Anda di halaman 1dari 25

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI

Infark Miokard Akut (IMA) merupakan gangguan aliran darah ke jantung yang
menyebabkan sel otot jantung mati. Aliran darah di pembuluh darah terhenti setelah
terjadi sumbatan koroner akut, kecuali sejumlah kecil aliran kolateral dari pembuluh
darah di sekitarnya. Daerah otot di sekitarnya yang sama sekali tidak mendapat aliran
darah atau alirannya sangat sedikit sehingga tidak dapat mempertahankan fungsi otot
jantung, dikatakan mengalami infark.

Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibatsuplai darah
yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang.(Brunner & Sudarth,
2002)Infark miocard akut adalah nekrosis miocard akibat aliran darah ke otot jantung
terganggu.

B. ETIOLOGI
1. Faktor penyebab :
a. Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :
- Faktor pembuluh darah :
1. Aterosklerosis.
2. Spasme
3. Arteritis
- Faktor sirkulasi :
1. Hipotensi
2. Stenosos aurta
3. Insufisiensi
- Faktor darah :
a. Anemia
b. Hipoksemia
c. polisitemia
b. Curah jantung yang meningkat :
- Aktifitas berlebihan

3
- Emosi
- Makan terlalu banyak
- Hypertiroidisme
c. Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :
- Kerusakan miocard
- Hypertropimiocard
- Hypertensi diastolic
2. Faktor predisposisi :
a. Faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah :
- Usia lebih dari 40 tahun
- Jenis kelamin : insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita
- Meningkat setelah menopause
- Hereditas
- Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam.
b. Faktor resiko yang dapat diubah :
- Mayor :
 Hiperlipidemia
 Hipertensi
 Merokok
 Diabetes
 Obesitas
 Diet tinggi lemak jenuh, kalori
- Minor:
 Inaktifitas fisik
 Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius, Kompetitif).
 Stress psikologis berlebihan.

C. KLASIFIKASI AMI

Miokard Akut diklasifikasikan berdasar EKG 12 sandapan menjadi

 Infark miokard akut ST-elevasi (STEMI) : oklusi total dari arteri koroner yang
menyebabkan area infark ya ng lebih luas meliputi seluruh ketebalan miokardium,
yang ditandai dengan adanya elevasi segmen ST pada EKG.

4
 Infark miokard akut non ST-elevasi (NSTEMI) : oklusi sebagian dari arteri koroner
tanpa melibatkan seluruh ketebalan miokardium, sehingga tidak ada elevasi segmen
ST pada EKG.

D. MANIFESTASI KLINIS

Gambaran klinis infark miokard umumnya berupa nyeri dada substernum yang terasa
berat, menekan, seperti diremas-remas dan terkadang dijalarkan ke leher, rahang,
epigastrium, bahu, atau lengan kiri, atau hanya rasa tidak enak di dada.

IMA sering didahului oleh serangan angina pektoris pada sekitar 50% pasien.Namun,
nyeri pada IMA biasanya berlangsung beberapa jam sampai hari, jarang ada hubungannya
dengan aktivitas fisik dan biasanya tidak banyak berkurang dengan pemberian
nitrogliserin, nadi biasanya cepat dan lemah, pasien juga sering mengalami diaforesis.
Pada sebagian kecil pasien (20% sampai 30%) IMA tidak menimbulkan nyeri dada.Silent
AMI ini terutama terjadi pada pasien dengan diabetes mellitus dan hipertensi serta pada
pasien berusia lanjut.

E. Komplikasi

1. Aritmia

2. Gagal jantung dan oedema paru

3. Shock

4. Henti jantung nafas

F. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik menunjukkan pasien tampak cemas dan tidak bisa beristirahat
(gelisah) dengan ekstremitas pucat disertai keringat dingin.Kombinasi nyeri dada
substernal >30 menit dan banyak keringat merupakan kecurigaan kuat adanya STEMI.

G. Pemeriksaan Penunjang

1. EKG
Untuk mengetahui fungsi jantung : T. Inverted, ST depresi, Q. patologis
2. Enzim Jantung.
CPKMB, LDH, AST

5
3. Elektrolit.
Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas, missal
hipokalemi, hiperkalemi
4. Sel darah putih
Leukosit (10.000 – 20.000) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah IMA berhubungan
dengan proses inflamasi
5. Kecepatan sedimentasi
Meningkat pada ke-2 dan ke-3 setelah AMI , menunjukkan inflamasi.
6. Kimia
Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut atau kronis
7. GDA
Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.
8. Kolesterol atau Trigliserida serum
Meningkat, menunjukkan arteriosclerosis sebagai penyebab AMI.
9. Foto dada
Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau aneurisma
ventrikuler.
10. Ekokardiogram
Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau dinding
ventrikuler dan konfigurasi atau fungsi katup.
11. Pemeriksaan pencitraan nuklir
a. Talium : mengevaluasi aliran darah miocardia dan status sel miocardia missal
lokasi atau luasnya IMA
b. Technetium : terkumpul dalam sel iskemi di sekitar area nekrotik
12. Pencitraan darah jantung
Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan umum, gerakan dinding regionaldan
fraksi ejeksi (aliran darah)
13. Angiografi koroner
Menggambarkan penyempitanatau sumbatan arteri koroner.Biasanya dilakukan
sehubungan dengan pengukuran tekanan serambi dan mengkaji fungsi ventrikel kiri
(fraksi ejeksi).Prosedur tidak selalu dilakukan pada fase AMI kecuali mendekati
bedah jantung angioplasty atau emergensi.
14. Digital subtraksion angiografi (PSA)
Teknik yang digunakan untuk menggambarkan
6
15. Nuklear Magnetic Resonance (NMR)
Memungkinkan visualisasi aliran darah, serambi jantung atau katup ventrikel,
lesivaskuler, pembentukan plak, area nekrosis atau infark dan bekuan darah.
16. Tes stress olah raga
Menentukan respon kardiovaskuler terhadap aktifitas atau sering dilakukan sehubung-
an dengan pencitraan talium pada fase penyembuhan.

H. Fokus Pengkajian AMI (Akut Miokard Infark )


1. Pasien merasa nyeri dada kiri, nyeri ulu hati,nyeri menetap.
2. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak tahun 2003.
3. Pada keluarga ada riwayat hipertensi, yaitu ayah.
4. Sirkulasi teratur dan kuat.
5. Pasien tampak lemah dan kesakitan.
6. Kesadaran kompas mentis, GCS 15(E4M6V5).
7. Kepala normal.
8. Mata normal.
9. Telinga normal.
10. Hidung terpasang O2 3 liter/menit dengan nasal kanul
11. Leher normal
12. Dada normal
13. Ekstremitas pergerakan terbatas, terpasang infus
14. Asering 20 tetes /menit dan heparin 1000 u/jam (2 m/jam ) ditangan kiri
15. Genitulia normal
16. Nyeri bertambah berat bila melakukan , skala nyeri 5
17. Hasil EKG 1 ST elevasi & Q patologis
I. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d nyeri dada.
2. COP menurun b.d gangguan kontraktilitas.
3. Intoleransi aktivitas b.d fatique(kelemahan).
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer.
5. Risiko kelebihan volume cairan ekstravaskuler.
6. Defisiensi pengetahuan.
7. Ketidakefektifan pola napas.

7
J. Planning
1. Nyeri akut b.d nyeri dada
a. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
b. Mengobservasi reaksi dari nonverbal dari ketidaknyamanan
c. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
klien
d. Evaluasi pengalaman nyeri masa lalu.
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
a. Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas atau
tajam/dingin/tumpul.
b. Kolaborasi pemberian analgetik
c. Batasi gerakan pada kepala, leher, dan punggung
d. Instruksi keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada laserasi
e. Gunakan sarung tangan untuk proteksi
3. COP menurun b.d kontraktilitas
a. Evaluasi adanya nyeri dada ( intensitas, lokasi, durasi)
b. Catat adanya disritmia
c. Catat adanya tanda dan gejala penurunan COP
d. Monitor status kardiovaskuler
e. Monitor status pernapasan yang menandakan gagal jantung
4. Kelebihan volume cairan
a. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
b. Batasi masukan cairan pasda keadaan hiponatremi dilusi dengan serum Na < 130
mEq/l
c. Monitor masukan makanan/ cairan dan hitung intake kalori
d. Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles, CVP, oedema, distensi vena
leher, asites)
5. Defisiensi pengetahuan
a. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit
yang spesifik
b. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan
anatomi dan fisiologi dengan cara yang tepat.
c. Identifikasi kemungkinan penyebab dengan cara yang tepat.

8
d. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat.
e. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan , dengan cara yang tepat.
6. Intoleransi aktivitas
a. Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitas medic dalam merencanakan program
terapi yang tepat
b. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
c. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk
aktivitas yang diinginkan
d. Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda
7. Ketidakefektifan pola nafas
a. Buka jalan napas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bla perlu
b. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
c. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat alat jalan napas buatan
d. Monitor respirasi dan status O2
e. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan

9
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN


ACUT MIOCARD INFARK ( AMI )
DI RUANG ICU RSUD DR. LOEKMONO HADI KUDUS
I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan hari kamis, tanggal 7 Juli 2014 jam 8.00 WIB.

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 50 tahun
Pekerjaan : Kabag Perusda
Status : Kawin
Alamat : Purworejo VIII / 6, Bae, Kudus
No Register : 5115427
Diagnosa Medis : AMI
Tanggal masuk : 5 Juli 2014

B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Nyeri dada kiri
2. Riwayat Penyakit Sekarang
 3 jam sebelum masuk RS, klien tiba – tiba merasakan nyeri dada kiri dan
nyeri ulu hati, mual, muntah cair 2x @ 100 ml warna putih, keringat dingin,
lalu oleh keluarganya klien dibawa ke UGD RSUD DR. LOEKMONO HADI
KUDUS.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi sejak tahun 2003, rajin kontrol sebulan sekali ke dokter.
Pernah opname di ruang B3 syaraf RSUD DR. LOEKMONO HADI KUDUS
selama 15 hari dengan stroke
Riwayat penyakit jantung, DM, TBC tidak ada.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Ayah klien menderita penyakit hipertensi, namun sudah meninggal.
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit DM, TBC, jantung.

10
C. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
Jalan nafas bersih, tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak ada secret
2. Breathing
RR 24 x/menit, irama teratur, dalaaam, suara nafas vesikuler, tidak ada
tarikan otot intercosta, tidak ada nafas cuping hidung, tidak ada wheezing
maupun ronkhi, reflek batuk ada, terpasang O2 3 Liter / menit dengan nasal
kanul.

3. Circulation
Tekanan darah 156/90 mmHg, nadi 96 x/menit, teratur, kuat, suhu 36,2 0 C,
SpO2: 100%, akral hangat, tidak gelisah, tidak ada sianosis, kulit tidak pucat,
capillary refill < 3 detik, terdapat nyeri dada kiri dan nyeri ulu hati, nyeri
menetap, seperti ditusuk-tusuk.

D. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Keadaan umum
Kien tampak lemah dan kesakitan
2. Kesadaran
Kompos mentis, GCS 15 ( E4M6V5 )
3. Tanda-tanda vital
TD : 156 / 90 mmHg
HR : 96 x / menit
RR : 24 x / menit
Suhu : 36,2oC
SpO2 : 100%
4. BB : 55 kg ; TB : 165 cm
5. Kepala
Bentuk mesochepal, rambut hitam dan ada sedikit uban, lurus, tidak mudah
dicabut, kulit kepala bersih, tidak ada ketombe
6. Mata
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, diameter kurang
lebih 3mm, reflek cahaya mata kanan dan kiri positif, penglihatan baik
7. Telinga

11
Simetris antara telinga kanan dan telinga kiri, tidak ada discharge, tidak ada
serumen, pendengaran baik
8. Hidung
Tidak terdapat secret, bersih, tidak hiperemis, tidak ada septum deviasi,
terpasang O2 3 Liter / menit dengan nasal kanul.
9. Leher
Tidak ada kaku kuduk, tidak ada pembesaran kelenjar limpha dan tiroid, tidak
ada peningkatan JVP, JVP = R – 2 cmH2O
10. Dada
Paru - paru
I : Bentuk simetris, gerakan dada simetris, tidak ada tarikan otot intercosta
Pa : Stem fremitus kanan = kiri
Pe : Sonor seluruh lapang paru
Au : Suara dasar vesikuler, tidak ada wheezing maupun ronkhi
Jantung
I : Ictus cordis tidak tampak
Pa : Ictus cordis teraba di SIC V  2 LMCS
Pe : Pekak, konfigurasi jantung dalam batas normal
Au : Bj S1-S2 murni, tidak ada gallop, bising maupun murmur
Abdomen
I : Datar
Au : Bising usus (+), 20 x/menit
Pa : tidak ada pembesaran hepar dan lien
Pe : Timpani
11. Ekstremitas
Ekstremitas atas dan bawah tidak ada edema, tidak ada sianosis, akral hangat,
tonus otot baik, nilai kekuatan otot 5, pergerakan terbatas, terpasang infus
Asering 20 tetes / menit dan Heparin 1000 U / jam ( 2 ml / jam ) di tangan kiri.
12. Genitalia
Bersih, tidak ada hemoroid.

12
E. KEBUTUHAN SEHARI – HARI
1. Makanan dan cairan
Klien selama dirawat di ICU makan dengan diit cair 1700 kkal, selalu
menghabikan 1 porsi makanan yang dihidangkan sesuai diitnya.Saat ini klien
sudah tidak mual, tidak muntah, tidak ada anoreksia. Minum 3 –4 gelas / hari,
@ 250 ml, terpasang infus Asering 20 tetes / menit dan Heparin 1000 U / jam (
2 ml / jam ).
2. Eliminasi
Pola BAB di rumah maupun di ICU tidak ada perubahan, BAB setiap hari,
konsistensi lembek.
Pola BAK di rumah maupun di ICU tidak ada perubahan,  4 – 5 kali / hari, @
300 ml
3. Kenyamanan
Terdapat nyeri dada sebelah kiri dan nyeri ulu hati. Nyeri bertambah berat bila
melakukan aktifitas, skala nyeri 5
4. Oksigenasi
Tidak ada dispnea, wheezing maupun ronkhi, terpasang O2 3 L / m dgn nasal
kanul.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG tanggal 7 Juli 2014
Hasil : ST elevasi dan Q patologis

13
2. Laboratorium darah
a. Tanggal 5 Juli 2014 jam 14.40
CKMB : 78 U / l ( normal : 0 – 10 )
b. Tanggal 5 Juli 2014 jam 16.58
Pemeriksaan Hasil Satuan Harga Normal

Hb 12,10 gr% 12 – 15

Ht 36,7 % 40-54

Eritrosit 4,17 Juta/ mmk 4,5 – 6,5

MCH 29,6 Pg 27 – 32

MCV 88,9 Fl 76 – 96

MCHC 33,1 g/ dl 29 – 36

Lekosit 14,1 Ribu / mmk 4 – 11

Trombosit 276 Ribu / mmk 150 – 400

Glukosa sewaktu 107 Mg / dl 80-110

Urea 29 Mg / dl 15 -39

Kreatinin 1,13 Mg / dl 0,6 – 1,3

Natrium 138 mmol / L 136 – 145

Kalium 4,2 mmol / L 3,5 – 5,1

Klorida 106 mmol / L 96 – 107

c. Tanggal 5 juli 2014 jam 19.37


Waktu tromboplastin : > 150 dtk ( normal : 23,4 – 36,8 )
APPT kontrol : 15,6 dtk
d. Tanggal 6 Juli 2014 jam 00.37
Waktu tromboplastin : 53 dtk ( normal : 23,4 – 36,8 )
APPT kontrol : 31,3 dtk
e. Tanggal 6 Juli 2014 jam 09.05
Pemeriksaan Hasil Satuan Harga Normal

Waktu 83,4 Dtk 23,4 – 36,8


tromboplastin

APPT control 36,4 Dtk

14
Glukosa sewaktu 111 Mg / dl 80 – 110

Urea 25 Mg / dl 15 – 39

Creatinin 1,1 Mg / dl 0,6 – 1,3

Asam urat 4,2 Mg / dl 2,6 – 7,2

Kolestrol 202 Mg / dl 50 – 200

Trigliserid 118 Mg / dl 30 – 150

HDL 36 Mg / dl 35 – 60

LDL 114 Mg / dl 62 – 136

CKMB 79 U/l 0 -10

f. Tanggal 6 Juli 2014 jam 19.23


Waktu tromboplastin : 32,8 dtk ( normal : 23,4 – 36,8 )
APPT kontrol : 28,5 dtk
g. Tanggal 7 Juli 2014 jam 07.09
Waktu tromboplastin : 52,8 dtk ( normal : 23,4 – 36,8 )
APPT kontrol : 28,5 dtk

G. TERAPI
- Diit cair 1700 kkal, 25 % protein
- O2 nasal kanul 3 Liter / menit
- infus Asering 46 ml/jam
- Syiringe Pump Heparin 1000 iU / jam ( 2 ml / jam )
- ISDN 10 mg / 8 jam
Laxadin 3 x 1 sendok makan ( kalau perlu )
ASA 160 gr / 24 jam
Ticlopidin 250 mg / 24 jam
Diazepam 5 mg / 24 jam
Captopril 12,5 gram / 8 jam
Plavix 1 x 75 mg

H. ANALISIS DATA

Data Fokus Problem Etiologi


Data subyektif 1. Penyumbatan darah 1. Plak arterosklerosis
1. Pasien nyeri dada kiri koroner 2. Penurunankotraktilitas

15
P : pasien mengatakan 2. Penurunan COP jantung miokard
tiba-tiba merasa nyeri 3. Akumulasi cairan 3. Peningkatan hidrostatik
dada kiri 4. Metabolisme anaerob 4. Peningkatan asam laktat
Q : nyeri seperti ditusuk-
tusuk
R : pasien mengatakan
nyeri didaerah dada
S : skala 5
T : nyeri hilang timbul
2. Pasien nyeri ulu hati
P : pasien mengatakan
tiba-tiba nyeri di ulu
hati
Q : nyeri seperti ditusuk-
tusuk
R : nyeri didaerah dada
S : skala 5
T : nyeri hilang timbul
Data Obyektif
1. Pasien terpasang O2
3liter/menit dengan nasal
kanul
2. Pasien mual muntah
3. Pasien terbaring ditempat
tidur
4. TD : 156/90 mmHg
5. Nadi : 96 x/menit
6. RR : 24 x/menit
7. S : 36,2 oc
8. Pernapasan cepat dan
dangkal

16
I. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN AMI

DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI


NO.
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1. Nyeri akut NOC NIC
Definisi : pengalaman sensori 1. Pain level 1.1 Gunakan teknik
dan emosional yang tidak 2. Pain control komunikasi terapeutik
menyenangkan yang muncul 3. Comfort level untuk mengetahui
akibat kerusakan jaringan yang Kriteria hasil: pengalaman nyeri
actual atau potensial dari 1. Mampu 1.2 Bantu pasien dan
intensitas ringan hingga berat mengontrol nyeri keluarga untuk mencari
dengan akhir yang dapat (tahu penyebab dan menemukan
diantisipasi atau diprediksi dan nyeri, mampu dukungan.
berlangsung < 6 bulan menggunakan 1.3 Ajarkan teknik non
Batasan karakteristik : teknik non farmakologi
1. Perub farmakologi untuk 3.1 Observarsi reaksi
ahan selera makan mengurangi nyeri, nonverbal dari
2. Perub mencari bantuan) ketidaknyamanan.
ahan tekanan darah 2. Melaporkan bahwa 3.2 Kaji kultur yang
3. Perub nyeri berkurang mempengaruhi respon
ahan frekuensi jantung dengan nyeri
4. Perub menggunakan 3.3 Kontrol lingkungan
ahan frekuensi pernafasan manajemen nyeri. yang dapat
3. Mampu mengenali mempengaruhi nyeri
nyeri (skala seperti suhu ruangan,
intensitas frekuensi pencahayaan dan
dan tanda nyeri) kebisingan
4. Menyatakan rasa 3.1Lakukan pengkajian
nyaman nyeri nyeri secara
berkurang komprehensif termasuk
lokasi karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas dan factor

17
resipitasi
3.2 Kolaborasikan dengan
dokter jika ada
keluhandan tindakan
nyeri tidak berhasil
4.1 Evaluasi control nyeri.
4.2 Tingkatkan istirahat
2. Ketidak efektifan perfusi NOC NIC
jaringan perifer 1. Circulation status Peripheral sensation
Definisi : penurunan sirkulasi 2. Tissue perfusion: management ( menejemen
darah ke perifer yang dapat cerebral sensasi menifer)
mengganggu kesehatan. Kriteria hasil : a.
Batasan karakteristik: a. Mendemonstrasikan 1.1 Monitor adanya
1. Perubahan fungsi motoric status sirkulasi yang daerah tertentu yang
2. Perubahan karakteristik ditandai dengan : hanya peka terhadap
kulit ( warna, elastisitas, 1. Tekanan sistol panas/
rambut, kelembapan, kuku, dan diastole dingin/tajam/tumpul
sensasi, suhu) dalam rentang 1.2 Monitor adanya
3. Warna tidak kembali yang diharapkan paretese
ketungkai saat tungkai 2. Tidak ada ortus 2.1 Kolaborasi
diturunkan status hipertensi pemberian analgetik
4. Edema 3. Tidak ada tanda- 2.2 Monitor adanya
5. Nyeri ekstremitas tanda tromboplebitis
6. Pemendekan jarak bebas peningkatan 3.1 Batasi gerakan pada
nyeri yang ditempuh dalam tekanan kepala, leher, dan
uji berjalannya menit intracranial punggung
7. Warna kulit pucat saat (tidak lebih dari b.
elevasi 15 mmHg) 1.1 Instruksikan pada
b. Mendemonstrasikan keluarga untuk
kemampuan mengobservasi kulit
kognitif yang jika ada laserasi
ditandai dengan : 1.2 Diskusikan mengenai
1. Berkomunikasi penyebab perubahan
dengan jelas dan sensasi

18
sesuai dengan 2.1 Monitor kemampuan
kemampuan BAB
2. Menunjukkan 3.1 Diskusikan mengenai
perhatian, penyebab perubahan
konsentrasi dan sensasi
orientasi
3. Membuat
keputusan
dengan benar
3. Penurunan curah jantung NOC NIC
Definisi: ketidakadekuatan 1. Cardiac pump a. Cardiac care
darah yang dipompa oleh effectiveness 1.1 Evaluasi adanya nyeri
jantung untuk memenuhi 2. Sirculation status dada
kebutuhan metabolic tubuh. 3. Vital sign status 1.2 Monitor status
Batasan karakteristik: Kriteria hasil : kardiovaskuler
1. Perubahan frekuensi/irama 1. Tanda vital dalam 2.1 Monitor toleransi
jantung rentang normal aktivitas
a. Aritmia (tekanan darah, 2.2 Monitor adanya
b. Bradikardi, trakikardi nadi, respirasi) fatigue
c. Perubahan EKG 2. Dapat 3.1 Catat adanya tanda dan
d. Palpitasi mentoleransi gejala penurunan
2. Perubahan after load aktivitas, tidak ada cardiac output
a. Kulit lembab kesalahan 2. Vital sign monitoring
b. Penurunan nadi perifer kelelahan 1.1 Monitor TD, nadi,
c. Penurunan resistensi 3. Tidak ada pe- suhu, dan RR
vaskuler sistemik nurunan kesadaran 1.2 Auskultasi TD pada
d. Peningkatan PVR kedua lengan dan
e. Peningkatan SVR bandingkan
f. Perubahan warna kulit 1.3 Monitor jumlah dan
g. Variasi pada irama jantung
pembacaan tekanan 2.1 Monitor frekuensi dan
darah irama pernapasan
3. Perubahan kontraktilitas 2.2 Monitor pola napas
a. Batuk abnormal

19
b. Penurunan indek
jantung
c. Bunyi S3,bunyi S4
4. Kelebihan volume cairan NOC NIC
Definisi : peningkatan retensi 1. Electrolit and acid a. Fluid management
cairan isotonic base balance 1.1 Monitor vital sign
Batasan karakteristik : 2. Hydration 1.2 Monitor status
1. Gangguan elektrolit Kriteria hasil hemodinamik
2. Perubahan TD 1. Bunyi napas termasuk CVP,
3. Edema bersih, tidak ada MAP, PAP, dan
4. Bunyi jantung S3 dyspneu PCWP
5. Penambahan berat 2. Terbebas dari 2.1 Kolaborasi
badan dalam waktu kelelahan, pemberian diuretik
sangat singkat kecemasan atau sesuia interuksi
kebingungan 3.1 Pertahankan
3. Menjelaskan catatan intake dan
indicator kelebihan output akurat
cairan 3.2 Monitor hasil Hb
yang sesuai dengan
retensi cairan
(BUN, Hmt,
osmolalitas urin)
3.3 Monitor indikasi
retensi / kelebihan
cairan
(cracies,CVP,
edema, distenti
vena leher, asites)
3.4 Batasi masukan
cairan pada
keadaan
hiponatrermi dilusi
dengan serum Na
<130 mEq/l

20
b. Fluid monitoring
3.1 Tentukan riwayat
jumlah dan tipe
intake cairan dan
elimiasi
3.2 Monitor BP, HR,
dan RR
3.3 Monitor tanda dan
gejala dari odema

5. Defisiensi pengetahuan NOC NIC


Definisi : ketiadaan atau 1. Knowledge : 1.1 Berikan penilaian
defisiensi informasi kognitif disease proses tentang tingkat
yang berkaitan dengan topikm 2. Knowledge : health pengetahuan pasien
tertentu. behavior tentang proses penyakit
Batasan karakteristik : Kriteria hasil : yang spesifik
1. Katidakakuratan 1. Pasien dan 1.2 Jelaskan patofisiologi
mengikuti perintah keluarga men- dari penyakit dan
2. Pengungkapan masalah yatakan pemaham- bagaimana hal ini
an tentang berhubungan dengan
penyakit, kondisi, anatomi dan fisiologi
prognosis dan dengan cara yang tepat.
program 1.3 Identifikasi
pengobatan. kemungkinan penyebab
2. Pasien dan dengan cara yang tepat.
keluarga mampu 2.1 Sediakan informasi pada
melaksanakan pasien tentang kondisi,
prosedur yang dengan cara yang tepat.
dijelaskan secara 2.2 Diskusikan pilihan terapi
benar. atau penanganan.
2.3 Instruksikan pasien
mengenai tanda dan
gejala untuk melaporkan
pada pemberi perawatan

21
kesehatan , dengan cara
yang tepat.
6. Intoleransi aktivitas NOC NIC
Definisi :ketidakcukupan 1. Energy 1.1 Bantu klien untuk
energy psikologis atau conservation mengidentifikasi
fisiologis untuk melanjutkan 2. Activity tolerance aktivitas yang mampu
atau menyelesaikan aktivitas Kriteria hasil: dilakukan
kehidupan sehari-hari yang 1.Berpartisipasi dalam 1.2 Kolaborasikan dengan
harus atau yang ingin aktivitas fisik tenaga rehabilitasi
dilakukan. 2. Tanda-tanda vital medik dalam
Batasan karakteristik : normal merencanakan program
a. Respon tekanan daraah 3. Status respirasi : terapi yang tepat.
abnormal terhaadap pertukaran gas dan 1.3 Bantu untuk
aktivitas ventilasi adekuat mendapatkan alat
b. Respon frekuensi jantung A. bantuan aktivitas
abnormal terhadap 1. seperti kursi roda, krek
aktivitas 2.2 Bantu pasien untuk
c. Perubahan EKG yang mengembangkan
mencerminkan aritmia motivasi diri dan
d. Perubahan EKG yang penguatan.
mencerminkan iskemia 3.1 Kolaborasikan dengan
e. Menyatakan merasa lemah tenaga rehabilitasi
medic dalam
merencanakan program
terapi yang tepat,.
3.2 Monitor respon fisik,
emosi, sosial dan
spiritual.

7. Ketidakefektifan pola napas NOC : NIC :


Definisi : inspirasi dan atau 1. Respiratory status: 1.1 Posisikan pasien untuk
ekspirasi yang tidak memberi ventilation memaksimalkan
ventilasi 2. Respiratory status : ventilasi
Batasan karakteristik : airway patency 1.2 Keluarkan secret

22
1.perubahan kedalaman 3. Vital sign status dengan batuk atau
pernapasan 2. Kriteria hasil : suction
2. perubahan ekskursi dada 1. Mendemonstrasikan 1.3 Bersihkan mulut ,
3. penurunan tekanan ekspirasi batuk efektif hidung dan secret
4. penurunan ventilasi semenit dengan napas yang trakea
bersih, tidak ada 2.1 buka jalan napas,
1. sianosis dan gunakan teknik chin lip
dyspnea (mampu atau jaw trust bila perlu
mengeluarkan 2.2 auskultasi suara napas.
sputum,mampu Catat adanya suara
bernapas dengan tambahan
mudah, tidak ada 2.3 monitor respirasi dan
pursed lips status O2
2. Menunjukkan jalan 2.4 observasi adanya tanda-
napas yang tanda hipoventilasi
paten( klien tidak 2.5 monitor frekuensi dan
merasa tercekik, irama pernapasan
irama napas, 3.1 monitor td,nadi, suhu,
frekuensi dan RR
pernapasan dalam 3.2 catat adanya fluktuasi
rentang normal, TD
tidak suara napas 3.3 auskultasi td pada
abnormal, kedua lengan dan
3. Tanda-tanda vital bandingkan
dalam rentang 3.4 monitor TD,nadi,RR,
normal ( tekanan sebelum, selama, dan
darah,nadi , aktivitas
pernapasan ) 3.5 monitor kualitas dari
4. nadi
3.6 identifikasi penyebab
dari perubahan vital
sign.

23
BAB IV

PEMBAHASAN

24
Diagnosa keperawatan pada pasien AMI salah atunya adalah nyeri akut. Pada nyeri akut,
terdapat intervensi dengan cara komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik adalah
Komunikasi sangat bermakna pada profesi keperawatan yang merupakan metode utama
dalam memberikan asuhan keperawatan.Komunikasi terapeutik adalah membina saling
percaya dengan klien dan memberikan kepuasan profesional dlm pelayanan
keperawatan.Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yg direncanakan secara sadar
yang bertujuan dan kegiatannya difokuskan untuk menyembuhkan klien.
Komunikasi terapeutik bertujuan untuk terjadinya perubahan dalam diri klien.Kemudian
perawat membantu meningkatkan integritas diri klien melalui komunikasinya dengan klien.
Teknik komunikasi terapeutik adalah sebagai berikut :
1. Mendengarkan
2. Menunjukkan penerimaan
3. Menanyakan pertanyaan yg berkaitan
4. Mengulang ucapan klien dg kata2 sendiri
5. Klarifikasi
6. Memfokuskan
7. Menyatakan hasil observasi
8. Menawarkan informasi
9. Diam
10. Meringkas
11. Memberikan penghargaan
12. Memberi kesempatan klien memulai pembicaraan
13. Menganjurkan meneruskan pembicaraan
14. Menempatkan kejadian secara berurutan
15. Memberikan kesempatan klien menguraikan persepsi
16. Refleksi

BAB V

PENUTUP

25
5.1 Simpulan

Infark miocard akut adalah nekrosis miocard akibat aliran darah ke otot jantung
terganggu.Penyebab paling umum adalah adanya plak pada pembuluh darah sehinggat
terjadi penymbatan darah koroner.Diagnosa keperawatan yang umum karena nyeri akut
dan ketidak efektifan jaringan perifer.

5.2 Saran

Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami asuhan keperawatan akut


miokard infark (AMI).

DAFTAR PUSTAKA

26
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic Noc.Edisi Revisi Jilid 1. Yogyakarta :
Mediaction Publishing.

Wijayaningsih, Kartika Sari. 2013. Standart Asuhan Keperawatan. Jakarta : CV. Trans
Info Media.

http://repository.maranatha.edu/1801/3/0410124_Chapter1.pdf.Diakses pada tanggal13


Oktober 2015 pukul 05.54 WIB

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22069/4/Chapter%20II.pdf.Diakses pada
tanggal 13 Oktober 2015 pukul 05.49 WIB

http://core.ac.uk/download/pdf/11735869.pdf.Diakses pada tanggal 13 Oktober 2015 pukul


06.02 WIB

https://last3arthtree.files.wordpress.com/2009/02/ima.pdf.Diakses pada tanggal 13 Oktober


2015 pukul 06.15 WIB

27

Anda mungkin juga menyukai