Anda di halaman 1dari 4

KEPRIBADIAN DAN AKHLAK

* Pengertian dan perbedaan kepribadian, etika, moral, susila dan akhlak serta contohnya
masing-masing

Etika adalah ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup
manusia semuanya, terutama yang mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yang merupakan
pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuannya yang merupakan perbuatan.

Moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas
manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Jika dalam kehidupan sehari-
hari dikatakan bahwa orang tersebut bermoral, maka yang dimaksudkan adalah bahwa orang
tersebut tingkah lakunya baik. Acuan moral adalah system nilai yang hidp dan diberlakukan
dalam masyarakat.

Susila atau kesusilaan diartikan sebagai aturan hidup yang lebih baik, sopan, dan
beradab. Kesusilaan merupakan upaya membimbing, memasyarakatkan hidup yang sesuai
dengan norma/nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.

Secara terminologis, menurut Imam Ghazali akhlak adalah sifat yang tertanam dalam
jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan
pertimbangan dan pemikiran. Contohnya, ketika menerima tamu bila seseorang membeda-
bedakan tamu yang satu dengan yang lain atau kadang kala ramah kadang kala tidak, maka orang
tersebut belum bisa dikatakan memiliki sifat memuliakan tamu. Sebab seseorang yang
mempunyai akhlak memuliakan tamu, tentu akan selalu memuliakan tamunya.

PERBEDAAN
1. Sumber atau acuan:
- Etika sumber acuannya adalah akal
- Moral sumbernya norma atau adat istiadat
- Akhlak bersumber dari wahyu
2. Sifat Pemikiran:
- Etika bersifat filososfis
- Moral bersifat empiris
- Akhlak merupakan perpaduan antara wahyu dan akal
3. Proses munculnya perbuatan:
- Etika muncul ketika ad aide
- Moral muncul karena pertimbangan suasana
- Akhlak muncul secara spontan atau tanpa pertimbangan.

* Citra manusia dalam psikologi Islam dan hakikat fitrah

Citra manusia yang penciptaannya tidak ada perubahan merupakan fitrah, sebab jika
berubah maka eksistensi manusia akan hilang. QS. al-Rum:30 menunjukkan bahwa manusia
diciptakan oleh Allah SWT menurut fitrahnya. Fitrah sebagai pertanda agama yang lurus,
walaupun hal itu tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Oleh sebab itu, untuk mengetahui
citra manusia maka dapat ditelurusi hakikat fitrah.

Berdasarkan makna etimologi dan nasabi dapat disimpulkan bahwa secara terminologi
fitrah adalah citra asli yang dinamis, yang terdapat pada sistem-sistem psikofisik manusia, dan
dapat diaktualisasikan dalam bentuk tingkah laku. Citra unik tersebut telah ada sejak awal
penciptaannya.

* Kepribadian dan keunggulan akhlak Rasulullah SAW

Beliau tumbuh dan dibesarkan di lingkungan masyarakat jahiliyah yang semua


masyarakatnya menyembah berhala dan patung serta membanggakan nenek moyang. Namun
beliau sama sekali tidak terpengaruh oleh lingkungannya, dan tidak juga menirunya. Itu
disebabkan karena adanya pertolongan dari Allah SWT, sehingga beliau tumbuh dengan akhlak
yang mulia. Allah mengaruniai beliau akal cerdas agar dapat menyelamatkan diri dari
kemungkinan terperosok kedalam perbuatan salah seperti yang dialami oleh orang-orang
disekitarnya.
Beliau tumbuh sebagai contoh keutaamaan akhlak yang sempurna. Kemudian Allah
mengangkat beliau menjadi nabi dan rasul yang bertugas menegakkan kebenaran di kalangan
hamba-hamba-Nya, untuk dijadikan teladan bagi semua manusia agar berakhlak seperti beliau,
mencontoh beliau dalam ucapan maupun perbuatannya. Sebab hanya dengan itu sajalah manusia
dapatmeningkatkan martabatnya sitinggi mungkin dan akan terselamatkan dari sifat-sifat yang
rendah.
Rasulullah SAW adalah orang yang paling berusaha keras menghindari marah, dan paling
cepat merasa lega. Kedermawanannya juga tidak ada bandingnya. Kemudian juga kegemarannya
menolong orang, kesetiaan akan dirinya, kesukaannya memberi maaf, keramahan dalam
pergaulan dan kasih sayangnya kepada semua makhluk. Beliau sukar dicari bandingannya dalam
menjaga hubungan silaturahmi, kesetiannya pada janji, keadilan dan kehati-hatiannya dalam
menjaga amanat, kesucian dan zuhudnya dalam kehidupan sehari-hari, kesungguhan berbicara,
kerendahan hatinya walau beliau berkedudukan tinggi, kegemarannya berdiam diri dan tidak
tergesa-gesa, dan ketaatan dan ketakutannya kepada Allah SWT. Akhlak rasulullah yang
sedemikian tinggi dan mulia itu sudah dihayati sejak sebelum diangkat menjadi nabi danrasul.
Masyakat Arab sendiri sebelum Islam menyaksikan bahwa beliau orang yang jujur dan tidak
pernah berdusta.
Selain terkenal dengan keagungan budi pekertinya, beliau juga terkenal dengan
kesederhaan hidupnya dan tidak mementingkan diri sendiri. Beliau terkenal juga sebagai orang
yang amat periang dan selalu cerah. Sifat-sifat yang serba baik dan sempurna itu sangat
memudahkan beliau dalam menjalankan tugas berdakwah. Beliau telah berbuat banyak dan
menderita banyak kesukaran dalam perjuangan melawan kedzaliman serta mengikis habis adat
istiadat buruk yang merajalela sebelum kerasulan. Dengan gigih beliau membela kaum fakir
miskin dan berusaha memperbaiki keadaan hidup mereka. Beliau menolong kaum janda dan
anak-anak yatim. Beliau selalu berada dipihak kaum tertindas serta berusaha menyelamatkan
mereka. Beliau telah berbuat banyak untuk memperbaiki keadaan masyarakat, membangkitkan
manusia, menuntut kehidupan yang lebih baik serta membela kemanusiaan. Semuanya itu
dilakukan dengan menerapkan peraturan- peraturan yang diterimanya dari Allah SWT.
Walau beliau seorang buta huruf dan tidak pernah berguru kepada orang lain, tetapi
kecerdasan akalnya, dengan ketepatan pandangannya, dengan kebenaran analisanya, dengan
ketajaman mata hatinya, dengan kejernihan sanubarinya, dengan ketinggian kebijaksanaanya,
dan dengan pengetahuannya yang luas.

* Cara meneladani dan mengaplikasikan akhlak Rasulullah SAW dalam kehidupan

1. Berpegang teguh kepada kejujuran


 
Rasulullah SAW dikenal sebagai orang yang sangat jujur sehingga mendapatkan gelar Al Amin
yang artinya dapat dipercaya. Allah SWT pun sangat menyukai hamba-nya yang berperilaku
jujur.
 
Allah Ta’ala berfirman: "Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati
apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Dan di antara mereka ada yang gugur, dan di
antara mereka pula ada yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah
(janjinya), (23) agar Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang jujur itu karena
kejujurannya, dan mengazab orang munafik jika Dia kehendaki, atau menerima taubat mereka.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (24) – (Q.S Al-Ahzab: 23-24).
 
Semoga kita dimudahkan untuk memiliki akhlak yang mulia ini, yakni selalu berlaku jujur dalam
segala hal. 
 
2. Senantiasa berprasangka baik (husnuzan) kepada umat muslimin
 
Rasulullah SAW bersabda: "Jauhkanlah dirimu dari prasangka buruk, karena sesungguhnya
prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta.” (H.R. Bukhari).
 
Hadist itu jelas menunjukkan bahwa seorang muslim harus menjauhi sifat berburuk sangka
kepada orang lain apalagi sesama muslim. Lebih baik mencari tahu dulu kebenarannya.
 
3. Menjaga pandangan dari yang haram 
 
Menjaga pandangan mata dari memandang hal-hal yang diharamkan oleh Allah merupakan
akhlak yang mulia, bahkan Rasulullah SAW menjamin masuk surga bagi orang-orang yang salah
satu dari sifat-sifat mereka dalam menjaga pandangan.
 
Abu Umamah berkata, ”Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Berilah jaminan padaku enam perkara, maka aku jamin bagi kalian surga. Jika salah seorang
kalian berkata maka janganlah berdusta, dan jika diberi amanah janganlah berkhianat, dan jika
dia berjanji janganlah menyelisihinya, dan tundukkanlah pandangan kalian, cegahlah tangan-
tangan kalian (dari menyakiti orang lain), dan jagalah kemaluan kalian.”[2]
 
4. Jangan ikut campur urusan orang lain
 
Allah SWT berfirman: “Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat
tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan
dan dosa yang nyata.” (Al-Ahzab: 58)
 
5. Menjawab salam 
 
Mengucapkan salam hukumnnya adalah sunnah dan menjawab salam hukumnya wajib. Sebab
salam merupakan salah satu tanda cinta 
 
Dari Abu Hurairah radiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman, dan tidak dikatakan
beriman sebelum kalian saling mencintai. Salah satu bentuk kecintaan adalah menebar salam
antar sesama muslim.” (HR Muslim no. 54).
 
6. Mengerjakan amal ma’ruf nahi munkar 
 
Amar makruf nahi mungkar adalah perintah menegakkan yang benar dan melarang yang salah.
 
Dari Abu Sa’îd al-Khudri Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran,
maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya (kekuasaannya); jika ia tidak mampu,
maka dengan lidahnya (menasihatinya); dan jika ia tidak mampu juga, maka dengan hatinya
(merasa tidak senang dan tidak setuju), dan demikian itu adalah selemah-lemah iman.’”

Anda mungkin juga menyukai