Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

RUTE PEMBERIAN OBAT SECARA


INTRAVENA
I.A KADE MELLYAGANA D.P 181010/IIA
NI LUH MELLY BUDI RAHAYU 181011/IIA
NI KADEK DWIK PURNAMAYANTI 181012/IIA
PUTU YANTHI PRADNYA DEWI 181013/IIA
KADEK ARI PURWITA LESTARI 181014/IIA
NI PUTU ERA KUMALA DEWI 181015/IIA
YENI CENDANA 181016/IIA
NI KADEK AYU RESTULIANI 181017/IIA
NI KADEK DEVI ARIANI 181018/IIA
1. Memahami tentang rute pemberian obat secara intravena
Tujuan 2. Memahami cara melakukan rute pemberian obat secara intravena
Praktikum : 3. Mengetahui lokasi rute pemberian obat secara intravena
3. Persyaratan tertentu, antara lain
persyaratan genetis/ keturunan
dan lingkungan yang memadai
2. Kondisi,
dalam pengelolaannya, di
Dasar Teori : jenis kelamin samping faktor ekonomis, mudah
dan jenis tidaknya diperoleh,serta mampu
1. Penyerapan obat
spesies sangat memberikan reaksi biologis yang
tergantung pada mirip kejadiannya pada manusia.
penting
lokasi pemberian
obat
 Cara memegang hewan dari masing-masing jenis hewan adalah berbeda-beda dan ditentukan oleh

sifat hewan, keadaan fisik (besar atau kecil) serta tujuannya

 Rute pemberian obat ( Routes of Administration ) merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi efek obat, karena karakteristik lingkungan fisiologis anatomi dan biokimia yang

berbeda pada daerah kontak obat dan tubuh karakteristik ini berbeda karena jumlah suplai darah

yang berbeda; enzim-enzim dan getah-getah fisiologis yang terdapat di lingkungan tersebut

berbeda. Hal-hal ini menyebabkan bahwa jumlah obat yang dapat mencapai lokasi kerjanya
Cont… dalam waktu tertentu akan berbeda, tergantung dari rute pemberian obat (Katzug, B.G, 1989).

 Pemberian obat secara intravena adalah cara yang paling cepat dan paling pasti. Suatu suntikan

tunggal intravena akan memberikan kadar obat yang sangat tinggi yang pertama-tama akan

mencapai paru-paru dan kemudian ke sirkulasi sistemik. Kadar puncak yang mencapai jaringan

tergantung pada kecepatan suntikan yang harus diberikan secara perlahan-lahan sekali. Obat-obat

yang berupa larutan dalam minyak dapat menggumpalkan darah atau dapat menyebabkan

hemolisa darah, karena itu tidak boleh diberikan secara intravena


Alat yang digunakan Bahan yang digunakan
yaitu : yaitu :

1. Timbangan analitik
Alat Dan
2. Stopwatch
Bahan : 3. Penggaris
1. Vitamin C injeksi
2. Hewan coba kelinci
4. Spuit 1 cc
No. Yang Diamati Hasil

 Berat kelinci 373 gram

 Denyut nadi per menit 130 per menit

 Pernapasan per menit 210 per menit


Hasil  Salivasi Tidak ada air liur yang keluar
Pengamatan :  Reflex mata 0,5 cm (pupil mengecil)

 Keadaan hewan sebelum di Hewan coba hanya diam saja, tidak


beri injeksi aktif bergerak

 Setelah di beri injeksi Hewan coba menjadi aktif bergerak


 Pada praktikum ini dilakukan percobaan dengan menggunakan
hewan coba kelinci dan dilakukan rute pemberian obat secara
intravena. Hewan coba kelinci memiliki karakteristik utama seperti :
jarang sekali bersuara, hanya dalam keadaan nyeri yang luar biasa
Pembahasan : ia bersuara. Kelinci pada umumnya cenderung untuk berontak
apabila merasa keamanannya terganggu. Suhu rectal pada kelinci
sehat adalah antara 38,5 – 40 derajat Celsius, pada umumnya 39,5
derajat cersius. Suhu rectal ini berubah apabila hewan tersebut
tersitasi ataupun karena gangguan lingkungan
 Pada praktikum ini yang paling pertama dilakukan yaitu menimbang berat badan

dari kelinci 373gram, denyut nadi 130 per menit, pernafasan 210 per menit,

salivasi tidak ada air liur yang mengalir, refleks mata 0,5cm (pupil mengecil),

keadaan hewan sebelum diberi injeksi hewan coba hanya diam saja, tidak aktif

bergerak, dan setelah diberi injeksi hewan coba menjadi aktif bergerak

 Menurut pengamatan sebelum memulai kegiatan kelinci merasa ketakutan hal ini
Cont… mungkin disebabkan karena kelinci baru beradaptasi dengan praktikan, jadi detak

jantung sedikit lebih cepat dibandingkan dengan teori yang ada pada buku panduan

praktikum. Dan setelah pemberian injeksi dilakukan pada pembuluh vena pada

telinga bagian luar kelinci, hal ini dilakukan karena pembuluh vena terlebih jelas

kelinci menjadi hiperaktif, hal ini mungkin disebabkan dari efek injeksi vitamin c

yang di suntikan dimana dari beberapa literatur yang kami dapat diketahui bahwa

vitamin c dapat menghilangkan stress pada kelinci.


 Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa, berat badan dari
kelinci 373gram, denyut nadi 130 per menit, pernafasan 210 per
menit, salivasi tidak ada air liur yang mengalir, refleks mata 0,5cm
Kesimpulan : (pupil mengecil), keadaan hewan sebelum diberi injeksi hewan coba
hanya diam saja, tidak aktif bergerak, dan setelah diberi injeksi
hewan coba menjadi aktif bergerak hal ini disebabkan karena
kelinci mulai beradaptasi pada praktikan dan lingkungannya
Lampiran
Djamhuri,A.(1990).Synopsis Pharmakologi.Jakarta
Indonesia:Hipocrates
Katzung,Bertram G.,Farmakologi dan Terapi. Edisi IV. Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Tim Farmakologi.2017.Penuntun Praktikum Farmakologi.Jurusan
Daftar Pustaka : Farmasi Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Makasar:
Makasar.
Priyanto.2008.Farmakologi Dasar.Edisi II.Leskenfi,Depok.
Riharjo R.(1995).Teknr,Eik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat.
Jakarta Indonesia: EGC

Anda mungkin juga menyukai