PRA PROPOSAL
Diajukan sebagai syarat mata kuliah Seminar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
OLEH :
HENOK SINGA
811416046
bahan kimia terdapat dampak negatif yang bisa timbul dari interaksi fisik, kimia
dan mekanik antara bahan berbahaya dan beracun dengan manusia, kendaraan lain
maupun dengan lingkungan sekitarnya. Salah satu klasifikasi bahan kimia yang
berbahaya adalah bahan bakar minyak (BBM) yang mana bahan tersebut
tujuan untuk mendapatkan energi. Sifat dari bahan ini adalah mudah terbakar.
Namun bahan ini menjadi kebutuhan yang menunjang berbagai aktifitas seperti
kerjasama dan komitmen dari berbagai pihak, salah satunya adalah pengemudi
penting karena selama di jalan raya ia bertanggung jawab atas apa yang
dibawanya. Potensi atau risiko kecelakaan pun mungkin saja bisa terjadi,
(Ibrahim, 2014).
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (UU Jamsostek) yang berbunyi “Kecelakaan kerja
terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke
bakar minyak. Berdasarkan data lakalantas PT. Elnusa Petrofin, kecelakaan yang
terjadi dari tahun 2010 hingga Maret 2013, yang meliputi kecelakaan sarana/
fasilitas dan kecelakaan lalu lintas mobil tangki. Tahun 2010 terdapat 13 kejadian
kecelakaan dan di tahun berikutnya turun menjadi 5 kejadian. Namun pada tahun
tersebut, faktor manusia (human factor) merupakan penyebab paling besar baik
sebagai pengemudi maupun pengguna jalan lain. Selain itu, penyebab lainnya
adalah karena faktor eksternal saat berada di jalan raya, (Ibrahim, 2014).
kondisi tidak aman (unsafe conditions), dan 2% adalah hal yang tidak dapat di
hindari (anavoidable).
penyebab paling besar baik sebagai pengemudi maupun pengguna jalan lain.
Selain itu, penyebab lainnya adalah karena faktor eksternal saat berada di jalan
raya. Adapun kecelakaan sarana dan fasilitas yang terjadi akibat pengemudi lalai
dalam tugasnya, tidak mengikuti tahap atau prosedur yang ada ketika berada
faktor manusia. Lebih jauh lagi, dari 90,3% kecelakaan yang disebabkan oleh
Menurut ILO, setiap tahun terjadi 1,1 juta kematian yang disebabkan oleh
terjadi dari 250 juta kecelakaan dan sisanya adalah kematian karena penyakit
akibat hubungan pekerjaan, dimana diperkirakan terjadi 160 juta penyakit akibat
kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas). Hal tersebut dapat terjadi
karena jantung bekerja lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
memompa darah disebut tekanan sistolik. Tekanan darah menurun saat jantung
rileks diantara dua denyut nadi disebut tekanan diastolik, (Fitriani, 2017).
yang sering terjadi adalah sakit kepala/ rasa berat di tengkuk, pusing (vertigo),
arteroklerosis. Bahkan yang paling parah dapat berujung pada kematian dini,
(Ardita, 2017).
sopir memiliki risiko yang lebih tinggi terkena hipertensi daripada pekerjaan
hipertensi pada sopir yaitu 41,3%. Di Sokoto, Nigeria kejadian hipertensi pada
sopir lebih tinggi (35,5%) dari pada pekerja di garasi (21,1%).8 Sementara itu
prevalensi kejadian hipertensi pada sopir sebesar 66,7% dan penelitian serupa
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, didapatkan hasil bahwa Kota Semarang
menduduki peringkat pertama untuk hipertensi sopir yaitu sebesar 36,4%, (Ardita,
2017).
seperti aktivitas fisik, stres akibat tekanan kerja, faktor lingkungan, dan gaya
penyakit akibat hubungan pekerjaan, maka diperlukan kajian terkait aspek – aspek
yang dapat meningkatkan risiko kecelakaan kerja. Maka dari itu penulis tertarik
kerja di salah satu anak perusahaan PT. Pertamina yaitu PT. Elnusa Petrofin.
2. Adanya pekerja yaitu AMT (Awak Mobil Tanki) di PT. Pertamina yang
kerja khususnya AMT (Awak Mobil Tanki) PT. Pertamina guna untuk
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk melakukan identifikasi dan
Darah AMT (Awak Mobil Tanki) Terhadap Peningkatan Risiko Kecelakaan Kerja
Group.
2. Mengetahui uraian risiko bahaya di tempat kerja di tinjau dari aktivitas kerja
kecelakaan kerja.
Group.
faktor pada pekerjaan memegang peranan bersama dengan faktor resiko lainnya
Fecting Working Populations) adalah Penyakit yang terjadi pada populasi pekerja
tanpa adanya agen penyebab di tempat kerja, namun dapat diperberat oleh kondisi
dianggap sebagai kecelakaan kerja dan bisa terjadi secara tiba-tiba maupun
melalui proses dalam jangka waktu tertentu. Penyakit yang timbul akibat
hubungan kerja merupakan kecelakaan kerja yang dalam Pasal 1 Keppres Nomor
22 Tahun 1993 menyatakan bahwa setiap penyakit yang timbul karena hubungan
kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja.
Penyakit yang ditimbulkan akibat kerja yang terjadi pada pekerja menjadi
(Sulaksmono, 2015).
environmental and socio cultural factors usually play a role as risk factors and
are often more common than occupational disease”. Yang memiliki arti
“mungkin sebagian disebabkan oleh kondisi kerja yang kurang baik. Penyakit
dapat diperberat, dipercepat atau kambuh oleh pemaparan di tempat kerja dan
dapat mengurangi kapasitas kerja. Sifat perorangan, lingkungan dan faktor sosial
budaya umumnya berperanan sebagai faktor resiko dan lebih umum dari pada
1. Hipertensi/Hipotensi
3. Penyakit psikosomatik
Kerja (PAK) dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK) ialah sebagai berikut:
2.2 Hipertensi dan Hipotensi
Tekanan darah adalah tekanan dari aliran darah dalam pembuluh nadi arteri.
Jantung berdetak, lazimnya 60 hingga 70 kali dalam 1 menit pada kondisi istirahat
(duduk atau berbaring), darah dipompa menuju darah melalui arteri. Tekanan
darah paling tinggi terjadi ketika jantung berdetak/ berkontraksi memompa darah
disebut tekanan sistolik. Tekanan darah menurun saat jantung rileks diantara dua
Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat tenaga
kerja istrahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Tekanan darah dalam
kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak - anak secara normal
memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah
juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat
melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristrahat. Tekanan darah dalam satu
hari juga berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat
tidur malam hari. Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari biasanya secara
terus menerus, maka orang tersebut dikatakan mengalami masalah darah tinggi.
Tekanan darah merupakan faktor yang sangat penting pada sistem sirkulasi.
Terdapat dua macam kelainan tekanan darah yakni dikenal dengan hipertensi atau
tekanan darah tinggi dan hipotensi atau tekanan darah rendah. Hipertensi telah
menjadi penyakit tidak menular nomor satu di banyak Negara, (Fitriani, 2017).
dan suku, faktor genetik, serta faktor lingkungan yang meliputi obesitas, stress,
Menurut Putri (2018), Tekanan darah dikatakan normal bila tekanan darah
sistolik menunjukkan kurang dari 140 mmHg dan diastolik kurang dari 90 mmHg.
Menurut Putri (2018) Nilai tekanan darah normal berdasarkan umur dapat
Menurut Beavers (2008) dalam Putri (2018), Tekanan darah normal itu
1. Aktivitas Fisik
darah. Semakin tinggi kegiatan fisik yang dilakukan maka semakin tinggi
2. Emosi
3. Umur
arteriosclerosis.
4. Jenis Kelamin
Massa Tubuh (IMT) kurang dari 17,0 termasuk dalam kategori sangat
kurus, untuk IMT antara 17,0-18,5, termasuk kategori kurus, IMT di atas
termasuk dalam kategori gemuk dan untuk IMT lebih dari 27,0 termasuk
6. Meminum Alkohol
7. Merokok
lebih tinggi supaya darah dapat mengalir ke seluruh tubuh dengan jumlah
yang tetap. Untuk itu jantung harus memompa darah lebih kuat, sehingga
8. Stres
tiroksin, dan kortisol sebagai hormone utama stres akan naik jumlahnya
ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan diastolik (angka bawah) pada
pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang
berupa alat cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya,
(Eriana, 2017).
Penyakit darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah dan
jantung yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang di bawah oleh darah
Indonesia memiliki klasifikasi yang sama dengan JNC (The Joint National
dengan rongga dalam manset. Alat ini dikalibrasi sedemikian rupa sehingga
tekanan yang terbaca pada manometer sesuai dengan tekanan dalam millimeter air
2.2.4 Patofisiologi Penyakit Hipertensi
sirkulasi, (Eriana, 2017).
primer dan sekunder. Prevalensi hipertensi sekunder hanya sekitar 5-8% dari
(inaktivitas) dan pola makan. Tipe ini terjadi pada sebagian besar kasus
2. Hipertensi Sekunder
dari adanya penyakit lain. Tipe ini lebih jarang terjadi, hanya sekitar 5%
dari seluruh kasus tekanan darah tinggi. Beberapa hal yang menjadi
satunya gejala pada hipertensi esensial dan tergantung dari tinggi rendahnya
berjalan tanpa gejala dan baru timbul keluhan setelah terjadi kompilasi yang
spesifik pada organ tertentu seperti ginjal, mata, otak dan jantung.
kerusakan organ yang bermakna. Bila terdapat gejala biasanya hanya bersifat
spesifik, misalnya sakit kepala atau pusing. Akan tetapi, pada penderita hipertensi
berat biasanya akan timbul gejala antara lain : Sakit kepala, kelelahan, mual dan
mudah marah, telinga berdengung, sulit tidur, rasa berat ditengkuk, nyeri di
daerah bagian belakang, nyeri di dada, otot lemah, pembekakan pada kaki dan
pergelangan kaki, keringat berlebihan, kulit tampak pucat atau kemerahan, denyut
jantung menjadi kuat, cepat atau tidak teratur, impotensi, darah diurin, dan
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu non farmakologi (perubahan gaya hidup)
dan farmakologi.
1. Non Farmakologi
yang teratur
b. Membatasi asupan garam tidak lebih dari (1/4 atau 1/2) sendok the
kering yang asin serta makanan dan minuman dalam kaleng (sarden,
dilakukan rutin selama 30-45 menit setiap hari dengan frekuensi 3-5
jogging, bersepeda.
sehari.
2. Terapi Farmakologi
Dalam Eriana (2017), Terapi farmakologi yaitu obat anti hipertensi yang
seseorang jauh lebih rendah dari biasanya yaitu dibawah 100/60 mmHg, tekanan
sistolik kurang dari 100 mmHg dan diastolik kurang dari 60 mmHg, yang
menyebab pusing atau tidak dapat berfikir secara jernih atau bergerak dengan
berarti bahwa pembuluh darah tidak menyesuaikan diri terhadap posisi berdiri,
pingsan (stres emosional, takut, rasa tidak aman atau nyeri), anafilaksis (reaksi
alergi yang mengancam jiwa), donor darah, peredaran di dalam tubuh, kehilangan
2018).
Menurut Situs Kesehatan Resmi Alodokter (2019), Ada beberapa cara yang
2. Makan dalam porsi kecil namun sering, dan tidak langsung berdiri
setelah makan.
bersila.
hipotensi yang disertai gejala, tindakan pertama yang perlu dilakukan adalah
duduk atau berbaring. Posisikan kaki lebih tinggi dari jantung dan pertahankan
posisi tersebut selama beberapa saat. Jika gejala tidak juga mereda, maka perlu
tekanan darah, meredakan gejala yang muncul, dan mengobati kondisi yang
menyebabkan hipotensi.
yang utama adalah perubahan pola makan dan gaya hidup, seperti :
mengurangi dosisnya, atau mengganti jenis obat bila perlu. Hipotensi yang
Dokter akan memberikan cairan infus, obat, hingga transfusi darah untuk
menstabilkan tekanan darah, detak jantung, suhu tubuh, dan pernapasan pasien,
memberikan obat antibiotik untuk mengatasi infeksi yang sudah masuk ke dalam
diantaranya adalah :
Bahan Bakar Minyak (BBM) dapat disebabkan karena adanya kebocoran dan
Kebocoran pada saat pengisian BBM ke mobil tangki dapat terjadi karena kurang
rapatnya pemasangan loading arm ke bottom load pada mobil tangki, sedangkan
adanya sisa BBM yang masih terdapat di loading arm. Hal tersebut jika dibiarkan
berlangsung terus menerus meskipun jumlah yang bocor dan tumpah sedikit,
Potensi bahaya terpeleset ini dapat terjadi karena pada saat pengisian tangki
mobil dengan BBM di area filling shed, sopir naik keatas tangki untuk membuka
tutup yang ada diatas tangki dengan tujuan untuk mengurangi tekanan yang ada
dalam tangki. Aktivitas dari sopir tangki tersebut sangat beresiko untuk terjadinya
kejadian terpeleset jika sopir tidak berhati hati saat berada di atas tangki tersebut,
(Hermawan, 2012).
Selain bahaya diatas, bahaya yang tidak bisa lepas dari proses pengangkutan
(loading) BBM adalah bahaya kecelakaan yang bisa terjadi dijalan raya pada saat
mobil tangki dalam perjalanan mengantar BBM menuju SPBU (Stasiun Bahan
Bakar Umum) di kota – kota yang telah ditentukan oleh LO (loading order).
Bahaya kecelakaan ini dapat terjadi dikarenakan faktor kelelahan yang dialami
oleh para sopir, hal tersebut dapat diketahui dari hasil pengamatan seorang
peneliti kepada 47 orang sopir diketahui bahwa dari 47 orang sopir tersebut 43
orang diantaranya bekerja mendistribusikan BBM selama lebih dari 8 jam sehari,
urutan - urutan dalam pencegahan dan pengendalian resiko yang mungkin timbul
yang terdiri dari beberapa tingkatan secara berurutan. Salah satunya dengan
harus dicoba untuk diterapkan sebagai pilihan prioritas utama. Eliminasi dapat
dicapai dengan memindahkan obyek kerja atau sistem kerja yang berhubungan
dengan tempat kerja yang tidak dapat diterima oleh ketentuan, peraturan atau
standar baku K3 atau kadarnya melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang
peralatan yang lebih berbahaya dengan bahanbahan dan peralatan yang kurang
struktur pondasi mesin dengan cor beton, pemberian alat bantu mekanik,
pemberian absorber suara pada dinding ruang mesin yang menghasilkan
penerimaan tenaga kerja baru sesuai jenis pekerjaan yang akan ditangani,
pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, rotasi kerja untuk mengurangi
tubuh dengan potensi bahaya yang diterima oleh tubuh, (Triyono, 2014).
diantaranya :
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 03/Men/98 adalah suatu kejadian
terjadi karena penyebab yang saling berkaitan yaitu kesalahan dari sisi
perusahaan, sisi pekerja, atau keduanya. Akibat yang ditimbulkan yakni trauma
bagi keduanya, bagi pekerja yaitu cedera yang dapat memengaruhi terhadap
pribadi, keluarga, dan kualitas hidup, sedangkan bagi perusahaan berupa kerugian
produksi, waktu yang terbuang untuk penyelidikan dan biaya untuk proses hukum.
Menurut Ridley (2008) dalam Redjeki (2016), Hal ini sesuai dengan teori
Jika satu domino jatuh maka domino tersebut akan menimpa domino-
domino lainnya hingga pada akhirnya akan terjadi kecelakaan pada saat domino
yang terakhir jatuh. Jika salah satu faktor penyebab kecelakaan dalam domino
tersebut dapat dihilangkan maka tidak akan terjadi kecelakaan. Domino yang
pertama adalah sistem kerja. Sistem kerja yang dikelola dengan baik seperti
pengendalian manajemen dan standar kerja yang sesuai akan membuat domino
tersebut terkendali dan tidak akan menimpa yang lainnya seperti kesalahan orang
2. Kesalahan Orang
4. Kecelakaan
c. Terjatuh.
d. Terhantam mesin atau material yang jatuh dan sebagainya.
diantaranya :
1. Nyaris
2. Identifikasi Bahaya
3. Pengeliminasian Bahaya
b. Mengubah material.
c. Mengubah proses.
d. Mengubah pabrik baik dari segi tata letak mesin maupun kondisi kerja
di pabrik.
4. Pengurangan Bahaya
AS 1885, 1990) adalah suatu proses atau keadaan yang mengakibatkan kejadian
cidera atau penyakit akibat kerja. Ada banyak tujuan untuk mengetahui klasifikasi
proses alami suatu kejadian seperti dimana kecelakaan terjadi, apa yang karyawan
lakukan, dan apa peralatan atau material yang digunakan oleh karyawan.
Penerapan kode - kode kecelakaan kerja akan sangat membantu proses investigasi
berikut :
adalah patah, retak, cabikan, dan sebagainya yang diakibatkan oleh kecelakaan.
(2014), menyatakan bahwa bagian tubuh yang terkena cidera dan sakit terbagi
menjadi :
1. Kepala; mata.
2. Leher.
4. Alat gerak atas; lengan tangan, pergelangan tangan, tangan selain jari,jari
tangan.
5. Alat gerak bawah; lutut, pergelangan kaki, kaki selain jari kaki, jarikaki.
6. Sistem tubuh.
sebagai contoh cidera mata dengan penggunaan kaca mata pelindung. Selain itu
juga bisa digunakan untuk menganalisis penyebab alami terjadinya cidera karena
kecelakaan kerja.
2.5.5 Klasifikasi Jenis Cidera Akibat Kecelakaan Kerja
Menurut Triyono (2014), Jenis cidera akibat kecelakaan kerja dan tingkat
penerapan yang digunakan berbagai oleh perusahaan, salah satunya adalah standar
keparahannya :
1. Cidera fatal (fatality) Adalah kematian yang disebabkan oleh cidera atau
2. Cidera yang menyebabkan hilang waktu kerja (Loss Time Injury) adalah
kehilangan hari kerja selama satu hari kerja atau lebih. Hari pada saat
kerja.
3. Cidera yang menyebabkan kehilangan hari kerja (Loss Time Day) adalah
semua jadwal masuk kerja yang mana karyawan tidak bisa masuk kerja
karena cidera, tetapi tidak termasuk hari saat terjadi kecelakaan. Juga
termasuk hilang hari kerja karena cidera yang kambuh dari periode
sebelumnya. Kehilangan hari kerja juga termasuk hari pada saat kerja
tersebut terjadi.
kerja ini tidak termasuk cidera hilang waktu kerja, tetapi kecelakaan kerja
6. Cidera ringan (first aid injury) Adalah cidera ringan akibat kecelakaan
kecelakaan setempat, contoh luka lecet, mata kemasukan debu, dan lain-
lain.
pembuangan limbah.
2.6 Kerangka Berfikir
Kelelahan Kepala
Sakit kepala Hipertensi Hipotensi Pusing
Mudah Marah Lelah,
Nyeri di Daerah Letih, Lesu
Bagian Belakang Kulit Pucat
Mual Dan Muntah Curah Jantung
Usia
Jenis Kelamin
Aktivitas Fisik
Emosi
Status Gizi
Merokok
Meminum Jumlah Rokok
Alkohol Lama Menghirup
Rokok
Perilaku
Merokok
Stres Kerja
Peningkatan Risiko
Kecelakaan
Variabel Independen :
Ketidakstabilan Tekanan Darah
Hipertensi
Kelelahan
Sakit kepala Variabel Dependen :
Mudah Marah
Nyeri Di Daerah Bagian Belakang
Mual Dan Muntah
Peningkatan Risiko Kecelakaan Kerja
Hipotensi
Kepala Pusing
Lelah, Letih, Lesu
Kulit Pucat
H0
2.7.1 Ada Pengaruh Faktor Ketidakstabilan Tekanan Darah AMT (Awak Mobil
2.7.2 Ada Pengaruh Kejadian Hipertensi Pada AMT (Awak Mobil Tanki)
2.7.3 Ada Pengaruh Kejadian Hipotensi Pada AMT (Awak Mobil Tanki)
2.7.4 Tidak Ada Pengaruh Faktor Ketidakstabilan Tekanan Darah AMT (Awak
2.7.5 Tidak Ada Pengaruh Kejadian Hipertensi Pada AMT (Awak Mobil Tanki)
2.7.6 Tidak Ada Pengaruh Kejadian Hipotensi Pada AMT (Awak Mobil Tanki)
Jln. Yos Sudarso No.6, Kel. Tenda, Kec. Hulonthalangi, Kota Gorontalo.
Februari 2020.
atau sampel tertentu, teknik pengambilan sempel pada umumnya dilakukan secara
ditetapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi atau
gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, sifat, serta
hubungan antara fenomena yang diselidiki. Ada dua instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu menggunakan wawancara, dan angket metode tertutup.
primer. Data ini akan dianalisis dengan menggunakan uji statistika yang relevan
untuk menguji hipotesis. Sedangkan teknik ukuran yang digunakan yaitu teknik
dinamika korelasi antara faktor – faktor risiko dengan efek, dengan model
pendekatan atau observasi sekaligus pada satu saat, atau point approach. Dengan
pendekatan “satu saat” bukan dimaksudkan semua objek diamati tepat pada saat
yang sama, melainkan tiap subyek hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran
dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan,
(Ahmad, 2011).
Dimana data yang mencakup variabel bebas dan terikat akan dikumpulkan
kelompok yang lain, (Yusuf. 2015). Variabel penelitian ini di bagi atas dua yaitu :
2004).
Variabel independen atau variabel bebas (disebut juga varibel pengaruh,
variabel perlakuan, klausa, treatment dan sebagainya) adalah variabel yang bila
dalam suatu saat berada bersama dengan variabel lain, variabel yang terakhir ini
bebas. Variabel dependen atau variabel terikat, variabel yang berubah karena
variabel bebas tersebut dinamai variabel tergantung, variabel tak bebas, efek dan
Kecelakaan Kerja”.
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena,
(Hidayat, 2007).
Tekanan darah bisa berubah setiap saat, tekanan darah yang tinggi
Skala : Ordinal
Skala 1 : Ya
Skala 2 : Tidak
Kriteria Objektif :
3.4.2 Hipertensi
melampaui (130/90).
Skala : Ordinal
Skala 1 : Ya
Skala 2 : Tidak
Kriteria Objektif :
3.4.3 Hipotensi
seseorang jauh lebih rendah dari biasanya yaitu dibawah 100/60 mmHg, tekanan
sistolik kurang dari 100 mmHg dan diastolik kurang dari 60 mmHg.
Skala : Ordinal
Skala 1 : Ya
Skala 2 : Tidak
Kriteria Objektif :
Instrumen : Kuesioner
Skala : Interval
Skala 2 : Setuju
Kriteria Objektif :
3.5.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan olehg peneliti
3.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
objek. Untuk menentukan besarnya sampel bisa dilakukan dengan statistik atau
sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar – benar dapat berfungsi
atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya, dengan istilah lain
bahwa sampel yang akan diteliti adalah AMT (Awak Mobil Tanki) yang
digunakan, yaitu :
1. Probability Sampling
memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan yaitu non probability
sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena yang diteliti. Oleha karena
itu, peneliti memilih tekni Purposive Sampling dengan jenis inklusi yang
harus dipenuhi oleh sampel – sampel yang digunakan dalam penelitian ini.
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti dari pihak lain,
(Chandra, 2008).
setiap variabel, distribusi frekuensi berbagai variabel yang diteliti baik variabel
(Machfoedz, 2010).
f
p= =x 100 %
N
Keterangan :
p = Presentase
f = Jumlah Skor
N = Jumlah soal
karakteristik atau distribusi setiap variabel, dan dapat dilanjutkan analisis bivariat.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji bivariat karena