Disusun oleh :
Tri harianto
(2018.C.10a.0989)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
2.2.2 Intervensi
Diagnosa Keperwatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
DX.1 Setelah diberikan Asuhan Keperawatan Dukungan perkembangan spritual
selama 1 x 7 jam terjadi peningkatan SIKI ( I .09269. Hal. 39 )
1. Distres spritual berhubungan
terhadap dukungan spritual Observasi
dengan menjelang ajal ditandai Kriteria Hasil SLKI ( Hal. 185 ) 1. Identifikasi perasaan khawatir,
1. Verbalisasi makna dan tujuan hidup 4 kesepian dan ketidakberdayaan
dengan klien marah marah
2. Verbalisasi kepuasan terhadap makna 2. Identifikasi pandangan tentang
( D.0082) hidup 4 hubungan antara spritual dan
kesehatan.
3. Perilaku marah terhadap tuhan 4
3. Identifikasi harapan dan kekuatan
pasien
4. Identifikasi ketaatan dalam
beragama
Terapeutik
1. Sediakan lingkungan yang tenang
untuk refleksi diri
2. Fasilitasi mengidentifikasi masalah
spritual
3. Fasilitasi mengidentifikasi hambatan
dalam pengenalan diri
4. Fasilitasi mengeksplorasi keyakinan
terkait pemulihan tubuh,pikiran, dan
jiwa
5. Fasilitasi hubungan persahabatan
dengan orang lain dan pelayanan
keagamaan
Edukasi
1. Anjurkan membuat komitmen
spritual berdasarkan keyakinan dan
nilai
2. Anjurkan berpartisipasi dalam
kegiatan ibadah
Kolaborasi
1. Rujuk pada pemuka
agama/kelompok agama jika perlu
2. Rujuk pada kelompok pendukung
swabantu, atau program spritual,jika
perlu.
DX 2 Setelah diberikan Asuhan Keperawatan Dukungan emosional (SIKI )
selama 1 x 7 jam klien mempunyi L.09256.Hal 23
2. Keputusasaan berhubungan
keyakinan positif Observasi
dengan stres jangka panjang ditandai Kriteria Hasil SLKI: 1. Identifikasi fungsi marah,frustasi,
1. Verbalisasi keputusasaan 4 dan amuk bagi pasien
dengan klien nampak berperilaku
2. Perilaku pasif 4 2. Identifikasi hal yang telah memicu
fasif ( D.0088) hal 196 emosi
Terapeutik
1. Fasilitasi mengungkapkan perasaan
cemas, marah atau sedih
2. Buat pernyataan suportif atau
empati selama fase berduka
3. Lakukan sentuhan untuk
membiarkan dukungan (merangkul
atau menumpuk numpuk)
4. Tetap bersamaan pasien dan
pastikan keamanan selama ansietas,
jika perlu
5. Kurangi tuntutan berpikir saat sakit
atau lelah
Edukasi
1. Jelaskan konsekuensi tidak
menghadapi rasa bersalah dan malu
2. Anjrkan mengungkapkan perasaan
yang dialami (misalkan marah,
sedih, dan ansietas)
3. Anjurkan mengungkapkan
pengalaman emosional digunakan
4. Ajarkan penggunaan mekanisme
pertahanan yang tepat
Kolaborasi
1. Rujuk untuk konseling , jika perlu