2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah kepemimpinan ini.
Penulis juga menyadari bahwa Laporan Rekayasa Ide ini masih banyak
kekurangan baik dari segi kata, bahasa, dan juga susunan kalimat. Oleh karena itu
penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, dan penulis juga
mengharapkan saran dan sumbangan pemikiran yang membangun guna
kesempurnaan Laporan Rekayasa Ide ini kedepannya. Di samping itu ucapan
terimakasih juga kepada setiap pihak yang sudah berkontribusi dalam
terbentuknya tugas ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan
bisa menambah pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan dan Manfaat 1
BAB II. ORIGINALITAS IDE DAN KONTEKS SOSIALNYA 2
BAB III. PERANGKAT YANG DIBUTUHKAN UNTUK MELAKUKAN
INOVASI 3
BAB IV. IDE TURUNAN DAN KONTEKS SOSIALNYA 4
4.1. Peluang Keterwujudan 4
4.2. Nilai-nilai Inovasi 5
4.3. Perkiraan Dampak 5
BAB V. PENUTUP 6
DAFTAR PUSTAKA 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan dari penilisan ini adalah memberikan gagasan trentang cara majajemen kelas
yang baik agar terbentuknya kelas yang kondusif . manfaat yang di dapat ialah guru
yang lebih mudah menyampaikan pelajaran yang akan di berikan, selain itu murid juga
menjadi lebih mudah mendengarkan guru.
1
BAB. II
ORIGINALITAS IDE DAN KONTEKS SOSIALNYA
Ide ini muncul saat penulis membaca karangan Noval Ardy Wiyani yang
berjudul MANAJEMEN KELAS, dari buku tersebut di sebutkan bahwa peran guru
sebagai learning leader atau pemimpin pembelajaran, selain itu juga guru di dalam
kelas juga berperan sebagai learning manager atau menejer pembelajaran. Jadi peran
guru lah untuk membuat iklim belajar yang kondusif di kelas agar pembelajaran dapat
berjalan secara optimal, selin itu juga guru juga berperan dalam pengoerganisasian
kelas mulai dari tata letak meja , peralatan, saran dan pra sarana dan lain-lain. Karena
itu lah seorang guru sudah semestinya tau dan memiliki kemampuan untuk menjadi
leader manager yang memiliki kemampuan menjadi manajer di kelas.
Sebenarnya ide ini adalah inovasi atau terusan dari apa yang di bahas dari
buku Nov Ardy Wiyani tersebut yang menurut penulis dapat mejadi bahasan dalam
tugas ini.
Dari segi konteks sosialnya menjadi seorang guru tentunya tidak akan lepas
dari masyarakat sekitar, masyarakat dalam hal ini orang tua siswa akan menilai
apakah guru tersebut memiliki kemampuan yang baik dalam mengajarkan anaknya.
2
BAB. III
a. Kepala Sekolah
Kepala sekolah berperan dalam mengakomodir kebutuhan yang di perlukan oleh guru
dalam menjalankan tugasnya. Selain itu kepala sekolah juga dapat memberi masukan
kepada guru dalam melakukan manajemen terhadap kelasnya.
b. Guru
Dalam hal ini guru adalah pemeran utama, karena gurulah yang sepenuhnya
memengang kendali kelas, jika guru tidak bisa memengang kendali maka dapat di
pastikan kelas tersebut pasti akan menajdi tidak kondusif dan akan menghambat
pembelajaran.
c. Siswa/murid
Dalam hal ini siswa/murid adalah objek dari kegitan, membuat siswa dari berbagai
macam keluarga bukanlah hal yang mudah, namun itulah yang harus di lakukan oleh
guru.
d. Orang tua
Bagaimana keluarga adalah pendidikan yang pertama dan utama yang di sana lah dia
belajar untuk menghormati orang yang lebiih tua, sopan santunn dan lain-lain.
Sarana dan prasana yang di maksud di sini adalah seperti, meja, kursi, papan tulis, jam
dinding, lemari, tempat sampah dan lain-lainnya
3
BAB IV
IDE TURUNAN DAN KONTEKS SOSIALNYA
4.1.Peluang Keterwujudan
Peluang keterwujudan dari ide ini sebenarnya mau tidak mau harus lah di wujudkan
oleh guru, mengapa demikian? Seperti yang sudah di singung jika kelas tidak kindusif maka
pembelajaran tidak lah optimal. Maka dari itulah guru harus memiliki kemampuan learning
manajer.
Adapun yang di perlukan oleh seorang guru untuk menjadi leader manajer adalah:
a. mempunyai keterampilan manajemen kelas, beberapa di antaranya
1) memberikan pendekatan secara pribadi, seperti mendengarkan ide-ide yang di
kemukakan siswa, menunjukkan kesiapan membantu siswa, membangun rasa
saling percaya, dan lain-lain
2) keterampilan mengorganisasi kelas, seperti memvariasikan kegitan yang
mencakup penyediaan kelas, membentuk kelompok yang tepat, membagi
perhatikan pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa, mengkoordinasikan kegiatan
belajar siswa dengan kepala sekolah dan wali murid.
3) Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar, seperti memotivasi siswa,
memberikan bantuan ketika pembelajaran berlangsung, pemanduan pemusatan
perharian dan lain-lain.
4) Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan mengajar
b. teknik pembinaan dan penerapan disiplin kelas
1) teknik eksternal control, teknik ini menyakini teori X yang mempunyai asumsi
tidak baik mengenai manusia. Peserta didik di awasi dan di kontrol agar tidak
terbawa dalam kegiatan yang destruktif dan tidak produktif.
2) Teknik internal control, merupakan kebalikan dari eksternal control yang
mengusahakan siswa untuk mendisiplinkan dirinya sendiri di dalam kelas. Peserta
didik di sadarkan tentang pentingnya disiplin, teknik ini lebih efektif dari pada
teknik eksternal.
3) Teknik cooperatif control, guru dan siswa berkerja sama dalam mendisiplinkan
kelas. Dalam hal ini guru dan sisiwa lazimnya membuat sebuah kontrak
perjanjian yang harus di taati bersama dan memiliki sanksi.
4
Dari kajian sosialnya seorang guru juga penting dalam meembangun
komunikasi dengan kepala sekolah atau pun wali murid untuk mengetahui watak
dan cara menghadapi si anak tersebut
Nilai inovasi dari ide ini sebenarnya hanya terletak dari perbedaan-perbedaan
metode-metode yang di lakukan untuk memenej kelasnya. Apakah di menggunakan
gaya ekternal control atau dia menggunakan yang yang lain.
5
BAB. V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Rekayasa ide yang dipaparkan penulis ini haruslah semestinya dapat di wujudkan oleh
oleh guru. Manajemen kelas bukanlah hal yang gambang, menenangkan anak yang masih
pada masa bermain dari berbagai latar belakang keluarga. Karena itu seorang guru sudah
semestinya tau dan memiliki kemampuan untuk menjadi leader manager yang memiliki
kemampuan menjadi manajer di kelas. Namun tentu guru tidaklah berdiri sendiri, di samping
guru ada kepala sekolah yang memastikan apakah alat untuk belajar mengajar di sekolah
tersebut terpenuhi. Juga ada orang tua siswa sebagai wadah belajar pertama siswa.
5.2. SARAN
Saran dari penulis kepada guru agar guru lebih bisa berkomunikasi dengan kepala
sekolah maupun dengan orang tua siswa mengenai pola pada anak agar mempermudah tugas
guru.
6
DAFTAR PUSTAKA