Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI INTERVENSI KEPERAWATAN KOMUNITAS

Disusun oleh :

Nama : Yuannita PWS

Nim/kelas : 1810112 / S1- 3B

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA TAHUN AKADEMIK
2020-2021
 Pengertian
Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah (1) kemitraan (partnership), (2)
pemberdayaan (empowerment), (3) pendidikan kesehatan, dan (4) proses
kelompok (Hitchcock, Schubert, & Thomas 1999; Helvie, 1998)

1. Kemitraan
Kemitraan memiliki definisi hubungan atau kerja sama antara dua pihak
atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling
menguntungkan atau memberikan manfaat (Depkes RI, 2005). Perawat
spesialis komunitas perlu membangun dukungan, kolaborasi, dan koalisi
sebagai suatu mekanisme peningkatan peran serta aktif masyarakat dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi implementasi PKP.
Anderson dan McFarlane (2000) dalam hal ini mengembangkan model
keperawatan komunitas yang memandang masyarakat sebagai mitra
(community as partner model). Fokus dalam model tersebut
menggambarkan dua prinsip pendekatan utama keperawatan komunitas,
yaitu (1) lingkaran pengkajian masyarakat pada puncak model yang
menekankan anggota masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan
kesehatan, dan (2) proses keperawatan.
2. Pemberdayaan
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses
pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi
transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan,
pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk
membentuk pengetahuan baru (Hitchcock, Scubert, & Thomas, 1999).
Pemberdayaan, kemitraan dan partisipasi memiliki inter-relasi yang kuat
dan mendasar. Perawat spesialis komunitas ketika menjalin suatu
kemitraan dengan masyarakat maka dirinya juga harus memberikan
dorongan kepada masyarakat. Kemitraan yang dijalin memiliki prinsip
“bekerja bersama” dengan masyarakat bukan “bekerja untuk” masyarakat,
oleh karena itu perawat spesialis komunitas perlu memberikan dorongan
atau pemberdayaan kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif

2
masyarakat (Yoo et. al, 2004). Membangun kesehatan masyarakat tidak
terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan
dan partisipasi masyarakat (Nies & McEwan, 2001).
Kemandirian agregat dalam PKP berkembang melalui proses
pemberdayaan. Tahapan pemberdayaan yang dapat dilalui oleh agregat
(Sulistiyani, 2004), yaitu:
a. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar
dan peduli sehingga merasa membutuhkan kemampuan dalam
mengelola secara mandiri. Dalam tahap ini, perawat komunitas
berusaha mengkondisikan lingkungan yang kondusif bagi efektifitas
proses pemberdayaan agregat .
b. Tahap transformasi kemampuan berupa pengetahuan dan ketrampilan
dalam pengelolaan secara mandiri agar dapat mengambil peran aktif
dalam lingkungannya. Pada tahap ini agregat memerlukan
pendampingan perawat komunitas.
c. Tahap peningkatan pengetahuan dan ketrampilan sehingga terbentuk
inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada
kemandirian mengelola. Pada tahap ini dapat melakukan apa yang
diajarkan secara mandiri.
3. Pendidikan kesehatan
Strategi utama upaya prevensi terhadap kejadian adalah dilakukannya
kegiatan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan mengurangi disabilitas serta
mengaktualisasikan potensi kesehatan yang dimiliki oleh individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat (Swanson & Nies, 192011).
Pendidikan kesehatan dapat dikatakan efektif apabila dapat menghasilkan
perubahan pengetahuan, menyempurnakan sikap, meningkatkan
ketrampilan, dan bahkan mempengaruhi perubahan di dalam perilaku atau
gaya hidup individu, keluarga, dan kelompok (Pender, Murdaugh, &
Parsons, 2002). Pendidikan kesehatan diharapkan dapat mengubah
perilaku untuk patuh terhadap saran pengelolaan secara mandiri.

3
Intervensi keperawatan melalui pendidikan kesehatan untuk menurunkan
risik dan komplikasinya dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. pencegahan primer
b. pencegahan sekunder
c. pencegahan tersier.
4. Proses kelompok
Proses kelompok merupakan salah satu strategi intervensi keperawatan
yang dilakukan bersama-sama dengan masyarakat melalui pembentukan
sebuah kelompok atau kelompok swabantu (self-help group). Intervensi
keperawatan di dalam tatanan komunitas menjadi lebih efektif dan
mempunyai kekuatan untuk melaksanakan perubahan pada individu,
keluarga dan komunitas apabila perawat komunitas bekerja bersama
dengan masyarakat. Berbagai kelompok di masyarakat dapat
dikembangkan sesuai dengan inisiatif dan kebutuhan masyarakat setempat,
misalnya Posbindu, Bina Keluarga , atau Karang . Kegiatan pada
kelompok ini disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai
oleh agar dapat mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan
produktif selama mungkin (Depkes RI, 1992).

INTERVENSI

Organisasi Kesehatan Dunia dan Transisi Dari "Internasional" Kesehatan "Global"


Publik. Brown et al, AJPH:. Jan 2016, Vol 96, No 1.

4
5

Anda mungkin juga menyukai