Tempat Presentasi :
Objek Presentasi
ᴑ Keilmuan ᴑ Keterampilan ᴑ Penyegaran ᴑTinjauan
Pustaka
ᴑ Diagnostik ᴑ Manajemen ᴑ Masalah ᴑ Istimewa
ᴑ Neonatus ᴑ Bayi ᴑ Anak ᴑ Remaja ᴑ Dewasa ᴑ Lansia ᴑ Bumil
ᴑ Deskripsi : Pasien wanita, 38 tahun dengan Carpal Tunnel Syndrome
ᴑ Tujuan : Mengetahui diagnosis dan tatalaksana pasien dengan Carpal Tunnel Syndrome
Bahan Bahasan ᴑ Tinjauan ᴑ Riset ᴑ Kasus ᴑ Audit
Pustaka
Cara Membahas ᴑ Diskusi ᴑ Presentasi dan ᴑ Email ᴑ Pos
Diskusi
Data Pasien Nama: Ny. A 38 tahun
Nama Klinik : RSUD RA. Basoeni Mojokerto Telp: Terdaftar sejak: 26 April 2017
Data Utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis:
- Pasien datang ke Poli Saraf RSUD RA. Baoseni dengan keluhan kesemutan pada telapak tangan kanan sejak 2 minggu ini.
- Rasa baal pada telapak tangan kanan.
- Pasien sudah meminum obat warung untuk menghilangkan nyerinya, tetapi keluhan tidak hilang, malah dirasakan semakin
memberat.
1
- Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang berjualan rujak di depan rumahnya.
2. Riwayat Pengobatan : Pasien membeli obat sendiri di warung tapi tidak sembuh
3. Riwayat kesehatan/penyakit : disangkal
4. Riwayat keluarga : Tidak terdapat riwayat keluarga yang mempunyai penyakit serupa.
5. Riwayat pekerjaan : pasien ibu rumah tangga berjualan rujak di depan rumahnya
6. Riwayat kebiasaan : Pasien sering mengulek dengan tangan kanan
PemeriksaanFisik
Vital Sign:
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 86x/menit
T : 36,5˚ C
RR : 20x/menit
KU :Cukup, tampak sakit ringanKesadaran : compos mentis
GCS : E4-V5-M6
Status Generalis:
Kepala :Normocephali.
Mata: Konjunctiva tidak anemis, Sclera tidak icterus, mata cowong negatif.
Telinga: Tidak ada secret.
Hidung : Tidak ada secret, Tidak ada darah.
Tenggorokan:Tonsil T1/T1, Faring tidak hiperemis.
Leher : Tidak ada pembesarankelenjargetahbening leher.
Thorax :
2
Cor: S1S2 tunggal, regular, tidak ada murmur.
Pulmo :
Inspeksi: Pergerakan dada D / S simetris, tidak ada retraksi.
Palpasi: Vocal fremitus Normal / Normal
Normal / Normal
Normal / Normal
Perkusi: Sonor / Sonor
Sonor / Sonor
Sonor / Sonor
Auskultasi:Vesikuler / Vesikuler, tidak ada ronchi, tidak ada wheezing.
Vesikuler / Vesikuler, tidak ada ronchi, tidak ada wheezing.
Vesikuler / Vesikuler, tidak ada ronchi, tidak ada wheezing.
Abdomen: Flat, soefl, BU positif normal, meteorismus negatif, turgor kulit abdomen < 2 “.
Hepar / Lien / Ginjal : Tidak teraba.
Extremitas : Anemis negatif, tidak edema pada keempat ekstremitas,
1. N. Olfactorius ( N.I)
Daya Penciuman Hidung Normosmia
2. N. Opticus (II)
Tajam Penglihatan 6/6 ODS
3
Lapang Penglihatan Tidak ada penyempitan lapang
pandang
4
Obliqus, Inferior : +/+
Refleks pupil akomodasi : +/+
Reflex pupil konvergensi : +/+
4. N. Trigeminus (N. V)
Sensibilitas
Ramus Oftalmikus : Normal
Ramus Maksilaris : Normal
Ramus Mandibularis : Normal
Motorik
M. Masseter : Normal
M. Temporalis : Normal
M. Ptergoideus : Normal
Reflek
Reflek Kornea : +/+
Reflek bersin : +/+
5. N. Fascialis (N.VII)
Inspeksi wajah sewaktu
Diam : Simetris
Tertawa : Simetris
5
Meringis : Simetris
Bersiul : Simetris
Menutup mata : simetris
Pasien disuruh untuk mengerutkan dahi: Simetris
Menutup mata kuat-kuat : Simetris
Mengembangkan pipi : Simetris
Sensorik
Pengecapan 2/3 lidah : Tidak dilakukan
6. N. Acusticus (N. VIII) dan N. Cochlearis
Ketajaman pendengaran: Normal
Tinitus :Tidak Ada
7. N. Vestibularis
Tes Vertigo : tidak ada
Nistagmus : tidak ada
6
Reflek batuk : Tidak ada
Reflek muntah : Tidak ada
Peristaltik usus : Ada
Bradikardi : Tidak ada
Takikardi : Tidak ada
9. N. Accesorius (N.XI)
M. Sternocleidomastoideus : Normal
M. Trapezius : Normal
Refleks fisiologi
7
Triceps +/+ Achiles +/+
Reflek Patologis
Hoffman Tromner : -/-
Babinsky : -/-
Chaddock :-/-
Oppeinheim :-/-
Fungsi saraf otonom
Miksi : baik dan lancar
Defekasi : baik
Fungsi luhur
Fungsi bahasa :baik
Fungsi Orientasi :baik
Fungsi memori :baik
Fungsi emosi :baik
Tes Tambahan
Test Tinnel : +/+
Test Phalen: +/+
Test Prayer: +/+
8
CARPAL TUNNEL SYNDROME
Definisi
Menurut American Academy of Orthopaedic Surgeons Clinical Guideline, Carpal Tunnel Syndrome adalah gejala neuropati kompresi
dari N. medianus di tingkat pergelangan tangan, ditandai dengan bukti peningkatan tekanan dalam terowongan karpal dan penurunan fungsi
saraf di tingkat itu.[1]
Etiologi
Tanaka membagi penyebab Carpal Tunnel Syndrome menjadi 3 faktor yaitu:[7,9]
1. Faktor intrinsik
Faktor intrinsik terjadinya Carpal Tunnel Syndrom adalah sekunder, karena beberapa penyakit atau kelainan yang sudah ada. Beberapa
penyakit atau kelainan yang merupakan faktor intrinsik yang dapat menimbulkan Carpal Tunnel Syndrom adalah:[7,9]
Perubahan hormonal seperti kehamilan, pemakaian hormon estrogen pada menopause, dapat berakibat retensi cairan dan menyebabkan
pembengkakan pada jaringan di sekeliling terowongan karpal
Genetik
Adanya diabetes, hipotiroidisme
Kegemukan (obesitas)
Keadaan lain seperti merokok, gizi buruk dan stres
Jenis kelamin, hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita mempunyai risiko mendapat STK lebih tinggi secara bermakna
dibandingkan laki-laki
2. Faktor penggunaan tangan
9
Carpal Tunnel Syndrom yang terjadi berhubungan dengan penggunaan tangan karena hobi atau pekerjaan adalah sebagai akibat
inflamasi/pembengkakan di dalam terowongan karpal. Penggunaan tangan yang berhubungan dengan hobi, contohnya adalah pekerjaan rumah
tangga (menjahit, merajut, menusuk, memasak), kesenian, dan olah raga.[7,9]
3. Faktor trauma.
Faktor trauma dapat berupa trauma kecelakaan karena pekerjaan dan bukan pekerjaan. Kasus akut STK dapat terjadi karena trauma pada
pergelangan tangan yang menyebabkan terjebaknya saraf medianus, sebagai akibat kecelakaan pada saat bekerja atau ketika sedang berolah
raga.[7,9]
Manifestasi Klinis
a. Dimulai perlahan – lahan seperti perasaan terbakar, kesemutan dan mati rasa pada pergelangan tangan dan tangan.
b. Daerah yang paling terpengaruh adalah ibu jari, telunjuk dan jari tengah.
c. Gejala lebih sering terasa pada malam hari
d. Nyeri biasanya dirasakan pada telapak tangan
e. Rasa nyeri yang menjalar ke jari-jari serta tangan yang dipersarafi oleh saraf medianus, disertai rasa kebas, kelemahan otot, kekakuan dan
kemungkinan atrofi otot.[1,2,7,8,9]
Diagnosis
Diagnosa Carpal Tunnel Syndrome ditegakkan selain berdasarkan gejala klinis juga diperkuat dengan pemeriksaan yaitu :[4]
1. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan harus dilakukan pemeriksaan menyeluruh pada penderita dengan perhatian khusus pada fungsi, motorik, sensorik dan otonom
tangan. Beberapa pemeriksaan dan tes provokasi yang dapat membantu menegakkan diagnosa Carpal Tunnel Syndrome adalah :[4]
a. Meningkatkan tekanan di dalam carpal tunnel
Phalen's test
10
Penderita diminta melakukan fleksi tangan secara maksimal. Bila dalam waktu 60 detik timbul gejala seperti Carpal Tunnel Syndrome,
tes ini menyokong diagnosa. Beberapa penulis berpendapat bahwa tes ini sangat sensitif untuk menegakkan diagnosa Carpal Tunnel
Syndrome.[4]
Tinel’s Test
Tes ini mendukung diagnosa bila timbul parestesia atau nyeri pada daerah distribusi nervus medianus jika dilakukan perkusi pada
terowongan karpal dengan posisi tangan sedikit dorsofleksi.[4]
11
b) Penekanan pada saraf median dengan meregangkan ligamen transversum pada pergelangan tangan.
Provocative test
Lengan pasien pronasi, pergelangan tangan dalam posisi sedikit ekstensi. Pemeriksa menempatkan sebagian jarinya tertekuk. Pemeriksa
mulai memberikan tekanan ke arah dorsal menggunakan jari-jarinya.[4]
c) Penurunan aliran darah di ekstremitas atas yang akan mengakibatkan kompresi pada saraf median
12
Torniquet test
Pada pemeriksaan ini dilakukan pemasangan tomiquet dengan menggunakan tensimeter di atas siku dengan tekanan sedikit di atas
tekanan sistolik. Bila dalam 1 menit timbul gejala seperti Carpal Tunnel Syndrome, tes ini menyokong diagnosa.[4]
d) Tes kombinasi
Phalen’s Test dan Durkan Carpal Compression Test
Lengan pasien dengan posisi supinasi, sendi siku diperpanjang, pergelangan tangan tertekuk ke sudut 60 0. Dalam posisi ini pemeriksa
menekan daerah pergelangan tangan menggunakan ibu jarinya. Hasil positif jika dalam waktu 30 detik terjadi paresthesia di daerah
yang diinervasi oleh saraf median.[4]
Diagnosa Banding:
1. Pronator teres syndrome
2. De quervine syndrome
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan carpal tunnel syndrome tergantung pada etiologi, durasi gejala, dan intensitas kompresi saraf. Jika sindrom adalah
suatu penyakit sekunder untuk penyakit endokrin, hematologi, atau penyakit sistemik lain, penyakit primer harus diobati.[3,8]
13
Terapi Carpal Tunnel Syndrome dibagi atas 2 kelompok, yaitu :
a) Terapi konservatif
Mengistirahatkan pergelangan tangan.
Obat anti inflamasi non steroid.
Injeksi steroid.
Deksametason 1-4 mg 1 atau hidrokortison 10-25 mg atau metilprednisolon 20 mg atau 40 mg diinjeksikan ke dalam terowongan karpal
dengan menggunakan jarum no.23 atau 25 pada lokasi 1 cm ke arah proksimal lipat pergelangan tangan di sebelah medial tendon
musculus palmaris longus. Sementara suntikan dapat diulang dalam 7 sampai 10 hari untuk total tiga atau empat suntikan,. Tindakan
operasi dapat dipertimbangkan bila hasil terapi belum memuaskan setelah diberi 3 kali suntikan.
Vitamin B6 (piridoksin). Beberapa penulis berpendapat bahwa salah satu penyebab Carpal Tunnel Syndrome adalah defisiensi
piridoksin sehingga mereka menganjurkan pemberian piridoksin 100-300 mg/hari selama 3 bulan. Tetapi beberapa penulis lainnya
berpendapat bahwa pemberian piridoksin tidak bermanfaat bahkan dapat menimbulkan neuropati bila diberikan dalam dosis besar.
Namun pemberian dapat berfungsi untuk mengurangi rasa nyeri.
Pemasangan bidai pada posisi netral pergelangan tangan. Bidai dapat dipasang terus-menerus atau hanya pada malam hari selama 2-3
minggu.
Fisioterapi. Ditujukan pada perbaikan vaskularisasi pergelangan tangan.
Nerve Gliding
Yaitu latihan terdiri dari berbagai gerakan, latihan dari ekstremitas atas dan leher yang menghasilkan ketegangan dan gerakan
membujur sepanjang saraf median dan lain dari ekstremitas atas. Latihan-latihan ini didasarkan pada prinsip bahwa jaringan dari
sistem saraf perifer dirancang untuk gerakan, dan bahwa ketegangan dan meluncur saraf mungkin memiliki efek pada neurofisiologi
melalui perubahan dalam aliran pembuluh darah dan axoplasmic. Latihan dilakukan sederhana dan dapat dilakukan oleh pasien setelah
instruksi singkat.[3,8]
14
b) Terapi operatif
Operasi hanya dilakukan pada kasus yang tidak mengalami perbaikan dengan terapi konservatif atau bila terjadi gangguan sensorik yang
berat atau adanya atrofi otot-otot thenar. Pada Carpal Tunnel Syndrome bilateral biasanya operasi pertama dilakukan pada tangan yang paling
nyeri walaupun dapat sekaligus dilakukan operasi bilateral. Penulis lain menyatakan bahwa tindakan operasi mutlak dilakukan bila terapi
konservatif gagal atau bila ada atrofi otot-otot thenar, sedangkan indikasi relatif tindakan operasi adalah hilangnya sensibilitas yang persisten.
[2,4,7,8]
DaftarPustaka
1. American Academy Of Orthopaedic Surgeons. 2007. Clinical Practice Guideline On The Diagnosis Of Carpal Tunnel Syndrome. (Online),
(http://www.Aaos.Orgresearchguidelinescts_Guideline.Pdf, Diunduh Hari Senin Tanggal 27 Oktober 2014 Pukul 18.10 WIB).
2. American Society For Surgery Of The Hand. Carpal Tunnel Syndrome. (Online), (www.handcare.org, Diunduh Hari Senin Tanggal 27
Oktober 2014 Pukul 19.40 WIB).
3. Bruce Fisher, Et Al. 2004. Diagnosis, Causation And Treatment Of Carpal Tunnel Syndrome: An Evidence-Based Assessment. (Online),
(http://www.Wcb.Ab.Capdfsproviderscts_Bkg_Paper.Pdf, Diunduh Hari Senin Tanggal 27 Oktober 2014 Pukul 18.50 WIB).
4. Georgiew, Filip. 2007. Provocative tests used in the diagnosis of carpal tunnel syndrom. (Online),
(http://www.rehmed.pl/images/upload/pdf_en/2007/4_2007/Medical%20Rehabilitation%204-2007%20(7-17).pdf, Diunduh Hari Rabu
Tanggal 5 November 2014 Pukul 19.00 WIB).
5. Ibrahim et al. 2012. Carpal Tunnel Syndrome: A Review of the Recent Literature. The Open Orthopaedics Journal, 2012, 6, (Suppl 1: M8)
69-76.
6. Pecina, Marko M. Markiewitz, Andrew D. 2001. Tunnel Syndromes: Peripheral Nerve Compression Syndromes Third Edition. New York :
CRC PRESS.
7. U.S. Department Of Health And Human Services, Office On Women’s Health. 2009. Carpal Tunnel Syndrome. (Online),
15
(http://Womenshealth.Govpublicationsour-Publicationsfact-Sheetcarpal-Tunnel-Syndrome.Pdf, Diunduh Hari Senin Tanggal 27 Oktober
2014 Pukul 19.35 WIB).
8. U.S. Department Of Health And Human Services. 2012. Carpal Tunnel Syndrome. (Online),
(http://www.Ninds.Nih.Govdisorderscarpal_Tunnelcarpel_Tunnel_Fs.Pdf, Diunduh Hari Senin Tanggal 27 Oktober 2014 Pukul 19.20
WIB).
9. Tana, Lusianawaty. 2003. Sindrom Terowongan Karpal Pada Pekerja: Pencegahan Dan Pengobatannya Dalam Jurnal Kedoktean Trisakti
September-Desember 2003, Vol.22 No.3. (Online), (http://www.Univmed.Orgwp-Contentuploads201102lusianawaty.Pdf, Diunduh Hari
Senin Tanggal 27 Oktober 2014 Pukul 18.30 WIB).
Hasil pembelajaran :
SUBYEKTIF :
Pasien wanita umur 38 tahun
Keluhan kesemutan pada telapak tangan kanan sejak 2 minggu ini.
Rasa baal pada telapak tangan kanan.
Pasien sudah meminum obat warung untuk menghilangkan nyerinya, tetapi keluhan tidak hilang, malah dirasakan semakin memberat.
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang berjualan rujak di depan rumahnya, seingga sering mengulek dengan tangan kanannya.
OBYEKTIF
Status generalis : dbn
16
Status neurologis
1. N. Olfactorius ( N.I)
Daya Penciuman Hidung Normosmia
2. N. Opticus (II)
Tajam Penglihatan 6/6 ODS
Lapang Penglihatan Tidak ada penyempitan lapang
pandang
3. N. Occulomotorius, N. Trochlearis, N. Trigeminus (III,IV,V)
Kelopak Mata
Ptosis : Tidak Ada
Endopthalmus : Tidak Ada
Eksopthalmus : Tidak Ada
Pupil
Diameter : 3mm/3mm
Bentuk : Bulat
Isokor/anisokor : Isokor
Posisi :ditengah ,simetris
Refleks Cahaya langsung : +/+
Refleks Cahaya tidak langsung: +/+
Gerakan Bola Mata
Medial : +/+
17
Lateral : +/+
Superior : +/+
Inferior : +/+
Obliqus, superior : +/+
Obliqus, Inferior : +/+
Refleks pupil akomodasi : +/+
Reflex pupil konvergensi : +/+
4. N. Trigeminus (N. V)
Sensibilitas
Ramus Oftalmikus : Normal
Ramus Maksilaris : Normal
Ramus Mandibularis : Normal
Motorik
M. Masseter : Normal
M. Temporalis : Normal
M. Ptergoideus : Normal
Reflek
Reflek Kornea : +/+
Reflek bersin : +/+
5. N. Fascialis (N.VII)
18
Inspeksi wajah sewaktu
Diam : Simetris
Tertawa : Simetris
Meringis : Simetris
Bersiul : Simetris
Menutup mata : simetris
Pasien disuruh untuk mengerutkan dahi: Simetris
Menutup mata kuat-kuat : Simetris
Mengembangkan pipi : Simetris
Sensorik
Pengecapan 2/3 lidah : Tidak dilakukan
6. N. Acusticus (N. VIII) dan N. Cochlearis
Ketajaman pendengaran: Normal
Tinitus :Tidak Ada
7. N. Vestibularis
Tes Vertigo : tidak ada
Nistagmus : tidak ada
19
Palatum Mole : Simetris
Arcus Palatoglossus : Simetris
Arcus Pharyngeus : Simetris
Reflek batuk : Tidak ada
Reflek muntah : Tidak ada
Peristaltik usus : Ada
Bradikardi : Tidak ada
Takikardi : Tidak ada
9. N. Accesorius (N.XI)
M. Sternocleidomastoideus : Normal
M. Trapezius : Normal
20
Brudzinsky II : Tidak ada
Refleks fisiologi
Triceps +/+ Achiles +/+
Reflek Patologis
Hoffman Tromner : -/-
Babinsky : -/-
Chaddock :-/-
Oppeinheim :-/-
Fungsi saraf otonom
Miksi : baik dan lancar
Defekasi : baik
Fungsi luhur
Fungsi bahasa :baik
Fungsi Orientasi :baik
Fungsi memori :baik
Fungsi emosi :baik
Tes Tambahan
Test Tinnel : +/+
21
Test Phalen: +/+
Test Prayer: +/+
ASSESSMENT
Carpal tunel syndrome
PLANNING
Terapi:
Medikamentosa:
22