Anda di halaman 1dari 10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 1 Banyudono


Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester : X IPS
Materi : Hakikat Sosialisasi dan Faktor Pembentukan Kepribadian
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pengamatan, berpikir kritis, melakukan kreativitas, bekerjasama, peserta
didik mampu mengkomunikasikan Ragam Gejala Sosial dalam masyarakat.
Afektif
1. Peserta didik dapat menyadari adanya ragam gejala sosial yang ada dalam
masyarakat sebagai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
2. Peserta didik dapat menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi dalam memahami
hakikat sosialisasi dan pembentukan kepribadian seseorang di dalam masyarakat.
3. Peserta didik dapat menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab,
santun, bekerja sama, dan pro-aktif dalam melakukan pengamatan
4. Peserta didik dapat menunjukkan perilaku responif dan proaktif, serta bijaksana
sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Kognitif

1. Peserta didik dapat menjelaskan hakikat sosialisasi dan pembentukan


kepribadian seorang individu

2. Peserta didik dapat mengidentifikasi tahapan pembentukan kepribadian


seorang individu

Psikomotorik.
1. Peserta didik dapat mendiskusikan faktor-faktor yang membentuk
kepribadian seorang individu di sertai contohnya
2. Peserta didik mengkomunikasikan hasil analisis mengenai faktor-faktor yang
membentuk kepribadian seorang individu beserta contohnya.
B. Kompetensi Inti (KI)
KI-1 (Sikap Religius) dan KI-2 (Sikap Sosial)
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional,
dan kawasan internasional
KI-3 (Pengetahuan) KI-4 (Keterampilan)
Memahami, menerapkan, menganalisis Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
pengetahuan faktual, konseptual, procedural ranah konkret dan ranah abstrak terkait
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu dengan pengembangan dari yang
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, dan mampu menggunakan metoda
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban sesuai kaidah keilmuan
terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah

C. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Koprtensi Dasar Indikator Pencapaian Kopentensi
3.3. Menganalisis berbagai gejala 3.3.1. Menjelaskan hakikat sosialisasi dan
social dengan menggunakan pembentukan kepribadian seorang
konsep-konsep dasar individu
Sosiologi untuk memahami 3.3.2. Mengidentifikasi tahapan pembentukan
hubungan social di kepribadian seorang individu
masyarakat.

4.3 Melakukan kajian, diskusi dan 4.3.1. Mendiskusikan faktor-faktor yang


mengaitkan konsep-konsep membentuk kepribadian seorang individu
dasar Sosiologi untuk di sertai contohnya
mengenali berbagai gejala 4.3.2. Mengkomunikasikan hasil analisis
social dalam memahami mengenai faktor-faktor yang membentuk
hubungan social di kepribadian seorang individu beserta
masyarakat. contohnya

D. Materi
1. Hakikat Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
2. Tahapan Pembentukan Kepribadian
3. Faktor-Faktor Pembentuk Kepribadian
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan umum : Scientific
Strategi pembelajaran : Number Head Together
Metode : Ceramah, diskusi dan penugasan

F. Media Pembelajaran
Media : Power Point, Gambar
Alat : Laptop, LCD,

G. Sumber Belajar
Sumber :

H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 45 Menit)
Tahapan Kegiatan Waktu
 Guru memasuki ruangan kelas.

 Siswa dan Guru mengawali kegiatan dengan berdoa yang dipimpin


oleh ketua kelas.
 Siswa memberi salam. Communication/
Communication/Berpikir
Berpikir Kritis:
Kritis:
Pemantapan
Mengeksplore
MengeksplorePeserta didik
didikuntuk
PesertaKarakteruntuk
 Guru menjawab salam dari siswa. menghubungkan meteriPemantapan
menyimpulkan meteri yangdipelajari
yang
secara pernah di dandapat
dengan materi yang Karakter
akan Aktivitas
dipelajari
membuat hasil akhir dalam
sungguh-pentuk
dengansung-
secara literasi
rasa
 Guru memeriksa kerapian posisi tempat duduk siswa.
presentasi. sunguh dan
membaca
ingin tahu,
guh-sunguh dan
berani
sungguh-
berani ,,
 Guru memberikan motivasi sebelum memulai pembelajaran agar Pemantapan
bertanggung
sungguh dan
bertanggung
Karakter
jawab.
beranimenyam
jawab, saling
siswa lebih semangat dalam belajar. secara
paikan
menghargai,
sungguh-
 Guru melakukan presensi. komentar
bekerja
sunguh sama,
dan
dalam diskusi
memberikan
berani ,
 Guru mengkondisikan kelas agar kondusif dalam proses refleksi
komentar
bertanggung
dalam saling
jawab, diskusi
pembelajaran (termasuk menyiapkan media pembelajaran, alat atau menghargai,
bekerja sama,
buku yang akan digunakan). Dalam pembelajaran kali ini, guru memberikan
komentar
menyiapkan LCD, Power Point dan Gambar mengenai proses diskusi

sosialisasi dan pembentukan kepribadian. Buku ajar yang digunakan


yaitu buku dengan judul Sosiologi Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu
Sosial Kelas X karya Kun Maryati dan Juju Suryawati dan Lembar
Pendahuluan Kerja Siswa kelas X. 10”
 Guru mengemukakan topik yang akan dipelajari yaitu hakikat
sosialisasi dan pembentukan kepribadian, tahapan pembentukan
kepribadian, dan faktor pembentuk kebribadian.
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai dan menyampaikan cakupan materi dan penjelasan
uraian kegiatan sesuai silabus. Kompetensi dasar yang akan dicapai
yaitu siswa mampu menjelaskan hakikat sosialisasi dan
pembentukan kepribadian seorang individu, mengidentifikasi
tahapan pembentukan kepribadian seorang individu,
mendiskusikan faktor-faktor yang membentuk kepribadian seorang
individu di sertai contohnya, Mengkomunikasikan hasil analisis
mengenai faktor-faktor yang membentuk kepribadian seorang
individu beserta contohnya
 Apresepsi materi sebelumnya tentang konsep dasar gejala sosial dan
jenis-jenisnya.

Kegiatan Inti Mengamati


 Siswa diminta membacakan hasil pekerjaan rumah yang
sebelumnya diberikan oleh guru yakni tentang pengertian
sosialisasi.
 Guru meminta siswa mengamati gambar Masa Orientasi Siswa
untuk mengingat lagi tentang sosialisasi.
 Guru membimbing siswa untuk dapat menjawab pertanyaan: Apa
Banyudono, Oktober 2017
Guru Pamong Sosiologi Mahasiswa Magang 3

( ) ( )

LAMPIRAN
Lampiran 1 (Materi)

Ragam Gejala Sosial dalam


Masyarakat

Konsep Dasar Gejala Sosial dan


Jenis Gejala Sosial

Sosialisasi Nilai Norma dan Penyimpangan dan


Pembentukan Kepribadian Pengendalian sosial

Pengertian Hakikat
Hakikat
Hakikat Pembentukan Peyimpangan Pengendalian
Ssosialisasi Kepribadian Sosial Sosial

Cara
Agen, Tipe, Teori
Tahap Pengendalian
Bentuk, Pola Penyimpangan
Pembentukan Sosial
Sosialisasi Sosial
Kepribadian

Peran Lembaga
Nilai dan Sifat dan Bentuk Pengendalian
Norma Sosial Faktor Penyimpangan Sosial
Pembentukan Sosial
Kepribadian
1. Hakikat Sosialisasi

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak akan bisa hidup tanpa adanya sosialisasi pada
diri kita. Sosialisasi merupakan dasar awalnya setiap individu untuk menjalani kehidupannya
di dalam masyarakat. Seorang individu yang hidup di masyarakat yang menyimpang,
kemungkinan besar dia akan berperilaku menyimpang pula. Begitupun sebaliknya, seorang
individu yang hidup di tengah masyarakat santri, kemungkinan besar dia akan berkepribadian
santri pula. Dengan demikian, sosialisasi adalah proses belajar seorang individu menjadi
anggota masyarakat agar dapat berpartisipasi di dalamnya. Untuk memahami lebih jauh
tentang sosialisasi, coba perhatikan definisi para ahli berikut.
1. Charlotte Buehler, mendefinisikan sosialisasi sebagai proses yang membantu
individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan berfikir
kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
2. Peter Berger, mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses dimana anak belajar
menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.
3. Bruce J. Cohen, mendefinisikan sosialisasi sebagai proses-proses manusia
mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakay, untuk memperoleh kepribadian
ddan membangun kapasitas agar berfungsi dengan baik sebagai individu maupun
sebagai anggota suatu kelompok.
Jadi dapat di ambil kesimpulan bahwa sosialisasi adalah proses yang membantu
individu belajar beradaptasi tentang bagaimana tata cara kehidupan dalam masyarakat untuk
memperoleh kepribadian dan agar berfungsi dengan baik sebagai individu maupun sebagai
anggota suatu kelompok agar menyesuaikan diri, sehingga berperan dan berfungsi dalam
kelompoknya.
2. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
Setelah mengetahui apa itu sosialisasi dan siapa yang bertugas melakukan
sosialisasi, sekarang pertanyaannya adalah apakah sosialisasi itu mempunyai tahap? Karena
sosialisasi adalah sebuah proses maka sudah pasti dalam sosialisasi mempunyai sebuah
tahapan, berikut adalah tahap-tahap sosialisasi menurut George Hebert Mead
a.Tahap play stage (tahap bermain) Pada tahap ini ditandai dengan peran-peran yang
dilakukan anak kecil yang menirukan peran-peran yang dimainkan orang-orang yang
berada di sekitarnya seperti orang tuanya atau orang dewasa lainnya yang sering
mengadakan interaksi dengannya. Ini dapat kalian amati ketika anak kecil sedang bermain
dan menjalankan peran yang dilakukan orang dewasa tanpa memahami isi peran-peran
tersebut. Misalnya seorang anak yang berpura-pura menjadi dokter, pilot, polisi, tanpa tahu
mengapa dokter harus menyuntik, pilot berada di pesawat ataupun mengapa polisi itu harus
membawa pistol.
b. Tahap game stage (tahap permainan) Pada tahap ini, masa peniruan sudah mulai
berkurang dan tergantikan dengan peran yang secara langsung dimainkan dengan penuh
kesadaran. Selain itu, jumlah orang yang berinteraksi dengannya semakin banyak dan
kompleks serta mulai memahami peran yang harus dijalankan oleh orang lain tersebut.
Seorang anak kecil mulai menyadari adanya norma- norma yang harus dipahami baik yang
berlaku di dalam keluarganya maupun di luar keluarganya.
c. Tahap generalized stage (tahap penerimaan norma kolektif) Pada tahap ini, seorang anak
telah beranjak dewasa dan mampu mengambil peran-peran yang dijalankan orang lain dalam
masyarakat. Individu tersebut telah mampu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat
karena telah memahami peranannya sendiri serta peranan orang-orang lain dengan siapa
berinteraksi. Sebagai anak, ia telah mampu memahami peranan yang dijalankan orang tua,
sebagai siswa, ia telah mampu memahami peranan yang dijalankan seorang guru, dan
sebagainya.

Nah, dari pemaparan diatas kita jadi mengerti mengapa sosialisasi itu sangat penting
bagi seorang individu. Dari tahap- tahap sosialisasi yang dilakukan maka akan membentuk
sebuah karakter kepribadian yang berbeda antar anggota masyarakat. Karena setiap
penerimaan sosialisasi seorang individu mempunyai pengaruh yang berbeda juga maka
banyak ditemui karakter kepribadian yang unik, berbeda satu dengan yang lain.

3. PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
Karakter atau kepribadian seseorang adalah hal yang penting bagi manusia. Manusia
akan dianggap baik atau tidak baik oleh orang lain melalui kepribadiannya yang ditunjukkan
sehari – hari. Kepribadian sendiri memiliki arti yaitu kecenderungan psikologis seseorang
untuk melakukan budi pekerti sosial tertentu termasuk di antaranya meliputi perasaan,
kehendak, pikiran, sikap, dan tingkah laku yang terbuka atau perbuatan. Pembentukan
kepribadian ini tidak terlepas dari adanya hubungan korelasional dengan sosialisasi yang
terjadi. Secara sadar maupun tidak sadar sosialisasi akan mempengaruhi pembentukan
kepribadian individu seperti tata krama, cara bersikap, berbicara dan lain – lain. Hal itu
dikarenakan kepribadian manusia tidak terbawa dari kelahirannya secara kodrati sehingga
manusia tidak menciptakan kepribadiannya sendiri. Relasi antara kepribadian dan sosialisasi
terletak pada proses pembentukan kepribadian yang melalui proses sosialisasi manusia.
Artinya kepribadian manusia akan terbentuk melalui hubungan sosial dimana ia berada dan
sangat tergantung pada kebiasaan yang di terapkan di lingkungannya.
Beberapa pakar sosiologi memberikan batasan tentang kepribadian yang beragam,
akan tetapi secara substansial terdapat kesamaan. Para ahli menafsirkan pengertian tersebut
diantaranya:
1. M. Newcomb menyatakan bahwa kepribadian adalah organisasi sikapsikap yang dimiliki
seseorang sebagai latar belakang dari perilakunya.
2. Roucek & Waren menefinisikan kepribadian sebagai organisasi faktor-faktor biologis,
psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku seorang individu.
3. M.A.W Brower mendefinisikan kepribadian sebagai corak tingkah laku sosial yang
meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini, dan sikap-sikap seseorang.
4. Yinger mendefinisikan kepribadian sebagai keseluruhan perilaku dari seorang individu
dengan sitem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
5. Cuber, mendefinisikan kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang
tampak dan dapat dilihat seseorang.
a. Unsur – unsur kepribadian
Timbulnya kepribadian manusia didorong oleh unsur – unsur yang dirasakan
manusia. Beberapa unsur kepribadian sebagaimana dalam kajian-kajian ilmu sosial
diantaranya meliputi:
1. Unsur pengetahuan yang bersumber dari akal dan budi untuk menemukan kembali segala
sesuatu yang ada di sekitarnya. Akal budi manusia merupakan sekumpulan perasaan
keingintahuan seseorang yang terkait dengan benda-benda dan gejala yang ada di
sekitarnya. Semakin ingin tahu dengan suatu hal maka sewajarnya ia akan menjadi
penasaran dan lebih ingin mengetahui hal baru tersebut. Terkadang banyak juga hal – hal
negatif yang membuat seseorang justru terjerumus dalam kejahatan, terlebih pada masa
pubertas remaja. Contohnya : Deep Web, kasus narkoba, perjudian dan balapan liar.
2. Unsur perasaan, yaitu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh
pengetahuannya dinilai sebagai keadaan baik atau buruk, enak atau tidak enak, benar atau
salah. Perasaan manusia berporos pada unsur jasmaniah, seperti fungsi pancaindra yang
digunakan untuk merasakan beenda-benda secara material, seperti perasaan anggota indra
apabila kulit disentuh akan merasakan sentuhan. Begitu pula dengan rohaniah manusia,
dalam ajaran agama seseorang akan menemukan kenyamanan dan ketenangan namun jika
ajaran yang disampaikan dirasa cocok dengan kehidupannya.
3. Unsur doronga hati (naluri), yaitu kemauan yang merupakan kecenderungan pada setiap
manusia untuk menanggapi stimulus (rangsangan) dengan pola yang teratur. Dorongan
tersebut antara lain: dorongan mempertahankan hidup, dorongan seks (libido), dorongan
mencari makan, dorongan bergaul, dorongan meniru tingkah laku sesama, dan dorongan
berbakti. Setiap pilahan akan ditentukan oleh hati dan akal individu. Naluri memberikan
dorongan manusia untuk melakukan suatu tindakan baik atau buruk. Pada akhirnya hati
yang baik akan menuntun pada tindakan yang baik dan sebaliknya hati yang terlanjur
jahat akan memberikan dorongan untuk melakukan kejahatan.

4. Faktor Pembentukan Kepribadian

1. Warisan biologis (biological heredity). Secara fisik tidak ada satupun manusia yang
memiliki ciri fisik yang sama. Oleh karena itu ciri biologis masing-masing individu
merupakan kepribadian yang sangat unik. Manusia memiliki karakter berdasarkan gen
yang diwariskan oleh kedua orang tuanya. Adapun perwatakan manusia ditentukan oleh
perwatakan kedua orang tua secara genetis. Separuh dari sifat ayah separuh dari sifat
ibunya akan membentuk karakter anak.
2. Warisan lingkungan alam (natural environment). Lingkungan alam tempat
kehidupan sosial berada sangat beragam, misalnya keragaman iklim, sumber daya alam,
dan letak geografis. Perbedaan ini juga sangat berpengaruh pada karakter kepribadian
dan kebudayaan manusia. Misalnya bangsa Arab yang bertempat tinggal di daerah gurun
memiliki perbedaan kepribadian dengan bangsa Indonesia yang tinggal di iklim tropis.
Krakter manusia banyak dipengaruhi oleh lingkungan alam di mana ia tinggal, sebab
keadaan geografis tempat tinggal manusi akan mempengaruhi pola-pola perilakunya,
terutama dalam beradaptasi menghadapi kekuatan alam sebagai tempat ia
melangsungkan hidupnya.
3. Warisan sosial (social heritage). Antara kebudayaan dan alam memiliki hubungan
timbal balik, atrinya alam memengaruhi kepribadian manusia, sebaliknya kepribadian
manusia juga memengaruhi alam. Alasannya faktor geografis sangat menentukan
karakter kehidupan manusia terutama kebudayaannya tetapi tidak sedikit keadaan alam
yang keberadaannya diubah oleh manusia untuk disesuaikan dengan kebutuhannya.
4. Kelompok manusia (group). Kelompok terkecil dari kehidupan manusia adalah
keluarga, sebab keluarga merupakan satuan unit sosial terkecil. Di dalam keluarga
sseorang anak mendapatkan pendidikan sosial, misalnya tata cara makan yang benar,
minum yang benar, berbicara yang benar. Terdapat perbedaann hidup dari masing
masing kelompok akan memberikan karakter kepada kepribadian masing-masing pihak.

Anda mungkin juga menyukai