Anda di halaman 1dari 8

Tugas FOT (Pengembangan Obat Herbal)

1. Buatlah review artikel yang bertopik pengembangan obat herbal ! Topiknya yang
menarik. Review artikel itu adalah rangkuman informasi dari beberapa jurnal
penelitian terkait topik. Jurnal yang dijadikan sumber review itu adalah tahun di atas
2011. Minimal jurnalnya 20 jurnal yang dijadikan acuan.

Note :

1. Tugas ini dibuat per individu, pastikan identritas jelas dan lengkap (nama, nim, kelas).
2. Diketik rapi , langsung pada kertas ini dan dikirimkan ke email ibu
armannita@yahoo.com.
3. Dikumpulkan tanggal 25 Mei 2020.
REVIEW JURNAL : PENGGUNAAN KULIT BUAH MANGGIS SEBAGAI
PENGEMBANGAN OBAT HERBAL

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara produsen manggis (Garcinia mangostanaL.) terbesar


di dunia. Sebagian besar buah manggis dipasarkan di dalam negeri dan hanya sebagian
kecil yang diekspor dalam bentuk buah manggis segar, sedangkan sampai saat ini ekspor
dalam bentuk olahan manggis belum ada. Pada tahun 2011, produksi manggis mencapai
136.080 ton dan sebanyak 12.603 ton saja yang diekspor ke berbagai negara dalam
bentuk buah segar dengan total nilai U$ 9.985.684.
Sejak jaman dahulu masyarakat Indonesia sudah mengenal dan menggunakan
tumbuhan berkhasiat obat sebagai salah satu upaya penanggulangan masalah
kesehatan yang dihadapi. Hal ini telah dilakukan jauh sebelum pelayanan kesehatan
formal dengan obat-obatan modern menyentuh masyarakat. Pengetahuan tentang
tumbuhan obat merupakan warisan budaya bangsa secara turun temurun
Buah manggis (Garcinia mangostana L.) adalah buah asli negara Indonesia,
dijuluki sebagai queen of tropical fruits(ratunya buah tropis) yang menyimpan
berbagai manfaat bagi kesehatan
Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan buah lokal yang banyak dijumpai
di Indonesia, dengan rasa buah yang manis, asam berpadu sedikit sepat. Secara
umum, bagian buah manggis terdiri atas daging buah dan kulit buah (perikarp).
Kulit buah manggis diketahui tersusun atas senyawa polifenol yang cukup banyak,
diantaranya adalah antosianin, xantone, tannin, saponin dan enyawa asam fenolat.
Xantone yang banyak terdapat pada kulit buah manggis berfungsi sebagai antioksidan.
Komponen seluruh buah manggis yang paling besar adalah kulitnya, yaitu 70-75%,
sedangkan daging buahnya hanya 10-15% dan bijinya 15-20%. Kandungan xantone
tertinggi terdapat dalam kulit buah manggis, yakni 107,76 mg per 100 gr kulit buah
(Iswari dan Sudaryono, 2007).
Kulit buah manggis (KBM) merupakan bagian terbesar dari buah manggis yang
dikategorikan sebagai limbah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa KBM
mengandung antioksidan kompleks dengan kadar yang tinggi, terutama senyawa fenolik
atau polifenol termasuk didalamnya xanthonedan epikatekin. Senyawa xanthonememiliki
sifat antioksidan, antidiabetes, antikanker, anti-imflamasi, hepatoprotective, immuno-
modulation, dan antibakteri, mampu menekan pembentukkan senyawa karsinogen pada
kolon, antibakteri, antifungi,antiplasmodial. Sedangkan senyawa antosianin memiliki
manfaat bagi kesehatan dalam mencegah kerusakan akibat oksidasi, detoksifikasi,
meningkatkan sistem imunitas tubuh, menangkap radikal bebas dan mengikat logam
berat seperti besi, seng dan tembaga.
Selain itu kulit manggis yang segar tidak dapat disimpan dalam waktu yang
cukup lama, karena kulit manggis akan mengalami oksidasi oleh oksigen bebas di
udara. Oksidasi ini membuat kulit manggis segar yang berwarna merah keunguan
menjadi kecoklatan serta mengeras. Buah manggis berbentuk bola yang berdiameter
sekitar 3-8 sentimeter kulitnya berwarna ungu kemerahan sedangkan di dalamnya
terdapat beberapa segmen daging buah berwarna putih. Di Indonesia manggis
dikenal dengan berbagai macam nama lokal seperti manggu (Jawa Barat), manggus
(Lampung), manggusto (Sulawesi Utara), maupun manggista (Sumatera Barat)
(Cahyo, Agus, 2011)
Ekstrak kulit buah manggis menghasilkan 6 turunan xanthon yaitu alfa
mangostin, betamangostin, gama-mangostin, mangostinone,garcinone E, dan 2-
isoprenil-1,7-dihidroksi-3-metoksixanton, topofilin B, mangostanol, flavonoid
epicatechin, dan gartanin.
Antioksidan adalah zat penghambat reaksi oksidasi oleh radikal bebas yang
dapat menyebabkan kerusakan asam lemak tak jenuh, membran dinding sel,
pembuluh darah, basa DNA, dan jaringan lipid sehingga menimbulkan penyakit.
Antioksidan dapat menunda atau menghambat reaksi oksidasi oleh radikal bebas atau
menetralkan dan menghancurkan radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel
dan juga merusak biomolekul, seperti DNA, protein, dan lipoprotein di dalam
tubuh yang akhirnya dapat memicu terjadinya penyakit dan penyakit degenerative
(Devasagayam et al., 2004). Untuk menghindari hal tersebut, dibutuhkan antioksidan
tambahan dari luar atau antioksidan eksogen, seperti vitamin E, vitamin C maupun
berbagai jenis sayuran dan buah-buahan
METODE PENELITIAN
Beberapa penelitian tentang pemanfaatan kulit buah manggis telah dilakukan.
Beberapa penelitian memanfaatkan kulit buah manggis sebagai antioksidan, pembuatan
jelly,penurun kadar glukosa,minuman fungsional berkarbonasi,tablet hisap dan sebagai
anti bakteri. Macam-macam metode yang digunakan dalam pemanfaatan kulit buah
manggis menurut literatur yang ada, seperti
a. Beberapa jurnal menggunakan metode maserasi yang kemudian diuapkan
dengan alat Rotary evaporator .
b. Menggunakan cara pengadukan dan reflux.
c. Beberapa literatur menggunakan blender
d. Beberapa literatur menggunakan teknik sederhana dimana dengan cara
merebus kulit buah manggis

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada beberapa literatur pembuatan ekstrak kulit buah manggis menggunakan
pelarut yang berbeda beda yaitu ada yang menggunakan pelarut etanol 96%,methanol
,etanol 80% beberapa penelitian ada yang menggunakan ekstraksi dengan perbandingan
n-hexana:etil asetat ada juga penelitian yang menggunakan pelarut methanol 70%.
Kulit buah manggis potensial memiliki aktivitas antioksidan. Aktivitas
antioksidan pada sari kulit buah manggis diperoleh dari senyawa fenol yang
terkandung dalam kulit buah manggis seperti, xanton, antosianin, serta senyawa
fenol lainnya. Fenol termasuk antioksidan primer. Antioksidan primer adalah
antioksidan yang bereaksi dengan radikal bebas untuk menghasilkan produk yang
memiliki kestabilan termodinamis yang lebih baik. Kemampuan mendonorkan atom
hidrogen pada radikal menjadi ukuran kemampuan fenol sebagai antioksidan dalam
menangkap senyawa radikal bebas.
Hasil aktivitas antioksidan didapatkan dari uji DPPH, uji yang biasa
digunakan untuk mengetahui aktivitas antioksidan makanan ataupun ekstrak dengan
menggunakan larutan 2,2 dhipenyl -1-pycrilhidrazyil.Berdasarkan hasil uji DPPH, sari
kulit buah manggis mempunyai kemampuan menangkap radikal DPPH.
Aktivitas antioksidan sari kulit buah manggis dengan variasi pH dan suhu
pasteurisasi berkisar antara 80.64-89.70%. Apabila dibandingkan dengan aktivitas
antioksidan asam askorbat, aktivitas antioksidan pada sari kulit buah manggis setara
dengan larutan asam askorbat 200 ppm (84.30%).
Kapasitas antioksidan dinyatakan Sebagai IC 50 merupakan konsentrasi
bubuk kulit manggis yang menghasilkan 50 % penghambatan, menunjukkan perbedaan
diantara perlakuan, IC 50 meningkat seiring bertambahnya lama penyimpanan.
Nilai IC50 berbanding terbalik dengan aktivitas antioksidan dari suatu sampel.
Semakin rendah nilai IC50 suatu sampel, maka sampel tersebut menunjukan aktivitas
antioksidan yang semakin tinggi.
Pada beberapa literatur menganalisis aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah
manggis dengan menggunakan DPPH sebagai sumber radikal bebas. Metode DPPH ini
digunakan untuk mengukur kemampuan suatu senyawa yang berperan sebagai
antioksidan dalam meredam radikal bebas atau oksidan. Kemampuan dalam meredam
radikal bebas berkaitan dengan kemampuan senyawa tersebut dalam mendonorkan
elektronnya kepada radikal bebas. Elektron tersebut akan bereaksi dan akan memudarkan
warna DPPH sehingga akan berubah dari warna ungu menjadi kekuningan. Perubahan
warna tersebut dapat dideteksi dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang
gelombang 517 nm. Aktivitas antiradikal kemudian dinyatakan sebagai IC 50 yaitu
konsentrasi ekstrak yang diperlukan untuk meredam radikal DPPH sebesar 50%
(Molyneux, 2003)
Kemudian secara kualitatif ekstrak difraksinasi menggunakan kolom
kromatografi, hasil fraksinasi yang diperoleh ebanyak 36 vial. Pada tampungan vial
1-3 hasil tampungan berwarna bening, hal ini menandakan bahwa hasil yang
ditampung hanya eluen saja dan setelah diuapkan hasil tersebut tidak menghasilkan
residu. Berdasarkan pola kromatogramnya maka diperoleh 4 fraksi .Berdasarkan hasil
yang diperoleh beberapa spot yang memiliki aktivitas yang antioksidan ditandai
dengan spot berwarna kuning berlatar belakang ungu. Dapat disimpulkan bahwa
alfa mangostin yang merupakan turunan xanthon adalah kandungan mayor yang
terdapat pada kulit buah manggis (Chaverri et al., 2008)

KESIMPULAN
Berdasarkan atas studi literatur dengan menggunakan beberapa acuan dapat
disimpulkan bahwa kulit buah manggis dapat diekstraksi dengan berbagai cara seperti
metode maserasi, cara pengadukan dan reflux. Menggunakan pelarut yang berbeda beda
yaitu ada yang menggunakan pelarut etanol 96%,methanol ,etanol 80% beberapa
penelitian ada yang menggunakan ekstraksi dengan perbandingan n-hexana:etil asetat
ada juga penelitian yang menggunakan pelarut methanol 70%. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit buah manggis memiliki kandungan
total fenolik dan aktivitas antioksidan yang besar. Aktivitas antioksidan dengan
menggunakan kromatografi secara kualitatif ditunjukkan dengan adanya warna spot
yang berwarna kuning dengan latar belakang ungu pada Ekstrak dan fraksi menunjukkan
aktivitas antioksidan sangat kuat dengan nilai IC50 dengan kandungan kimia
flavonoid dan polifenol yang mampu meredam radikal bebas DPPH. Senyawa yang
terdapat dalam ekstrak ethanol kulit buah manggis adalah senyawa golongan xanthone.

DAFTAR PUSTAKA
Andriana Cahya R,dkk.2014. Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangostana L.) Sebagai Antioksidan Dengan Variasi
Konsentrasi Gelatin Sebagai Bahan Pengikat KHAZANAH, Vol. 6 No.2
Januari 2014
Arsana Nyoman I,dkk.2014.Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangostanaL.) ISBN:978-602-9138-68-9 Program Studi Biologi
FMIPA Universitas Hindu Indonesia
Dungir,G Stevi,dkk.2012. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Fenolik dari Kulit Buah
Manggis (Garcinia mangostana L.) Jurnal MIPA UNSRAT Online 1 (1)
11-15. Jurusan Kimia, FMIPA, Unsrat, Manado
Dyahnugra A A, Widjanarko B S.2015. PEMBERIAN EKSTRAK BUBUK SIMPLISIA
KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) MENURUNKAN KADAR
GLUKOSA DARAH PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) STRAIN
WISTAR JANTAN KONDISI HIPERGLIKEMIK Jurnal Pangan dan
Agroindustri Vol. 3 No 1 p.113-123
Elfita M, Hotdelina S.2012. Aktivitas Antioksidan dan Sifat Kestabilan Warna
Campuran Ekstrak Etil Asetat Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana
L.) dan Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Jurnal Penelitian Sains
Volume 15 Nomor 2(C) April 2012.
Gupita N.C, Rahayuni A.2012. Pengaruh Berbagai Ph Sari Buah Dan Suhu Pasteurisasi
Terhadap Aktivitas Antioksidan Dan Tingkat Penerimaan Sari Kulit Buah
Manggis Journal of Nutrition College, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012,
Halaman 209-215: Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro
Ngatin A,Hulupi M.2014. Ekstraksi Kulit Buah Manggis Secara Refluk Dan Sokletasi
Menggunakan Pelarut Etanol ISSN : 2407 – 1846: Politeknik Negeri
Bandung
Oktaviyanti, Kustiyah Ika,dkk.2013. Efek Pemberian Ekstrak Etanolik Kulit Manggis
dan Xanton terhadap NO, TNF-α, dan IL-1, pada Penyembuhan Ulkus
Lambung. Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, Malang
Permana W Asep,dkk.2012. SIFAT ANTIOKSIDAN BUBUK KULIT BUAH MANGGIS
(Garcinia MangostanaL.) INSTAN DAN APLIKASINYA UNTUK
MINUMAN FUNGSIONAL BERKARBONASI J. Pascapanen 9(2) 2012: 88
– 95
Rohmani A, Rakhmawatie D M. 2015. Efek Ekstrak Kulit Manggis Terhadap Gambaran
Histopatologi Hepar Tikus Wistar Yang Diinduksi Formalin Vol. 1 No. 2
Juli 2015
Roza Irwan,dkk.2017. Total Fenol Dan Aktivitas Antioksidan Bubuk Kulit Manggis
(Garcinia mangostana L.) Dari Buah Segar Dengan Variasi Lama
Penyimpanan Yang Diolah Secara Mekanis Jurnal Teknologi Pertanian
Andalas Vol. 21, No.2, September 2017, ISSN 1410-1920, EISSN 2579-
4019.
Sa’diyah Nayyifatus,dkk.2019. EKSTRAKSI KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA
MANGOSTANA L.) MENGGUNAKAN MICROWAVE ASSISTED
EXTRACTION ISBN 978-602-52386-1-1
Sartika D,Chadijah S,Ilyas A.2015.Analisis Antioksidan Ekstrak Etil Asetat Kulit Buah
Manggis (Garcinia mangostana L.,) Dengan Metode DPPH (1,1 difenil-2-
pikrilhidrazil). Jurusan Kimia,Fakultas Sains dan Teknologi,UIN Alauddin
Makassar
Sie Oeinitan,Jessica.2013. Daya Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangostana Linn.) Hasil Pengadukan Dan Reflux Calyptra:
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1
Srihari E, Lingganingrum S,F.2015. Ekstrak Kulit Manggis Bubuk. Jurnal Teknik
KimiaVol.10, No.1, September: Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Universitas Surabaya
Sudiarti Tety,dkk.2018. POTENSI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS SEBAGAI
INHIBITOR KOROSI BAJA KARBON DALAM LARUTAN NaCl 1%
JENUH KARBON DIOKSIDA al-Kimiya, Vol. 5, No. 2 (78-83) Desember
2018
Sujono,Nuryati A.2017. Uji Antibakteri Ekstrak Metanol Kulit Buah Manggis
(GARCINIA MANGOSTANA L.) Terhadap Staphyllococcus aureus dan
Escherechia coli TEKNOLAB, Vol.6, No.1, Maret 2017, pp. 24 ~ 29 ISSN:
2338 – 5634: Yogyakarta
Sumarmin R, Yuniarti E, Khairani.2018. Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Manggis
(Garcinia Mangostana L.) Terhadap Histologis Pankreas Mencit (Mus
Musculus L. Swiss Webster) Yang Diinduksi Sukrosa EKSAKTA Vol. 19 No.
1 30 April 2018: Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Padang
Ulfa Nada,dkk.2019. Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Buah Manggis Garcinia
mangostana L.) Terhadap Karakteristik Jelly Drink ISSN : 2527-8010
(ejournal) Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Badung-Bali
Wijayanti D, dkk.2018. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Dan Fraksi Kulit Buah
Manggis (Garcinia mangostana L.) Menggunakan Metode DPPH JURNAL
KIMIA 12 (1), JANUARI 2018: 74-78.

Anda mungkin juga menyukai