Anda di halaman 1dari 27

RESUME

BUKU ILMU PENDIDIDIKAN ISLAM (IPI)


JILID 1
Karangan Dra. Hj. Nur Uhbiyati

Diajukan sebagai tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam dengan Dosen
Pengampu Dr. Dedih Surana, M.Pd.I

Oleh :
Ramdan Mulyana
NPM : 20010020009

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
BANDUNG
2020
Ilmu Pendidikan Islam I/Dra. Hj. Nur Uhbiyati
Cetakan ke III, Bandung: Pustaka Setia, 2005.
248 hlm. ; 15x21 cm
Untuk Fakultas Tarbiyah Semua Jurusan

ISBN 979-730-099-4
Penerbit : CV PUSTAKA SETIA
KATA PENGANTAR
Pertama penulis panjatkan puji serta Syukur kepada Allah Subhanahu
Wata’ala dan semoga shalawat serta salam senantiasa terlimpah curahkan kepada
Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaiihi Wasallam.
Dalam rangka melaksanakan kewajiban sebagai Mahasiswa,
Alhamdulillah penulis telah menyelesaikan tugas berupa Resume Buku Ilmu
Pendidikan Islam yang menjadi salah satu tugas dari Mata Kuliah Ilmu
Pendidikan Islam dengan Dosen Pengampu Dr. Dedih Surana, M.Pd.I.
Adapun buku yang diresume oleh penulis adalah Buku yang berjudul :
Ilmu Pendidikan Islam I, karya Dra. Hj, Nur Uhbiyati. Yang mana beliau
menuliskan kata pengantar dalam bukunya tersebut yang kami rangkum dalam
beberapa poin sebagai berikut :
Beliau menyusun buku Ilmu Pendidikan Islam yang kami resume ini
adalah dalam rangka melaksanakan keputusan pemerintah Menteri Agama
RI No. 21 Tahun 1955 tentang Kurikulum Nasional Program Sarjana (S1)
IAIN.
Materi buku yang kami resume ini telah disesuaikan dengan Silabi yang
dikeluarkan oleh Ditjen Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama
RI, Jakarta, Tahun 1995. Sehingga buku ini tidak hanya dapat
dipergunakan untuk IAIN saja akan tetapi dapat dipergunakan untuk
Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS) pada fakultas dan jurusan
yang sejenis.
Beliau juga menulis tujuan Mata Kuliah Ilmu Pendididkan Islam ini adalah
agar mahasiswa dapat memahami konsep atau teori pedidikan Islam dan
mengaplikasikannya dalam proses pendidikan Islam yang dijalankan.
Demikian kata pengantar penulis sebagai pembuka Resume Buku Ilmu
Pendidikan Islam ini mudah-mudahan Resume Buku ini menjadi salah satu
referensi yang bermanfaat bagi para mahasiswa dalam belajar dan mengamalkan
ilmu kependidikan Islam.
Penulis sadar betul bahwa itu Resume Buku ini akan banyak sekali
kekurangan, oleh karena itu penulis sangat perlu sekali masukan kritik dan saran
yang dapat memberikan motivasi kepada penulis untuk dapat lebih baik lagi
dalam hal tulis-menulis karya ilmiah.
Cimahi, September 2020

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1 : PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN KEGUNAAN ILMU
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BAB 2 : DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN ISLAM
BAB 3 : TUJUAN PENDIDIKAN MENURUT ISLAM
BAB 4 : PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM
BAB 5 : PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM (KONSEP
ISLAM TENTANG FITRAH, LINGKUNGAN DAN PENDIDIKAN
SEUMUR HIDUP
BAB 6 : ALAT-ALAT DALAM PENDIDIKAN ISLAM
BAB 7 : KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
BAB 8 : PENDEKATAN DAN METODE PENDIDIKAN ISLAM
BAB 9 : LINGKUNGAN PENDIDIKAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM
BAB 10 : TANGGUNG JAWAB DALAM KELEMBAGAAN ISLAM
DAFTAR KEPUSTAKAAN
BAB I
PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN KEGUNAAN
ILMU PENDIDIKAN ISLAM
1. Pengertian Ilmu Pendidikan Islam
a. Pendidikan Islam
1) Menurut Drs. Ahmad D. Marimba : Pendidikan Islam adalah bimbingan
jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada
terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.
Yang dimaksud kepribadian Utama adalah Kepribadian Muslim yaitu
kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan
serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai
dengan nilai-nilai Islam.
2) Menurut Abdur Rahman Nahlawi : Pendidikan Islam ialah pengaturan
pribadi dan masyarakat yang karenanya dapatlah memeluk Islam secara
logis dan sesuai secara keseluruhan baik dalam kehidupan individu maupun
kolektif.
3) Menurut Drs. Burlian Shomad : Pendidikan Islam ialah Pendidikan yang
bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yang bercorak diri
berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan isi Pendidikannya untuk
mewujudkan tujuan itu adlah ajaran Allah.
Pendidikan itu baru dikatakan Pendidikan Islam apabila memiliki dua ciri
Khas yaitu :
a) Tujuannya untuk membentuk individu yang bercorak diri dan berderajat
tinggi menurut ukuran Al-Quran
b) Isi pendidikan ajaran, Allah yang tercantum dengan lengkap di dlam Al-
Quran dan pelaksanaanya di salam praktek kehidupan sehari-hari
sebagaimana yan dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Dan beliau pun (Pengarang Buku) menuliskan pengertian pendidikan dari
empat orang lainnya yaitu : Mustafa Al-Ghulyani, Syah Muhammad A. Naquib
Al-Atas, Prof. Dr. Hasan Langgulung, sampai kepada Hasil seminar pendidikan
Islam Se-Indonesia pun tanggal 7-11 Mei 1960 di Cipayung Bogor beliau
tuliskan.
Maka dari uraian-uraian pengertian pendidikan Islam beliau menyimpulkan
bahwa para ahli didik Islam berbeda pendapat mengenai rumusan pendidikan
Islam, ada yang menitik beratkan pada segi pembentukan Akhlak anak, ada pula
yang menuntut pendidikan teori dan praktek, sebagian lagi menghendaki
terwujudnya kepribadian Muslim dan lain-lain. Namun dari perbedaan pendapat
tersebut dapat diambil kesimpulan adanya titik persamaan yang secara ringkas
dapat ditemukan sebagai berikut : Pendidikan Islam ialah bimbingan yang
dilakukan oleh seorang dewasa kepada terdididik dalam masa pertumbuhan agar
ia memiliki kepribadian Muslim.
b. Ilmu Pendidikan Islam
Setelah diuraikan di muka Pendidikan Islam adalah bimbingan yang
dilakukan oleh seorang pendidik kepada anak didik agar ia tumbuk dan
berkembang secara wajar dan memiliki kepribadian Muslim. Sedangkan Ilmu
adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan
mempunyai metode-metode tertentu yang bersifat ilmiah, ada lagi yang
mengemukakan ilmu adalah suatu uraian yang tersusun denga lengkap tentag
salah satu dari keberadaan.
Dengan demikian Ilmu Pedidikan Islam adalah Uraian secara sistematis
dan ilmiah tentang bimbingan atau tuntutan pendidikan kepada anak didik dalam
perkembangannya agar tumbuh secara wajar berpibadi Muslim, sebagai anggota
masyarakat yang hidup selaras dan seimbang dalam memenuhi kebutuhan hidup
di Dunia dan Akhirat.
Kemudian jika di lihat dari sisi lain terutama dari kajian empiris maka dapat
dijelaskan sebagai berikut : Bahwa Ilmu Pendidikan Islam ialah Ilmu yang
membahas proses penyampaian materi-materi ajaran Islam kepada anak didik
dalam proses pertumbuhannya.
Berdasarkan penegasan-penegasan diatas Ilmu Pendidikan Islam bisa
katakan sebagai :
Ilmu Pengetahuan Praktis, karena yang diuraikan dalam ilmu ini
dilaksanakan dalam kegiatan pendidikan, dan orang yang mempeajari
ilmu ini dengan tujuan untuk dapat mengetahui dan mengarahkan
kegiatan pendidikan.
Ilmu Pengetahuan Rohani, karena situasi pendidikan itu berdasarkan atas
tujuan tertentu dan tidak membiarkan anak tumbuh secara liar sesuai
dengan keingiannya, melainkan memandangnya sebagai makhluk susila,
berharkat, dan ingin membawanya ke arah manusia susila, memiliki
harkat, dan berbudaya.
Ilmu Normatif, karena ilmu ini berdsarkan diri dan pemilihan norma-
norma yang baik dan norma-norma yang tidak baik, yang mana norma
tersebut diambil dari sumber agama yaiut Al-Quran dan Sunnah Rasul
Ilmu Pengetahuan Empiris, karena obyeknya adalah situasi pendidikan
dan pergaulan yang terdapat dalam dulia pengalaman.
Adapun tujuan Ilmu Pendidika Islam ini ialah mencerahkan situasi Ilmu
Pendidikan Islam, sehingga hubungan antara unsur-unsur dasarnya menjadi jelas,
dan orang yang mempelajarinya pun akan memperoleh pegangan yang berguna
untuk praktek pendidikan. Unsur-unsur dasar ini ialah : Anak didik, pendidik,
tujuan pendidikan, metode pendidikan dan lain-lain.

2. Ruang lingkup Ilmu Pendidikan Islam


Pendidikan Islam sebagai Ilmu, mempunyai ruang lingkup yang sangat
luas, karena di dalamnya banyak segi-segi atau pihak-pihak yang ikut terlibat
baik langsung ataupun tidak langsung.
Adapun segi-segi dan pihak-pihak yang terlibat dalam Pendidikan Islam
sekaligus menjadi ruang lingkup pendidikan Islam adlah sebagai berikut :
1) Perbuatan mendidik itu sendiri
Yang dimaksud dengan perbuatan mrndidik di sini adalah seluruh kegiatan,
tindakan, atau perbuatan dan sikap yang dilakukan oleh pendidik sewaktu
menghadapi/mengasuh anak didik.
2) Anak Didik
Yaitu pihak yang merupakan Obyek terpenting dalam pendidikan, hal ini
disebabkan perbuatan atau tindakan mendidik itu diadakan atau dilakukan
hanyalah untuk membawa anak didik kepada tujuan Pendidikan Islam yang
kita cita-citakan
3) Dasar dan tujuan pendidikan Islam
Yaitu landasan yang menjadi fundament serta sumber dari segala kegiatan
pendidikan Islam ini dilakukan. Maksudnya pelaksanaan pendidikan Islam
harus berlandaskan atau bersumber dari dasar tersebut. Dalam hal ini dasar
atau sumber pendidikan Islam yaitu arah kemana anak didik ini akan dibawa.
4) Pendidik
Yaitu Subyek yang melaksanakan pendidikan Islam, Pendidik ini mempunyai
peranan yang sangat penting untuk keberlangsungan Pendidikan.
5) Materi Pendidikan Islam
Yaitu bahan-bahan atau pengalaman-pengalaman belajat Ilmu agama Islam
yang di susun sedemikian rupa (dengan susuan yang lazim tetapi logis) untuk
disajikan atau disampaikan kepada peserta didik.
6) Metode Pendidikan islam
Yaitu cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidik untuk menyampaikan
bahan atau materi pendidikan Islam kepada Anak didik.
7) Evaluasi Pendidikan
Yaitu memuat cara-cara bagaimana mengadakan evaluasi atau penilaian
terhadap hasil belajar anak didik.

8) Alat-alat pendidikan Islam


Yaitu alat-alat yang dapat digunakan selama melaksanakan pendidika Islam
agar tujuan pendidikan Islam tersebut lebih berhasil.
9) Lingkungan sekitar atau millieu pendidikan Islam
Yaitu keadaan-keadaan yang ikut berpengaruh dalam pelaksanaan serta hasil
pendidikan Islam.

3. Kegunaan Ilmu Pendidikan Islam


Ilmu penidikan Islam memiliki arti dan peranan sangat penting dalam
kehidupan. Hal tersebut disebabkan Ilmu Pendidikan Islam memiliki
fungsi/kegunaan sebagai berikut :
a) Ia melakukan pembuktian terhadap teori-teori kependidikan Islam yang
merangkum apirasi atau cita-cita Islam yang harus di ikhtisarkan agar
menjadi kenyataan
b) Ia memberikan bahan-bahan informasi tentang pelaksanaan pendidikan
dalam segala aspek bagi pengembangan ilmu pengetahuan pendidikan Islam
tersebut.
c) Ia menjadi pengoreksi (korektor) terhadap kekurangan teori-teori yang
terdapat dalam Ilmu pendidikan Islam itu sendiri.
Memperhatikan hal tersebut diatas, maka Ilmu Pendidikan Islam perlu
dipelajari oleh setiap Muslim, yang berkeinginan agar pendidikan yang
diselenggarakannya dapat berlangsung lancar dan mencapai sasarannya.
Mengenai perlunya mempelajari Ilmu Pendidikan Islam ini Prof. HM. Arifin
Med menyatakan sebagai berikut :
a) Pendidikan aebagai usaha membentuk pribadi manusia harus melalui
proses yang panjang, dengan result (hasil) yang tidak dapat diketahui
dengan segera, berbeda dengan membentuk benda mati yang dapat
dilakukan sesuai degan keinginan pembuatnya.
b) Pendidikan Islam pada khususnya yang bersumberkan nilai-nilai
agama Islam di samping menanamkan atau membentuk sikap hidup
yang dijiwai nilai-nilai tersebut, juga mengebangkan kemampuan
berilmu pengetahuan sejalan dengan nilai-nilai Islam yang
melandasinya adalah merupakan proses ikhtiariah yang secara
pedagogis mampu mengembangkan hidup anak didik kepada arah
kedewasaan atau kematangan yang menguntungkan dirinya.
c) Islam sebagai agama wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT deng
tujuan untuk mensejahterakan dan membahagiakan hidup dan
kehidupan umat manusia di dunia dan akhirat, baru dapat mempunyai
arti fungdional dan aktual dalam diri manusia bilamana dikembangkan
melalui proeses kependidiksn yang sistematis. Oleh karena itu teori-
teori pendidikan Islam yang disusun secara sistematis merupakan
kompas bagi keberhasilan proses tersebut.
d) Ruang lingkup Kependidikan Islam adalah mencakup segala bidang
kehidupan manusia di dunia dimana manusia mampu memanfaatkan
sebagai tempat mananam benih-benih amaliah yang buahnya akan
dipetik di akhirat nanti, maka pembentukan sikap dan nilai-nilai
amaliah dalam pribadi manusia baru dapat efektif bilamana dilakukan
melalui proses kependidikan yang berjalan diatas kaidah-kaidah ilmu
pengetahuan kependididikan.
e) Teori-teori, hipotesa dan asumsi-asumsi kependidikan yang
bersumberkan ajaran Islam sampai kini masih belum tersususn secara
ilmiah meskipun bahan-bahan bakunya telah tersedia, baik dalam Al-
Quran, Hadits, maupun Qaul ulama. Untuk itu diperlukan
penyususnan secara sistematis yang didukung dengan hasil penilaian
yang luas.
BAB II
DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN ISLAM

1. Dasar-dasar Pendidikan Islam


Dasar adalah landasan tempat berpijak atau tegaknya sesuatu agat sesuatu
tersebut tegak dan kokoh berdiri.
Dasar Pendidik Islam secara garis besar ada 3 yaitu : Al-Quran, As-
Sunnah, dan perundang-undangan yang berlaku di negara kita.
a. Al-Quran
Islam adalah agama yang membawa misi agar umatnya menyelenggarakan
pendidikan dan pengajaran. Ayat Al-Quran yang pertama kali turun adalah
berkenaan disamping masalah keimanan juga pendidikan, yaitu QS. Al-‘Alaq : 1-
5.

َ ُّ‫) ا ْق َر ْأ َو َرب‬2( ‫ق‬


)3( ‫ك اأْل َ ْك َر ُم‬ ٍ َ‫ق اإْل ِ ْن َسانَ ِم ْن َعل‬ َ َ‫) َخل‬1( ‫ق‬ َ ِّ‫ا ْق َر ْأ بِاس ِْم َرب‬
َ َ‫ك الَّ ِذي خَ ل‬
)5( ‫) َعلَّ َم اإْل ِ ْن َسانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬4( ‫الَّ ِذي َعلَّ َم بِ ْالقَلَ ِم‬
“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha
Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam (pena). Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq: 1-5)
Dari ayat-ayat tersebut diatas dapatlah diambil kesimpulan bahwa seolah-
olah Allal SWT berkata hendaklah manusia meyakini akan adanya Rabb pencipta
manusia (dari segumpal darah), selanjutnya untuk memperkokoh keyakinannya
dan memeliharanya agar tidak luntur hendaklah melaksankan pendidikan dan
pengajaran.
Disamping itu masih banyak ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan
pendidikan diatara lain : QS.Al-Baqarah : 31, 129, 151, QS.Ali Imran : 164,
QS.Al-Jumu’ah : 2 dan sebagainya.
b. As-Sunnah
Rasulullah SAW mengatakan bahwa beliau adalah juru didik. Dalam
kaitan dengan ini M. Athiyah al Abrasyi mengatakan : pada suatu hari Rasulullah
keluar dari rumahnya dan beliau menyaksikan adanya dua pertemuan; dalam
pertemuan pertama, orang-orang yang berdo’a kepada Allah Azza Wajalla,
mendekatkan diri kepada-Nya; sedangkan dalam pertemuan kedua orang sedang
memberikan pelajaran. Langsung beliau bersabda :
“Mereka ini (pertemuan pertama), minta kepada Allah, bila Tuhan menghendaki
maka ia akan memenuhi permintaan tersebut, dan jika tidak menghendaki maka
tidak akan dikabulkannya, Tetapi golongan kedua ini, mereka mengajarkan
manusia, sedangkan saya sendiri diutus untuk menjadi juru didik.”
Setelah itu beliau duduk pada pertemuan kedua ini. Praktek ini
membuktikan kepada kita suatu contoh terbaik betapa Rasulullah mendorong
orang untuk belajar dan menyebarkan ilmu secara luas dan suatu pujian atas
keutamaan juru didik. (M. Athiyah Al-Abrasyi, dasar-dasar pokok Pendidikan Islam, Jakarta, 1970,
hal.36-37).

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Rasulullah menjunjung


tinggi kepada pendidikan yang memotivasi agar berkiprah kepada pendidikan dan
pengajaran.
c. Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
a. UUD 1945, pasal 29
Ayat 1 berbunyi: “Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa.”
Ayat 2 berbunyi: “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu ...”
b. GBHN
Dalam GBHN Tahun 1993 bidang Agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan yang Maha Esa No. 22 disebutkan :
“Kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang maha Esa makin
dikembangkan sehingga kualitas keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan yang
Maha Esa dalam usaha memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa serta
meningkatkan amal untuk bersama-sama membangun Masyarakat.”
c. UU No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikn Nasional
1. Pasal 11 ayat 1 disebutkan :
“Jenis pendidikan yang temasuk jalur prndidikan sekolah terdiri atas
pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan
kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan akademik, dan pendidikan
profesional.”
2. Pasal 11 ayat 6 disebutkan :
“Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan yang mempersiapkan
peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan
pengetahuan khusus tentang ajaran Agama yabg bersangkutan.”

2. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Islam


Agama Islam adlah agama universal yang mengajarkan kepada umat
manusia mengenai berbagai aspek kehidupan baik duniawi maupun ukhrawi.
Salah satunya diantara ajaran Islam tersebut adalah mewajibkan umatnya untuk
melaksankan pendidikan karena menurut ajaran Islam pendidikn merupakan
kebutuhan hidup manusia mutlak yang harus dipenuhi, demi tercapainya
kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Islam merupakan Agama Ilmu (akal) dan agama amal. Karena itu Islam
selalu mendorong umatnya mempergunakan akalnya guna menuntut ilmu
pengetahuan, agar dengan demikian mereka dapat mengetahui dan membedakan
mana yang benar dan mana yang salah.
BAB III
TUJUAN PENDIDIKAN MENURUT ISLAM

Tujuan yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok
orang yang melakukan sesuatu kegiatan. Karena itu tujuan pendidikan Islam ialah
sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang
melaksankan pendidikan Islam.
Menurut Drs. Ahmad D. Marimba, fungsi tujuan itu ada empat macam,
yaitu:
a) Mengakhiri usaha
b) Mengarahkan usaha
c) Tujuan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain, baik
merupakan tujuan-tujuan baru maupun tujuan-tujuan lanjutan dari tujuan
utama
d) Memberi nilai (sifat) pada usaha-usaha itu
Drs. Ahmad D. Marimba mengemukakan dua macam tujuan yaitu tujuan
sementara dan tujuan Akhir.

a. Tujuan Sementara
Yaitu sasaran sementara yang harus dicapai oleh umat Islam yang
melaksanakan pendidikan Islam. Yaitu tercapainya berbagai kemampuan seperti
kecakapan jasmaniah, pengetahuan membaca, manulis, pengetahuan ilmu-ilmu ke
Masyarakatan, kesusilaan, keagamaan, kedewasaan jasmani rohani dan
sebagainya.
b. Tujuan Akhir
Yaitu terwujudnya kepribadian Muslim, yaitu kepribadian yang seluruh
aspek-aspeknya merealisasikan atau mencerminkan ajaran Islam.
Aspek-aspek kepribadian Muslim dapat digolongkan kedalam 3 hal :
1) Aspek-aspek kejasmaniahan; meliputi tingkah laku luar yang mudah
nampak dan ketahuan dari luar.
2) Aspek-aspek kejiwaan; meliputi aspek-aspek yang tidak segera dapat
dilihat dan ketahanan dari luar.
3) Aspek-aspek kerohanian yang luhur; meliputi aspek-aspek kejiwaan yang
lebih abstrak yaitu filsafat hidup dan kepercayaan.
Ringkasnya yang dimaksud dengan kepribadian Musim ialah kepribadian yang
seluruh aspek-aspeknya yakni baik tingkah laku luarnya, kegiatan-kegiatan
jiwanya, maupun filsafat hidup dan kepercayaannya menunjukan pengabdian
kepada Tuhan dan, penyerahan diri kepada-Nya.
Drs. Muhammad Zen mengatakan di dalam bukunya Materi Filsafat
Pendidikan Islam : Kepribadian Muslim ini pada akhirnya tidak akan terlepas
dari tigas Aspek yaitu : Iman, Islam, dan Ihsan. Sebagaimana yang telah
disebutan dalam Hadits Nabi yang cukup panjang yaitu ketika Nabi
Muhammad Saw kedatagan seorang yang tidak dikenal yang kemudian tidak
lain adalah Maliakat Jibril sendiri yang mengadakan test mengenai yang di
maksud dengan tiga aspek diatas, dan ternyata Nabi dapat menjawab dengan
benar. Mengenai Ihsan diterangkan dalam Hadits :

َ َّ‫ أَ ْن تَ ْعبُ َد هللاَ َكأَن‬: ‫ قَا َل‬,‫ا ِإلحْ َسا ِن‬.


َ ‫ك تَ َراهُ فَإ ِ ْن لَ ْم تَ ُك ْن تَ َراهُ فَإِنَّهُ يَ َرا‬
‫ك‬
“Ihsan ialah bahwa engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau
melihatNya. Jika engkau tidak melihat-Nya niscaya Ia melihat mu...”
(HR.Muslim)
Sedangkan Abdul Fattah Jalal dalam bukunya yang berjudul Min Ushulit
Tarbiyyati Fiil Islam yang dialih bahsakan oleh Drs. Herry Noer Ali
mengelompokkan tujuan pendidikan Islam ke dalam tujuan umum dan tujuan
khusus, tujuan umum yaitu menjadikan manusia sebagai abdi atau hamba
Allah SWT yang senantiasa mengagungkan dan membesarkan Allah SWT
dengan meneladani Rasulullah SAW, menjujnjung tinggi ilmu pengetahuan,
suka mempelajari segala yang bermanfaat baginya dalam merealisasikan
tujuan yang telah digariskan oleh Allah.
Ringkasnya : tujuan umum dari Pendidikan Agam Islam adalah membina
peserta didik agar menjadi hamba yang suka beribadah kepada Allah. Ibadah
yang tidak hanya sebatas Shalat, puasa, zakat, dan beribadah haji tapi
mencakup segala amal, pikiran atau perasaan manusia, selama semua itu
dihadapkan kepada kehidupan serta segala yang dilakukan manusia berupa
perkataan, perbuatan, perasaan bahkan bagian apapun dari perilakunya dalam
mengabdikan diri kepada Allah SWT.
Sedangkan tujuan khusus sebenarnya merupakan perincian dari tujuan
umum sebagaimana telah dijelaskan diatas. Diantara tujuan khusus ini yang
pertama-tama adalah mampu melaksnakan rukun Islam.
Memperhmbakan diri kepada Allah untuk mencari keridhoan Ilahi
merupakan tujuan umum dari Risalah, dengn demikian hal itupun merupakan
tujuan umum yang hendak dicapai oleh pendidikan Islam. Tujuan umum ini
dapat dijabarkan ke dalam tiga aspek :
a) Menyempurnakan hubungan manusia dengan khaliknya
b) Menyempurnakan hubungan manusia dengan sesamanya;
memelihara, memperbaiki, dan meningkatkan hubungan antara
manusia dan lingkungan merupakan upaya manusia yang harus
senantiasa dikembangkan terus menerus.
c) Mewujudkan keseimbangan, keselarasan dan keserasian antara
kedua hubungan itu dan mengaktifkan kedua-duanya sejalan dan
berjalin dalam diri pribadi.
Sedangkan Prof. H.M. Arifin Med. Membedakan tujuan dengan teoritik dan
tujuan dalam proses, mengenai tujuan teoritik ini terdiri dari berbagai tingkat
antara lain :
1. Tujuan intermediair yaitu tujuan yang merupakan batas sasaran kemampuan
yang harus dicapai dalam proses pedidikan pada tingkat tertentu.
2. Tujuan Insidental merupakan peristiwa tertentu yang tidak direncanakan akan
tetapi dapat dijadikan asasaran dari proses pendidikan pada tujuan
intermediair
3. Tujuan Akhir peneieikan Islam pada hakikatnya adalah realisasi dari cita-cita
ajaran Islam itu sebdiri, yang memebawa misi bagi kesejahteraan manusia
sebagai hamba Allah lahir dan bathin, di dunia dan akhirat.
Adapun tujuan dalam proses hal ini mencakup 2 macam yaitu :
1. Tujuan keagamaan (Al-Gardud Diini)
Yaitu tujuan yang terisi penuh nilai rohaniah Islam dan berorientasi kepada
kebahagiaan hidup di Akhirat.
2. Tujuan keduniaan (Al-Gardud Dunyawi)
Tujuan inilah lebih mengutamakan pada upaya untuk mewujudkan
kehidupan sejahtera didunia dan kemanfaatannya, tujuan pendidikan jenis ini
dapat dibedakan menjadi bermacam-macam tujuan, misalnya : tujuan
pendidikannya neburut paham, pragmatisme, hanya menitik beratkan pada suatu
kemanfaatan hidup manusia di dunia di mana ukuran-ukurannya sangat relatif,
tergantung kepada kebudayaan atau peradaban manusia.
BAB IV
PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF
PENDIDIKAN ISLAM

1. Pengertian Pendidik
Pendidik adalah orang dewasa yang bertaggung jawab memberi bimbingan
atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohani agar
mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk
Allah, khalifah di permukaan bumi, sebagi makhluk sosial dan sebagai individu
yang sanggup berdiri sendiri.
2. Tugas Pendidik
a) Membimbing si terdidik
Mencari pengenalan terhadapnya mengenai kebutuhan, kesanggupan,
bakat, minat, dan lain sebagainya.
b) Menciptakan situasi untuk pendidikan
Situasi pendidikan yaitu suatu keadaan dimana tindakan-tindakan
pendidikan dapat berlangsungdengan baik dab dengan hasil yang
memuaskan.

3. Keutamaan Mengajar
Pendidik Islam ialah individu yang melaksanakan tindakan mendidik
secara Islami dalam satu situasi pendidikan Islam untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Diambil dari beberapa referensi bahwa keutamaan mengajar
diantaranya :
a) Perbuatan menididk/mengajar adalah perintah yang wajib dilaksanakan
dan barang siapa mengelak dari kewajiban diancam deng siksa kekangan
api neraka
b) Perbuatan mendidik/mengajar adalah perbuatan yang terpuji dan
mendapatkan pahala dari Allah dengan pahala yang sangat banyak.
c) Perbuatan mendidik/mengajar adalah merupakan amal kebajikan jariyah
yang akan mengalirkan pahala selama ilmu yang diajarkan terebut masih
diamalkan orang yang bekajar tersebut
d) Perbuatan mendidik/mengajar adalah amal kebajikan yang dapat
mendatangkan maghfirah dari Allah
e) Perbuatan mendidik/mengajar adalah perbuatan yang sangat mulia karena
mengolah organ manusia yang mulia.

4. Jenis-Jenis Pendidik
Menurut Prof. Dr. Moh. Athiyah Al-Abrasyi pendidik itu ada tiga macam,
yaitu :
a. Pendidik Kuttab
Yaitu pendidik yang mengajarkan Al-Quran kepada Anak-anak di kuttab.
Sebagian diantara mereka hanya perpengetahuan sekadar pandai membaca,
menulis, dan menghafalkan Al-Quran
b. Pendidik Umum
Ialah pendidik pada umunya, ia mengajar di lembaga-lembaga pendidikan
dan mengelola atau melaksanakan pendidilan Islam secara formal seperti
madrasah-madrasah, pondok pesantren, pendidikan di Masjid, surau-surau,
ataupun pendidikan informal seperti keluarga.
c. Pendidik Khusus
ialah pendidik yang seringkali di sebut Muaddib, yaitu pendidik yang
memberikan pelajaran khusus kepada seseorang atau lebih dari seorang anak
pembesar, pemimpin negara, atau khalifah seperti yang dilaksanakan di
rumahprumah tertentu di istana.
5. Syarat-Syarat Yag Harus Dimiliki Pendidik
Menurut H. Mubangid bahwa syarat untuk menjadi pendidi/guru yaitu:
a. Dia harus orang yang beragama
b. Mampu bertanggung jawab atas kesejahteraan agama
c. Dia tidak kalah dengan guru-guru ekolah umum lainnya dalam membentuk
warga negara yang demokratis dan bertanggung jawabatas kesejahteraan
bangsa dan tanah air
d. Dia harus memiliki perasaan panggilan murni (roeping)
Team penyusu buku teks Ilmu Pendidikan Islam perguruan tinggi
agama/IAIN merumuskan bahwa syarat untuk menjadi guru agama ialah bertaqwa
kepada Allah, berilmu, sehat jasmaniah, berakhlaq baik, bertanggung jawab, dan
berjiwa nasional. Adapun kriteria jenis Akhlaq yang dituntut, antara lain :
 Mencintai jabatannya sebagai guru
 Bersikap adil terhadap semua muridnya
 Guru harus wibawa
 Guru harus gembira
 Berkaku sabar dan tenang
 Guru harus bersifat manusiawi
 Bekerja sama dengan guru-guru lain
 Bekerja sama dengan masayarakat
6. Sifat-Sifat yang Harus Dimiliki Pendidik
 Memiliki sifat Zuhud
 Seorang guru harus bersih dari setiap kotoran lahir dan bathin
 Ikhlas dalam kepercayaan
 Seorang guru harus menjadiseseorang yang pemaaf
 Seorang guru harus mencintai murid-muridnya
 Seorang gur harus mengetahu tabiat, pembawaan, adat kebiasaan
muridnya
 Seorang guru harus menuasai mata pelajaran yang akan diberikannya,
serta memperdalam pengetahuannt, tentangitu sehingga mata pelaharan itu
tidak akan bersifat dangkal.
7. Pendidik Dalam Perspektif Islam
Dalam pendidikan Islam, pendidik neniliki arti dan peranan yang sangat
penting, hal ini disebabka ia memiliki tanggung jawab dan menetukan arah
pendidikan. Itulah sebabnya Islam sangat menghargai dan menghormati orang-
orang berilmu pengetahua dan bertugas sebagai pendidik.
Agara pendidik berhasil melaksanakan tugasnya, Imam Al-Ghazali
menyarankan pendidik memiliki adab yang baik. Hal ini disebabkanabak didik itu
akan melihat kepadanya sebagai contoh yang harus selslu diikutinya.
BAB V
PESERTA DIDIK
DALAM PENDIDIKAN ISLAM
(KONSEP LINGKUNGAN DAN PENDIDIKAN
SEUMUR HIDUP)

1. Dasar-dasar kebutuhan anak untuk memperoleh Pendidikan


Secara kodrati anak memerlukan pendidikan atau bimbingan dari orang
dewasa. Dasar kodrati ini dapat deimengerti dari kebutuhan-kebutuhan dasar yang
dimiliki oleh setiap anak yang hidup di dunia ini.
Dalam hal ini keharusan mendapatkan pendidikan itu jika diamati lebih
jauh sebenarnya mengandung aspek-aspek kepentingan yang antara lain dapat
dikemukakan sebagai berikut :
a. Aspek Pedagogis
b. Aspek sosiologis dan kultural
c. Aspek Tauhid
2. pertumbuhan anak (manusia)
Menurut pendapat para ahli mengenai periodisasi pertumbuhan anak itu
bermacam-macam, tetapi dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu :
1. Periodisasi pertumbuhan yang berdasarkan biologis
2. Periodisasi pertumbuhan yang berdasarkan psikologid
3. Periodisasi pertumbuhan yang berdasarkan didaktis/paedagogis
3. Batas-batas Pendidikan Islam
a. Batas awal Pendidikan Islam
 Dr. Asma Hasan Fahmi : dikalangan ahli didik Islam berbeda pendapat
tentag kapan anak mulai dapat dididik. Sebagaian diantara mereka
mengatakan setelah anak berusia 4 tahun.
 Prof. M. Athiyah Al Abrasy : berpendapat bahwa anak dapat dididik itu
pada usia 5 tahun
 Al ‘Aabdari : mengatakan bahwa anak dimulai dididik dalam arti
sesungguhnya setelah anak berusia 7 tahun.

b. Batas Akhir Pendidikan Islam


Tujuan pendidikan Islam yaitu membentuk kepribadian Muslim.
Mengingat untuk mewujudkan kepribadian Muslim itu sangat sulit, disamping itu
sesudah terwujudnya kepribadian Muslimm diperlukan pemeliharaan dan
kestabilan Muslim tersebut diatas dan mengingat pula sabda Rasulullah itu maka
batas terakhir pendidika Islam yaitu : sampai akhir Hayat.
Sebagimana sabda Rasulullah :
“Ajarilah orang yang akan meninggal dunia dengan kalimat laa ilaha illallah.”

4. Kemungkinan Keberhasilan Pendidikan Islam


 Aliran Nativisme; aliran yang berpendapat bahawa perkembangan manusia
ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir
 Aliran Empirisme; aliran yang berpendapat bahwa perkembangan manusia
itu ditenrukan oleh faktor lingkungan atau pendidikan dan pengalaman yang
diterimanya sejak kecil
 Aliran Konvergensi; aliran yang berpebdapat bahwa perkmenabgan manusia
itu ditentukan oleh faktor pembawaan dan lingkungan.
 Pandangan Islam tentang keberhasilan pendidikan; Islam menyatakan
bahwa manusia lahir di dunia membawa pembawaan yang di sebut Fithrah.
Dan Fithran ini berisi potensi untuk berkembang.
5. Keutamaan Belajar
Imam Al-Ghozali mengutip beberapa Hadits dan ayat Al-Quran dalam
menguraikan keutamaan Belajar :
 Menuntut ilmu suatu kewajiban
 Penjalanan mencari ilmu lebih baik dari dunia dan isinya
 Menuntut ilmu lebih utama dari ibadah sunnah
 Menuntuk ilmu adalah aktiftas orang-orang yang mulia
6. Adab/Sopan Santun Belajar
Menurut Imam Al-Ghozali adab seorang pelajar mengikuti pelajaran itu
ada beberapa macam anatara lain :
 Hendaklah seorang pelajar mengemukakan cita-cita yang suci, murni, dan
dipenuhi semangat yang suci
 Hendaklah tidak berhubungan dengan urusan lain
 Jangan ,enyombongkan diri, karena ilmu pengetahuan yang dipelajari
 Hendaklah seorang pelajar itu tetap tenang belajar menghdapi guru
 Jangan meninggalkan satu mata pelajaran yang hendak dipelajarinya
 Hendaklah mempeljari ilmu satu persatu
 Jangan mengambil pelajaran tambahan sebelum pelajaran sebelumnya
dapat dimengerti
 Hendaklah tujuan mencari ilmu semata-mata untuk mendekatkan diri
kepada Allah
 Hendaklah mengetahui perbandingan faedah-faedah dari tiap mata
pelajaran
7. Peserta Didik dalam Pendidikan Tasawuf
Dalam dunia tasawuf anak didik atau murid adalah orang yang menerima
pengetahuan dan bimbingan dalam melaksanakan amal iabadahnya, dengan
memusatkan segala perhatian dan usahanya ke arah itu, melepaskan segala
kemauannya dengan mengantugkan diri dan nasibnya kepada iradah Allah.
Murid disini ada tiga tingkatan :
 Mubtadi atau pemula
 Mutawasit atau tingkatan menengah

BAB VI
ALAT-ALAT DALAM PENDIDIKAN ISLAM

1. Pengertian Metode dan alat Pendidikan Islam


 Metode berasal dari kata bahasa latin “Meto” yang artinya melalui, dan
“hodos” yang artinya jalan atau ke atau cara, dalam bahasa Arab metode
disebut “Tariqah” artinya jalan, cara, sistem, atau ketertiban dam
mengerjakan sesuatu. Sedangkan menurut islitah metode adalah suatu
sistem atau cara yang mengatur suatu cirta-cita.
 Alat Pendidikan Islam yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan Islam dengan demikian maka alat ini mencakup
apa saja yang dapat digunakan termasuk didalamnya metode pendidikan
Islam
 Metode dan Alat Pendidikan Islam yaitu cara dan segala apa saja yang dapat
digunakan untuk menuntun atau membimbing anak dalam masa
pertumbuhannya agar kelak menjadi manusia berkepribadian Muslim yang
di Ridhoi oleh Allah.
2. Pentingnya Metode dan Alat Pendidikan Islam
Metode dan Alat Pendidikan Islam mempeunyai peranan penting sebab
merupkan jembatan yang menghubungkan pendidik dengan anak didik menuju
kepada pendidikan Islam yaitu terbentuknya kepribadian Muslim.
3. Jenis-jenis Metode dan Alat Pendidikan Islam
Berdasarkan hadits Nabi Saw,dapat diambil kesimpulan bahwa dalam
menyelenggarakan (metode) Pendidikan Islam harus mendsarkan kepada prinsip ;
 Memudahkan dan tidak mempersulit
 Menggembirakan dan tidak menyusahkan
 Dalam memutuskan sesuatu hendaknya selalu memiliki kesatuan pandangan
dan tidak berselisih paam yang dapat membawa pertentangan bahkan
pertengkaran.
Dari kegiatan dan usaha yang dilakukan oleh umat Islam selam ini terutama di
budang Pendidikan Islam ternyata mereka telah melaksanakan berbagai
hegiatan antara lain :
a. Mendidik dengan cara memberikan kebebasan kepda anak didik sesuai
dengan kebutuhan
b. Mendidik anak dengan pendekatan perasaan dan akal pikiran
c. Mendidik secara informal
d. Mendidik secara formal
Sedangkan menurut Muhammad Qutbh didalam bukunya “Minhajut
Tarbiyyah Islamiyyah” menyatakan bahwa teknik atau metode pendidikn islam itu
ada 8 macam, yaitu ;
1. Pendidikan melalui teladan
2. Pendidikan melalui Nasihat
3. Pendidikan melalui Hukuman
4. Pendidikan melalui cerita
5. Pendidikan melalui kebiasaan
6. Menyalurkan kekuatan
7. Mengisi kekosongan
8. Pendidikan melalui peristiwa-peristiwa
4. Metode Pembelajaran dalam Pendidikan islam
a. Metode Pembelajaran dikalangan anak-anak
 Metode pembelajaran Al-Quran, syair dan sajak
 Metode pembelajaran Akhlaq
b. Metode Pembelajaran dikalangan tinggi
 Sistem muhadarah atau kuliah
 Sistem diskusi atau berdebat

BAB VII
KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

1. Prinsip-prinsip kurikulum dalam Pendidikan Islam


a. Prinsip pertama adalah pertautan yang sempurna dengan agama, termasuk
ajaran dan nilainya
b. Prinsip kedua adalah menyeluruh (universal) pada tujuan dan kandungan
kurikulum
c. Prinsip ketiga dalah keseimbangan yang relatif antara tujuan dan kandungan
kurikulum
d. Prinsip keempat adalah berkaitan dengan bakat, minat, kemampuan, dan
kebutuhan pelajar.
e. Prinsip kelima adalah pemeliharaan individual diantara pelajar dalam bkat,
minat, kemampuan, kebutuhan, dan masalahnya.
f. Prinsip keenam adalah prinsip perkembangan dan perubahan Islam yang
menjadi sumber pengambilan falsafah, prinsip, dasar kurikulum
g. Prinsip ketujuh adalah prinsip peraturan antara mata pelajaran, pengalaman,
dan kativita yang terkandung dalam kurikulum
2. Ciri-ciri Khusus Kurikulum Pendidikan Islam menurut Abdurrahman
An-Nahlawi
a. Sistem perkembangan kurikulum tersebut hendaknya selaras dengan fithrah
Insani
b. Kurikulum dimaksud hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan akhir
pendidikan Islam, yaitu ikhlas, taat, dan beribadah kepada Allah
c. Pentahapan serta pengkhususan kurikulum hendaknya memperhatikan
periodisasi perkembangan peserta didik maupun unisitasnya
d. Dalam berbagai pelaksanaan, aktivitas, contoh dan nashnya hendaknya
kurikulum memelihara segala kebutuhan nyata kehidupan masyarakat
sambil tetap bertopanag pada jiwa dan cita-cita ideal Islamnya
e. Secara keseluruhan struktur dan organisasi kurikulum tersebut hendaknya
tidak bertentangan dan tidak menimbulkan pertentangan, bahkan
sebaliknya; terarah kepada pola hidup Islami, dengan kata lain : kurikulum
tersebut berpulang untuk menempuh kesatuan jiwa umat.
f. Hendaknya kurikulum itu realistik, dalam ati bahwa ia dapat dilaksanakan
sesuai dengan situasi dan kondisi serta batas kemungkinan yang terdapat
dinegara yang akan melaksankannya
g. Hendaknya metode mendidikan/pengajaran dalam kurikulum itu bersifat
luwes, sehingga dapat disesuaikan dengan berbagai kondisi dan situasi
setempat
h. Hendakya kurikulum itu efektif, dalam arti menyampaikan dan menggugah
perangkat nilai adukatif yang membuahkan tingkah laku yang positif serta
meninggalkan dampak efektif (sikap) yangb pusitif pula dalam jiwa generasi
muda.
i. Kurikulum itu hendaknya memperhatikan pula lingkat perkembangan siswa
yang besangkutan, misalnya bagi suatu fase prekembagan tertentu
diselaraskan dengan pola kehidupan dan tahap pekembangan perasaan,
keagamaan, dan pertumbuhan bahasa bagi fase tersebut.
3. Kurikulum Pendidikan Islam di Indonesia
Pendidikan Islam formal di Indonesia secara garis besar dapat dibedakan
menjadi 2 buah yaitu: sistem madrasah dan sistem pondok pesantren. Sistem
madrasah itu sendiri ada 3 macam yaitu:
a. Madrasah Diniyah
b. Madrasah
c. Al-Jamiah
Adapun penjelasannya sebagai berikut:
a. Madrasah Diniyah
Adalah sekolah Agama, sesuai denga namanya maka di sekolah ini
diajarkan pelajaran-pelajaran Agama. Madrasah ini memiliki 3 tingkatan :
1. Madrasah Diniyah Awaliyah
2. Madrasah Diniyah Wustha
3. Madrasah Diniyah Ulya
Yang diajarkan di Madrasah ini :
a. Al-Quran, Tafsir, dan Ilmu Tafsir, Tajwid
b. Hadits, ilmu Hadits
c. Tauhid/Aqidah
d. Fiqih, Ushul Fiqih
e. Tarih
f. Bahasa Arab
g. Akhlak
b. Madrasah
Madrasah ini terdiri dari 3 tingkat :
1. Madrasah Ibtidaiyyah
2. Madrasah Tsanawiyah
3. Madrasah Aliyah
c. Al-Jamiah Al-Islamiyah
Mengenai kurikulum Al-Jamiah Al-Islamiyyah ini sebagai contoh
dikemukakan kurikulum IAIN (Institut Agama Islam Negeri).
d. Pondok Pesantren
sedangkan mengenai pondok pesantren penyelenggaraan pendidikannya
tidak menggunakan sistem kelas seperti halnya madrasah melainkan berorientasi
kepada ilmu dan kitab yang dibahas oleh santri tersebut.

BAB VIII
PENDEKATAN DAN METODE
PENDIDIKAN ISLAM

Bedasarkan beberapa referensi ayat Al-Quran dan Hadits dapat


dikemukakan bahawa Pendidikan Islam dalam mengupayakan agar materi
pendidikan dan pengajaran Islam dapat diterima oleh obyek pendidikan dengan
menggunakan pendekatan yang bersifat multi approach yang dalam
pelaksanaannya meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Pendekatan Religius
b. Pendekatan filosofis
c. Pendektsn sosio kultural
d. Pendekatan scientific
Sedangkan menurut Ustadz Muhammad Said Ramadhan Al-Buwythi
dalam bukunya yang berjudul : Al-Manhajut Tarbawi Farid fil Quran :
1. Muhakkamah Aqliyah; mengetuk akal pikiran
2. Al-Qisah wat Tarikh; menggunkan cerita-cerita dan pengetahuan sejarah
3. Al-Itsarah Al-Wijdaniya; memberikan perangsang kepada perasaan-
perasaan

BAB IX
LINGKUNGAN PENDIDIKAN DALAM
PENDIDIKAN ISLAM

1. Pengertian Lingkungan
Yang dimaksud dengan lingkungan ialah sesuatu yang berada diluar diri
anak dan mempengaruhi perkembangannya.
2. Macam-macam Lingkungan dalam pendidikan Islam
Menurut Drs. Abdurrahmam Saleh ada tiga macam pengaruh lingkungan
pendidikan terhadap keragaman anak, yaitu:
a. Lingkungan yang acuh tak acuh terhadap agama
b. Lingkungan yang berpegang kepada tradisi agama tetapi tanpa keinsafan
bathin
c. Lingkungan yang memiliki tradisi agama dengan sadar dan hidup dalam
kehidupan agama.
Berikut beberapa lembaga yang tumbuh didalam masyarakat serta
mempunyai pengaruh luas bagi kehidupan agama anak.
a. Keluarga
b. Sekolah
c. Tempat ibadah
d. Masyarakat
BAB X
TANGGUNG JAWAB DALAM
KELEMBAGAAN PENDIDIKAN ISLAM

1. Tanggung Jawab Pendidikan dalam Islam


Tanggung jawab pendidikan dimanifestasikan dalam bentuk kewajiban
melaksanakan kewajiban. Karena itu tanggung jawab pendidikan dalam Islam
adalah kewajiban melaksanakan pendidikan menurut pandangan Islam. Menurut
tim penyusun buku Ilmu Pendidikan Islam , kewajiban melaksanakan pendidikan
itu direalisasikan dalam wujud memberikan bimbingan baik pasif maupun aktif.
Dalam GBHN (ketetapan MPR No. IV/MPR/1978), berkenaan dengan
pendiidikan di kemukakan antara lain sebagai berikut:
“pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam lingkungan
rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung
jawab bersama antar keluaraga, masyarakat, dan pemerintah.”
Memperhatikan penjelasan diatas maka pendidikan menjadi tanggung
jawab; orang tua, sekolah, dan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai