Oleh :
B. Rumusan Masalah
Mayor
1. Bagaimana pengaruh hubungan antara tingkat pendidikan dosen dan
penggunaan media pembelajaran terhadap prestasi belajar
mahasisiswa Pendidikan Sosiologi-Antropologi UNS?
Minor
1. Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan dosen terhadap prestasi
belajar mahasiswa Pendidikan Sosiologi-Antropologi UNS?
2. Bagaimana pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap
prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Sosiologi-Antropologi UNS?
C. Tujuan Penelitian
Mayor
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh hubungan antara tingkat
pendidikan dosen dan penggunaan media pembelajaran terhadap
prestasi belajar mahasisiswa Pendidikan Sosiologi-Antropologi UNS.
Minor
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh prestasi belajar mahasisiswa
Pendidikan Sosiologi-Antropologi UNS.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan media
pembelajaran terhadap prestasi belajar mahasisiswa Pendidikan
Sosiologi-Antropologi UNS.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
yang berharga berupa konsep konsep mengenai pengaruh hubungan
antara tingkat pendidikan dosen dan penggunaan media pembelajaran
terhadap prestasi belajar mahasisiswa Pendidikan Sosiologi-
Antropologi UNS. Disamping itu, penelitian ini dapat menjadi sumber
referensi dalam memberikan sumbangan konseptual bagi penelitian
selanjutnya, sehingga dapat bermanfaat dalam meningkatkan ilmu
pengetahuan dan kemajuan dunia pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh hubungan antara
tingkat pendidikan dosen dan penggunaan media pembelajaran
terhadap prestasi belajar mahasiswa. Disamping itu, hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber rujukan bagi
mahasiswa dalam memperkaya ilmu pengetahuan.
b. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi
dosen di Program Studi Pendidikan Sosiologi-Antropologi UNS
dalam mengembangkan prestasi belajar mahasiswa melalui
dosen dan inovasi penggunaan media pembelajaran dalam
mengikuti pembelajaran di dalam kampus.
c. Bagi Peneliti
Peneliti dapat memperoleh informasi mengenai pengaruh
hubungan antara tingkat pendidikan dosen dan penggunaan
media pembelajaran terhadap prestasi belajar mahasiswa dan
sekaligus untuk mengaplikasikan berbagai ilmu pengetahuan
yang telah dipelajari.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Tingkat Pendidikan Guru
a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk
meningkatkan ketribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi
pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budi nurani).
Pendidikan juga berarti lembaga yang bertanggung jawab
menetapkan cita-cita (tujuan) pendidikan, isi, sistem dan organisasi
pendidikan. Lembaga-lembaga ini meliputi keluarga, sekolah dan
masyarakat (Ihsan Fuad, 2005)
Driyarkara mengatakan bahwa pendidikan dalah upaya
memanusiakan manusia muda. Pengangkatan manusia ke taraf insani
itulah yang disebut mendidik. Menurut Rousseau, Pendidikan adalah
memberi kita perbekalan yang tilada ada pada masa anak-anak, akan
tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa (Ahmad Abu,
2003).
Pendidikan, seperti sasarannya yaaitu manusia, mengandung
banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Sebagai proses
transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan
pariwisata budaya dari generasi satu ke generasi yang lain. Sebagai
proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai suatu
kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya
kepribadian peserta didk (Tirtarahardja et al., 2005)
b. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan adalah tahap pendidikan yang
berkelanjutan, yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan
peserta didik, Tingkat kerumitan bahan pengajaran dan cara
menyajikan bahan pengajaran. Tingkat pendidikan sekolah terdiri
dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi
(Ikhsan, 2005)
MenurutBuchori (1994: 17), yang dimaksud dengan tingkat
pendidikan adalah tngkatan pendidikan yang diperoleh secara formal
yang dibuktikan dengan ijazah formal, ijazah adalah tanda
pengakuan bahwa seseorang telah menyelesaikan suatu pogram
pendidikan tertentu. Dengan demikian ijazah dapat digunakan untuk
meunjukkan kemampuan seseorang.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 14, menyatakan
bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar,
pendidika mennengah dan pendidikan tinggi. Serta pasal 19 ayat 1
menyebutkan bahwa pendidikan tinggi merupakan jenjang
pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program
pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang
diselenggarakan oleh pendidikan tinggi.
Batasan tingkat pendidikan guru dapat diartikan jenjang
pendidikan formal yang telah diselesaikan oleh guru, dalam hal ini
jenjang pendidikan tinggi yang mencakup program atau tingkat
diploma, sarjana, magister, doktor. Tingkat diploma sendiri terbagi
menjadi Diploma Satu (S1), S2 dan S3.
3. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku
sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto (2010: 2) belajar
ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
nkeseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Menurut Ngalim (2006: 102) belajar adalah suatu proses yang
menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam
tingkah laku dan atau kecakapan. Wina (2009: 112) belajar adalah
proses mental yang terjadi di dalam diri seseorang, sehingga
menyebabkan munculnya perubahan prilaku. Aktivitas mental itu
terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang
disadari.
Menurut Sugihartono (2007: 74) belajar merupakan suatu
proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud
perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif
permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan
lingkungannya.
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan
pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri karena adanya
interaksi dengan lingkungan yang disadari.
Tingkat Pendidikan
Guru Prestasi Belajar Siswa
di SMK Negeri 6
Surakarta
Penggunaan Media
Pembelajaran
Gambar 1.1 Bagan kerangka berfikir pengaruh tingkat pendidikan guru dan
penggunaan media pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa SMK di
Surakarta.
D. Hipostesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara yang masih harus diuji
kebenarannya melalui kegiatan penelitian. Sukardi (2005 : 41) yang
dimaksud dengan hipotesis adalah “jawaban yang masih bersifat sementara
dan bersifat teoretis”. Sudjana (2001 : 219) yang dimaksud dengan hipotesis
adalah “asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk
menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya”
Hipotesis menurut Suharsimi (2002: 66), adalah “pernyataan yang diterima
secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat
fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam
verifikasi.” Berdasarkan permasalahan yang ada serta kerangka berpikir
dapat dirumuskan hipotesis kerja penelitian sebagai berikut:
Mayor
a) Terdapat pengaruh posistif yang signifikan tingkat pendidikan guru
dan penggunaan media pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa
di SMK Negeri 6 Surakarta.
Minor
1. Terdapat pengaruh posistif yang signifikan tingkat pendidikan guru
terhadap prestasi belajar siswa di SMK Negeri 6 Surakarta
2. Terdapat pengaruh posistif yang signifikan penggunaan media
pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa di SMK Negeri 6
Surakarta
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 6 Surakarta
yang bertempat di Jl. Mr. Sartono, Nusukan, Banjarsari, Kota
Surakarta,Jawa Tengah dengan subyek penelitian kelas X tahun ajaran
2015/2016 :
1. Tersedianya data yang diperlukan peneliti dalam penelitian ini.
2. Lokasi sekolah tersebut mudah dijangkau, karena dekat dengan
tempat tinggal peneliti sehingga dapat menghemat biaya, waktu
dan tenaga.
b. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan untuk penelitian ini dimulai sejak bulan
Maret 2016 sampai dengan bulan Mei 2016. Kegiatan penelitian
tersebut mulai dari penyususnan proposal sampai penyusunan laporan
hasil penelitian adalah seperti dibawah ini :
X1
X2
Keterangan :
X1 = Tingkat Pendidikan X2 = Media Pembelajaran
Y = Prestasi Belajar
(Sugiyono, 2010 : 11)
Gambar diatas adalah paradigma ganda dengan dua variabel bebas
atau independent. Untuk mencari besarnya pengaruh antara X1 dengan Y,
dan X2 dengan Y, dapat menggunakan rumus korelasi sederhana. Untuk
mencari besarnya pengaruh antara X1 dan X2 terhadap Y digunakan rumus
korelasi ganda dalam paradigma ini.
D. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel, maka alat
pengumpul data yang digunakan harus relevan dengan masalah yang harus
diteliti. Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 160) “instrumen penelitian
adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih
cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Variasi dari
jenis instrumen penelitian adalah angket, jawaban tertulis, dan check list.
Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini berbentuk angket langsung yang
bersifat tertutup, artinya angket tersebut jawabannya sudah disediakan.
Subyek tinggal memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai dengan
kondisi atau keadaan dirinya, hal ini dimaksudkan supaya jawaban subyek
tidak terlalu melebar. Alasan peneliti menggunakan angket langsung tertutup
dengan pilihan item pertanyaan menggunakan jawaban pilihan berganda
adalah sebagai berikut:
1. Memberi kemudahan kepada responden dalam memberikan tanggapan,
sehingga responden hanya memilih salah satu dari kemungkinan jawaban
yang telah disediakan.
2. Data yang terkumpul sesuai dengan yang diharapkan.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun instrumen
adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan tujuan
Dalam penelitian ini, angket disusun dengan tujuan untuk
mendapatkan data tentang latar belakang pendidikan guru dan
media pembelajaran
2. Merumuskan definisi konsep dari variabel yang diteliti
3. Membuat indikator dari variabel yang diteliti
Indikator latar belakang pendidikan guru :
1. Jenjang pendidikan
2. Spesifikasi jurusan yang diambil di perguruan tinggi
3. Bidang studi yang diajarkan di SMK
4. Program kependidikan/non kependidikan
Indikator Media Pembelajaran
1. Media Visual
2. Media Audio
3. Media Audio Visual
4. Media Cetak
Uraian kisi-kisi instrumen penelitian adalah sebagai berikut:
Item
No Konsep Indikator Keterangan
+ - ∑
1. Latar Belakang A) Jenjang Pendidikan 1 1
Pendidikan
Guru
B) Spesifikasi jurusan 2 1
yang diambil di
perguruan tinggi
C) Bidang studi yang 3 1
diajarkan di SMK Skala
D) Program 4 1
Likert
kependidikan/non
kependidikan
2. Media A) Media Visual 5,6,7 8 4
Pembelajaran
B) Media Audio 9,10,11 12 4
C) Media Audio 13,14,15 16 4
Visual
D) Media Cetak 17,18,19 20 4
Latar belakang pendidikan diukur dengan menggunakan empat sub variabel atau
indikator dengan tabel rujukan penilaian pada table dibawah ini;
Rujukan Penilaian Latar Belakang Pendidikan
No Latar Belakang Pendidikan Skor
1. S1/ S2 kependidikan sesuai bidang studi 4
2. S1 Non kependidikan sesuai bidang studi 3
3. S1 kependidikan tidak sesuai dengan bidang
2
studi
4. D3/D2/D1/S1 Non Kependidikan tidak sesuai 1
bidang studi
Setelah angket disusun, angket tersebut perlu diuji cobakan untuk mengetahui
letak kelemahan atau hal-hal yang akan menyulitkan responden dalam menjawab
pertanyaan. Selain itu uji coba (try out) ini bertujuan untuk mengetahui validitas
dan reliabilitas angket tersebut. Uji coba atau try out dari angket tersebut peniliti
laksanakan pada guru-guru SMK 6 Surakarta di luar sampel, yang
berjumlah 20 orang guru. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket
digunakan alat ukur sebagai berikut:
a. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas menggunakan pengujian validitas konstruk, dengan cara
mengkonsultasikan instrumen dengan dosen ahli (judgment experts). Setelah
pengujian konstruk dari dosen ahli selesai, maka diteruskan uji coba
instrumen. Setelah data ditabulasikan, maka pengujian validitas konstruk
dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor
item instrumen, analisis faktor menggunakan rumus korelasi Product
Moment yaitu:
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana
instrument dapat dipercaya dan diandalkan. Uji reliabilitas dalam
penelitian ini menggunakan rumus Alfa Cronbach, sebagai berikut :