Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

PENGECATAN GRAM

Oleh
Nama/NIM : Dewi Masyitoh/1808086021

Kelas : PB –5A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG
2020
LAPORAN PRAKTIKUM
Acara 7
Pengecatan Gram
(Kamis, 5 November 2020)

A. LATAR BELAKANG
Menurut Jiwintarum et., al. (2016) Konfirmasi bakteri yaitu untuk
mengetahui jenis bakteri dan koloninya. Konfirmasi jenis bakteri dapat
menggunakan berbagai pewarnaan, reaksi biokimia atau reaksi ensimatis,
terutama jika identifikasi menggunakan media masih belum memuaskan.
Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena
sitoplasmanya bersifat basofilik (basa). Sedangkan, zat-zat warna yang
digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen
kromoforiknya bermuatan positif). Teknik pewarnaan pada bakteri dapat
dibedakan menjadi empat macam yaitu pengecatan diferensial, pengecatan
sederhana, pengecatan negatif, dan pengecatan struktural.
Pewarnaan diferensial adalah pewarnaan yang mampu mendiferensiasi
atau membedakan bakteri, salah satunya dengan Pengecatan Gram atau metode
Gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi
dua kelompok besar, yakni gram positif dan gram negatif, berdasarkan sifat
kimia dan fisik dinding sel bakteri (Putri dkk, 2017).
Ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853-1938) yang
mengembangkan teknik pengecatan gram pada tahun 1884 untuk membedakan
antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae (Putri dkk, 2017).
Menurut Bulele et., al (2019) tujuan dari peewarnaan Gram yaitu
mempermudah melihat bakteri secara mikroskopik, melihat struktur dalam
bakteri seperti dinding sel dan vakuola, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri,
serta menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia khas dari bakteri dengan zat warna.
Sehingga, praktikum ini sangat penting bagi praktikan agar memiliki
keterampilan dalam pengecatan Gram.
B. TUJUAN
Untuk memahami cara identifikasi bakteri dengan pewarnaan Gram dan
Memahami struktur dinding sel Bakteri Gram Negatif (-) serta Bakteri Gram
Positif (+) dan kaitannya dengan teknis pewarnaan gram.
C. ALAT dan BAHAN
1. Alat
Alat-alat yang digunakan, yaitu:
a. Mikroskop;
b. Gelas objek;
c. Ose bulat;
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan, yaitu:

1
a. Biakan bakteri pada petri dish;
b. Kristal Violet;
c. Iodin/Lugol;
d. Alkohol 95%;
e. Karbolfuchsin/Safranin.
D. PROSEDUR KERJA

Kaca alas datar dibersihkan dengan kapas yang telah diberi


alkohol 95% dan dikeringkan diatas api spirtus

Kaca alas datar dibagi menjadi 3 bagian dan diperlukan LF,


Suspensi bakteri, dan Ose bulat

Dibuat ulasan dengan ose bulat dan di fiksasi dengan api spirtus

Ulasan ditetesi kristal violet 2-3 tetes selama 30s dan diberi
lugol sebanyak 3 tetes selama 30s

Dibilas dengan air suling dan dimasukkan kedalam aseton


alkohol

Dibilas dengan air suling

Sitetsi zat warna Karbol Fuksin sebanyak 2 tetes selama 30s

Dibilas dengan air suling hingga tets terakhir jernih dan


dikeringkan dengan kertas saring

Ditetsi minyak imersi sebanyak 1 tetes dan diamati pada


mikroskop (1000x)

2
E. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Hasil Pengamatan Bakteri dengan Pengecatan Gram
No Isolat Foto Jenis Gram Bentuk Sel
1 Isolat A Gram - Basil

2 Isolat B Gram + Kokus

F. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil tabel 1 menunjukkan bahwa Isolat A merupakan
bakteri Gram (-) dibuktikan dengan foto hasil pengamatan bakteri berwarna
merah dan bentuk selnya dalah basil. Sedangkan, Isolat B merupakan bakteri
Gram (+) dikarenakan bakteri berwarna ungu (metil ungu gelap) dan sel
berbentuk kokus. Hal ini sepndapat dengan Bulele et., al. (2019) hasil
penelitiannya didapatkan 6 sampel bakteri Gram positif dengan morfologi
staphylococcus, coccus, diplococcus, 3 sampel bakteri Gram negatif dengan
morfologi bacillus, serta ditemukan 2 sampel campuran bakteri Gram positif dan
negatif dengan morfologi bacillus dan coccus.
Bakteri Gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat
warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan
mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol,
sementara bakteri gram negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna
penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua
bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini
berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan
struktur dinding sel bakteri (Putri dkk, 2017).
Menurut Jannah et., al. (2017) Pewarnaan Gram adalah pewarnaan yang
digunakan untuk mengelompokan bakteri Gram positif dan Gram negatif.
Perbedaan struktur, komposisi dinding sel bakteri dan permeabilitas diantara
kedua kelompok dinding sel bakteri menyebabkan perbedaan warna pada bakteri
Gram positif dan bakteri Gram negatif. Dinding sel bakteri Gram positif pada
umumnya memiliki struktur dinding sel yang tebal (15-80 nm) dan sedikit lemak
(1-4%). Dinding sel bakteri Gram positif memiliki peptodoglikan yang lebih
banyak yang mampu mempertahankan zat warna ungu sehingga warna ungu

3
yang muncul pada pengamatan mikroskopis terlihat kontras. Pada penggunaan
safranin diperoleh kualitas yang kurang baik karena warna merah yang diserap
oleh pori-pori peptidoglikan dinding sel yang lebih tebal tidak sempurna
sehingga pada pengamatan mikroskopis terlihat kurang kontras, sedangkan
bakteri Gram negatif memiliki dinding sel yang lebih tipis (10-15 nm) dan
persentase lemak lebih tinggi (11-24%) dari bakteri Gram positif dikarenakan
bakteri Gram negatif memiliki peptidoglikan sedikit yang mampu menyerap
warna merah hingga warna merah yang muncul pada pengamatan mikroskopis
terlihat kontras. Pada penggunaan kristal violet diperoleh kualitas yang kurang
baik karena warna ungu yang diserap oleh pori-pori pada peptodoglikan dinding
sel tidak sempurna sehingga pada pengamatan mikroskopis terlihat kurang
kontras. Penambahan alkohol pada bakteri Gram positif menyebabkan pori-pori
dalam peptidoglikan menjadi menyusut sehingga kristal violet melekat, terlarut
atau luntur oleh alkohol yang mengakibatkan warna bakteri Gram positif adalah
violet, sedangkan pada bakteri negatif lipid pada membran luar larut dan lepas
sehingga safranin atau zat warna pendamping diikat yang menyebabkan warna
bakteri Gram negatif menjadi merah. Peptidoglikan pada dinding sel bakteri
Gram positif memiliki ketebalan sekitar 90% dari total komposisi dinding sel
bakteri. Sedangkan, bakteri Gram negatif mengandung peptidoglikan yang jauh
lebih sedikit pada dinding selnya dan peptidoglikan ini mempunyai ikatan silang
yang kurang ekstensif dibandingkan dengan bakteri Gram positif.
Menurut Putra et., al. (2018) Gram positif berbentuk batang, dengan ciri
warna koloni putih susu atau krem, koloni bundar, berukuran 0,5-1,2 x 0,5-1,5
µm.4 Bakteri asam laktat (BAL) merupakan bakteri Gram positif, BAL genus
Lactobacillus mempunyai bentuk batang, hampir kokoid umumnya berantai
pendek dan berukuran 0,5 hingga 1,2x1,0 hingga10 µm. 14 Bakteri asam laktat
merupakan bakteri yang mampu memfermentasikan karbohidrat untuk
memproduksi asam laktat dalam jumlah yang besar. Ciri-ciri bakteri asam laktat
adalah bereaksi positif apada pewarnaan Gram, bereaksi negatif pada uji
katalase, dan tidak membentuk spora. Menurut Rahayu et., al. (2017) Shigella
merupakan bakteri Gram negatif anggota dari kelompok bakteri coliform yang
sering mencemari air. Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif
berperan dalam memfermentasikan laktosa, glukosa dan sakarosa serta
menghasilkan hidrogen sulfida (H2S).
Kelebihan dari pewarnaan Gram, yaitu salah satu metode paling
sederhana dan murah untuk diagnosis cepat infeksi bakteri. Metode ini jauh
lebih cepat dibandingkan dengan kultur bakteri, dan sebagai pedoman awal
untuk memutuskan terapi antibiotik sebelum tersedia bukti definitif bakteri
penyebab infeksi secara spesifik. Sedangkan, kekurangan dari pewarnaan Gram,
yaitu hanya dapat mengetahui ukuran dan bentuk bakteri serta melihat struktur
dalam bakteri dengan zat warna saja. Kondisi pewarnaan Gram dan morfologi
bakteri terkadang berubah karena terapi antimikroba. Spesies batang Gram

4
negatif dapat menjadi filamen dan pleomorfik sedangkan bakteri Gram positif
dapat menjadi bervariasi setelah terapi antimikroba (Bulele dkk, 2019).
G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Isolat A
merupakan bakteri Gram (-) dibuktikan dengan foto hasil pengamatan bakteri
berwarna merah dan bentuk selnya dalah basil. Sedangkan, Isolat B merupakan
bakteri Gram (+) dikarenakan bakteri berwarna ungu (metil ungu gelap) dan sel
berbentuk kokus. Dinding sel bakteri Gram positif pada umumnya memiliki
struktur dinding sel yang tebal (15-80 nm). Sedangkan, dinding sel bakteri Gram
Negatif lebih tipis (10-15 nm).
H. DAFTAR PUSTAKA
Bulele, T., Rares, F. E., dan Porotu’o, J. 2019. Identifikasi Bakteri dengan
Pewarnaan Gram pada Penderita Infeksi Mata Luar di Rumah Sakit Mata
Kota Manado., Jurnal e-Biomedik (eBm). 7(1), pp: 30-36.
Jannah, R., Safika., Jalaluddin, M., Darmawi., Farida., dan Aliza, D. 2017.
Jumlah Koloni Bakteri Selulolitik Pada Sekum Ayam Kampung (Gallus
domesticus)., Jurnal JIMVET. 1(3), pp: 558-565.
Jiwintarum, Y., Rohmi., dan Prayuda, I. D. 2016. Buah Naga (Hylocereus
polyrhizus) Sebagai Pewarna Alami Untuk Pewarnaan Bakteri., Jurnal
Kesehatan Prima. 10(2), pp: 1726-1734.
Putra, A. E., Putri, Y. W., dan Utama, B. I. 2018. Identifikasi Dan Karakteristik
Bakteri Asam Laktat Yang Diisolasi Dari Vagina Wanita Usia Subur.,
Jurnal Kesehatan Andalas. 7(3), pp: 20-25.
Putri, M. H., Sukini., dan Yodong. 2017. Mikrobiologi. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Rahayu, S. A dan Gumilar, M. H. 2017. Uji Cemaran Air Minum Masyarakat
Sekitar Margahayu Raya Bandung Dengan Identifikasi Bakteri
Escherichia coli., Jurnal IJPST. 4(2), pp: 50-56.
I. LAMPIRAN

5
6

Anda mungkin juga menyukai