Tujuan :
2. Dapat melakukan penetapan kadar asam salisilat dalam sampel bedak dengan metode titrasi
asam-basa
Dasar Teori:
Analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam
suatu cuplikan atau contoh.Analisis kuantitatif dengan metode volumetri didasarkan pada reaksi
kimia yang spesifik, yaitu reaksi netralisasi. Reaksi ini dijalankan dengan titrasi, yaitu suatu
larutan ditambahkan dari buret sedikit demi sedikit sampai jumlah zat-zat yang direksikan tepat
menjadi ekivalen (telah tepat banyaknya untuk menghabiskan zat yang direaksikan) satu sama
lain. Larutan yang ditambahkan dari buret disebut titran, sedangkan larutan yang ditambah titran
disebut titrat (dalam hal ini titran dan titrat berupa asam dan basa atau sebaliknya). Pada saat
ekivalen, penambahan titran harus dihentikan, saat ini dinamakan titik akhir titrasi. Untuk
mengetahui keadaan ekivalen dalam proses asidi-alkalimetri ini, diperlukan suatu zat yang
dinamakan indikator asam-basa. Indikator asam-basa adalah zat yang dapat berubah warna
apabila pH lingkungannya berubah. Reaksi netralisasi menyangkut reaksi antara asam kuat-basa
kuat, asam kuat-basa lemah, asam lemah-basa kuat, asam kuat-garam dari asam lemah, dan basa
kuat-garam dari basa lemah. Syaratnya adalah reaksi harus berlangsung secara cepat, reaksi
berlangsung kuantitatif.
Asidi dari kata acid (bahasa Inggris) yang berarti asam sedang metri dari (bahasa Yunani)
yang berarti ilmu, proses, atau seni mengukur. Asimetri berarti pengukuran jumlah asam atau
pengukuran dengan asam. Titrasi asidimetri-alkalimetri merupakan titrasi yang berhubungan
dengan asam-basa. Berdasarkan reaksinya dengan pelarut, asam dan basa diklasifikasikan
menjadi asam-basa kuat dan lemah sehingga titrasi asam-basa meliputi titrasi asam kuat dengan
basa kuat, asam kuat dengan basa lemah, asam lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan
garam dari asam lemah, dan basa kuat dengan garam dari basa lemah.
Asam salisilat telah digunakan sebagai bahan terapi topikal sejak lebih dari 2000 tahun
yang lalu. Dalam bidang dermatologi, asam salisilat telah lama dikenal dengan khasiat utama
sebagai bahan keratolitik. Kandungan asam salisilat yang tinggi dalam sediaan kosmetik
ternyata memiliki dampak bagi kesehatan tubuh, mulai dari dampak yang ringan hingga yang
berat. Pengetahuan dan informasi akan bahaya kandungan asam salisilat yang terkandung dalam
sediaan kosmetik ini tidak sepenuhnya diketahui oleh masyarakat luas. Oleh karena itu perlu
dilakukan pengujian kadar asam salisilat dalam sediaan kosmetik, khususnya didalam sediaan
bedak.
Untuk menetapkan kadar asam salisilat, Farmakope Indonesia menyatakan bahwa analisis
kadar dilakukan secara volumetri menggunakan larutan titer natrium hidroksida 0,1 N. Metode
titrasi yang menggunakan larutan titer natrium hidroksida dikenal sebagai metode alkalimetri,
cara ini didasarkan pada reaksi netralisasi antara zat uji asam dengan larutan baku basa sebagai
larutan titer. Berdasarkan kelarutan asam salisilat yang sukar larut dalam air tetapi lebih mudah
larut dalam etanol, sehingga dalam analisisnya asam salisilat dilarutkan dengan etanol agar
terjadi reaksi yang sempurna. Oleh karena etanol sedikit bereaksi asam, maka pelarut tersebut
harus dinetralkan terlebih dahulu sehingga dalam proses titrasi larutan titer hanya menetralkan
larutan sampel. Untuk mengetahui selesainya reaksi maka digunakan indikator, indikator yang
digunakan adalah fenolftalein (pp) yang merupakan indikator basa. Interval pH fenolftalein
adalah 8,0-10,0, perubahan warna diamati dari tidak berwarna menjadi merah jambu (pink).
1) Erlenmeyer 250 ml 2) Buret 25 ml/ 50 ml 3) Labu ukur 500 ml 4) Gelas ukur 5) Gelas kimia
100 ml 6) Neraca analitik 7) Pipet tetes
Zat Uji :
Reagen :
Hasil Pengamatan :
No batch : J8I9385
0,3
x 100g
kadar pada etiket (% )
0,3
x 100g
2
¿ 15 gram
Perhitungan Pembakuan
Berat As . oksalat
V naoh x N naoh =
BE As . oksalat
200,6 mg
33,7ml x N naoh =
45,015
200,6
N naoh = = 0,1322 N
45,015 x 33,7 ml
Perhitungan Kadar
X = Vnaoh x N naoh
= 339,6260 mg
339,6260mg
= x 100%
15.000,6 mg
= 2,26 %
Pembahasan
Pada percobaan praktikan kali ini kami melakukan pembakuan natrium hidroksida
dengan asam oksalat dan melakukan penetapan kadar asam salisilat dalam sampel bedak
dengan metode titrasi asam-basa .Sebelum melakukan penetapan kadar Asam salisilat
secara alkalimetri dengan menggunakan larutan baku sekunder NaOH, terlebih dahulu
dilakukan pembakuan menggunakan larutan baku primer Asam oksalat untuk mengetahui
normalitas dari NaOH sebagai larutan baku sekunder.
Pada percobaan pembakuan NaOH ini terjadi reaksi asam basa antara asam oksalat
(sebagai asam lemah) dan NaOH (sebagai basa kuat. Indikator yang digunakan pada
percobaan ini yaitu indikator fenophtalein (indikator PP). Indikator fenophtalein
digunakan dalam percobaan ini karena fenophtalein tak berwarna dengan pH antara 8,3-
10,0 akan mempermudah praktikan dalam mengetahui bahwa dalam proses sudah
mencapai titik ekivalen. Perubahan yang terjadi pada proses titrasi ini adalah perubahan
warna menjadi warna merah muda (pink) yang konstan dari warna asal mula bening
Reaksi yang terjadi saat titrasi yaitu: C2H2O4 2H2O + 2NaOH → Na2C2O4 + 2H2O.,
dimana kelompok kami sudah mendapatkan warna yang sesuai yaitu merah muda (pink)
Perubahan warna ini terjadi karena telah tercapainya titik ekivalen. Volume NaOH yang
diperlukan untuk titrasi sebanyak 33,7 mL yang dihitung dari rata-rata kelas. Dan pada
penentuan konsentrasi NaOH didapat normalitas NaOH sebesar 0,1322 N.
Pada percobaan penetapan kadar asam salisilat menggunakan larutan baku sekunder
NaOH. Indikator yang digunakan pada percobaan ini adalah penolpthalin (PP) yang
mempunyai trayek pH dari 8,3 sampai 10,0 dan perubahan warnanya dari tak berwarna
sampai warnanya merah muda.dilakukan. Penitrasian dilakukan dengan NaOH sehingga
larutan mengalami perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda. Pada
penentuan kadar asam salisilat dilarutkan dengan etanol dikarenakan kelarutan asam
salisilat itu sendiri larut dalam etanol dan eter dan sukar larut dalam air.Kemudian di
tambahkan air kadar yang di dapat adalah 2,26% dimana hasil kadar yang kami dapatkan
…..
Kendala yang kami alami saat praktikum adalah saat menentukan warna titik akhir titrasi
dimana kami agak susah menemukan warna titik akhir titrasinya
Kesimpulan :
Daftar Pustaka :