
diakhirat.

5. Bagaimana keberadaan hukum dalam Islam ?


= keberadaan hukum dalam islam sebagai aturan, patokan, kaidah undang-undang yg
berasal dr Islam untuk kehidupan manusia secara menyeluruh. Hukum ini hanya berlaku
di dlm Islam, meskipun hukum Islam ini memuat sikap dan ketentuan hukum tentang
sesuatu di luar Islamseperti wajid melindungi keselamatan kafir dzimmi (non muslim) yg
tdk memusuhi Islam berada di wilayah kekuasaan Islam.Pengertian hukum Islam sendiri
bisa dipahami berdasarkan dua istilah atau kata dasar yang membangunnya yaitu kata
hukum dan Islam. Hukum dapat diartikan dengan peraturan dan undang-undang. Hukum
dapat dipahami sebagai aturan atau norma yang mengatur tingkah laku manusia dalam
suatu masyarakat, baik peraturan ataupun norma yang berupa kenyataan yang tumbuh
dan berkembang dalam masyarakat maupun peraturan atau norma yang dibuat dengan
cara tertentu dan ditegakkan oleh penguasa. Sedangkan kata Islam mengandung arti
sebagai agama Allah yang diamanatkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan
pengertian sederhana, Islam berarti agama Allah yang dibawa oleh Nabi Muhammad
Saw. untuk disampaikan kepada umat manusia agar mencapai kesuksesan hidupnya baik
di dunia maupun di akhirat kelak.
Eksistensi atau keberadaan hukum Islam di Indonesia sendiri yang hidup di kalangan
masyarakat diakui sendiri oleh ahli hukum Belanda bahwa hukum yang berlaku di
Indonesia adalah hukum yang sesuai dengan agama yang dipeluknya. Pada masa
pemerintah HindiaBelanda penerapan hukum Islam hanya terbatas pada bidang
kekeluargaan. Artinya, produk hukum Islam pada masa pemerintahan Belanda telah ada
yakni mengatur Peradilan Agama serta materi hukumnya, akan tetapi peran hukum adat
mendominasi aturan tersebut. Dengan munculnya Undang-Undang nomor 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan maka hukum Islam menjadi sumber hukum yang langsung tanpa
melalui hukum adat. Peranan para tokoh muslim cukup dominan dalam melakukan
pendekatan dengan kalangan elit, sehingga Rancangan Undang-Undang Perkawinan
(UUP) dapat dikodifikasikan dan menyusul kodifikasi hukum Islam lainnya, seperti
Undang-Undang Peradilan Agama, Pengelolaan Zakat, Wakaf, Perbankan Syariah, KHI,
dan lainnya. Kontribusi hukum Islam dalam pembangunan hukum nasional telah
memiliki kekuatan normatif dan kehadirannya semakin memperkuat wibawa hukum
Islam di Indonesia. Seiring dengan perkembangan zaman, persoalan-persoalan hukum
yang dipengaruhi oleh perubahan zaman memerlukan upaya progresif berupa penemuan
hukum baru melalui upaya yang bersifat ijtihadi.

6. Apakah yang dimaksud dengan seni dalam Islam ?


= Seni Islami tidak harus berbicara tentang Islam atau hanya dalam bentuk kaligrafi ayat-
ayat al-Qur’an. Lalu, yang pasti seni Islami bukan sekadar nasihat langsung atau anjuran
mengikuti kebajikan. Ia adalah ekspresi keindahan tentang alam, kehidupan dan manusia
yang sejalan dengan nilai-nilai Islam. Seni Islam adalah yang mempertemukan keindahan
dengan hak/kebenaran. Karya indah yang menggambarkan sukses perjuangan Nabi
Muhammad saw., tetapi  dilukiskan sebagai buah kegeniusan beliau terlepas dari bantuan
Allah, karya itu bila dilukiskan demikian tidak dapat dinilai sebagai seni Islami.
Sebaliknya, mengekspresikan keindahan yang ditemukan pada ternak ketika kembali ke
kandang dan ketika melepaskannya ke tempat penggembalaan, sebagaimana diungkapkan
oleh QS. an-Nahl [16]: 6, dapat merupakan seni Islami selama mengundang keagungan
Allah. Boleh jadi ada yang menduga bahwa Islam tidak merestui seni, pandangan itu
keliru. Memang Islam tidak menyetujui  seni yang terlepas dari nilai-nilai Islami  atau
yang melukiskan kelemahan manusia dengan tujuan mengundang tepuk tangan dan
membangkitkan selera rendah.

Anda mungkin juga menyukai