Anda di halaman 1dari 60

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU YANG MEMILIKI


BAYI USIA 0-12 BULAN DI RUMAH SAKIT SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA, TAHUN 2013

Laporan Penelitian
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Muhammad Fernando Pratama

NIM 1110103000052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H /2013 M
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah
diberikan atas izin-Nya saya dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul
“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prilaku pemberian ASI eksklusif pada ibu
yang memiliki bayi usia 0-12 bulan di RS Syarif Hidayatullah Jakarta 2013” ini.
Banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang saya dapatkan dalam penyusunan
riset ini. Saya sadar, bahwa tanpa ada dukungan dari berbagai pihak, sulit bagi
saya dalam menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan
terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Prof. DR. (HC). dr. M.K. Tadjudin Sp. And, selaku Dekan dan Pembantu
Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. dr. Witri Ardini Sp.GK M.Gizi sebagai Kaprodi PSPD dan untuk semua
dosen saya yang telah begitu banyak membimbing, memberikan saya
kesempatan untuk menimba ilmu selama saya menjalani masa pendidikan
di PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, rasa hormat saya atas
segala yang telah mereka berikan.
3. dr. Riva Auda, Sp.A, M.Kes selaku Pembimbing I dan Silvia Fitrina
Nasution M. Biomed sebagai Pembimbing II yang telah menyediakan
waktu, tenaga, pikiran, untuk membimbing dan mengarahkan saya selama
penyusunan riset ini. Mereka adalah yang terbaik.

4. dr. Yanti Susianti, Sp.A dan dr. Taufik Zain, Sp.OG(K) selaku dewan
penguji.
5. Direktur RS Syarif Hidayatullah dan seluruh staf khususnya staf poli anak
yang telah banyak membantu dan bekerja sama sampai selesainya
penyusunan riset ini
6. Ibu-ibu yang berada di poli anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta selaku
responden yang telah bersedia mengisi kuesioner penelitian ini.
7. Ir. H. Alex Noerdin selaku Gubernur Sumatera Selatan yang telah
memberikan saya kesempatan untuk menjadi salah satu anggota penerima

v
Beasiswa Santri Jadi Dokter di PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta ini.
8. Orang tuaku tercinta (H.M. Sochib & Hj. Maimun Bsc) serta adik-adikku
(M. Gian Azhari & Yolanda Salsabila) yang selalu memberikan kasih
sayang, perhatian, dorongan, doa, semangatnya hingga sampai selesainya
riset ini.
9. Terima kasih kepada teman-teman 1 kelompok riset, Cika Irlia Azzahra,
Mutiara Qori Akbar, Maulina Sulpi, Ummi Habibah yang selalu kompak
selama menyelesaikan riset ini.
10. Seluruh teman-teman di SJD-SS (Santri Jadi Dokter Sumatera Selatan)
yang telah memberikan semangat dan dorongan hingga penelitian ini dapat
terselesaikan.
11. Teman-teman di PSPD 2010, dengan semangat dan kekompakannya,
khususnya Fifin Fitriyani, yang telah memberikan bantuan, semangat, doa
hingga saya menyelesaikan penelitian ini, Thank you so much guys!.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua
pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang telah membantu saya
menyelesaikan penelitian ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka.
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu khususnya
dalam bidang kedokteran.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ciputat, 11 September 2013

MUHAMMAD FERNANDO PRATAMA

vi
ABSTRAK
Muhammad Fernando Pratama. Program Studi Pendidikan Dokter. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0-
12 Bulan di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013.

Pemberian ASI eksklusif merupakan program yang direkomendasikan oleh


WHO. ASI eksklusif yaitu bayi diberikan ASI saja tanpa makanan pendamping dari sejak
ia lahir hingga usia 6 bulan kecuali vitamin dan imunisasi. Di Banten, pemberian ASI
eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan pada tahun 2010 hanya mencapai 52,7%. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran umum terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Penelitan ini bersifat deskriptif observatif
dengan desain cross-sectional. Metode sampling dilakukan secara consecutive sampling,
dengan instrumen kuesioner dan wawancara.
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak berusia 0-
12 bulan yang berkunjung ke RS Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2013, dan
didapatkan jumlah sebesar 106 sampel yang memenuhi kriteria tersebut. Hasil penelitian
menunjukkan responden yang memberikan ASI secara eksklusif sebesar 53,8%,
responden pengetahuan yang kurang terhadap ASI eksklusif sebesar 73,6%, responden
dengan sikap yang baik terhadap ASI eksklusif 97,2%, responden dengan perilaku yang
baik terhadap ASI eksklusif 54,7%, responden yang mendapat dukungan suami dalam
pemberian ASI eksklusif 97,2%, dan 61.3% responden yang mendapat dukungan suami
dalam pemberian susu formula.

Kata kunci: pemberian ASI eksklusif, bayi 0-12 bulan, perilaku, sikap, pengetahuan

ABSTRACT
Muhammad Fernando Pratama. Medical Education Program. Related factors and the
impact to mother’s behaviors in giving Exclusive breastfeeding for babies of age 0-12
month at Syarif Hidayatullah hospital in 2013.

Exclusive breastfeeding is one of the health program recommended by WHO. It


is described as baby given breast milk without additional meal since early born to age of
6 month except vitamin and immunization. Meanwhile in Banten, the data showed 52.7%
in 2010. The study aimed to provide the information about related factors and the impact
to mother’s behavior in exclusive breastfeeding for babies of age 0-12 month at Syarif
Hidayatullah hospital in 2013.
Design of the study was cross-sectional with descriptive observative analysis.
Consecutive sampling was performed to collect the samples by questioner and interview
methods. The selected respondent were mothers with the babies of age 0-12 month visited
RS Syarif Hidayatullah Jakarta in 2013, and 106 samples were matched with the criteria.
Result found determined 53.8% respondent gave exclusive breast milk, 73.6% respondent
with minimum knowledge of exclusive breast milk, 97.2% respondent with good
perspective of exclusive breastfeeding, 54.7% respondent with good behavior/respond to
exclusive breastfeeding, 97.2%, respondent with support from their husband to give the
babies exclusive breast milk, and 61.3% respondent with support from their husband to
give the babies formula feeding.

Keywords: Exclusive breastfeeding, babies of age 0-12 month, behavior, perspective,


knowledge.

vii
DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL...........................................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN.........................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................iii
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................iv
KATA PENGANTAR...................................................................................v
ABSTRAK/ ABSTRACT............................................................................vii
DAFTAR ISI..................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.........................................................................................xi
DAFTAR BAGAN........................................................................................xii
DAFTAR SINGKATAN..............................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................xiv
BAB 1. PENDAHULUAN...........................................................................1
11.1..............................................................................Latar Belakang1
11.2.....................................................................Rumusan masalah…2
11.3..............................................................................Tujuan Umum.2
11.4..........................................................................Tujuan Khusus…3
11.5........................................................................Manfaat penelitian3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................4
2.1. Pengertian ASI Eksklusif….......................................................4
2.2. Essensi menyusui dalam Islam…...............................................4
2.3. Berbagai macam kandungan dalam ASI....................................5
2.3.1. Karbohidrat.......................................................................5
2.3.2. Protein...............................................................................5
2.3.3. Lemak...............................................................................5
2.3.4. Karnitin.............................................................................6
2.3.5. Vitamin K..........................................................................6
2.3.6. Vitamin D.........................................................................6
viii
2.3.7. Vitamin E..........................................................................6
2.3.8. Vitamin A.........................................................................6
2.3.9. Vitamin yang larut dalam air...........................................6
2.3.10. Mineral............................................................................7
2.4. Komponen dan Komposisi ASI..................................................8
2.5. Waktu produksi ASI...................................................................9
2.6. Manfaat ASI untuk bayi.............................................................9
2.6.1. ASI sebagai nutrisi...........................................................9
2.6.2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi......................10
2.6.3. Mengurangi kejadian karies gigi.....................................10
2.6.4. Kesehatan saluran cerna..................................................10
2.7. Manfaat Menyusui Bagi Kesehatan Ibu......................................11
2.8. ASI dalam 24 jam pertama.........................................................12
2.9. Menyusui eksklusif 6 bulan........................................................12
2.10. Sepuluh Langkah menuju keberhasilan menyusui....................12
2.11. Faktor Internal...........................................................................13
2.11.1. Faktor Menyusui............................................................13
2.11.2. Faktor psikologis ibu......................................................14
2.11.3. Kelainan Ibu...................................................................14
2.12. Faktor Eksternal........................................................................15
2.12.1. Ibu yang Bekerja............................................................15
2.12.2. Keadaan Ekonomi Keluarga..........................................16
2.13. Kerangka Teori.........................................................................17
2.14. Kerangka Konsep......................................................................18
2.15. Definsi Operasional..................................................................19
BAB 3 METODE PENELITIAN....................................................21
3.1. Desain Penelitian.......................................................21
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian.....................................21
3.3. Kriteria Sampel..........................................................21

ix
3.3.1. Kriteria Inklusi...............................................21
3.3.2. Kriteria Eksklusi............................................21
3.4. Populasi dan Sampel..................................................22
3.4.1. Populasi dan sampel yang diteliti...................22
3.4.2. Jumlah Sampel...............................................23
3.5. Alur Penelitian...........................................................24
3.6. Managemen Data.......................................................24
3.6.1. Pengumpulan Data.........................................24
3.6.2. Pengolahan Data............................................24
3.7. Penyajian Data...........................................................25
3.8. Sarana Penelitian........................................................25
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................26
4.1. Karakteristik Subyek Penelitian..................................................26
4.2. Gambaran Pemberian ASI Eksklusif di poli anak RS Syarif
Hidayatullah Jakarta....................................................................27
4.3. Gambaran Faktor Internal Responden yang Mempengaruhi
Pemberian ASI Eksklusif di Poli Anak RS Syarif Hidayatullah
Jakarta Mei-Juli 2013..................................................................28

4.4. Gambaran faktor eksternal responden yang mempengaruhi


Pemberian ASI eksklusif di poli anak RS Syarif Hidayatullah
Jakarta Mei-Juli 2013..................................................................30
BAB 5. PENUTUP.......................................................................................33
5.1. Kesimpulan.................................................................................33
5.2. Saran...........................................................................................33
5.2.1. Pelayanan Kesehatan.......................................................33
5.2.2. Penelitian Kesehatan........................................................34
5.2.3. Pendidikan Kedokteran....................................................34
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................35
LAMPIRAN..................................................................................................43

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komponen dan komposisi ASI........................................................8


Tabel 2.2 Definisi Operasional…..................................................................19
Tabel 3.1 Matriks Kegiatan…........................................................................22
Tabel 4.1. Gambaran karakteristik responden di poli anak RS Syarif
Hidayatullah..................................................................................26
Tabel 4.2. Distribusi kelompok ASI eksklusif dan non eksklusif di poli
anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta..........................................27

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Internal


di Poli Anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta Mei-Juli 2013
(n=106)..........................................................................................28

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Eksternal


di Poli Anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta Mei-Juli 2013
(n=106)..........................................................................................31

xi
DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Kerangka Teori...............................................................................17


Bagan 2. Kerangka Konsep............................................................................18
Bagan 3. Alur Penelitian24
Bagan 4. Distribusi kelompok ASI Eksklusif dan ASI Non-Eksklusif
di poli anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta (n=106)27

xii
DAFTAR SINGKATAN

ASI Air Susu Ibu

WHO World Health Organization

SUSENAS Survei Sosial Ekonomi Nasional

DHA Doksoheksanoic Acid

ARA Aracidonat Acid

MP-ASI Makanan Pendamping ASI

PASI Pendamping ASI

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran 1Daftar Riwayat Hidup.37


Lampiran 2Informed Consent & Kuesioner38
Lampiran 3Data Mentah Analisis Data44

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air Susu Ibu (ASI) eksklusif merupakan program yang direkomendasikan
oleh World Health Organization (WHO). ASI eksklusif yaitu bayi diberikan ASI
saja tanpa makanan pendamping dari sejak ia lahir hingga usia 6 bulan. ASI
eksklusif merupakan faktor yang penting bagi tumbuh kembangnya bayi. ASI
mengandung semua zat yang diperlukan bayi, seperti kolostrum, kandungan
makro dan mikronutrien dengan kadar yang cukup bagi si bayi. 1-5

Masih banyak ibu-ibu yang tidak memberikan ASI ke bayinya secara


eksklusif. Berdasarkan data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
2010. Ibu-ibu yang memberikan ASI eksklusif hanya sebesar 33,6%. Menurut
Profil Kesehatan Indonesia 2011-2012, cakupan pemberian ASI eksklusif pada
bayi usia 0-6 bulan di Indonesia menunjukkan kenaikan dari 61,3% pada 2009
menjadi 61,5% pada tahun 2010. Namun, pada Indonesia sehat 2010, target ASI
eksklusif selama 6 bulan adalah 80%. Pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6
bulan di Banten sendiri pada tahun 2010 hanya 52,7%.6

Masalah rendahnya pember ian ASI di Indonesia adalah faktor sosial budaya
dan kurangnya pengetahuan ibu hamil, keluarga dan masyarakat.1-5

Masalah ini bisa disebabkan dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal ini dapat berasal dari ibu seperti, tingkat pengetahuan, sikap , perilaku,
usia ibu. Sedangkan faktor eksternal dapat dipengaruhi oleh pekerjaan ibu,
penghasilan keluarga, dan dukungan dari suami dan keluarga kepada ibu untuk
memberikan ASI eksklusif. 6, 7

1
2

Untuk mengetahui data tentang ibu yang memberikan ASI eksklusif pada bayi
usia 0 – 12 bulan di sekitar Ciputat dan faktor-faktor yang mempengaruhi ibu
dalam memberikan ASI eksklusif tersebut, maka dilakukan penelitian di RS
Syarif Hidayatullah Jakarta pada periode Mei – Juli 2013 secara cross sectional.

1.2. Rumusan Masalah


Menurut data kesehatan Indonesia didapatkan jumlah bayi yang mendapatkan
6
ASI eksklusif di Indonesia dari 0-5 bulan hanya 15,3%. Masalah rendahnya
pemberian ASI di Indonesia adalah faktor sosial budaya dan kurangnya
pengetahuan ibu hamil, keluarga dan masyarakat. Adapun pertanyaan dari
penelitian ini sebagai berikut.

 Berapa besar presentasi ibu yang memberikan ASI eksklusif RS Syarif


Hidayatullah Jakarta?
 Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku ibu dalam
pemberian ASI eksklusif di RS Syarif Hidayatullah Jakarta?

1.3. Tujuan Umum


Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku ibu dalam pemberian ASI eksklusif di RS Syarif
Hidayatullah Jakarta.
1.4. Tujuan Khusus
 Mengetahui persentase ibu yang memberikan ASI eksklusif dan non-
eksklusif di RS Syarif Hidayatullah Jakarta.
 Mengetahui gambaran umum faktor-faktor yg menjadi kendala ibu
tidak memberikan ASI eksklusif dan berapa persen distribusinya di RS
Syarif Hidayatullah Jakarta.
 Mengetahui faktor internal ibu yang mempengaruhi pemberian ASI
eksklusif di RS Syarif Hidayatullah Jakarta.
 Mengetahui faktor eksternal ibu yang mempengaruhi pemberian ASI
eksklusif di RS Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.5. Manfaat Penelitian


1. Memberikan informasi bagi masyarakat tentang pentingnya
memberikan ASI eksklusif dan manfaatnya bagi bayi di masa
pertumbuhan.
2. Memberikan informasi kepada dinas kesehatan setempat tentang
faktor-faktor yang menjadi kendala bagi ibu dalam memberikan ASI
eksklusif
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Apa Itu ASI Eksklusif?

ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi
ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air
putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu,
biskuit, bubur nasi, dan tim. Tidak ada cairan atau makanan yang diberikan begitu
juga dengan air kecuali larutan rehidrasi oral, atau vitamin drop/tetes, mineral atau
obat-obatan. Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu
setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. 1-5

ASI mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan bayi di 6 bulan awal


kehidupannya. Ia dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit seperti diare dan
pneumonia, dan mungkin juga memiliki efek jangka panjang seperti menurunkan
tekanan darah dan kolesterol, dan mengurangi prevalensi obesitas dan diabetes
melitus tipe 2.1, 3 ,7, 8

2.2. Essensi Menyusui dalam Islam

Menyusui bayi telah dibahas di dalam Al-Quran. Sebagaimana dijelaskan


dalam Q.S. Al-Baqarah : 233 9

Artinya : “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun


penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban
ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf.
Seorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Jangan
lah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah
karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya
ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan
permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin
anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu
memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada
Allah dan ketahuilah bahwa Allah maha mwlihat apa yang kamu kerjakan.”

4
5

2.3. Berbagai Macam Kandungan dalam ASI


ASI mengandung komponen nutrien makro dan mikro. Contoh makronutrien
berupa karbohidrat, protein dan lemak. Sedangkan mikronutrien berupa vitamin
dan mineral. ASI tersusun atas 90% air, volume dan komposisinya dapat berbeda
pada setiap ibu menyusui, bergantung pada kebutuhan bayi. Hal ini dapat terlihat
pada masa menyusui mulai dari kolostrum, ASI transisi, ASI matang, dan ASI
saat penyapihan.10, 11, 12

2.3.1. Karbohidrat
ASI mengandung laktosa yang merupakan karbohidrat utama dan
berfungsi sebagai sumber energi otak. Kadarnya hampir 2 kali lipat lebih
banyak dalam ASI dibanding susu sapi maupun susu formula. Laktosa
dalam ASI lebih mudah diserap bayi, sehingga menurunkan angka
kejadian diare karena tidak dapat mencerna laktosa ( intoleransi laktosa).
Kadar karbohidrat meningkat terutama pada ASI transisi (7-14 hari setelah
melahirkan) dan cenderung stabil setelahnya.12

2.3.2. Protein
Memiliki kadar yang cukup tinggi dalam ASI. Komposisinya
berbeda dengan protein susu sapi, ia tersusun lebih banyak protein whey
daripada casein. Protein whey lebih mudah diserap usus bayi,
dibandingkan sedangkan casein yang terdapat dalam susu sapi. 10, 11

2.3.3. Lemak
Lemak memilki kadar yang paling tinggi diantara susu sapi dan susu
formula. Namun jenisnya berbeda pada ASI, diantaranya kandungan
omega 3 dan omega 6 yang bermanfaat pada perkembangan otak bayi,
asam doksoheksanoik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang berperan
untuk jaringan saraf dan retina mata. 9, 10

Selain itu ASI juga mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh
dalam komposisi yang seimbang, namun susu sapi cenderung lebih banyak
asam lemak jenuh. Asam lemak jenuh ini tidak baik untuk jantung dan
pembuluh darah jika dikonsumsi berlebih. 10,11
2.3.4. Karnitin

ASI mengandung karnitin yang tinggi, terutama di tiga minggu awal


menyusui, kadarnya lebih tinggi didalam kolostrum. Karnitin ini berfungsi
membantu membentuk energi yang diperlukan oleh tubuh. 10, 11

2.3.5. Vitamin K

Vitamin K merupakan zat yang penting bagi tubuh terutama untuk


membantu pembekuan darah. Di dalam ASI kadar vitamin K hanya
seperempatnya dari susu formula. Sehingga bayi yang hanya mendapat
ASI perlu diberikan vitamin K tambahan agar mengurangi risiko
terjadinya perdarahan. 10, 11

2.3.6. Vitamin D

Jumlah vitamin D hanya sedikit dalam ASI, namun kekurangan


vitamin ini dapat disiasati dengan menjemur bayi pada pagi hari. Sehingga
kebutuhan bayi terpenuhi dan dapat mencegah penyakit tulang karena
defisiensi vitamin D.10, 11

2.3.7. Vitamin E

Vitamin E berperan mencegah terjadinya kerusakan sel darah merah


yang dapat menyebabkan anemia (anemia hemolitik). Kandungan vitamin
E tinggi pada ASI terutama kolostrum dan transisi awal.8

2.3.8. Vitamin A
ASI memiliki vitamin A dan beta karoten dalam jumlah yang tinggi.
Vitamin A berperan untuk pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan
pertumbuhan. Sehingga bayi yang mendapat ASI tumbuh kembang dan
daya tahan tubuhnya baik.10, 11

2.3.9. Vitamin yang Larut dalam Air


Kadar vitamin seperti vitamin B, asam folat, dan vitamin C terdapat
dalam ASI. Kadar vitamin ini jumlahnya bergantung pada status gizi ibu.
Seperti kadar asam folat, vitamin B6, B12 yang rendah pada ibu yang
status gizinya kurang. Padahal vitamin seperti B6 dibutuhkan saat awal
perkembangan syaraf bayi, sehingga perlu ditambahkan vitamin ini pada
ibu yang menyusui. Kadar vitamin B12 yang rendah dapat diatasi dengan
makanan sehari-hari, kecuali ibu yang vegetarian.11, 12
2.3.10. Mineral
Mineral juga terdapat dalam ASI, namun jumlahnya tidak
dipengaruhi oleh makanan ataupun status gizi ibu. Mineral dalam ASI
memiliki kualitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan terdapat di
susu sapi.11, 12
Mineral yang terdapat di ASI yang utama yaitu kalsium. Kalsium ini
berfungsi sebagai pertumbuhan jaringan, otot, dan rangka. Kadarnya
sedikit dalam ASI, namun penyerapannya lebih besar. Penyerapan ini
dipengaruhi oleh fosfor, magnesium, lemak, dan vitamin D dalam.
Kekurangan kalsium dapat mengakitbatkan kejang otot dan hal ini lebih
banyak ditemukan pada bayi yang mendapat susu formula.11,12

Mineral lainnya yaitu zat besi, kandungannya dalam ASI lebih


sedikit dibanding susu formula, namun sama dengan kalsium, zat besi
dalam ASI lebih mudah diserap, perbandingannya sekitar 20-50% pada
ASI dan hanya 4-7% pada susu formula. Oleh karena itu, bayi yang
mendapat ASI lebih kecil risikonya terhadap kekurangan zat besi
dibanding bayi yang mendapat susu formula.11, 12

Penyakit seperti acrodermatitis enterophatica, diare kronik, gelisah,


dan gagal tumbuh dapat disebabkan oleh kekurangan zink dalam tubuh
bayi. ASI juga mengandung mineral zink ini, namun jumlahnya juga lebih
sedikit dibanding susu formula. Walaupun demikian, kadar zink dalam
ASI lebih mudah diserap, sekitar 60% pada ASI dan 43-50 % pada susu
sapi, dan 27- 32% pada susu formula. Begitu juga dengan mineral lain
yang kadarnya tinggi dalam ASI, selenium yang diperlukan untuk
pertumbuhan anak dengan cepat.11, 12
2.4. Komponen dan Komposisi ASI
Selain memiliki manfaat bagi bayi, ASI juga memiliki kandungan berbagai
macam zat dengan kadar mencukupi buat bayi. Berikut tabel berisi komposisi
ASI, susu sapi, dan kolostrum. Masing-masing memiliki kadar yang berbeda-
beda.
Tabel 2.1. Komposisi ASI, Kolostrum, dan Susu Sapi Untuk Setiap 100 ml

Zat-Zat Gizi Kolostrum ASI Susu Sapi


Energi (K Cal) 58 70 65
Protein (g) 2,3 0,9 3,4
- Kasein / whey 1 : 1,5 1 : 1,2
- Kasein (mg) 140 187 -
- Laktamil Bumil (mg) 218 161 -
- Laktoferin (mg) 440 167 -
- Ig A (mg) 364 142 -
Laktosa (g) 5,3 7,3 4,8
Lemak (g) 2,9 4,2 3,9

Vitamin
- Vit A (mg) 151 75 41
- Vit B1 (mg) 1,9 14 43
- Vit B2 (mg) 30 40 145
- Asam Nikotinmik (mg) 75 160 82
- Vit B6 (mg) - 12-15 64
- Asam Pantotenik 183 246 340
- Biotin 0,06 0,6 2,8
- Asam Folat 0,05 0,1 0,13
- Vit B12 0,05 0,1 0,6
- Vit C 5,8 5 1,1
- Vit D (mg) - 0,04 0,02
- Vit Z 1,5 0,25 0,07
- Vit K (mg) - 1,5 6

Mineral
- Kalsium (mg) 39 35 130
- Klorin (mg) 85 40 108
- Tembaga (mg) 40 40 14
- Zat besi (ferum) (mg) 70 100 70
- Magnesium (mg) 4 4 12
- Fosfor (mg) 14 15 120
- Potassium (mg) 74 57 145
- Sodium (mg) 48 15 58
- Sulfur (mg) 22 14 30

(Sumber : Siregar, Arifin. 2002. Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.
Sumatera Utara)
2.5. Waktu Produksi ASI
Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Kolostrum

Adalah cairan yang disekresi oleh kelenjar mammae berwarna kekuningan


saat sebelum dan sesudah melahirkan bayi. Kolostrum disekresi dari hari
pertama hingga hari ketiga atau keempat dari masa laktasi. Kolostrum
bermanfaat bagi bayi untuk membersihkan meconium di usus bayi yang baru
lahir agar siap menerima makanan selanjutnya. Selain itu ia juga bermanfaat
karena mengandung antibodi yang banyak sehingga dapat melindungi bayi di
6 bulan pertama kehidupannya. Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam. 13

2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)

Peralihan dari kolostrum menjadi ASI matur, ASI ini disekresi pada hari
ke 4 hingga hari ke 10 masa laktasi. ASI ini memiliki kadar protein yang
rendah, namun kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi jumlahnya.13

3. Air Susu Matur

Pada hari ke 10 dan seterusnya ASI matur disekresi, ASI ini merupakan
makanan yang baik bagi bayi dari segi komposisi maupun volumenya.
Warnanya putih kekuning-kuningan, karena mengandung casienat, riboflaum,
dan karotin. Volume ASI ini 350-850ml /24 jam. Selain itu ASI ini juga
mengandung anti microbacterial factor seperti Antibodi terhadap bakteri dan
virus, enzim (lysozime, lactoperoxidese), Protein (lactoferrin, B12 binding
Protein), faktor resisten terhadap staphylococcus dan komplemen (C3 dan
C4).13

2.6. Manfaat ASI untuk Bayi


2.6.1. ASI Sebagai Nutrisi
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi
yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan bayi. ASI adalah makanan
bayi
yang kualitas maupun kuantitas yang sempurna. Oleh karena itu pemberian
ASI akan cukup memenuhi kebutuhan bayi hingga usia 6 bulan.8

2.6.2. ASI Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Bayi


Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat immunoglobulin
(zat kekebalan tubuh) dari ibunya. Namun zat kekebalan ini akan menurun
dengan cepat segera setelah bayi lahir. Dengan pemberian ASI, zat
kekebalan yang menurun ini dapat di dapatkan bayi.
Dalam penbelitian terbukti dengan menyusui eksklusif selama 6
bulan memberikan risiko yang lebih kecil terhadap penyakit infeksi seperti
diare, infeksi saluran napas infeksi telinga, pneumonia, infeksi saluran
kemih dan penyakit lainnya (obesitas, diabetes, alergi, penyakit inflamasi
saliran cerna, kanker) di kemudian hari. Keperluan akan rawat inap pun
lebih sedikit pada bayi yang mendapat ASI dibanding bayi yang mendapat
10-13
susu formula.

2.6.3. ASI Dapat Mengurangi Kejadian Karies Gigi


Kejadian karies gigi lebih banyak ditemukan pada bayi yang
menggunakan susu formula. Hal ini disebabkan adanya kebiasaan
menyusui dengan botol sebelum tidur akan menyebabkan kontak dengan
sisa susu formula menjadi lebih lama sehingga akan menyebabkan
kerusakan pada gigi. 10,11,12

2.6.4. Kesehatan Saluran Cerna


Dalam tubuh bayi, ASI lebih mudah dicerna dibanding susu
formula. ASI juga ikut berperan dalam proses pematangan saluran cerna
dan kaya akan oligosakarida. Oligosakarida ini berperan dalam
pertumbuhan bakteri Bifidobactera dan Lactobacillus yang merupakan
bakteri baik yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh. 12, 13
Selain itu ASI juga dapat membuat suasana asam dalam saluran
cerna, sehingga dapat meningkatkan pembentukan sIgA dan mukus pada
permukaan saluran cerna yang berfungsi untuk meningkatkan pertahanan
saluran cerna dari infeksi. 10
2.7. Manfaat Menyusui Bagi Kesehatan Ibu
Beberapa manfaat kesehatan bagi ibu dari pemberian ASI antara lain:

1. Mengurangi pendarahan setelah melahirkan

Dengan menyusui bayi, kemungkinan terjadinya perdarahan


setelah melahrikan (post partum) dapat berkurang. Hal ini terjadi
karena adanya peningkatan kadar oksitosin yang juga berguna sebagai
vasokonstriksi pembuluh darah sehingga mempercepat berhentinya
perdarahan. Hal ini akan menurunkan angka kematian ibu karena
perdarahan post partum.
13

2. Mengurangi terjadinya anemia

Seperti yang dijelaskan diatas, menyusui dapat mencegah


perdarahan karena reaksi vasokonstriksi dari oksitosin, hal ini juga dapat
mencegah terjadinya anemia pada ibu yang disebabkan oleh perdarahan
pasca melahirkan.13

3. Menjarangkan kehamilan

Dengan menyusui secara eksklusif , dapat menjadi cara untuk


kontrasepsi dengan murah, alami, aman, dan efektif. Cara ini dikenal
dengan istilah Metode Amenorea Laktasi (MAL). MAL harus memenuhi
tiga kriteria yaitu : tidak haid, Ibu menyusui secara eksklusif, umur bayi
kurang dari 6 bulan.13

4. Menyusui akan menyebabkan uterus berkontraksi sehingga


pengembalian uterus kepada kondisi fisiologis sebelum kehamilan
dapat lebih cepat.13
5. Mengurangi risiko terkena penyakit kanker, seperti kanker
payudara dan kanker ovum.13
6. Pemberian ASI lebih praktis , ekonomis dan higienis.13
7. Jalinan ikatan batin antara ibu dan bayi dibentuk dari proses menyusui.
11
2.8. ASI Dalam 24 Jam Pertama
Masa 24 jam pertama setelah ibu melahirkan merupakan saat yang penting
dalam keberhasilan menyusui selanjutnya. Dimana Hormon oksitosin dikeluarkan
pada menyusui di jam-jam pertama. Hormon ini bertanggung jawab terhadap
produksi ASI. Namun pada ibu yang menjalani bedah caesar mungkin perlu waktu
mengeluarkan ASI hingga 48 jam. Walaupun demikian, bayi tetap dianjurkan
diletakkan pada payudara ibu agar membantu merangsang produksi ASI. Proses
menyusui secara keseluruhan melibatkan 4 faktor yaitu : (1) bayi, (2) payudara,
(3), Air Susu Ibu, dan (4) otak ibu. 11

2.9. Menyusui Eksklusif 6 Bulan


Bayi dianjurkan untuk disusui secara eksklusif selama 6 bulan pertama
kehidupan dan pemberian ASI dilanjutkan dengan didampingi makanan
pendamping asi (MPASI) yang diberikan selama dua tahun pertama. Bayi
yang mendapat ASI eksklusif memiliki perlindungan infeksi paling besar
yang terjadi selama beberapa bulan pertama. Perlindungan itu juga semalin
kuat ketika bayi semakin lama mendapatkan ASI. Air, Jus, dan makanan lain
secara umum tidak dibutuhkan ketika bayi berusia 6 bulan pertama. Untuk
melengkapi nutrisi ASI, bayi dapat diperkenalkan dengan makanan padat
pada usia 6 bulan.9

2.10. Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui :9


1. Untuk menyukseskan program menyusui dan mencegah pemberian
PASI, Pelayanan kesehatan telah membuat sepuluh langkah menuju
keberhasilan menyusui
2. Pelatihan para staf kesehatan dan lainnya pada setiap Yankes.
3. Memberikan edukasi dan konseling kepada ibu hamil
4. Inisiasi menyusui dini dan kontak ibu dengan bayi yang baru lahir (1/2
- 1 jam setelah lahir)
5. Mengedukasi ibu untuk melakukan teknik menyusui dengan benar
6. Menjelaskan dan mengedukasi ibu tentang pemberian ASI saja tanpa
minuman / makanan apapun sejak bayi lahir
7. Melakukan perawatan gabung ibu dan bayi
8. Pemberian ASI dilakukan sesering mungkin semau bayi
9. Tidak memberikan dot/ empeng kepada bayi
10. Mengevaluasi kondisi ibu dan bayi selepas pulang dari sarana kesehatan

2.11. Faktor Internal


Banyak saat ini ibu yang mengeluhkan ASI yang sulit keluar, cara
memperbanyak ASI, dan ibu yang merasakan ASI nya kurang. Padahal
sebenarnya ASI yang dimiliki ibu itu sudah cukup, namun ibu merasa kurang
yakin.9 Untuk mengetahui dan menolong ibu yang ASI nya kurang kita dapat
memantau dari berbagai macam faktor yaitu :

2.11.1. Faktor Menyusui


Berbagai macam hal yang dapat mempengaruhi produksi ASI
seperti 1) tidak melakukan inisiasi menyusui dini 2) ibu menjadwal
sendiri pemberian ASI 3) bayi diberi minum sebelum ASI ibu keluar 4)
posisi menyusui ibu yang kurang baik 5) tidak mengosongkan salah
satu payudara. Banyak ibu yang beranggapan bahwa ASI tidak
mencukupi sehingga memutuskan untuk menambahkan atau mengganti
dengan susu formula. Sebetulnya hampir semua ibu yang melahirkan
akan berhasil menyusui bayinya dengan jumlah ASI yang cukup dan
sesuai dengan kebutuhan bayinya. Hal yang harus diperhatikan agar
ASI dapat diproduksi dengan jumlah dan kualitas yang baik adalah
teknik menyusui yang benar, asupan gizi ibu, serta frekuensi menyusui.
Semakin sering bayi menghisap/ menyusu kepada ibunya maka
produksi ASI semakin lancar.10, 12
Ibu sebaiknya tidak menjadwal pemberian ASI, ASI baiknya
diberikan sesuai keinginan bayi, walaupun diwaktu malam sekalipun.
Produksi ASI dipengaruhi oleh seringnya bayi menyusu. Hal ini
dilakukan setidaknya 8 kali sehari.10, 12
Produksi ASI dapat berkurang seiring dengan menurunnya waktu
bayi menyusui, biasanya hal ini terjadi pada minggu-minggu awal saat
bayi mudah tertidur. Untuk merangsang bayi menyusu, dapat dilakukan
pada telinga/telapak kaki agar bayi mudah mengisap.10, 12
Posisi menyusui yang tidak baik juga berpengaruh pada kondisi
bayi dan ibu, sering kali ibu mengeluhkan puting yang lecet saat
menyusui, penggunaan kempeng juga mengganggu bayi dalam
menyusui karena hal ini dapat menimbulkan perlekatan mulut bayi
dengan puting ibu yang tidak tepat.10, 12
Pemberian minuman tambahan sebelum pemberian ASI dapat
membuat bayi lebih cepat kenyang, nutrisi yang didapat oleh bayi dari
ASI cenderung sedikit, sehingga dapat mempengaruhi produksi ASI
ibu.
10, 12

2.11.2. Faktor Psikologis Ibu


Dukungan secara psikologis sangat berpengaruh pada produksi
ASI ibu. Dibutuhkan keyakinan dari ibu sendiri agar tercapai produksi
ASI yang maksimal. Kondisi seperti stress, depresi, lelah
mengakibatkan berkurangnya produksi ASI ibu.10, 12

Selain itu dengan ada nya faktor dukungan dan dukungan positif
lainnya dari keluarga, dapat memicu produksi hormon oksitosin,
hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian belakang. Hormon
ini dapat memicu kontraksi otot di sekeliling payudara dan memeras
ASI keluar dari pabrik ke gudang ASI. Oleh karena itu, hal hal yang
bersifat mendukung, seprti dukungan suami untuk menyusui, dan orang
selain suami, diperlukan agar kondisi psikologis ibu tetap baik.10, 12

2.11.3. Kelainan Ibu


Adapun kelainan pada ibu yang sering dijumpai sebagai
penyulit ASI eksklusif yaitu Puting datar, puting luka, payudara
bengkak.10
1. Puting lecet/Puting luka
Puting lecet merupakan kendala dalam pemberian ASI yang
disebabkan oleh posisi menyusui bayi yang kurang tepat. Hal ini dapat
menyebabkan bayi menarik, mengigit, dan menggesek kulit payudara
ibu, sehingga akan menimbulkan rasa nyeri bagi ibu. Jika hal ini
berlangsung secara terus menerus, dapat menimbulkan perlukaan atau
retak pada puting.10
Adapun solusi yang dapat dilakukan bagi ibu yang pertama yaitu
memperhatikan posisi bayi dan perlekatannya saat menyusui. Puting
yang retak bisa menimbulkan luka dan dapat disertai jamur
(kandidiasis). Mulut bayi perlu di cek apakah terdapat jamur yang
dapat menganggu menyusui atau terdapat ikatan bawah lidah yang
dapat membuat lidah tidak menjulur keluar (tongue tie).8, 9, 11
Pemberian pengobatan harus dilakukan ke ibu dan bayi. Adanya
support dan untuk membangkitkan percaya diri juga diperlukan.10
Posisi menyusui juga perlu diperhatikan. Menyusui dengan posisi
yang baik dapat mengurangi rasa nyeri yang dialami ibu. Ibu tidak
perlu menghentikan menyusui untuk mengistirahatkan payudara,
tetaplah menyusui secara on demand. Jika diperlukan ibu dapat
memerah ASI nya dan diberikan ke bayi dengan cangkir. Pengobatan
dengan antibiotik atau antijamur dapat diberikan jika memang perlu.
Hindari penggunaan sabun, salep, lotion, menggosok-gosok dengan
handuk saat membersihkan payudara.10
2. Payudara Penuh dan/atau Bengkak
Ibu sering kali datang ke klinik dengan mengeluhkan payudaranya
bengkak dan terasa nyeri.

2.12. Faktor Eksternal


2.12.1. Ibu yang Bekerja
Ibu bekerja harus meninggalkan bayinya seharian penuh
sehingga ini menjadi alasan ibu menggantikannya dengan susu formula.
Ibu yang bekerja tetap dapat memberikan ASI secara eksklusif dengan
dukungan pengetahuan yang cukup dan benar dari ibu, perlengkapan
memerah ASI, serta dukungan lingkungan keluarga dan juga
lingkungan tempat kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memerah
ASI dan memberikan ASI yang di perah tadi dengan cangkir disaat bayi
ingin menyusu. Ibu dianjurkan untuk mengunjungi klinik laktasi agar
ibu mengerti apa saja yang harus dilakukan untuk persiapan menyusui
saat ibu kembali bekerja. Pada penelitian yang dilakukan oleh Siregar A
(2004)
menunjukkan bahwa peningkatan jumlah ibu yang bekerja menyebabkan
turunnya kesediaan menyusui dan lamanya menyusui.9, 11, 12

2.12.2. Keadaan Ekonomi Keluarga


Terjadinya perubahan sosial-budaya masyarakat dan keadaan
ekonomi yang bermacam-macam, menyebabkan ada penurunan jumlah
ibu yang menyusui bayinya. Pengaruh hidup yang mewah di kota-kota
besar ditemukan kencendrungan bayi menyusui dengan susu formula
lebih besar dibanding ASI. 13

Gencarnya promosi tentang susu formula serta kurangnya


pengetahuan ibu tentang ASI menyebabkan ibu yang beranggapan
bahwa susu formula sama baiknya atau bahkan lebih daripada ASI.
Padahal tidak ada alasan yang konkrit bagi ibu untuk beranggapan
bahwa susu formula sama baiknya atau bahkan lebih baik daripada ASI
karena begitu banyak manfaat dan kelebihan ASI dibandingkan susu
formula, baik dari sisi kesehatan bayi, kesehatan ibu, ataupun dari sisi
ekonomi.10
2.13. Kerangka Teori
Berdasarkan hasil tinjauan teori tentang pemberian ASI yang telah dibahas
sebelumnya, peneliti merangkum dalam kerangka teori berikut.

ASI

Kandungan ASI Manfaat ASI Faktor-Faktor

Nilai Menyusui
Faktor Internal Faktor Eksternal

Ibu yang bekerja


Usia Ibu Keadaan ekonomi
Pengetah uan Dukunga n suami
Presepsi Dukunga n keluarga
Perilaku

Pemberian ASI

Eksklusif = ibu yang memberikan ASI saja kepada anaknya selama 6 bulan
Non-eksklusif = tidak memberikan ASI saja selama 6 bulan

Gambar 2.1 Kerangka Teori


2.14. Kerangka Konsep

Faktor internal meliputi usia, pengetahuan, sikap, perilaku ibu. Berikutnya


faktor eksternal meliputi bekerja/tidak, penghasilan per bulan, dukungan suami
terhadap ASI eksklusif, dukungan suami terhadap susu formula, dukungan selain
suami.

Faktor Internal :
Usia ibu
Pengetahuan
Sikap
Perilaku

Pemberian ASI eksklusif

Faktor Eksternal :
Ibu bekerja/tidak
Penghasilan per bulan
Dukungan suami terhadap ASI eksklusif
Dukungan suami terhadap susu formula
Dukungan selain suami

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


2.15. Definsi Operasional
Fakor Internal

Variabel Definisi Cara Ukur Alat ukur Hasil ukur Skala


operasional Ukur

Jenis Jenis kelamin Wawancara Kuesioner 1. Laki-laki Nominal


Kelamin bayi 2. Perempuan

Usia Usia ibu saat ini Wawancara Kuesioner 1. <21 tahun Skala
2. 21-25
tahun
3. 26-30
tahun
4. >30 tahun

Sikap Pandangan yang Wawancara Kuesioner 1. Kurang, jika Ordinal


dipercaya responden
responden mendapat
terhadap ASI skor ≤41,8
eksklusif dan
pemberiannya, 2. Baik jika
yaitu tentang responden
setuju/ tidaknya mendapat
bayi berhak skor ≥41,8
menerima ASI,
keahlian dalam
menyusui,
setuju dengan
anjuran
menyusui 2
tahun dari
pemerintah, dan
masalah
menyusui

Perilaku Tindakan Wawancara Kuesioner 1. Kurang, jika Ordinal


responden responden
terhadap ASI mendapat
eksklusif dan skor ≤30,4
pemberiannya,
yaitu tentang 2. Baik jika
produksi ASI, responden
Diet, Pemberian mendapat
ASI yang skor ≥30,4
pertama, dan
perawatan
khusus pada
payudara.
Tabel 2.3. Definisi Operasional

Faktor eksternal
Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil Ukur Skala
Operasional ukur
Ibu bekerja Pekerjaan ibu Wawancara Kuesioner Bekerja (jenis Nominal
/ tidak di luar rumah profesi) / tidak
untuk (Ibu Rumah
memenuhi Tangga)
penghasilan
keluarga
Penghasilan Penghasilan Wawancara Kuesioner 1. <Rp1.000.000 Skala
per bulan keluarga per 2. Rp1.000.000-
bulan sebagai 3.000.000
pengaruh dari 3. >Rp3.000.000
faktor
ekonomi suatu
keluarga
Dukungan Sumber Wawancara Kuesioner 1. Ya Ordinal
suami dorongan dari (mendukung)
terhadap suami ke ibu 2. Tidak (Tidak
ASI dalam mendukung)
eksklusif pemberian
ASI eksklusif

Dukungan Dorongan dari Wawancara Kuesioner 1. Ya Ordinal


suami suami ke ibu (mendukung)
terhadap dalam 2. Tidak (tidak
susu formula pemberian susu mendukung)
formula di usia
0-6 bulan
Dukungan Sumber Wawancara Kuesioner 1. Orang tua Nominal
selain suami dorongan ke ibu 2. Mertua
dalam 3. Saudara
pemberian ASI Kandung/
eksklusif selain 4. Saudara Ipar
suami yang 5. Dan lain-lain
didapat ibu (tidak ada/
orang selain
yang
disebutkan)
Pemberian Pemberian Wawancara Kuesioner 1. Ya Nominal
ASI ASI tanpa 2. Tidak
Eksklusif disertai
tambahan
makanan/
minuman
selama 0-6
bulan
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observatif dengan


metode cross sectional (potong lintang).

3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RS Syarif Hidayatullah Tangerang, pada 27 Mei –


3 Juli 2013. Pengambilan data dilakukan setiap hari kecuali hari Selasa, hal ini
dikarenakan peneliti menyesuaikan hari dan waktu praktik dokter di poli anak RS
Syarif Hidayatullah. Setiap minggunya, peneliti menemui pembimbing untuk
melaporkan dan feedback dari jumlah sampel yang didapat. Adapun jenis kegiatan
dan waktunya dijabarkan dalam tabel yang terlampir di halaman selanjutnya.

3.3. Kriteria Sampel

3.3.1. Kriteria Inklusi

1. Ibu yang berusia produktif (15-45 tahun)


2. Ibu yang mempunyai anak usia 0-12 bulan
3. Pasien/pengunjung poli anak RS Syarif Hidayatullah
4. Bersedia menjadi responden penelitian dan mengisi angket

3.3.2. Kriteria Eksklusi

1. Tidak melengkapi data angket


2. Tidak memahami bahasa Indonesia
3. Ibu yang anaknya telah berusia >12 bulan

21
22

Tabel 3.1. Matriks Kegiatan

MATRIKS KEGIATAN
Kegiatan Mei Juni Juli Agustus
M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4
1. Persiapan
pembuatan
proposal
2. Kunjungan &
Observasi ke
lapangan
3. Perizinan dan
ACC lokasi
pengambilan data
4. Identifikasi
masalah dan
pendataan awal
5. Penelusuran
literatur
6. Pengambilan
data
7. Laporan
Pembimbing
8. Entry dan
analisis data
9. Penyusunan
dan revisi skripsi

3.4. Populasi dan Sampel


Populasi pada penelitian ini adalah ibu-ibu yang membawa anaknya berobat
ke RS Syarif Hidayatullah. Jumlah sampel diambil secara consecutive sampling.15,
16

3.4.1. Populasi dan Sampel yang Diteliti


 Populasi target adalah seluruh ibu yang berusia produktif (15-45 tahun)
yang datang ke RS Syarif Hidayatullah pada saat penelitian
berlangsung
 Populasi terjangkau adalah ibu berusia produktif yang memiliki bayi
usia 0-12 bulan dan berkunjung ke RS Syarif Hidayatullah
 Sampel adalah yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

3.4.2. Jumlah Sampel


Untuk menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini digunakan rumus deskriptif kategorik sebagai berikut :

𝑍𝛼2𝑥 𝑃 𝑥 𝑄
𝑁=( 𝑑2 )

Keterangan :

𝑍𝑎 = deviat baku alfa

P = Proporsi kelompok yang sudah diketahui nilainya


= 0.5 17

Q = 0,5

d = 0,1

1,962 𝑥 (0,5(1 − 0,5))


𝑁=( 0.12 )

96 orang

Maka diperoleh jumlah sampel yang diperlukan adalah 95 subjek. Untuk menjaga kemungkinan adanya drop out (DO) maka

ditambah sebanyak 10 %. Jadi jumlah subjek adalah 96 + 9.6 = 105,6


dibulatkan menjadi 106 subjek.
3.5. Alur Penelitian

Survey Lapangan dan observasi

Identifikasi masalah di lapangan

Penyebaran kuesioner

Pengambilan data

Pengolahan dan analisis data

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Managemen Data

Pengumpulan Data
Data diperoleh dengan wawancara dan angket yang disi oleh Ibu di RS Syarif Hidayatullah.

Pengolahan Data

3.6.2.1. Editing

Editing dilakukan agar dapat mengecek dan memperbaiki


kuesioner yang diberikan pada responden. Peneliti memeriksa dan
mengecek kuesioner agar setiap pertanyaan dapat dipahami
responden dan dijawab dengan benar.
3.6.2.2. Coding
Hasil jawaban dari kuesioner selanjutnya dilakukan
pengkodean agar dapat dimasukkan ke program pengolah data agar
dapat diolah.

3.6.2.3. Data entry


Data-data yang telah diode tadi dimasukkan ke dalam
program pengolah data. Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan program SPSS versi 20. Peneliti memasukkan data
106 kuesioner yang telah di coding dan editing.

3.6.2.4. Cleaning
Pada tahap ini dilakukan pengecekan data yang sudah
terdapat dalam paket komputer. Hal ini dilakukan agar
menghindari data yang salah kode, tidak lengkap dan sebagainya.
Dari data yang dimasukkan, tidak terdapat data missing.

3.6.2.5. Analisis Data


Pada penelitian ini dilakukan uji analisis univariat. Sehingga
akan didapatkan karakteristik data berupa frekuensi dan persentase
dari masing-masing variabel.

Variabel pengetahuan, sikap, dan prilaku diukur tidak dengan mean, karena
distribusi data tidak normal, sehingga diambil nilai median sebagai ukuran
pemusatan dan minimum-maksimum sebagai ukuran penyebaran.19

3.7. Penyajian Data


Data disajikan dalam bentuk teks, grafik, dan tabel.

3.8. Sarana Penelitian


Sarana penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis,
komputer jinjing, kuesioner, surat izin penelitian, buku penelitian dan sepeda
motor untuk memudahkan perjalanan ke tempat penelitian.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Subyek Penelitian


n yang berkunjung ke poli anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta pada periode Mei sampai dengan Juli 2013. Total sampel yang
tullah (n=106)

Karakteristik Jumlah (n) Presentase (%)


Usia Responden
<30 tahun 65 61,3
>30 tahun 41 38,7
Pekerjaan ibu
Bekerja 58 54,7
Tidak bekerja 48 45,3
Penghasilan keluarga
<1.000.000 8 7,5
1.000.000-3.000.000 34 32,1
> 3.000.000 64 60,4
Jenis kelamin bayi
Laki-laki 51 48,1
Perempuan 55 51,9
Usia Bayi
0-6 bulan 58 54,7
7-12 bulan 48 45,3
TOTAL 106

Hasil diatas menunjukkan berdasarkan usia persentase tertinggi berada di


usia 26-30 tahun, hasil ini sesuai dengan data kependudukan kota Tangerang di
Kecamatan Pinang dengan jumlah wanita usia 20-29 tahun lebih banyak dari
wanita yang berusia 35 sampai 49 tahun.17 Namun penelitian yang dilakukan oleh
Hikmawati I (2008) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
antara umur dengan kegagalan pemberian ASI.18

26
27

Pada variabel pekerjaan didapatkan lebih banyak ibu yang bekerja yaitu
sebesar 54,7 % (58 orang) responden. Hal ini berkaitan dengan tingkat pendidikan
ibu maupun ekonomi, ibu yang bekerja ada yang tingkat pendidikannya tinggi
ataupun karena menambah penghasilan keluarga. Ibu yang tidak bekerja memiliki
kemungkinan besar untuk memberikan ASI eksklusif, namun pada penelitian ini
lebih banyak ibu yang memberikan ASI eksklusif. Hal ini sejalan dengan
penelitian Subrata (2004) yang dikutip dari penelitian Pertiwi P (2012) yaitu ibu
yang bekerja memiliki peluang 7,9 kali lebih besar untuk tidak memberikan ASI
eksklusif.6
Pada variabel penghasilan per bulan didapatkan lebih banyak ibu yang
penghasilannya > 3.000.000 yaitu sebesar 60,4% (64 orang) responden.
Penghasilan mempengaruhi status sosial ekonomi keluarga, ibu-ibu yang
berpendapatan rendah mendapatkan informasi kesehatan yang terbatas dibanding
ibu-ibu yang berpendapatan tinggi, hal ini mempengaruhi pemahaman ibu untuk
memberikan ASI eksklusif kepada bayi mereka.19

4.2. Gambaran Pemberian ASI Eksklusif di Poli Anak RS Syarif


Hidayatullah Jakarta
Sebanyak 53% responden memberikan ASI nya secara eksklusif,
sedangkan sisanya 47% tidak memberikan ASI nya secara eksklusif. Secara rinci,
datanya terdistribusi pada diagram berikut.

46,2% 53,8% ASI Eksklusif


(57 Orang) (49 Orang)
ASI Non-Eksklusif

Gambar 4. Distribusi kelompok ASI Eksklusif dan ASI Non-Eksklusif di poli


anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta (n=106)
Hasil penelitian di poli anak RS Syarif Hidayatullah menunjukkan lebih
banyak ibu yang memberikan ASI eksklusif. Namun persentase ini lebih besar
dibandingkan penelitian yang dilakukan Pertiwi P (2012) di kelurahan Kuciran
Indah Tangerang yaitu sebesar 91,5% responden melaksanakan ASI dan hanya
31,1% ASI eksklusif.6 Hasil ini juga masih jauh dari target Departemen Kesehatan
yaitu 80%. Perbedaan angka data yang didapat dalam penelitian ini untuk
pemberian ASI eksklusif dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti ruang
lingkup penelitian yang berbeda, metode, dan lokasi yang berbeda.

4.3. Gambaran Faktor Internal Responden yang Mempengaruhi


Pemberian ASI Eksklusif di Poli Anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta Mei-
Juli 2013
Gambaran pengetahuan, sikap, perilaku responden diukur dengan
pertanyaan tentang pengetauan, sikap dan perilaku. Semua responden menjawab
pertanyaan ASI eksklusif. Variabel pertanyaan pengetahuan, sikap, dan prilaku
ibu diukur bukan menggunakan mean atau median, karena distribusi data tidak
normal. Penilaian pengetahuan sikap dan prilaku ditentukan dengan menngunakan
nilai median dari masing-masing nilai variabel.15

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Internal di Poli


Anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta Mei-Juli 2013 (n=106)
Variabel Jumlah (n) Persentase (%)
Pengetahuan Responden
Kurang 78 73,6
Baik 28 26,4

Sikap Responden
Kurang 3 2,8
Baik 103 97,2

Prilaku Responden
Kurang 48 45,3
Baik 58 54,7
Total 106
Hasilnya menunjukkan 73,6 % memiliki pengetahuan kurang tentang ASI
eksklusif. Sedangkan 26,4% memiliki pengetahuan yang baik tentang ASI
eksklusif. Sikap responden terhadap ASI eksklusif juga diukur dengan pertanyaan
yang menggambarkan sikap ibu. Hasilnya menunjukkan hampir semua ibu 97,2%
memiliki sikap yang baik terhadap ASI eksklusif, sedangkan 2,8 % memiliki sikap
yang kurang terhadap ASI eksklusif.

Prilaku responden ASI eksklusif hasilnya menunjukkan 45,3 % memiliki


prilaku yang baik terhadap ASI eksklusif, sedangkan 54,7 % memiliki prilaku
yang kurang terhadap ASI eksklusif.

Sebanyak 73,6% responden kurang mengetahui ASI eksklusif. Mereka


pernah mendengar namun tidak memahami maksudnya. Pengetahuan yang kurang
inilah yang menyebabkan gagalnya pemberian ASI eksklusif. Penelitian yang
dilakukan Afifah DN (2007) yang menyatakan bahwa pengetahuan ibu tentang
ASI eksklusif dapat diperoleh dari berbagai sumber informasi.19

Ahli filsafat, Keraf dan Dua (2001) yang dikutip dari Afifah DN (2007)
mengatakan bahwa pengetahuan dibagi menjadi 3 macam,yaitu tahu bahwa, tahu
bagaimana, dan tahu akan. ”Pengetahuan bahwa” adalah pengetahuan tentang
informasi tertentu, tahu bahwa sesuatu terjadi, tahu bahwa ini atau itu memang
demikian adanya, bahwa yang dikatakan memang benar. Jenis pengetahuan ini
disebut juga pengetahuan teoritis, pengetahuan ilmiah, walaupun masih pada
tingkat yang tidak begitu mendalam. Sedangkan “tahu bagaimana” adalah
menyangkut bagaimana seseorang melakukan sesuatu. Pengetahuan ini berkaitan
dengan keterampilan atau lebih tepat keahlian dan kemahiran teknis dalam
melakukan sesuatu. “Tahu akan” adalah jenis pengetahuan yang sangat spesifik
menyangkut pengetahuan akan sesuatu atau seseorang melalui pengalaman atau
pengenalan pribadi.Pengetahuan yang dimiliki oleh ibu-ibu sebatas pada “tahu
bahwa” sehingga ibu-ibu tidak memahami secara mendalam dan tidak memiliki
keterampilan untuk mempraktekkannya.19

Sebanyak 97,2% responden memiliki sikap yang baik terhadap pemberian


ASI eksklusif. Namun sikap belum merupakan suatu perbuatan karena hanya
menggambarkan kecenderungan tingkah laku yang mengarah pada suatu objek
tertentu. Sikap dapat terbentuk dari pengetahuan dan pengalaman.20 Zuhana N
(2007) dalam penelitiannya menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan
antara sikap dengan perilaku pemberian ASI eksklusif.21
Sebanyak 54,7% responden menunjukkan prilaku baik dalam memberikan
ASI eksklusif pada anaknya. Hasil didapatkan dari pertanyaan angket dan
wawancara dengan pasien. Sebagian besar responden tidak dapat segera menyusui
bayinya, sehingga mempengaruhi perilaku pemberian ASI kepada bayi, alasannya
bervariasi, diataranya terdapat responden yang mengeluhkan ASI nya sulit atau
hanya sedikit keluar, gaya hidup yang mempegaruhi produksi ASI ibu, dan
kurangnya waktu menyusui karena kesibukan yang padat.

Pada variabel ini, masih banyak kendala yang diahadapi peneliti, seperti
waktu dalam mewawancarai responden yang terbatas, pertanyaan dalam angket
mungkin masih harus diperbaiki agar lebih mudah dipahami responden. Untuk
penelitian selanjutnya, dapat menggunakan sampel yang lebih besar, sistem
penilaian yang lebih akurat, dan menggunakan wawancara yang lebih dalam agar
didapatkan data yang lebih akurat.

Pada penelitian ini tidak dapat dilakukan secara analitik disebabkan


homogenitasnya >70% dan didapatkan nilai p homegennya > 0.05. Berdasarkan
statistik hasilnya sebagai berikut :

Test of Homogeneity of Variances


Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Klasifikasi Pengetahuan 7,068 1 104 ,009
Klasifikasi Sikap ,022 1 104 ,884
Klasifikasi Prilaku 2,577 1 104 ,111
Umur Responden (tahun) ,243 1 104 ,623
Gaji responden 1,484 1 104 ,226
Pekerjaan responden 2,910 1 104 ,091
Dukungan suami dalam 2,078 1 104 ,152
pemberian ASI eksklusif
Dukungan suami dalam 42,900 1 104 ,000
pemberian susu formula

4.4. Gambaran Faktor Eksternal Responden yang Mempengaruhi Pemberian


ASI Eksklusif di Poli Anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta Mei-Juli 2013
Dukungan dari suami diukur dengan menjawab pertanyaan yang menunjukkan
ada atau tidaknya dukungan dari suami terhadap pemberian ASI eksklusif. Hasil
menunjukkan 97,2 % didukung suaminya, sedangkan 2,8 % tergolong dalam
kategori kurang mendukung.

Dukungan suami pemberian susu formula ditanyakan untuk mengukur prilaku


ibu terhadap promosi susu formula untuk memilah nutrisi tambahan yang
diperlukan. Hasil menunjukkan sebanyak 61,3 % (65 orang) mendukung,
sedangkan 38,7 % (41 orang) termasuk dalam kategori kurang mendukung.

Dukungan selain suami ditanyakan untuk mengetahui ada atau tidaknya


dukungan dari luar selain keluarga terhadap pemberian ASI eksklusif. Hasil
menunjukkan hampir seluruh ibu mendapat dukungan dari orang tua, 91,5 % (97
orang), sedangkan 15,09 % (16 orang) mendapat dukungan dari mertua, 4,71 % (5
orang) mendapat dukungan dari saudara kandung dan saudara ipar, 1,88 % (2
orang) mendapat dukungan dari lain-lain.

Secara rinci datanya terdistribusi dalam tabel berikut.


Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Eksternal di Poli
Anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta Mei-Juli 2013 (n=106)
Karakteristik Jumlah (n) Persentase (%)
Dukungan Suami dalam
pemberian ASI eksklusif
Ya (Mendukung) 103 97,2
Tidak (kurang mendukung) 3 2,8

Dukungan Suami dalam


pemberian susu formula
Ya (mendukung) 65 61,3
Tidak(kurang Mendukung) 41 38,7

Dukungan Selain Suami


Orang Tua kandung 97 91,5
Mertua 16 15,09
Saudara Kandung 5 4,71
Saudara Ipar 5 4,71
Lain-Lain 2 1,88
Total 106

Hasil menunjukkan, dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif


tinggi, Mayoritas responden mendapat dukungan dari suami untuk ASI eksklusif
lebih besar dibanding susu formula, dukungan terbesar bukan keluarga diperoleh
dari orang tua kandung.

Hasil penelitian Suhendar (2002) menyatakan ibu memberikan ASI


Eksklusif karena anjuran keluarga, kemauan sendiri, anjuran tenaga kesehatan,
dan anjuran teman.22 Berdasarkan hasil penelitian didapatkan persentase terbanyak
didapat dari orang tua selaku keluarga ibu tersebut.

Menurut Purwanto (1999) perilaku manusia berasal dari dorongan baik


dari diri sendiri maupun dari luar, sedangkan dorongan merupakan suatu usaha
untuk memenuhi keinginan individu , dengan kata lain, dorongan mempengaruhi
perilaku. Oleh karena itu, dorongan dari orang-orang terdekat baik keluarga ,
petugas kesehatan dan sebagainya mempengaruhi proses laktasi sehingga dapat
membentuk perilaku ibu dalam menyusui secara eksklusif.

Berdasarkan grafik di atas, dukungan dalam pemberian susu formula juga


tinggi, hal ini mungkin disebabkan oleh pertanyaan mengenai pemberian susu
formula dalam angket masih belum dipahami oleh responden, sehingga perlu
untuk penelitian selanjutnya agar dapat memperbaiki pertanyaan tersebut.

Pada saat pemberian angket tidak semua responden didampingi


(wawancara), sehingga jawaban yang diberikan responden bisa jadi tidak tepat
karena pertanyaan yang tidak dipahami responden. Jawaban yang diberikan
responden bersifat subjektif.
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, maka disimpulkan bahwa :

1. Mayoritas responden masih belum memahami tentang pemberian ASI


eksklusif.
2. Ibu-ibu yang memberikan ASI eksklusif secara statistik lebih banyak
dibanding non-eksklusif yaitu sebesar 53,8%.
3. Gambaran faktor internal dari responden sendiri pada variabel perilaku
dan pengetahuan, mayoritas responden berada dalam kategori
pengetahuan yang kurang sebesar 73,6 %, sikap yang baik sebesar
97,2% dan perilaku yang baik terhadap manfaat pemberian ASI
eksklusif yaitu sebesar 54, 7%.
4. Gambaran faktor eksternal responden diperoleh mayoritas termasuk
di ekonomi yang mampu. Lebih dari separuhnya (54,7%) bekerja.
Didapatkan juga dukungan yang tinggi dari suami terhadap ASI
eksklusif sebesar 91,7% dan dukungan selain suami paling tinggi dari
orang tua kandung sebesar 91,5%.

5.2. Saran

5.2.1. Pelayanan Kesehatan

Sebagai pelayanan kesehatan sebaiknya lebih kuat untuk


menerapkan dan memberikan edukasi ke masyarakat khususnya dalam
pemberian ASI eksklusif. Dengan edukasi dapat melihat apa saja manfaat
ASI, cara memberikannya, dan pengetahuan seputar ASI. Di Rumah Sakit
atau pelayanan kesehatan lain yang punya kontrol baik dengan ibu selaku
pasien hendaknya menyediakan tempat untuk konsultasi ASI. Begitu juga
dengan dapat mempublikasikan dalam bentuk media tentang bagaimana
pentingnya memberikan ASI eksklusif sehingga ibu-ibu yang atau akan

33
34

melahirkan paham akan hal tersebut dan dapat memutuskan untuk segera
memberikan ASI ke bayinya.

5.2.2. Penelitian Kesehatan


Untuk penelitian selanjutnya, peneliti lain dianjurkan untuk
menggunakan instrumen penelitian yang telah baku, dan dapat dilakukan
tes terlebih dahulu ke responden agar pertanyaan yang diberikan dapat
dipahami oleh responden. Selain itu, peneliti lain juga disarankan agar
dapat menghubungkan variabel faktor internal dan eksternal sehingga
dapat diperoleh satu hubungan yang mempengaruhi pemberian ASI
eksklusif. Peneliti selanjutnya juga disarankan untuk mengambil area
penelitian yang lebih besar agar didapatkan jumlah sampel yang lebih
banyak sehingga hasilnya dan distribusinya dapat baik.

5.2.3. Pendidikan Kedokteran


Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang dimiliki
oleh ibu tentang ASI eksklusif masih kurang. Hal ini memberikan
masukan kepada pendidikan kedokteran masih diperlukan edukasi kepada
ibu terkait pentingnya ASI eksklusif, selain itu masih banyak persepsi-
persepsi ibu tentang pemberian makanan tambahan di usia bayi yang
belum mencapai 6 bulan. Perlu adanya pendekatan terkait budaya agar
dapat memberikan penjelasan dan sosialisasi terkait pemberian
makanan/minuman disamping ASI. Sehingga hal ini dapat berguna untuk
mengoptimalkan edukasi yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Winarno FG. Gizi dan Makanan bagi Bayi dan Anak Sapihan. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan; 1998. hal.20.
2. Arifin. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan pemberian ASI eksklusif
[skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian IPB; 2002 [diunduh 14 Juli 2013].
Tersedia dari: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/14776
3. Roseli U. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda;
2008. hal.20.
4. WHO | Breastfeeding – Exclusive breastfeeding; 2013. Tersedia dari :
http://www.who.int/elena/titles/exclusive_breastfeeding/en/index.html
5. Roesli U. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya; 2001. Chapter
1, Mengenal ASI Eksklusif; hal.1-3.
6. Pertiwi P. Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI
Eksklusif Di Kelurahan Kuciran Indah Tangerang [skripsi]. Jakarta: Fakultas
Ilmu Keperawatan UI; 2012 [diunduh 14 Juli 2013]. Tersedia dari:
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20312381-S%2043138- Gambaran
%20faktor-full%20text.pdf
7. Profil Data Kesehatan Indonesia; 2011. Tersedia dari :
http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL_DATA_KESEHATAN_INDO
NESIA_TAHUN_2011.pdf
8. Zuhana N, Izzah N, Rusmariana A. Faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui di kecamatan
wonopringgo kabupaten Pekalongan [skripsi]. Pekalongan; 2004 [diunduh 8
September 2013]. Tersedia dari:
http://www.journal.stikesmuh-
pkj.ac.id/journal/index.php/jik/article/download/13/12
9. Al-Quranul Karim.Q.S. Al-Baqarah : 233
10. Hegar B, Suradi R, Hendarto A, Pertiwi IGA. Bedah ASI : Kajian Dari
Berbagai Pudut Pandang Ilmiah. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2008.
11. Proverawati A, Rahmawati E. Kapita Selekta ASI & Menyusui. Yogyakarta:
Nuha Medika; 2010.
12. Suradi R, Hegar B, Partiwi IGAN, Marzuki ANS, Ananta Y. Indonesia
Menyusui. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2010.
13. Siregar MHDA. Pemberian Asi Ekslusif Dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya [skripsi]. Sumatera Utara: Fakultas Kesehatan Masyarakat
USU; 2004 [diunduh 2013 Jul 08]. Tersedia dari:
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-arifin.pdf
14. Kramer, M.S, & Kakuma, R dkk. Optimal duration of exclusive breastfeeding
(Review), Montreal, Wiley & Sons Publisher ,Ltd
15. Dahlan MS. Besar sampel dan Cara Pengambilan Sampel Ed.2. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika; 2009.
16. Notoatmodjo S. Metodologi Kesehatan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta; 2012
17. Dahlan MS. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Ed. 4. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika; 2009
18. Hikmawati I. Faktor – Faktor Risiko Kegagalan Pemberian ASI Selama Dua
Bulan (Studi Kasus pada bayi umur 3-6 bulan di Kabupaten Banyumas)
[tesis]. Semarang: Program Pasca Sarjana UNDIP; 2008 [diunduh 22 Juli
2013]. Tersedia dari: http://eprints.undip.ac.id/17887/1/Isna_Hikmawati.pdf
19. Afifah DN. Faktor yang Berperan dalam Kegagalan Praktik Pemberian ASI
Eksklusif [tesis]. Semarang: Program Pasca Sarjana UNDIP; 2007 [diunduh
22 Juli 2013]. Tersedia dari:
http://eprints.undip.ac.id/17024/1/Diana_Nur_Afifah.pdf
20. Saleh LOA. Faktor-faktor yang menghambat praktik ASI eksklusif pada bayi
usia 0-6 bulan [skripsi]. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro; 2011 [diunduh 22 Pebruari 2013]. Tersedia dari:
http://eprints.undip.ac.id/35946/1/424_La_Ode_Amal_Saleh_G2C309009.pdf
21. Suhendar K. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI ekskusif dan
status gizi bayi usia 4-6 bulan [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian IPB; 2002.
22. Dahlan MS. Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang
Kedokteran dan Kesehatan Ed. 2. Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2009
23. Jessica RJ, Michael DK, Gopal KS, Deborah LD, and Laurence MG, Strawn.
Factors Associated With Exclusive Breastfeeding in the United States. AAFP.
2011 Nov 28;128(6):1117-1120. Tersedia dari:
http://pediatrics.aappublications.org/content/128/6/1117.full.html
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PERSONAL

Nama : M. Fernando Pratama

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat Tanggal Lahir : Palembang, 20 Januari 1993

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : PerumahanBukitSejahteraJl.Kelapa
Gading IV Blok AC-04 Palembang

Nomor Telepon / HP : 083893188748

Email :

Pengalaman Organisasi : Anggota SJD-SS Sumatera Selatan Tahun 2010


AnggotaUSMR(UINSyahidMedical
Rescue) tahun 2010 div. Logistik

RIWAYAT PENDIDIKAN

1999-2005 : SD Islam Az-Zahrah Palembang

2005-2008 : SMP Negeri 17 Palembang

2008-2010 : MAN 3 Palembang

2010-sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter UIN


Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 2

INFORMED CONSENT

Assalamualaikum Wr. Wb.


Sehubungan akan dilaksanakannya penelitian dengan judul “Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu
Yang Memiliki Bayi Usia 0-12 Bulan Di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2013”, sebagai salah salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan pemberian ASI Ekslusif
terhadap Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prilaku pemberian ASI
eksklusif pada ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan.

Untuk terlaksananya penelitian ini Kami mengharapkan kepada Ibu menjadi


responden dalam penelitian ini dengan menjawab pertanyaan yang ada dalam
kuesioner dengan jujur dan sesuai perilaku pemberian ASI pada anak ibu.
Informasi yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya. Data-data ini hanya
akan dipergunakan untuk kepentingan penelitian ini.

Atas bantuan dan kerjasama yang baik kami ucapkan terima kasih.

Ciputat, Juni 2013


Wassalamualaikum Wr. Wb.

Responden Peneliti

( ) M. Fernando Pratama
KUESIONER
Gambaran Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemberian ASI Eksklusif
pada Ibu di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah Tahun 2013”

Identitas responden :
1. Nama anak :
2. Jenis kelamin :
3. Usia : Bulan
4. Anak ke dari saudara
5. Nama Ayah :
6. Nama Ibu :
7. Pekerjaan Ayah :
8. Pekerjaan Ibu :
9. Usia Ibu :
10. Alamat :
11. No Telp/Ibu :
12. Penghasilan / bulan : a. <1.000.000
b. 1.000.000-3.000.000
c. > 3.000.000
ASI EKSLUSIF
IMD(Inisiasi Menyusi Dini) : Ibu yang mulai menyusui dalam 30 menit setelah bayi
lahir dengan memfokuskan pada kemampuan alami (sendiri) bayi dengan cara bayi
melangkah didada Ibunya.

1. Apakah anak ibu hanya menggunakan ASI eksklusif 0-6 bulan ?


a. Ya
b. Tidak

2. Sejak kapan anak ibu diberi ASI?


a. Beberapa menit setelah lahir  IMD
b. Setelah Ibu siap menyusui (tanpa IMD)
c. dan lain-lain, sebutkan (…………)

3. Saat ini apakah anak bungsu Ibu telah diberi makanan lain selain ASI ?
a. Ya
b. Tidak

4. Sejak kapan ASI dicampur dengan PASI?


a. Tidak dicampur sampai usia 6 bulan
b. Sejak usia 0-6 bulan
c. Sejak usia 3-6 bulan
d. Sejak usia 0- >6 bulan
e. Sampai saat ini belum diberikan PASI
5. Apakah dalam 6 bulan ibu pernah memberikan Susu formula ?
a. Pernah
b. Tidak pernah

6. Apabila pernah diberikan sejak kapan ?


a. sejak usia 0-6 bulan
b. Sejak usia 3-6 bulan
c. Sejak usia 0->6 bulan

7. Apakah anak ibu lahir langsung menangis atau tidak ?


a. Ya
b. Tidak

8. Apakah anak ibu pernah dirawat karena penyakit berat ?


a. Pernah (sebutkan:....)
b. Tidak

Pengetahuan, Sikap Perilaku Ibu dalam Pelaksanaan ASI Eksklusif

A1 Menurut ibu sampai usia berapa bayi harus di berikan ASI saja?
a) < 4 bulan
b) 0 – 6 bulan
c) 6 – 12 bulan
d) lain-lain….
A2 Menurut ibu apakah komposisi susu formula saat ini bisa
menyamai komposisi ASI?
a) Ya
b) Tidak
A3 Menurut ibu keunggulan dari ASI apa? (pilih salah satu)
a) Mudah di cerna oleh bayi
b) Lebih ekonomis
c) ASI mengandung zat antibodi
d) Lain-lain………
A4 Menurut ibu manfaat dari menyusui itu apa? (pilih salah satu)
a) Lebih mudah pemberiannya
b) Mempererat hub kasih sayang Ibu dan Anak
c) Mencegah obesitas pada bayi
d) lain-lain….
A5 Menurut ibu bahaya apa yang dapat di timbulkan dari
pemberian susu formula ? (pilih salah satu)
a) Botol susu mudah tercemar dan sulit di bersihkan
b) Pencernaan bayi terganggu
c) Tidak mengandung zat antibodi
d) Lain-lain…..
B1 Apakah Ibu setuju bila setiap bayi berhak menerima ASI
eksklusif ?
a) Setuju
b) Tidak
B2 Apakah Ibu setuju bahwa dalam pemberian ASI
diperlukan keahlian atau latihan khusus ?
a) Setuju
b) Tidak
B3 Bila jawaban no. B2 setuju, apakah alasannya ? (pilih
salah satu)
a) Dengan cara menyusui dengan benar, ASI dapat
diberikan seluruhnya
b) Produksi ASI menjadi lancar
c) Posisi yang nyaman bagi ibu dan bayi pada saat
menyusui
d) Lain-lain :
B4 Apakah Ibu setuju dengan anjuran pemerintah, menyusui
bayi sampai berumur 2 tahun ?
a) Setuju
b) Tidak
( Bila jawaban TIDAK, langsung ke pertanyaan no.B5 )
B5 Bila jawaban no. B4 setuju, apakah alasannya ? (pilih
salah satu)
a) Bermanfaat bagi bayi
b) Tanggung jawab sebagai seorang ibu
c) Menghemat pengeluaran
B6 Masalah apa saja yang Ibu hadapi dalam memberikan ASI
pada bayi ?
Jika Ibu tidak bekerja, Poin C berikut harap diabaikan
C1 Selama ibu bekerja, apakah anda memeras/memompa Asi dan
kemudian disimpan untuk diberikan ke bayi anda?
a) Ya
b) Tidak, Alasannya…..
C2 Tahukah anda bahwa undang-undang tenaga kerja mengatur
bahwa pekerja wanita patut di beri kesempatan un tuk
menyusui bayinya?
a) Ya
b) Tidak
C3 Apakah tempat anda bekerja memberikan waktu atau
kesempatan bagi ibu untuk menyusui bayi ibu?
a) Ya
b) Tidak
C4 Apakah di tempat anda kerja tersedia ruang khusus untuk
memeras/memompa Asi?
a) Ya
b) Tidak, sebutkan dimana Ibu memeras Asi
(.............................................................................)
C5 Apakah fasilitas yang diberikan perusahaan sesuai keinginan
ibu?
a) Ya
b) Tidak
D1 Apakah suami ibu mendukung ibu dalam pemberian ASI ?
a) Ya
b) Tidak, alasan………
D2 Siapa yang mendukung ibu dalam pemberian ASI selain
suami? (boleh lebih dari satu)
a) Orang Tua
b) Mertua
c) Saudara Kandung/
d) Saudara Ipar
e) Dan lain-lain (sebutkan.......)
D3 Apakah suami ibu mendukung ibu dalam pemberian susu
formula ?
a) Ya
b) Tidak, alasan…………
E1 Apakah produksi ASI Ibu sudah mencukupi kebutuhan bayi ?
a) Cukup
b) Kurang
E2 Apakah Ibu mengikuti pantangan makanan atau diet selama
menyusui ?
a) Ya
b) Tidak
E3 Apakah Ibu pernah gagal dalam menyusui ?
a) Ya
b) Tidak
( Bila jawaban TIDAK, langsung ke pertanyaan no. B6 )
E4 Bila jawaban no E3 ya, menurut Ibu apakah faktor penyebab
kegagalan menyusui ? (pilih salah satu)
a) Produksi ASI yang sedikit atau tidak ada sama sekali
b) Kurangnya waktu untuk menyusui karena kesibukan
yang padat
c) Ibu kekurangan gizi
d) Gaya hidup
e) Semua benar
f) Lain-lain
E5 Apakah Ibu memberikan ASI yang pertama kali keluar pada
bayi ? Kenapa ?
a) Ya, karena
b) Tidak, karena
E6 Apakah Ibu melakukan perawatan khusus pada payudara untuk
memperlancar ASI ?
a) Ya
b) Tidak
Lampiran 3
DATA MENTAH ANALISIS DATA

usia ibu 2 kelompok

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <30 tahun 65 61,3 61,3 61,3
>30 tahun 41 38,7 38,7 100,0
Total 106 100,0 100,0

Gaji responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

<1.000.000 8 7,5 7,5 7,5


1.000.000-3.000.000 34 32,1 32,1 39,6
Valid
> 3.000.000 64 60,4 60,4 100,0
Total 106 100,0 100,0

usia bayi kelompok


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0-6 bulan 58 54,7 54,7 54,7
7-12 bulan 48 45,3 45,3 100,0
Total 106 100,0 100,0

Jenis kelamin Bayi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid laki-laki 51 48,1 48,1 48,1


perempuan 55 51,9 51,9 100,0
Total 106 100,0 100,0
ASI Eksklusif/tidak

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Eksklusif 57 53,8 53,8 53,8
Valid Non-Eksklusif 49 46,2 46,2 100,0
Total 106 100,0 100,0

Pekerjaan responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

kerja 58 54,7 54,7 54,7


Valid Tidak Kerja 48 45,3 45,3 100,0
Total 106 100,0 100,0

Dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

Ya 103 97,2 97,2 97,2


Valid Tidak 3 2,8 2,8 100,0
Total 106 100,0 100,0

Dukungan suami dalam pemberian susu formula


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

Ya 65 61,3 61,3 61,3


Valid Tidak 41 38,7 38,7 100,0
Total 106 100,0 100,0

Klasifikasi Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Kurang 78 73,6 73,6 73,6
Valid Baik 28 26,4 26,4 100,0
Total 106 100,0 100,0
Klasifikasi Sikap

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Kurang 53 50,0 50,0 50,0


Valid Baik 53 50,0 50,0 100,0
Total 106 100,0 100,0

Klasifikasi Prilaku
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

Kurang 60 56,6 56,6 56,6


Valid Baik 46 43,4 43,4 100,0
Total 106 100,0 100,0

Anda mungkin juga menyukai