Anda di halaman 1dari 12

LCC EMPAT PILAR DI SEKOLAH

DI BUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT PENDIDIKAN


YANG DI AMPU OLEH IBU Dra. Eva Betty Simanjuntak M.Pd

DI SUSUN

OLEH KELOMPOK 7

NAMA :

 FAHMI RAMADHANI
 HELENA SEPNIDESI TELAUMBANUA
 DINA NOVITA
 DHITA SEPTI AMANDA BANGUN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan RahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan
yang berbentuk Laporan Projeck
Laporan Projeck ini membahas tentang kurangnya porsi belajar siswa menganai
empat pilar di sekolah. Penulis juga menyadari bahwa Laporan Projeck ini masih banyak
kekurangan oleh karena itu penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, dan
penulis juga mengharapkan saran dan sumbangan pemikiran yang membangun guna
kesempurnaan kedepannya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen pengampu yang sudah
membimbing dalam selesainya tugas ini, penulis juga terima kasih kepada semua pihak yang
sudah berkontribusi dalam terselesaikannya tugas ini.
            Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca.

Medan, November 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii

BAB I PENGANTAR................................................................................................ 1

BAB II DESKRIPSI DAN HASIL PROJECK.......................................................... 4

BAB III TUJUAN...................................................................................................... 5

BAB IV PROSEDUR DAN MEKANISME.............................................................. 6

BAB V HASIL PROJECK......................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 9
BAB I

PENNGANTAR

Dalam berbagai wacana selalu terungkap bahwa telah menjadi kesepakatan bangsa
adanya empat pilar penyangga kehidupan berbangsa dan bernegara bagi negara-bangsa
Indonesia. Bahkan beberapa partai politik dan organisasi kemasyarakatan telah bersepakat
dan bertekad untuk berpegang teguh serta mempertahankan empat pilar kehidupan bangsa
tersebut. Empat pilar dimaksud dimanfaatkan sebagai landasan perjuangan dalam menyusun
program kerja dan dalam melaksanakan kegiatannya. Hal ini diungkapkan lagi oleh Presiden
RI Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, pada kesempatan berbuka puasa dengan para pejuang
kemerdekaan pada tanggal 13 Agustus 2010 di istana Negara.

Empat pilar tersebut adalah (1) Pancasila, (2) Undang-Undang Dasar 1945, (3)
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan (4) Bhinneka Tunggal Ika. Meskipun hal ini telah
menjadi kesepakatan bersama, atau tepatnya sebagian besar rakyat Indonesia, masih ada yang
beranggapan bahwa empat pilar tersebut adalah sekedar berupa slogan-slogan, sekedar suatu
ungkapan indah, yang kurang atau tidak bermakna dalam menghadapi era globalisasi. Bahkan
ada yang beranggapan bahwa empat pilar tersebut sekedar sebagai jargon politik. Yang
diperlukan adalah landasan riil dan konkrit yang dapat dimanfaatkan dalam persaingan
menghadapi globalisasi.

Untuk itulah perlu difahami secara memadai makna empat pilar tersebut, sehingga
kita dapat memberikan penilaian secara tepat, arif dan bijaksana terhadap empat pilar
dimaksud, dan dapat menempatkan secara akurat dan proporsional dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berikut disampaikan secara singkat (a) arti pilar,
(b) pilar Pancasila, (c) pilar UUD 1945, (d) pilar Negara Kesatuan Republik Indonesia, (e)
pilar Bhinneka Tunggal Ika, serta (f) peran dan fungsi empat pilar dimaksud dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Namun sebelumnya, ada baiknya bila kita merenung sejenak bahwa di atas empat
pilar tersebut terdapat pilar utama yakni Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
tanggal 17 Agustus 1945. Tanpa adanya pilar utama tersebut tidak akan timbul adanya empat
pilar dimaksud. Antara proklamasi kemerdekaan, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika
dilukiskan secara indah dan nyata dalam lambang negara Garuda Pancasila.

1
Sejak tahun 1951, bangsa Indonesia, dengan Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 1951,
menetapkan lambang negara bagi negara-bangsa yang diproklamasikan pada tanggal 17
Agustus 1945. Ketetapan tersebut dikukuhkan dengan perubahan UUD 1945 pasal 36A yang
menyebutkan: ”Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika.” Lambang negara Garuda Pancasila mengandung konsep yang sangat esensial
dan merupakan pendukung serta mengikat pilar-pilar dimaksud. Burung Garuda yang
memiliki 17 bulu pada sayapnya, delapan bulu pada ekornya, 45 bulu pada leher dan 19 bulu
pada badan di bawah perisai, menggambarkan tanggal berdirinya Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Perisai yang digantungkan di dada Garuda menggambarkan sila-sila Pancasila
sebagai dasar negara, ideologi bangsa dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Sementara itu
Garuda mencengkeram pita yang bertuliskan ”Bhinneka Tunggal ika,” menggambarkan
keanekaragaman komponen bangsa yang harus dihormati, didudukkan dengan pantas dan
dikelola dengan baik. Dengan demikian terjadilah suatu kesatuan dalam pemahaman dan
mendudukkan pilar-pilar tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia mengandung konsep dan prinsip yang


sangat mendasar yakni keinginan merdeka bangsa Indonesia dari segala macam penjajahan.
Tidak hanya merdeka atau bebas dari penjajahan fisik tetapi kebebasan dalam makna yang
sangat luas, bebas dalam mengemukakan pendapat, bebas dalam beragama, bebas dari rasa
takut, dan bebas dari segala macam bentuk penjajahan modern. Konsep kebebasan ini yang
mendasari pilar yang empat dimaksud.

Makna Pilar

Pilar adalah tiang penyangga suatu bangunan. Pilar memiliki peran yang sangat
sentral dan menentukan, karena bila pilar ini tidak kokoh atau rapuh akan berakibat robohnya
bangunan yang disangganya. Dalam bahasa Jawa tiang penyangga bangunan atau rumah ini
disebut ”soko”, bahkan bagi rumah jenis joglo, yakni rumah yang atapnya menjulang tinggi
terdapat empat soko di tengah bangunan yang disebut soko guru. Soko guru ini sangat
menentukan kokoh dan kuatnya bangunan, terdiri atas batang kayu yang besar dan dari jenis
kayu yang dapat dipertanggung jawabkan. Dengan demikian orang yang bertempat di rumah
tersebut akan merasa nyaman, aman dan selamat dari berbagai bencana dan gangguan.

2
Demikian pula halnya dengan bangunan negara-bangsa, membutuhkan pilar atau soko
guru yang merupakan tiang penyangga yang kokoh agar rakyat yang mendiami akan merasa
nyaman, aman, tenteram dan sejahtera, terhindar dari segala macam gangguan dan bencana.
Pilar bagi suatu negara-bangsa berupa sistem keyakinan atau belief system, atau
philosophische grondslag, yang berisi konsep, prinsip dan nilai yang dianut oleh rakyat
negara-bangsa yang bersangkutan yang diyakini memiliki kekuatan untuk dipergunakan
sebagai landasan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Seperti halnya soko guru atau pilar bagi suatu rumah harus memenuhi syarat agar
dapat menjaga kokohnya bangunan sehingga mampu bertahan serta menangkal segala
macam ancaman dan gangguan, demikian pula halnya dengan belief system yang dijadikan
pilar bagi suatu negara-bangsa. Pilar yang berupa belief system suatu negara-bangsa harus
menjamin kokoh berdirinya negara-bangsa, menjamin terwujudnya ketertiban, keamanan,
dan kenyamanan, serta mampu mengantar terwujudnya kesejahteraan dan keadilan yang
menjadi dambaan warga bangsa

3
BAB II

DESKRIPSI KONTEKS PROJECK

LCC 4 Pilar adalah Sebuah Lomba Cerdas Cermat yang diselenggarakan oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia dan diikuti oleh sekolah-sekolah menengah
atas di 34 Propinsi di Indonesia . Setelah melalui seleksi yang panjang , hanya 1 sekolahlah
yang dapat mewakili propinsinya di ajang Nasional .

LCC 4 Pilar ini merupakan salah satu bentuk Sosialisasi MPR agar masyarakatnya
dapat mengenal UUD NRI Tahun 1945 dan Ketetapan MPR .

Pada tahun 2013 , LCC 4 Pilar terdiri dari Babak Tematik , Babak Satu Lawan Satu
dan Babak Benar atau Salah .

Dalam Babak Tematik , Teman sekelompok dapat saling bekerja sama , menambahkan dan
meralat jawaban . Dalam Babak Satu Lawan Satu , kemampuan kita di uji secara individual .
Pada Babak Benar atau Salah , kemampuan kita juga diuji secara individual dengan
menggunakan Voting Pad .

4
BAB III

TUJUAN

Adapun tujuan dari kegiatan LCC Empat Pilar ini adalah:

1. Mempertahankan keutuhan NKRI


2. Menumbuhkan rasa peduli terhadap Pancasila
3. Menghargai keberagaman atau Bhineka Tunggal Ika
4. Menumbuh kembangkan rasa kesadaran siswa tentang kehidupan berbangsa dan
bernegara
5. Melatih penerapan Pancasila
6. Memperluas wawasan tentang UUD 1945
7. Menjaring bibit-bibit berpotensi untuk di kirim ke nasional dari sekolah

5
BAB IV

PROSEDUR DAN MEKANISME

4.1. Nama Kegiatan

Cerdas Cermat Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara (Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika) Tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas se-Indonesia
yang mana kegiatan ini bukan hal baru merupakan kegiatan yang bergengsi menurut kalangan
siswa/i SLTA yang dijadikan kegiatan rutin oleh Dinas Pendidikan Provinsi sehingga
kegiatan ini merupakan metode yang tepat dalam Sosialisasi Empat Pilar Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara untuk kalangan SLTA.

4.2. Materi Lomba

 Pancasila;
 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
 Negara Kesatuan Republik Indonesia;
 Bhinneka Tunggal Ika;
 Ketetapan MPR RI;

Undang-Undang yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945, khususnya yang berkaitan dengan Lembaga Negara
yang tugas dan kewenangannya diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, undang-undang bidang politik (Pemilu Anggota DPR, DPD, dan
DPRD; Pemilu Presiden; Partai Politik; UU tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD), undang-
undang tentang Pemerintahan Daerah, undang-undang tentang warga negara, dan undang-
undang yang mengatur tentang lembaga negara.

4.3. Pelaksanaan

Pelaksana kegiatan ini di laksanakan oleh OSIS dan di dampingi oleh guru PKN yang ada di
sekolah sebagai jurinya

6
4.4. Peserta

Pesertanya dapat dari siapa saja dan dari berbagai kelas mana saja selama masih satu
sekolah dan dapat mengikuti peraturan. Setelah mereka menang barulah mereka dapat
mewakili sekolah dan bersaing kembali sampai ke putaran final di Jakarta

Sekolah-sekolah yang telah mengikuti putaran Final di Jakarta pada tahun sebelumnya,
tidak diperkenankan lagi untuk mengikuti penyisihan tingkat provinsi.

Tiap sekolah terdiri dari sepuluh siswa yang tercatat sebagai siswa sekolah yang
bersangkutan.

4.5. Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan seleksi di laksanaan pada hari pahlawan dan sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan sebagaimana terdapat dalam lampiran panduan ini dan tidak dapat
diubah.

Seleksi diselenggarakan di gedung/aula milik sekolah yang dapat di lihat oleh murid –
murid lain sehingga bisa menjadi motivasi terhadap murid lain.

Rangkaian penyelenggaraan Seleksi di bagi menjadi babak penyisihan di sekolah dan


babak final.

7
BAB V

HASIL PROJECK

5.1. Deskripsi Hasil

Gambaran hasil dari kegiatan ini adalah selain menjaring bibit yang berpotensi
menjadi wakil sekolah ke putaran final di jakarta adalah dapat meningkatkan nilai ujian
maupun nilai rapot siswa terkhusus pada mata pelajaran PKN.

5.2. Nilai Sosial Budaya Dan Ekonomi Hasil

Dari sisi nilai sosial budaya seharusnya tidak perlu di pertanyakan lagi bahwa bahwa
empat pilar ini adalah kekuatan sosial dan budaya indonesia yang menjadi tolak ukur
kehidupan berbangsa dan bernegara dan sudah menjadi sebagian budaya kita. Maka dari itu
dengan kegiatan ini juga dapat menciptakan rasa cinta terhadap tanah air.

Dari segi ekonomi mungkin tidak terlalu terlihat, tapi kepada pembanguanan
masyarakat sesuai dengan sila ke-5 yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

5.3. Manfaat Terhadap Pembangunan

Kehidupan bermasyarakat harus beretolak ukur pada empat pilar ini, begitu juga
dengan pembangunan. Semua kegiatan pembangunan harus bermuara pada kesejahteraan
rakyat. Maka dari kegiatan ini maka anak-anak bangsa akan mengetahui mana yang benar
dan mana yang menyalahi atauran.

5.4. Konteks Masa Depan Hasil

Hasil masa depan dari kegiatan ini bukan sesuatu yang berupa benda, tetapi berupa
anak-anak bangsa yang di masa depan akan memimpin indonesia. Karena itulah, jika dari
remaja mereka mengerti tentang empat pilar, maka jika suatu saat menjadi pemimpin maka
ia pasti dapat mengimplementasikan apa yang sudah ia dapat empat pilar tersebut.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://lppkb.wordpress.com/2011/06/22/empat-pilar-kehidupan-berbangsa-dan-bernegara/

Anda mungkin juga menyukai