Anda di halaman 1dari 8

Ciri-ciri Golongan Setan

23 Okt

Sarah Rasmul Bayan Tarbiyah; Jasiman Lc.

Golongan setan adalah orang-orang yang pemikiran, mental, konsepsi, amliyah


[perbuatan], dan sistemnya telah dikuasai oleh setan hingga ia membuat lupa dzikir
[mengingat] Allah.

Dalam menguasai manusia dan jin, setan menempuh berbagai langkah yang
dilakukan secara bertahab, yaitu:

1. Waswasah. Yaitu menimbulkan was-was pada manusia dan jin sehingga mereka
ragu-ragu untuk bersikap dan bertindak. Rasa was-was yang berlebihan lama
kelamaan akan menyebabkan orang jenuh dan letih dalam melakukan kebaikan.
Akhirnya daripada tersiksa dalam kejenuhan dan letih maka ia tinggalkan kebaikan
itu.

2. Insaa. Yaitu melenakan atau membuat mereka lupa. Hal ini dilakukan dengan
berbagai hal yang menyenangkan dan mengasyikkan hingga mereka terlena.
Karena itu hal-hal yang menyesatkan dan menjerumuskan biasanya menyenangkan
dan melenakan. Setan selalu berusaha memanfaatkan nafsu yang ada pada manusia
dan jin dalam program-program penyesatan ini.

3. Tamanni yaitu memberi angan-angan. Semakin panjang angan-angan orang,


semakin besar kesengsaaran yang ia rasakan. Hal ini dilakukan agar manusia dan
jin tidak sempat berfikir atau memberi perhatian untuk beribadah dan menyukuri
nikmat Allah yang ada di hadapannya.

4. Tazyiin. Yaitu menghiasi kemaksiatan, kebatilan, dosa, dan kejahatan hingga


terkesan sebagai ketaatan, keindahan, kebenaran, dan menarik. Rasulullah saw.
mengatakan bahwa di akhir zaman akan semakin banyak orang yang menyeru ke
pintu neraka, mereka berkata dengan bahasa kita [bahkan menggunakan dalil-dalil
al-Qur’an dan hadits], berpakaian dengan pakaian kita layaknya para ulama.

5. Wa’d yaitu janji-janji palsu yang tak pernah ditepati. Janji itu kadang berupa
bantuan, pertolongan, bahkan kebahagiaan hidup namun pada hakekatnya hanya
isapan jempol dan pengingkaran.
6. Kaid atau tipu daya. Siang malam setan selalu melancarkan makar dan tipu daya
untuk mencelakakan manusia. Bahkan hal ini mereka lakukan dalam gedung-
gedung megah bertingkat dengan berbagai acara yang melibatkan para pakar, ahli,
dan ilmuwan.

7. Shadd yaitu menghalangi mereka dari jalan Allah, baik dengan terang-terangan
maupun tersembunyi.

8. ‘Adaawah yaitu permusuhan. Semakin tinggi ketaatan hamba kepada Allah,


semakin besar permusuhan setan kepadanya.

Langkah-langkah itu ditempuh dalam rangka untuk menyesatkan dan


menimbulkan rasa takut kepadanya. Akibat dari penyesatan itu, kebenaran menjadi
samar, kebenaran dan kebatilan bercampur aduk hingga susah dibedakan. Maka
korban-korban penyesatan pun berjatuhan.

Intimidasi dan rasa takut yang ditanamkan setan kepada manusia menimbulkan
sifat pengecut, hingga mereka tidak berani mengemukakan dan menampakkan
kebenaran. Intimidasi setan memakan banyak korban hingga banyak orang jadi
pengecut dan penakut, menyembunyikan kebenaran, atau tidak berani
mengemukakannya.

Korban dari penyesatan dan intimidasi itu adalah lahirnya kepribadian yang tidak
lurus, tidak mendapat bimbingan, dan tidak mendapat petunjuk. Kepribadian
semacam ini ditandai dengan sifat-sifat khianat, kolot [konservatif] dan pengecut.

Golongan Teman Setan

on: August 30, 2014In: Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining BogorNo


Comments

Naskah ini aalah transkrip dari Ceramah Ust Zainuddin MZ (Alm);

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫ والصالة والسالم على من ال نبي بعده وعلى آله‬، ‫ عبده وأعز جنده‬g‫الحمد هلل وحده صدق وعده ونصر‬
‫ أما بعد‬، ‫ ال حول وال قوه إال باهلل‬، ‫ وصحبه ومن وااله‬:

 Saudara-saudara kaum Muslimin rahimakumullah, seperti kita maklum bahwa


Allah Swt. Menciptakan manusia dan jin untuk melaksanakan ibadah kepada-Nya.
Manusia yang ingkar terhadap perintah ini dinamakan dengan orang-orang kafir.
Sedangkan jin yang mengingkari perintah ini dinamakan dengan setan atau
syaithan dalam bahwa Quran-nya. Kemudian dalam perkembangannya jin-jin yang
kafir yang dinamakan setan ini bersekongkol dan menjadi bala tentaranya iblis
untuk menggelincirkan manusia dengan berbagai macam cara dan jalan dari hal-
hal yang diridhai oleh Allah Swt. Adapun yang namanya iblis pada hakikatnya
cuma satu saja, yaitu yang ingkar kepada perintah Allah untuk sujud kepada Nabi
Adam as. Iblis inilah yang kemudian menjadi sesepuh, biang, atau dedengkotnya
para setan. Seluruhnya akan tunduk kepada komando iblis, akan taat dan setia
kepada perintah iblis untuk mencari teman yang sebanyak-banyaknya guna
menemani mereka di neraka nanti. Maka mereka pun melakukan satu proklamasi
yang bisa kita baca dalam surat al-A’raf ayat 16 dan 17 dimana iblis dengan tegas
menyatakan,

)١٦( ‫ك ْال ُم ْستَقِي َم‬ ِ ‫ال فَبِ َما أَ ْغ َو ْيتَنِي أل ْق ُعد ََّن لَهُ ْم‬
gَ َ‫ص َراط‬ َ َ‫ق‬

“Wahai Allah,” kata iblis, “dari sebab Engkau telah menghukum saya. Dari sebab
Engkau telah mengusir saya dari surga, maka saya berjanji akan menipu, akan
menggelincirkan mereka, Adam dan keturunannya dari jalan-Mu yang lurus.”

Apa jalan yang lurus? Tidak lain Islam ini. Dengan segala cara dan jalan iblis dan
bala tentaranya akan berusaha menggelincirkan manusia dari jalan yang lurus.
Caranya bagaimana? Ayat ke-17 menjawab,

)١٧( َ‫م َوال ت َِج ُد أَ ْكثَ َرهُ ْم َشا ِك ِرين‬gْ ‫ثُ َّم آلتِيَنَّهُ ْم ِم ْن بَ ْي ِن أَ ْي ِدي ِه ْم َو ِم ْن َخ ْلفِ ِه ْم َوع َْن أَ ْي َمانِ ِه ْم َوع َْن َش َمائِلِ ِه‬

Akan kami datangi mereka, akan kami goda mereka, dari arah sebelah depan.
Kalau cara itu tidak kena, kami goda mereka dari sebelah belakang. Andaikata cara
itupun tidak mempan, dari arah sebelah kanan. Kalaupun itu gagal, kami akan
datang dari arah sebelah kiri. Pendeknya dari empat penjuru angin iblis dan seluruh
bala tentaranya yang bernama setan belum akan puas sebelum kita tergelincir dari
jalan yang lurus yang diridhai oleh Allah Swt.

Sebagian ahli tafsir menjelaskan bahwa jika iblis menggoda dari arah depan, yang
dimaksud dari depan ini adalah dunia, sehingga menusia menjadikan dunia sebagai
tujuan akhir dari seluruh kegiatan hidupnya. Ia pergi pagi pulang sore, peras
keringat, banting tulang, tidak ada yang dikejar kecuali dunia dan cuma untuk
kepentingan dunia. Dunia yang membuat orang berpaling daripada akhirat, dunia
yang membuat orang lupa kepada tujuan penciptaannya. Maka dunia termasuk
perangkap iblis. Apa isi dunia? Biasanya yang lazim 3 ta; harta, tahta, wanita. Itu
yang bikin orang jadi sibuk sampai lupa kepada tujuan penciptaannya. Untuk apa
dia diciptakan oleh Allah? Kami goda mereka dari arah depan dengan
menyodorkan dunia dalam bentuk yang hijau ranau, dunia dalam bentuk yang
manis sehingga mereka tenggelam di dalamnya lalu melupakan akhirat. Kalau cara
itu juga tidak kena, kami datang dari sebelah belakang. Kami lupakan mereka
kepada akhirat. Itu mah urusan nanti bagaimana saja. Yang penting yang kita
hadapi sekarang. Apa? Dunia. Akhirat kita belum tahu, dan bahkan belum tentu
ada. Yang sudah pasti saja kita garap. Melupakan akhirat.

Yang dimaksud dari arah sebelah kanan, iblis dan setan selalu menghalang-halangi
manusia untuk berbuat kebaikan. Karena kanan adalah lambang kebajikan.
Sedangkan kiri adalah lambang kejahatan. Dicegahnya kita berbuat kebajikan dan
dibisikkannya kita untuk selalu melakukan kejahatan dan kemungkaran. Dan akan
kamu dapati sedikir sekali di antara manusia yang bersyukur atas nikmat yang
Engkau berikan kepada mereka.

Ditanamkan rasa ingkar kepada nikmat. Jika kita tidak kufur iman, dibuatnya kufur
nikmat. Mengeluh, padahal hidup sudah serba cukup. Merasa masih sangat kurang,
padahal orang lain sudah titik air liurnya melihat keadaan kita. Sedikit sekali di
antara mereka yang pandai bersyukur kepada nikmat yang telah Engkau berikan
itu, ya Allah. Jadi untuk ingkar nikmat, bisikan selalu datang dari iblis. Coba lihat
itu, temanmu yang tidak pernah shalat, rizkinya lancar. Kamu berhenti saja shalat.
Yang tidak pernah ke masjid pangkatnya naik terus. Udah berhenti saja ke masjid.
Atau setidak-tidaknya mengeluh dalam hati, Tuhan kayaknya tidak adil, kenapa
saya rajin shalat kok rizki seret bener? Padahal pada dasarnya kalau kita mau
berpikir dalam bentuk yang paling mendasar, Allah selalu memberikan yang
terbaik untuk kita. Jika bigini keadaan kita, inilah yang terbaik buat kita menurut
pertimbangan Allah. Jika kita menuntut lebih lagi, mungkin dengan keadaan yang
lebih itu kita bisa tergelincir dan Allah lebih tahu itu. Sebagai Pencipta manusia
Allah lebih tahu tentang kemungkinan-kemungkinan yang bisa didapat dan dicapai
oleh manusia. Bahasa ringannya, rizki loe segini aja deh, loe jadi rajin shalat.
Kalau rizki loe berlebihan, jadi orang kaya dikit, nanti melihat masjid minggir.
Allah selalu memberikan yang terbaik kepada kita.
Saudara-saudara kaum Muslimin, adapun iblis dan setan sudah menyadari betul
bahwa iblis dan setan tempatnya di akhirat nanti jelas di neraka. Itu mereka sudah
sadari betul. Maka yang mereka kepingin sekarang, bagaimana mencari teman
sebanyak-banyaknya untuk menemani mereka di neraka nanti. Inilah yang
menyebabkan mereka berjibaku betul. Bahkan ada satu riwayat, ada waktu-waktu
tertentu dimana para setan ini laporan kepada iblis. Kalau ada yang laporan gagal,
bukan main marahnya si iblis ini selaku komandan. Kata setan, “Pak, saya gagal
menggoda si fulan karena imannya kuat.” “Goblok kamu!” “Dengan apa kamu
goda dia?” “Dengan kedudukan.” “Dia tidak mau?” “Tidak mau.” Tempuh dengan
jalan lain, barangkali dengan harta. Kalau dengan harta tidak bisa, barangkali
dengan wanita. Kalau dengan wanita tidak bisa, tempuh segala macam cara. Dan
mereka yang laporannya enak, artinya berhasil menggoda banyak orang beriman,
itu kondite-nya naik. Bahkan, mendapat semacam piagam penghargaan sebagai
kader militan daripada iblis. Mereka berusaha dengan segala macam cara
mengumpulkan teman sebanyak-banyaknya. Kalau mereka sendiri sudah tahu
pasti, sadar, nasib saya di akhirat nanti pasti masuk neraka, diazab dan disiksa oleh
Allah. Cuma saya begini ini lantaran ulahnya Nabi Adam dulu. Maka anak-anak
cucu Nabi Adam harus menjadi teman-teman saya sebanyak-banyaknya guna
menemani saya di dalam neraka. Oleh karena itu pada kesempatan pertemuan saat
ini kita akan membicarakan siapa sih teman-teman setan itu.

Diriwayatkan dari Wahab bin Munabbih bahwa pada suatu hari iblis diperintahkan
oleh Allah untuk datang kepada baginda Rasulullah Saw. dan menjawab segala
pertanyaan yang diajukan oleh baginda Nabi. Datang iblis dalam bentuk orang tua
pakai tongkat. Jadi iblis itu bisa malih warna. Dia termasuk jenis makhluk halus,
termasuk jin dan malaikat. Itu bisa malih warna sesuai dengan mereka kehendaki.
Ketika datang, baginda Nabi bertanya,

Apa yang dimaksud dengan setan dari golongan manusia?

Setan merupakan kata benda (nomina) umum untuk setiap entitas yang
congkak, pembangkang dan menyesatkan. Baik dari golongan manusia atau
dari golongan jin atau dari golongan mana pun. Dalam al-Qur'an setan tidak
disebutkan sebagai entitas khusus, melainkan pada manusia jahat, penyebar
fitnah, perusak juga disebut sebagai setan.
Karena itu, yang dimaksud dengan "syathin al-ins" adalah manusia yang
tersesat dan menyimpang karena membangkang segala titah Ilahi dan juga
berada pada tataran menyesatkan dan menyimpangkan orang lain.

"Sya-i-tha-n" derivatnya dari kata "sya-tha-na" yang bermakna menjauh.


Lantaran menjauh dan menjaga jarak dari segala perbuatan baik dan
menjauh dari rahmat Tuhan, maka ia dipanggil dengan nama ini.[1]

Setan adalah kata benda jenis yang bersifat umum. Sementara Iblis adalah
kata benda khusus dan 'alam. Dengan kata lain, panggilan setan dilekatkan
pada segala entitas atau makhluk pengganggu, menyesatkan, penentang,
congkak, baik dari golongan manusia atau non-manusia. Iblis adalah nama
setan yang telah menipu Nabi Adam dan senantiasa bersama para
serdadunya berusaha mengganggu dan menggoda manusia.[2]

Shihah al-Lughah menyebutkan: Setiap makhluk yang sangat susah


menerima kebenaran dan hakikat, baik dari golongan manusia atau jin atau
dari kalangan hewan maka ia adalah setan.[3]

Dari hal-hal yang digunakan untuk redaksi setan dalam al-Qur'an, juga
dapat disimpulkan bahwa setan adalah entitas dan makhluk pengganggu dan
merugikan. Sebuah entitas yang terlempar dari jalan lurus dan berada pada
tataran untuk menganggu orang lain. Sebagaimana yang disebutkan dalam
al-Qur'an: "Innama yurid al-syaitan an yuqi' bainakum al-adawa wa al-
baghdha"[4] (Qs. Al-Maidah [5]:91)

Dalam al-Qur'an, setan tidak disebut sebagai makhluk khusus, melainkan


bahkan kepada manusia-manusia jahat dan perusak juga disebut sebagai
setan. "Wa kadzalika ja'lna likulli nabi aduwwa syathin al-ins wa al-jin."[5]

Iblis juga disebut sebagai setan lantaran kejahatan dan kerusakan yang
terdapat pada dirinya.[6]

Redaksi setan juga disandarkan bahkan kepada mikroba-mikroba. "Jangan


engkau inapkan sampah-sampah di rumah kalian. Karena sampah-sampah
tersebut merupakan tempat tinggal setan."[7] Karena sampah-sampah
merupakan tempat berkumpulnya segala hewan dan serangga pengganggu
maka ia disebut sebagai setan (dalam hadis tersebut).
Di samping itu, Allah Swt dalam al-Qur'an pada banyak ayat menyebut
orang-orang yang mengikuti hawa nafsu, gemar marah, bersikap angkuh,
berlaku munafik, dan sebagainya juga sebagai setan.[8]

Karena itu, setan memiliki makna yang beragam dimana salah satu contoh
yang paling nyata dari makna itu adalah Iblis dan serdadunya. Contoh lain
dari makna setan ini adalah manusia-manusia perusak dan menyesatkan.
Dan juga pada sebagian perkara bermakna mikroba-mikroba pengganggu.[9]

Dengan kata lain, setan dalam makna aslinya nampaknya memiliki makna
ajektif; artinya "jahat". Dalam al-Qur'an disebutkan dengan makna ini.
Kecuali yang terkadang berkenaan dengan Iblis dan terkadang bermakna
umum pada setiap makhluk jahat dimana kejahatan telah inheren dan
menghujam kokoh pada dirinya.  Karena itu, boleh jadi setan itu berasal dari
golongan jin atau manusia. Dan dari kalangan setan-setan jin yang memiliki
kedudukan tertinggi dalam mempraktikkan perbuatan jahat, menyesatkan,
menyimpang, paling angkuh adalah Iblis.[10]

Akan tetapi terkait dengan apakah Iblis berasal dari golongan para malaikat
atau dari golongan "jin" terdapat perbedaan pendapat:

Secara lahir dari sebagian ayat-ayat al-Qur'an dapat disimpulkan bahwa Iblis
berasal dari golongan para malaikat. "Waidz Qulna lilmalaikah usjudu li
Adam fasajadu illa Iblis kana aba wastakbara wa kana minal kafirin."[11]

Pada ayat yang lain disebutkan, ""Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman
kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam.” Maka sujudlah
mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, lalu mendurhakai perintah
Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan keturunannya sebagai
pemimpin selain dari-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah
iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim." (Qs. Al-
Kahf [18]:50) Dengan demikian Iblis berasal dari golongan jin dan lantaran ia
melakukan ibadah selama ribuan tahun, ia berada pada barisan para
malaikat dan atas alasan itu ia menjadi obyek wicara dalam ayat tersebut.
[12] 

Kesimpulan:
Setan merupakan sebuah entitas yang memiliki kondisi pembangkang dan
penentang dan pada saat yang sama ia adalah penyebar fitnah dan
menyesatkan. Dan boleh jadi setan ini berasal dari golongan manusia, jin dan
hewan atau dari jenis yang lain. Dan yang dimaksud dengan setan ins adalah
manusia-manusia yang memiliki sifat-sifat seperti ini.
[Indonesia.islamquest.net] 

Untuk telaah lebih jauh, silahkan Anda merujuk pada beberapa indeks
berikut ini:

1.      Setan dan Kematian, pertanyaan 398 (Site: 849)

2.      Bisikan dan Godaan Setan, pertanyaan 762 (Site: 805)

3.      Tujuan Penciptaan Setan, pertanyaan 233 (Site: 1752)

4.      Tujuan dan Agenda Setan, pertanyaan 234.

Anda mungkin juga menyukai