Disusun Oleh :
NAMA :
SUSED 2018.C.10a.0986
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBIMBING PRAKTIK
Pembimbing Akademik
Mengetahui,
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena dengan rahmat
dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah PKK 2
ini.
Adapun Laporan Pendahuluan yang sederhana ini membahas tentang “Laporan Dengan
Diagnosa Medis Penyakit Post Laparatomi”Laporan Pendahuluan ini saya susun agar pembaca
dapat memperluas ilmu tentang Asuhan Keperawatan Post Laparatomi, yang saya sajikan dengan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber, walau sedikit ada rintangan namun dengan
penuh kesabaran dan pertolongan dari Tuhan akhirnya Laporan Pendahuluan ini dapat
terselesaikan.
Semoga laporan saya dapat bermanfaat dan dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada para pembaca .Demi perbaikan laporan ini, kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat saya harapkan.
Penyusun
4
BAB I
PENDAHULUAN
waktu perawatan yang lama, sehingga peran perawat sangat penting dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien post operasi laparatomi
Prosedur ini dapat direkomendasikan pada pasien yang mengalami nyeri abdomen yang tidak
diketahui penyebabnya atau pasien yang mengalami trauma abdomen. Laparatomy eksplorasi
digunakan untuk mengetahui sumber nyeri atau akibat trauma dan perbaikan bila diindikasikan
(Smeltzer, 2014).
Berdasarkan masalah tersebut, saya tertarik untuk memberikan informasi yang komprehensif
tentang “ Laporan Dengan Diagnosa Medis Penyakit Post Laparatom”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah “Bagaimana
Pemberian Asuhan Keperawatan Dengan Post Laparatomi”.
1.1 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum ini adalah untuk mendapatkan gambaran dan pengalaman langsung tentang
bagaimana menerapkan Asuhan Keperawatan Dengan Diagnosa Medis Post Laparatomi.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar Post Laparatomi ?
1.3.2.3 Mahasiswa mampu menjelaskan Manajemen Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post
Laparatomi ?
1.3.2.5 Mahasiswa mampu menentukan dan menyusun intervensi keperawatan pada Pasien Post
Laparatomi ?
1.3.2.7 Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan pada Pasien Post Laparatomi ?
1.3.2.8 Mahasiswa mampu menyusun dokumentasi keperawatan pada Pasien Post Laparatomi ?
6
BAB 2
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Penyakit Post Laparatomi
2.1.1 Definisi
Laparatomi adalah pembedahan yang dilakukan pada usus akibat terjadinya perlekatan
usus dan biasanya terjadi pada usus halus. (Arif mansjoer, 2010) Laparatomi merupakan operasi
yang dilakukan untukk membuka bagian abdomen, laparatomi merupakan suatu bentuk
pembedahan mayor dengan, dengan melakukan pengayatan pada lapisan lapisan dinding
abdomen untuk mendapatkan bagian organ yang mengalami masalah (hemoragi, perforasi,
kanker dan obstruksi). Laparatomi dilakukan pada kasus seperti apendicitis hernia inguinalis,
kanker lambung, kanker kolon dan rectum, obstruksi usus, inflamasi usus kronis, kolestisitis dan
peritonitis. Laparatomi adalah pembedahan perut, membuka perut dengan operasi. (Lakaman,
2011) Pelayanan. post operasi laparatomi adalah pelayanan yang diberikan kepada pasienpasien
yang telah menjalani operasi perut
2.1.2 Anatomi Fisiologi Abdomen
Dinding abdomen terdiridaripadakulit, fascia superfiscialis, lemak, otototot, fascia
transversalisdan parietal peritoneum (Shaikh, 2014).Selainitu, posisi abdomen
adadiantaratoraksdan pelvis (Moore, 2014).
Pada abdomen, terdapa tempat kuadran yang dibahagi dari bagian midline dan bagian
transumbilical (Pansky, 2013).
2.1.5 Patofiologi
Trauma adalah cedera / rudapaksa atau kerugian psikologis atau emosiaonal. (Dorland
2011.) Trauma adalah luka atau cedera fisik lainya atau cedera fisiologis akibat gangguan
emosional yang hebat.
Trauma adalah penyebab kematian paling utama pada anak dan orang dewasa kurang dari
44 tahun. Penyalagunaan alkohol adalah obat yang telah menjadi faktor komplikasi pada trauma
tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja. trauma abdomen adalah
cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan tembus serta gtrauma yang disengaja
atau tidak disengaja. Trauma abdomen merupakan luka pada isi rongga perut bisa terjadi dengan
atau tanpa tembusnya dinding perut dimana pada penanganan /penatalaksanaan dapat bersifat
kedaruratan dapat pula dilakukan tindakan laparatomi. tusukan / tembakan, pukulan, benturan,
ledakan, deselerasi, kompresi atau sabuk pengaman dapat mengakibatkan terjadinya trauma
abdomen sehingga harus dilakukan laparatomi. Trauma tumpul abdomen dapat mengakibatkan
individu kehilangan darahmemar / jejas pada dinding perut, kerusakan oragan organ nyeri, iritasi
cairan usus. Sedangkan trauma tembus abdomen dapat mengakibatkan hilangnya seluruh
Sebagian fungsi organ, respon stres simpatis, perdarahan atau pembekuan darah,
kontaminasi bakteri, kematian sel. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ dan respon stres
dari saraf simpatis akan menyebabkan terjadinya kerusakan integritas kulit, syok dan perdarahan,
kerusakan pertukaran gas, resiko tinggi terhadap infeksi, nyeri akut.
11
Trauma abdomen, pendarahan,
WOC peritoritis, sumbatanpadausus, masa
abdomen
Hospitalisasi
RencanaPembedahan
Laparatomi
(Pembedahan abdomen)
Post Laparatomi
B1 B2 B3 Luka Insisi B4 B5 B6
Depresi pusat Depresi otot jantung Menyebar melalui Nyeri Cairan keluar Blockade Kelemahanotot-
pernapasan vaskular melalui saraf otot ekstermitas
kolostomi/ileosto parasimpati bawah
Kelemahan otot Penurunan curah Menuju Hipotalamus
mi
diafgragmadan jantung dan dilatasi MK : Risiko Ketidak Penurunan MK : Gangguan
intercostalis PD seimbangan Cairan peristalti Mobilitas Fisik
Perubahan Termostat
kusus
Pengembangan paru Penurunan TD
kurang maksimal
MK : Hipertermia
Perfusi darah ke
Distensi
organ turun abdomen
MK : Pola Nafas
Tidak Efektif
MK MK: Defisit
RisikoPenurunan Nutrisi
Curah Jantung
12
13
menggunakan jarum pungsi no 18 atau 20 yang ditusukan melalui dinding perut di daerah
kuadran bawah atau digaris tengah dibawah pusat dengan menggosokan buli-buli terlebih
dahulu.
Lavase peritoneal:
fungsi dan aspirasi atau bilasan rongga perut dengan memasukan cairan garam
fisiologis melului kanula yang dimasukan kedalam rongga peritoneum.
Perlengkapan yang dilakukan pada pasien post laparatomi adalah :
a. Respiratory: bagaimana saluran pernapasan, jenis pernapasan, bunyi pernapasan.
b. Sirkulasi: tensi, nadi, respirasi, dan suhu waran kulit, refil kapiler.
c. Persyarafan: tingkat kesadaran.
d. Balutan: apakan ada drainase? apakah ada tanda-tanda infeksi, bagaimana proses
penyembuhanya?
e. Peralatan: monitor yang terpasang, cairan infus dan transfusi.
f. Rasa nyaman:rasa sakit, mual, muntah, posisi pasien dan status ventilasi.
g. Psikologis : kecemasan, suasana hati setelah operasi
2.1.9 Penatalaksanaan Post Laparatomi
Penatalaksanaan post laparatomi adalah bentuk pelayanan perawatan yang
diberikan kepada pasienyang telah menjalani operasi pembedahan perut. Tujuan
perawatannya antara lain :
a. Mengurangi komplikasi akibat pembedahan.
b. Mempercepat penyembuhan.
c. Mengembalikan funsi pasien semaksimal mungkin seperti sebelum operasi.
d. Mempertahankan konsep diri pasien.
e. Mempersiapkan pasien pulang. (Jitowiyono & Kristiyanasari, 2010)
2.2 ManajemenAsuhanKeperawatan
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian
Pengkajian merupakan proses pengumpulan data yang dilakukan secara sistemik
mengenai kesehatan. Pasien mengelompokkan data menganalisis data tersebut sehingga
dapat pengkajian adalah memberikan gambaran secara terus menerus mengenai keadaan
15
pasien .Adapun tujuan utama dari pada pengkajian adalah memberikan gambaran secara
terus-menerus mengenai keadaan pasien yang mungkin perawat dapat merencanakan
asuhan keperawatan. (Arif mutaaq 2013).
Pengkajian pada laparatomu meliputi identitas klien keluhan utama, riwayat
penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit
psikososial.
2.2.2 Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan MRS, nomor register,
dan diagnosis medis.
2.2.3 Keluhan Utama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah nyeri
pada abdomen.
2.2.4 Riwayat Kesehatan
2.2.4.1 Riwayat kesehatan sekarang
Kapan nyeri pertama kali dirasakan dan apa tindakan yang telah diambil sebelum
akhirnya klien dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan secara medis.
2.2.4.2 Riwayat kesehatan dahulu
`Adanya riwayat penyakit terdahulu sehingga klien dirawat di rumah sakit.
2.2.4.3 Riwayat kesehatan keluarga
Bisanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi,diabetes melitus,atau adanya
riwayat stroke dari generasi terdahulu.
2. Kardiovaskuler (B2:Blood)
Sering didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum. Denyut nadi takikardi.
Tekanan darah biasanya normal. Batas jantung tidak mengalami pergeseran. Vena
jugularis mungkin mengalami distensi selama ekspirasi. Kepala dan wajah jarang dilihat
17
adanya sianosis.
3. Persyarafan (B3: Brain)
Kesadaran biasanya compos mentis apabila tidak ada komplikasi penyakit yang
serius.
4. Perkemihan (B4: Bladder)
Produksi urin biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada sistem
perkemihan. Namun perawat perlu memonitor adanya oliguria yang merupakan salah
satu tanda awal dari syok.
5. Pencernaan (B5: Bowel)
Pasien biasanya mual, nyeri lambung dan menyebabkan pasien tidak nafsu makan.
Kadang disertai penurunan berat badan.
6. Tulang, otot dan integument (B6: Bone)
Kerena penggunaan otot bantu nafas yang lama pasien terlihat keletihan, sering
didapatkan intoleransi aktivitas dan gangguan pemenuhan ADL (Activity)
2.2.6 Diagnosa Keperawatan
2.2.1.1 Nyeri Akut b.d inflamasi (D.0077) Hal.172
2.2.1.2 Risiko infeksi berhubungan dengan adanya sayatan atau luka operasi laparatomi (D.0142)
Hal 304
2.2.1.3 Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054) Hal.124
2.2.1.4 Pola Nafas Tidak Efektif (D.0005) Hal.26
2.2.1.5 Defisit Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d dispnea, kelemahan dan efek samping
obat (D.0032) Hal 81
2.2.1.6 Intoleransi aktivitas b.d Ansietas (D.0056) Hal.128
Intervensi
1. Observasi tanda-tanda vital
2. Kaji karakteristik nyeri
3. Berikan posisi yang nyaman (Semi fowler)
4. Mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam/ distraksi
5. Anjurkan pasien untuk melakukan tirah baring
6. Kolaborasi pemberian obat analgestik
Diagnosa Keperawatan 2 : Risiko infeksi b.d adanya sayatan atau luka operasi
laparatomi
Intervensi :
1. Monitor karakteristik luka
2. Monitor tanda-tanda infeksi
3. Pertahankan tehnik steril saat melakukan perawatan luka
4. Ajarkan prosedur perawat lian luka secara mandiri
19
Diagnosa Keperawatan 3 : Gangguan Mobilitas Fisik b.d pergerakan terbatas dari anggota
tubuh
Diagnosa Keperawatan 4 : Pola Nafas Tidak Efektif b.d Depresi Pusat Pernapasan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x7 jam
diharapkan pasien akan mempertahankan kepatenan jalan napas
Tujuan : dengan bunyi nafas bersih atau jelas
Intervensi :
Intervensi :
1. Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
2. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
3. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara,
kunjungan)
4. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
5. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
2.2.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat
terhadap pasien. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan rencana
keperawatan diantaranya :
22
GENOGRAM KELUARGA
24
Keterangan :
1. Meninggal Dunia
2. Klien
3. suami Klien
4. Tinggal Serumah
3.1.3 Pemerikasaan Fisik
3.1.3.1 Keadaan Umum :
Pasien tampak sakit sedang, pasien tampak terbaring terlentang setengah duduk ( semi
fowler ),pasien tampak nyeri ,pasien tanpak bingung. Pasien bertanya tentang bagaimana
mengatasi nyeri tanpa obat. pasien tampak terpasang O2 nasal kanul 6 Lpm, pasien terpasang
infus Nacl 09 % 15 tpm disebelah kiri.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3.1.3.2 Status Mental :
Pada pemeriksaan tingkat kesadaran pasien compos menthis, ekspresi wajah
meringis, bentuk badan ideal, cara berbaring semi fowler, suasana hati tampak sedih,
berbicara jelas, penampilan cukup rapi, fungsi kognitif normal, pasien tidak memiliki
halusinasi dengan/akustic dll, insight baik, dan mekanisme pertahanan adaptif.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
3.1.3.2 Tanda-tanda Vital :
Pada pemeriksaan tanda-tanda vital saat pengkajian didapatkan hasil Suhu: 37,80C
(axila), Nadi : 84 x/menit, Respirasi : 21 x/menit, Tekanan Darah: 120/80 mmHg.
3.1.3.3 Pernapasan (Breathing)
Bentuk dada klien teraba simetris,tidak terdapat nyeri dada, ,klien tidak memiliki
kebiasaan merokok, klien tidak mengalami batuk, tidak ada sputum, tidak sianosis, tidak
terdapat nyeri, tidak sesak nafas, type pernapasanan klien tampak menggunakan perut, irama
pernapasan tidak teratur dan suara nafas klien vesikuler serta tidak ada suara nafas tambahan.
Keluhan lainnya : tidak ada.
25
Fungsi penglihatan normal, bola mata bergerak normal, visus mata kanan dan mata
kiri normal 5/5, sklera normal/putih, kornea bening. Pasien tidak memakai kecamata dan tidak
keluhan nyeri pada mata. Fungsi pendengaran baik, penciuman normal, hidung simetris, dan
tidak ada polip.
Jenis
pemeriksaan Hasil Nilai normal
WBC 9, 72 x 10^3ˆ/ul 4.00-10.00
RBC 4.64 x 10^6/ul 3,50-5,50
HGB 13,3 g/dl 11-16
PLT 360 x 10^3/ul 150-400
1 Glukosa-sewaktu - <200
2 Glukosa puasa 155mg\dl 65-100
3 Glukosa 2 jam PP 263 mg\dl < 140
Mahasiswa,
SUSED
NIM : 2018.C.10a.0986
ANALISA DATA
09% 15 tpm
- TTV: TD : 120/80 mmHg
N : 84 x/m
S : 37,8 C
RR :21 x/m
Data subjektif :
- pasien mengatakan
aktivitas klien dibantu,sulit
bergerak karena merasa Suplai oksigen menurun
lemas
Data objektif : Distribusi oksigen ke seluruh
tubuh menurun
- Pasien tampak
lemah
Terjadi metabolisme anaerob
- nyeri bertambah Intoleransi Aktivitas
dalam tubuh
sasat
dipindahkan
posisinya dari Timbul asam laktat
duduk ke berdiri
- Pasien tampak
Intoleransi aktifitas
dibantu oleh
kelurganya pada
saat beraktivitas
- kesadaran
compos metis
- Skala aktivitas 2
- ( pasien
memerlukan
bantuan atau
pengawasan
orang lain.)
35
DATA SUBYEKTIF
KEMUNGKINAN
DAN DATA MASALAH
PENYEBAB
OBYEKTIF
DS:
-Pasien mengatakan
tidak mengetahui
dan mengerti
tentang
penyakitnya
DO : Kurangnya informasi yang Defisit pengetahuan
- Pasien tampak didapatkan tentang penyakit
diam saat ditanya
tentang penyakit
- Pasien tampak
bingung
- Pasien tampak
menunjukkan
presepsi yang
keliru terhadap
masalahnya
- Pasien hanya
lulusan SMP
Prioritas Masalah
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Inflamasi
36
RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Ny. W
Ruang Rawat : Gardenia
6. Untuk mengurangi
rasa nyeri dan
6. Kolaborasi
membantu proses
pemberian obat
penyembuhan
analgestik
3. Intoleransi aktifitas Tujuan :setelah dilakukan tindakan 1. Observasi respon 1. Evaluasi kelemahan
berhubungan dengan keperawatan 1x7 jam meningkatkan individu terhadap dan tingkat toleransi
penurunan suplai O2 ke toleransi aktifitas pasien aktivitas (status aktivitas pasien
jaringan sekunder Kriteria hasil : pernafasan dan pucat)
dibuktikan dengan pasien 1. Tanda-tanda vital normal 2. Mengobservasi 2. Untuk mengetahui
tampak gelisah,mengeluh 2. Menunjukkan peningkatan tanda-tanda vital perkembangan lebih
nyeri pada saat toleransi aktivitas lanjut
beraktivitas dan hanya 3. Anjurkan pasien 3. Meningkatkan
dibantu oleh keluarga untuk istirahat 1 jam toleransi aktivitas
pasien. setelah makan pasien
(misalnya berbaring
atau duduk
4. Ciptakan lingkungan 4. Lingkungan yang
yang terapeutik terapeutik membantu
proses penyembuhan
5. Tingkatkan aktivitas 5. Meningkatkan
secara bertahap istirahat untuk
dengan periode menurunkan
istirahat diantara dua kebutuhan oksigen
aktivitas misalnya tubuh
duduk dulu sebelum
tidur dan berjalan
41
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Laparatomi adalah pembedahan perut, membuka selaput perut dengan operasi. (Lakaman
2011).Post OperasiLaparatomimerupakantahapansetelah proses pembedahanpada area
abdomen (laparatomi) dilakukan. Perry dan Potter (2005) dipaparkan bahwa tindakan
post operatif dilakukan dalam 2 tahap yaitu periode pemulihan segera dan pemulihan
berkelanjutan setelah fase post operatif. Proses pemulihan tersebut membutuhkan
perawatan post laparatomi. Perawatan post laparatomi adalah bentuk pelayanan
perawatan yang di berikan kepada klien yang telah menjalani operasi pembedahan
abdomen.
Hasil Pengkajian Pada Ny.W : pengkajian nyeri,perkembangan kesembuhan pasien
pengetahuan pasien mengenai penyakit nya. Diagnosa keperawatan yang muncul pada
laporan kasus ini ada empat ,yaitu Nyeri Akut berhubungan dengan Inflamasi, Gangguan
pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan yang ditandai dengan Ny.W mengeluh
sulit tidur,suhu kulit teraba hangat ,gelisah,ekspresi wajah meringis,tidak ada aktivitas
tidur siang,aktivitas tidur malam 5 jam dan pemeriksaan,dan hasil pemeriksaan TD : 120/
80 mmhg,N : 84 x/menit, S : 37,8 °C, RR : 21 x/menit, Intoleransi aktifitas berhubungan
dengan penurunan suplai O2 ke jaringan sekunder dibuktikan dengan pasien tampak
gelisah,mengeluh nyeri pada saat beraktivitas dan hanya dibantu oleh keluarga
pasien.Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi terhadap penyakit
Dalam perencanaan keperawatan pada laporan asuhan keperawatan pada pasien dengan
post laparatomi dilakukan.Mengidentifikasi rasa nyeri. Mengajarkan tekhnik napas dalam
dan batuk efektif,mengatur posisi klien,mengatasi pola tidur pasienmengontrol aktivitas
pasien,mengurangi kecemasan pasien dan keluarga . Implementasi keperawatan yang
dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah keperawatan yang muncul pada kasus ini.
Fasilitas yang berada di ruangan mendukung penulis dalam melakukan tindakan-tindakan
kepada pasien.Evaluasi keperawatan merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan.
45
4.2 Saran
Sebagai perawat diharapkan mampu membuat asuhan keperawatan dengan baik
terhadap penderita penyakit saluran pernapasan terutama PPOK. Oleh karena itu, perawat
juga harus mampu berperan sebagai pendidik dalam hal ini melakukan penyuluhan
ataupun memberikan edukasi kepada pasien maupun keluarga pasien terutama mengenai
tanda-tanda, penanganan dan pencegahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Potter & perry A.G Buku Ajar Fundamental keperawatan Konsep proses dan praktik
Edisi 4: Lenata Komalasari dkk, Jakarta EGC.
Nursalam.2012. konsep dan penerapan metode penelitian ilmu keperawatan,Edisi II.
Salemba medika. Jakarta.
Ackley, B.J & Ladwig, G.B. (2016). Nursing diagnosis handbook: an evidence based
guide to planning care. 9th edition. St.louis, Missouri. Mosby Elsevier
Prasetyo, S.N.2012 konsep dan proses keperawatan nyeri.yogyakarta:Graha ilmu.
Runner and Suddarth. (2017). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 2.
CJakarta : EGC.
Doenges, Marilynn E. 2016. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Buku Kedokteran.
Brashers, Valentina L. 2016. Aplikasi Klinis Patofisiologi Pemeriksaan dan Manajemen Edisi 2.
Jakarta : EGC Buku Kedokteran.
4.
ingku
5. Tingkatkan aktivitas secara mem
peny
bertahap dengan periode
istirahat diantara dua
5.
aktivitas misalnya duduk ening
dulu sebelum tidur dan untuk
kebu
berjalan setelah tidur
6. Kolaborasi pemberian
oksigen setelah
beraktivitas bila terjadi
peningkatan status
pernafasan 6.
ening
jaring
meni
oksig