Anda di halaman 1dari 30

1.

Jenis Kegiatan : F1 - Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


Dokter Pendamping : dr. Hj. Dwi Ripnowati
Judul Lap. Kegiatan : Sosialisasi Covid-19 di Puskesmas Kanor

Wabah penyakit virus korona 2019–2020 atau dikenal sebagai wabah COVID-19 pertama kali
dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada bulan Desember 2019 setelah beberapa
orang mengalami pneumonia tanpa sebab yang jelas dan prosedur perawatan dan vaksin yang
diberikan ternyata tidak efektif. Kemunculan penyakit diduga berhubungan dengan pasar grosir
makanan laut Huanan yang menjual hewan hidup.
Per 28 Februari 2020, 2.923 orang tewas, 2.835 terjadi di daratan Tiongkok sedangkan 88 kasus
kematian terjadi di negara lain, dan ada bukti penyebaran dari manusia ke manusia. Kasus ini juga
telah dilaporkan di lebih dari 60 negara lainnya.
Di Tiongkok dan di seluruh dunia, otoritas kesehatan masyarakat berupaya menahan penyebaran
penyakit ini. Pemerintah Tiongkok telah membatasi perjalanan, mengarantina, dan membatasi
orang-orang untuk keluar dari rumah, yang memengaruhi lebih dari 170 juta orang. Sejumlah
negara telah mengeluarkan peringatan perjalanan ke Wuhan, Hubei, dan Tiongkok pada umumnya.
Wisatawan yang telah mengunjungi Tiongkok telah diminta untuk memantau kesehatan mereka
setidaknya selama dua pekan. Siapa pun yang menduga bahwa mereka telah terinfeksi disarankan
untuk memakai masker pelindung dan mencari nasihat medis dengan memanggil dokter dan tidak
langsung mengunjungi klinik kesehatan. Bandar udara dan stasiun kereta api menerapkan
pemeriksaan suhu tubuh, pernyataan kesehatan, dan plakat informasi untuk mengidentifikasi
pembawa virus.
Cepatnya penyebaran virus tersebut ke berbagai negara, menjadi perhatian khusus di Indonesia.
Karena itu, sejumlah daerah diminta untuk turut serta mengantisipasi penyebaran virus tersebut.
PERMASALAHAN
1. Terus bertambahnya jumlah korban yang terinfeksi Covid19 di seluruh dunia hingga
menyebabkan kematian
2. Makin meluasnya wabah Covid19 di berbagai negara selain China
3. Minimnya pengetahuan warga mengenai penyakit baru yang disebut Covid19 ini
4, Banyaknya informasi simpang siur yang meresahkan warga sehingga menyebabkan ketakutan
berlebihan (paranoid)
PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Penyampaian informasi mengenai Covid-19 kepada warga

PELAKSANAAN

1. Penyuluhan mengenai Covid-19

2. Membuka sesi tanya jawab mengenai Covid-19 dan isu terkait yang beredar

MONITORING & EVALUASI

Monitoring dan evaluasi secara berkala baik dari segi pengetahuan maupun kesehatan warga

2. Jenis Kegiatan : F6 - Upaya Pengobatan Dasar


Dokter Pendamping : dr. Hj. Dwi Ripnowati
Judul Lap. Kegiatan : Posyandu Lansia Di Desa Temu

LATAR BELAKANG
Posyandu lansia merupakan pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan pada
lanjut usia. Posyandu sebagai suatu wadah kegiatan yang bernuansa pemberdayaan masyarakat,
akan berjalan baik dan optimal apabila proses kepemimpinan terjadi proses pengorganisasian,
adanya anggota kelompok dan kader serta tersediannya pendanaan. Seiring dengan semakin
meningkatnya populasi lanjut usia, pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan
kesehatan lanjut usia ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kesehatan lanjut
usia untuk mencapai masa tua bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat
sesuai dengan keberadaannya. Untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia pemerintah membuat
beberapa kebjakan-kebijakan pelayanan kesehatan lansia. Tujuan umum kebijakan pelayanan
kesehatan lansia adalah meningkatkan derajat kesehatan lansia untuk mencapai lansia sehat,
mandiri, aktif, produktif dan berdaya guna bagi keluarga dan masyarakat. Sementara tujuan
khususnya adalah meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan santun lansia,
meningkatkan koordinasi dengan lintas program, lintas sektor, organisasi profesi dan pihak terkait
lainnya, meningkatnya ketersediaan data dan informasi di bidang kesehatan lansia, meningkatnya
peran serta dan pemberdayaan keluarga, masyarakat dan lansia dalam upaya serta peningkatan
kesehatan lansia, meningkatnya peran serta lansia dalam upaya peningkatan kesehatan keluarga
dan masyarakat. Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada lanjut usia, pemerintah
telah mencanangkan pelayanan pada lanjut usia melalui beberapa jenjang. Pelayanan di tingkat
masyarakat adalah Posyandu Lansia, pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas,
dan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit.

PERMASALAHAN
1. Banyaknya jumlah penduduk di area cakupan puskesmas kanor
2. Luasnya area cakupan puskesmas kanor
3. Rendahnya sumber daya
4. Halangan transportasi masyarakat
PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI
1. Pengadaan posyandu terjadwal
2. Pelatihan kader
3. Pengumuman akan diadakannya posyandu
4. Melakukan pemeriksaan dan pengobatan dasar

PELAKSANAAN
1. Pengadaan posyandu terjadwal
2. Pelatihan kader
3. Pengumuman akan diadakannya posyandu
4. Melakukan pemeriksaan dan pengobatan dasar

MONITORING & EVALUASI


Monitoring dan evaluasi melalui kader
3. Jenis Kegiatan : F5 - Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular
Dokter Pendamping : dr. Hj. Dwi Ripnowati
Judul Lap. Kegiatan : Screening Covid 19 di pemkab bojonegoro

LATAR BELAKANG
Wabah penyakit virus korona 2019–2020 atau dikenal sebagai wabah COVID-19 pertama kali
dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada bulan Desember 2019 setelah beberapa
orang mengalami pneumonia tanpa sebab yang jelas dan prosedur perawatan dan vaksin yang
diberikan ternyata tidak efektif. Kemunculan penyakit diduga berhubungan dengan pasar grosir
makanan laut Huanan yang menjual hewan hidup.
Per 28 Februari 2020, 2.923 orang tewas, 2.835 terjadi di daratan Tiongkok sedangkan 88 kasus
kematian terjadi di negara lain, dan ada bukti penyebaran dari manusia ke manusia. Kasus ini juga
telah dilaporkan di lebih dari 60 negara lainnya.
Di Tiongkok dan di seluruh dunia, otoritas kesehatan masyarakat berupaya menahan penyebaran
penyakit ini. Pemerintah Tiongkok telah membatasi perjalanan, mengarantina, dan membatasi
orang-orang untuk keluar dari rumah, yang memengaruhi lebih dari 170 juta orang. Sejumlah
negara telah mengeluarkan peringatan perjalanan ke Wuhan, Hubei, dan Tiongkok pada umumnya.
Wisatawan yang telah mengunjungi Tiongkok telah diminta untuk memantau kesehatan mereka
setidaknya selama dua pekan. Siapa pun yang menduga bahwa mereka telah terinfeksi disarankan
untuk memakai masker pelindung dan mencari nasihat medis dengan memanggil dokter dan tidak
langsung mengunjungi klinik kesehatan. Bandar udara dan stasiun kereta api menerapkan
pemeriksaan suhu tubuh, pernyataan kesehatan, dan plakat informasi untuk mengidentifikasi
pembawa virus.
Cepatnya penyebaran virus tersebut ke berbagai negara, menjadi perhatian khusus di Indonesia.
Karena itu, sejumlah daerah diminta untuk turut serta mengantisipasi penyebaran virus tersebut.

PERMASALAHAN
1. Terus bertambahnya jumlah korban yang terinfeksi Covid19 di seluruh dunia hingga
menyebabkan kematian
2. Makin meluasnya wabah Covid19 di berbagai negara selain China
3. Mulai bermunculannya gejala dan pasien positif Covid 19 di Indonesia
4. Minimnya pengetahuan warga mengenai penyakit baru yang disebut Covid19 ini
5. Banyaknya informasi simpang siur yang meresahkan warga sehingga menyebabkan ketakutan
berlebihan (paranoid)

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI


Screening awal Covid 19 dengan mengecek suhu tubuh menggunakan Temp infrared

PELAKSANAAN
1. Mengecek Suhu tubuh dengan menggunakan Temp Infrared bagi siapapun masyarakat yang
masuk Pemkab Bojonegoro
2. Penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya cuci tangan dan menggunakan hand sanitizer

MONITORING & EVALUASI


Monitoring dan evaluasi secara berkala suhu tubuh pada masyarakat, jika tinggi disertai dengan
gejala covid-19 edukasi untuk periksa ke fasilitas kesehatan terdekat

4. Jenis Kegiatan : F3 - Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB)
Dokter Pendamping : dr. Hj. Dwi Ripnowati
Judul Lap. Kegiatan : ANC di Puskesmas Kanor

LATAR BELAKANG :
Antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh dokter atau bidan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik dari ibu hamil.
Tujuan dilakukan ANC adalah :
• Untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil
• Menghindari resiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan
• Mempersiapkan ibu untuk masa nifas dan pemberian ASI eksklusif
Setiap ibu hamil disarankan untuk melakukan kunjungan antenatal yang komprehensif dan
berkualitas minimal 4 kali, yaitu 1 kali sebelum bulan ke 4 kehamilan, kemudian sekitar bulan ke 6
kehamilan dan 2 kali kunjungan sekitar bulan ke 8 dan 9 kehamilan.
Pada umumnya, standar minimal pemeriksaan ANC terdiri dari 10 T yaitu:
1. Timbang berat badan setiap kali kunjungan dan dicatat
2. Ukur Tekanan darah, normalnya 110/80 – dibawah 140/90
3. Nilai status gizi dengan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
4. Tinggi fundus uteri (puncak rahim): memantau perkembangan janin
5. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid)
6. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
7. Pemberian Tablet zat besi
8. Test Laboratorium (penyakit sifilis, Hepatitis B dan HIV)
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara (konseling), termasuk perencanaan persalinan
PERMASALAHAN :
1. Banyaknya jumlah ibu hamil di area cakupan puskesmas puri
2. Luasnya area cakupan puskesmas puri
3. Halangan transportasi masyarakat
4. Kurangnya kesadaran masyarakat terutama ibu hamil untuk melakukan ANC terpadu

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI :


1. Pengadaan ANC berkala dan terjadwal
2. Pelatihan kader
3. Melakukan pemeriksaan dan pengobatan dasar

PELAKSANAAN :
1. Pengadaan ANC berkala dan terjadwal
2. Pelatihan kader
3. Melakukan pemeriksaan dan pengobatan dasar
MONITORING & EVALUASI
Monitoring dan evaluasi melalui kader secara berkala dengan bantuan media buku KIA

5. Jenis Kegiatan : F1 - Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


Dokter Pendamping : dr. Hj. Dwi Ripnowati
Judul Lap. Kegiatan : Sosialisasi Pentingnya Cuci Tangan untuk Pencegahan Covid-19 di
Puskesmas Kanor

LATAR BELAKANG
Sebagaimana kita ketahui, saat ini sudah diterbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Permenkes ini sebagai
pengganti Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 852/ Menkes / SK/ IX/ 2008 tentang Strategi
Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM

Sementara pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 Tentang
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, memuat berbagai hal seperti prinsip penyelenggaraan ke-lima
pilar STBM salah satunya dalah cuci tangan dengan sabun sebagai upaya pencegahan terhadap
penyakit.

Mencuci tangan merupakan pilar utama untuk mencegah infeksi yang masuk melalui tangan, karena
tangan merupakan sumber penularan kuman secara langsung ataupun tidak langsung. Tangan yang
kotor dapat menyebabkan infeksi dan menimbulkan penyakit pada tubuh seperti diare dan
influenza.

Sehubungan dengan penyakit Covid-19 yang sudah masuk ke Indonesia, dan sudah banyak
masyarakat yang terdiagnosa positif covid-19. perlu bagi tenaga kesehatan untuk melakukan
penyuluhan kepada seluruh masyrakat untuk mengetahui pentingnya cuci tangan pakai sabun.
Tahapan cuci tangan menurut WHO adalah sebagai berikut :
1. Basahi tangan dengan air dan tuangkan sabun ke telapak tangan.
2. Usap kedua telapak tangan dengan gerakan memutar.
3. Lalu, letakkan telapak tangan kanan di atas punggung tangan kiri dan kaitkan jari-jari kedua
tangan sambil diusap ke atas dan ke bawah.
4. Setelah itu, tangkupkan kedua telapak tangan sambil mengaitkan jari-jari lalu gosok sela-sela jari.
5. Taruh buku-buku jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya, lalu gosok dengan arah
memutar.
6. Genggam ibu jari tangan kiri menggunakan tangan kanan dan sebaliknya lalu gosok dengan arah
memutar.
7. Bentuk tangan kanan menjadi bentuk kuncup, lalu gosok-gosok kuku di atas permukaan telapak
tangan kiri dan sebaliknya.
Ada beberapa hal penting untuk mencuci tangan dalam kegiatan sehari-hari, terutama ketika di
rumah seperti:

Selain itu juga sebaiknya dianjurkan untuk memncuci tangan saat kegiatan sehari-hari seperti
sebelum makan, selama dan setelah menyiapkan makanan, sebelum dan setelah merawat orang
sakit, sebelum dan sesudah merawat luka, setelah menggunakan toilet, setelah mengganti popok
dan membersihkan si kecil, setelah bersin dan batuk, setelah menyentuh sampah dan menyentuh
benda2 yang kotor, setelah membersihkan kotoran hewan dan setelah berpergian dari tempat
mana pun untuk menajaga tangan kita tetap hiegenis karna tangan adalah salah satu indikator
penularan penyakit.

PERMASALAHAN
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya cuci tangan
2. Banyaknya masyarakat yang belum melakukan Cuci tangan setiap hari
3. Kurangnya pengetahuan tentang penyebaran penyakit, salah satu penyebarannya berasal dari
tangan yang kotor

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI


1. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya cuci tangan
2. Mempraktikkan cara cuci tangan yang benar
3. Mengedukasi Masyarakat untuk rutin melakukan cuci tangan

PELAKSANAAN
1. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya cuci tangan
2. Mempraktikkan cara cuci tangan yang benar
3. Mengedukasi Masyarakat untuk rutin melakukan cuci tangan

MONITORING & EVALUASI


Monitoring dan Evaluasi secara berkala melalui kader desa tentang pentingnya cuci tangan untuk
pencegahan covid-19

6. Jenis Kegiatan : F1 - Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


Dokter Pendamping : dr. Hj. Dwi Ripnowati
Judul Lap. Kegiatan : Penyuluhan Hipertensi di Puskesmas Kanor
LATAR BELAKANG
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang ditemukan pada masyarakat baik di
negara maju maupun berkembang termasuk Indonesia. Hipertensi merupakan suatu keadaan
meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih
dari sama dengan 90 mmHg.
Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan darah yang terus-menerus
tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi perlu
dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala.
Hipertensi yang tidak terkontrol menyebabkan angka komplikasi semakin tinggi. sehingga di
perlukannya penyuluhan di masyarakat untuk meningkatkan minat kontrol dan kesadaran untuk
mengurangi komplikasi
PERMASALAHAN
1. tingginya kasus hipertensi
2. rendahnya angka kontrol rutin
3. meningkatnya angka komplikasi pada riwayat hipertensi yang tidak terkontrol
PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI
1. Melakukan pengukuran tekanan darah
2. Penyuluhan tentang hipertensi
3. Mengedukasi untuk melakukan kontrol dan minum obat rutin
PELAKSANAAN
1. Melakukan pengukuran tekanan darah
2. Penyuluhan tentang hipertensi
3. Mengedukasi untuk melakukan kontrol dan minum obat rutin
MONITORING & EVALUASI
Memonitor dan evaluasi hasil penyuluhan dengan pasien yang datang setelah intervensi

7. Jenis Kegiatan : F1 - Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


Dokter Pendamping : dr. Hj. Dwi Ripnowati
Judul Lap. Kegiatan : Penyuluhan Diabetes Melitus di Puskesmas Kanor

LATAR BELAKANG
Diabetes Mellitus (DM) merupakan kategori penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi masalah
kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional maupun lokal. Salah satu jenis prnyakit
metabolik yang selalu mengalami peningkatan penderita setiap tahun di negara-negara seluruh
dunia. Diabetes merupakan serangkaian gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak
memproduksi cukup insulin, sehingga menyebabkan kekurangan insulin baik absolut maupun
relatif, akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah.

Tingginya angka penderita DM menjadikan Indonesia peringkat keempat jumlah pasien DM


terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat, India dan China. oleh karena itu perlu dilakukan
penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat setempat, agar lebih bisa mengetahui dampak buruk
dari diabetes melitus dan juga mengetahui secara dini penyakit tersebut.
PERMASALAHAN
1. Melakukan pengukuran Gula Darah
2. Penyuluhan tentang Diabetes Melitus
3. Mengedukasi untuk melakukan kontrol dan minum obat rutin
PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI
1. Melakukan pengukuran Gula Darah
2. Penyuluhan tentang Diabetes Melitus
3. Mengedukasi untuk melakukan kontrol dan minum obat rutin
PELAKSANAAN
Memonitor dan evaluasi hasil penyuluhan dengan pasien yang datang setelah intervensi
8. Jenis Kegiatan : F1 - Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Dokter Pendamping : dr. Hj. Dwi Ripnowati
Judul Lap. Kegiatan : Penyuluhan Hieprkolestrolemia di Puskesmas Kanor

LATAR BELAKANG
Hiperkolesterolemia adalah salah satu gangguan kadar lemak dalam darah di mana kadar
kolesterol total dalam darah sebesar ≥ 200 mg/dl. Hiperkolesterolemia dapat menyebabkan
adanya gangguan neurovaskuler otak dan neurodegenerasi yang lama-kelamaan menimbulkan
gangguan fungsi kognitif. Hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor penyebab gangguan
kardiovaskular, seperti aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Oleh karena itu, hipertensi
perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala.
PERMASALAHAN
Masih banyak masyarakat yang pola hidupnya jauh dari pola hidup sehat seperti merokok,
mengkonsumsi makanan berlemak tinggi, minum yang mengandung gula tinggi, obesitas dan
kurangnya berolahraga.
PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI
1. Melakukan screening Hiperkolestrolemia dengan melakukan pengecekan kadar kolestrol darah.
2. Melakukan penyuluhan tentang Hipekolestrolemia . Pokok materi penyuluhan
Hiperkolesterolemia antara lain: Definisi hiperkolesterolemia, penyebab, tanda dan gejala, kriteria,
pencegahan, penatalaksanaan dan komplikasi
3. Saluran komunikasi KIE . Memberikan edukasi dan memberi waktu bagi pasien untuk bertanya
seputar Hiperkolesterolemia
PELAKSANAAN
1. Melakukan screening Hiperkolestrolemia dengan melakukan pengecekan kadar kolestrol darah.
2. Melakukan penyuluhan tentang Hipekolestrolemia . Pokok materi penyuluhan
Hiperkolesterolemia antara lain: Definisi hiperkolesterolemia, penyebab, tanda dan gejala, kriteria,
pencegahan, penatalaksanaan dan komplikasi
3. Saluran komunikasi KIE . Memberikan edukasi dan memberi waktu bagi pasien untuk bertanya
seputar Hiperkolesterolemia
MONITORING & EVALUASI
Memonitor pasien dengan melakukan deteksi dini hiperkolesterolemia pada masyarakat di
puskesmas kanor

9. Jenis Kegiatan : F5 - Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular
Dokter Pendamping : dr. Hj. Dwi Ripnowati
JUDUL LAPORAN : Penyuluhan tentang Konseling dan tes HIV bagi Calon Pengantin

LATAR BELAKANG
Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) merupakan sekumpulan gejala penyakit yang
menyerang tubuh manusia setelah sistem kekebalannya dirusak oleh virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus)
Jumlah kasus HIV/AIDS dari tahun ke tahun di seluruh bagian dunia terus meningkat meskipun
berbagai upaya preventif terus dilaksanakan. Dari beberapa cara penularan tersebut, masing-
masing penularan memiliki resiko penularan cukup besar. Oleh karena itu, penularan HIV
harus diberi pengobatan agar penyebaran mengalami perlambatan.
Menurut Bupati, berdasarkan data terakhir yang ia terima jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten
Bojonegoro meningkat tajam. Saat ini jumlahnya mencapai 138 orang yang tersebar di 107 desa dan
kelurahan di Kabupaten Bojonegoro. Dengan kata lain sebanyak 24,5 Dalam kegiatan Bimbingan
Teknis (Bimtek) Satuan Tugas Perlindungan Perempuan dan Anak (Satgas PPA) yang digelar Dinas
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (P3AKB) Kabupaten
Bojonegoro, Senin (25/11/2019) pagi, di Pendapa Pemkab Bojonegoro, Bupati Bojonegoro, Dr Hj
Anna Muawanah, dalam sambutanya menyampaikan keprihatinannya terkait jumlah penderita
HIV/AIDS di Kabupaten Bojonegoro, yang cenderung meningkat.Menurut Bupati, berdasarkan data
terakhir yang ia terima jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Bojonegoro meningkat tajam. Saat
ini jumlahnya mencapai 138 orang yang tersebar di 107 desa dan kelurahan di Kabupaten
Bojonegoro. Dengan kata lain sebanyak 24,5 persen desa dan kelurahan di Bojonegoro, ada orang
yang terjangkit HIV/AIDS.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bojonegoro, mencatat jumlah penderita HIV di Kota Ledre dari
tahun 2012 hingga tahun 2018 telah mencapai 1259 orang.
PERMASALAHAN
HIV/AIDS sudah menjadi masalah global yang tersebar di hampir semua negara di dunia. Bahkan di
Indonesia sudah tersebar di hampir semua provinsi dan kabupaten/kota dengan dampak yang
sangat luas karena menyerang berbagai lapisan.Oleh karenanya perlu penanganan multi sektor.
Salah satu langkah pencegahan dan penanggulangannya adalah melalui program Konseling Tes-HIV
bagi calon pengantin.
Menurut Perda Nomor 9 Tahun/2018 setiap Catin harus mendapatkan konseling HIV sehingga
penularan HIV bisa diminimalissasi.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI


1. Pelaksanaan konseling HIV/AIDS pranikah bagi calon pengantin dengan tujuan untuk
meningkatkan pengendalian, deteksi dini, menurunkan hingga meniadakan infeksi HIV/AIDS baru
dan menyiapkan mental bagi calon pengantin terkait dengan hasil pemeriksaan yang bersangkutan.
2. Memberi penyuluhan tentang HIV/AIDS bagi catin.
3. Saluran komunikasi KIE . Memberikan edukasi dan memberi waktu bagi pasien untuk bertanya
seputar HIV/AIDS
4. Berkomunikasi dengan baik serta menjaga rahasia (berkaitan dengan penderita HIV/AIDS) serta
memberi rasa aman

PELAKSANAAN
Melakukan penyuluhan tentang konseling dan tes HIV bagi Calon Pengantin
MONITORING & EVALUASI
Memonitor pasien dengan melakukan konseling dan tes HIV bagi Catin . Bagi pasien yang hasil HIV
positif maka akan didata dan dirujuk ke Puskesmas untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
10. Jenis Kegiatan : F5 - Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular
Dokter Pendamping : dr. Hj. Dwi Ripnowati
Judul Laporan : Konseling Sanitasi pada Penderita Diare Akut
LATAR BELAKANG
Penyakit diare sampai kini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, walaupun secara
umum angka kesakitan masih berfluktuasi dan kematian diare yang dilaporkan oleh sarana
pelayanan dan kader kesehatan mengalami penurunan namun penyakit diare masih sering
menimbulkan KLB yang cukup banyak bahkan menimbulkan kematian. Kepala Dinas kesehatan
Bojonegoro (Nanik Susmiati SKm MMKes) mengimbau masyarakat dikabupaten Bojonegoro untuk
waspada terhadap beberapa penyakit yang menyerang disaat musim penghujan tiba, diantaranya :
demam berdarah dengue dan diare. Menurutnya, meski penyakit diare saat ini belum terlalu
mewabah, namun masyarakat wajib mengantisipasinya. Terutama dibeberapa wilayah yang sering
dilanda banjir atau banyak genangan air. Upayakan untuk tetap menjaga kebersihan makanan dan
minuman.
Penyakit diare adalah buang air besar atau defekasi yang encer dengan frekuensi lebih dari tiga
kali sehari, dengan atau tanpa darah atau tanpa darah dan atay lendir dalam tinja.
Faktor hygiene dan sanitasi merupakan masalah penyebab terjadinya diare yaitu, pengadaan
sumber air bersih, jamban keluarga, serta perilaku cuci tangan dengan sabun.

PERMASALAHAN
Musim penghujan yang sering terjadi diwilayah Kanor menyebabkan peningkatan kasus diare pada
balita, anak dan dewasa. Faktor hygiene dan sanitasi merupakan penyebab terjadinya diare.
PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI
1. Melakukan penyuluhan tentang Diare. Pokok materi penyuluhan antara lain : Definisi diare,
penyebab,tanda dan gejala, kriteria diare dan dehidrasi, pencegahan, penatalaksanaan dan
komplikasi yang dapat terjadi akibat diare
2. Saluran komunikasi KIE . Memberikan edukasi dan memberi waktu bagi pasien untuk bertanya
seputar Diare

PELAKSANAAN
Konseling Sanitasi pada Penderita Diare Akut
MONITORING & EVALUASI
Memonitor pasien dengan sesi tanya jawab seputar penyuluhan untuk mengetahui apakah
masyarakat telah memahami materi yang telah disampaikan.
11. Jenis Kegiatan : F1 - Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Dokter Pendamping : dr. Hj. Dwi Ripnowati
JUDUL LAPORAN : Pemeriksaan Kesehatan Siswa di PONDOK PESANTREN ANWAR ZAHID
LATAR BELAKANG
Anak Usia sekolah merupakan sasaran strategis untuk pelaksanaan program kesehatan yang
berjumlah sekitar 30 % dari jumlah penduduk. Masalah kesehatan yang dialami peserta didik sangat
komplek dan bervariasi biasanya pada anak didik sekolah dasar terkait dengan perilaku hidup bersih
dan sehat. Dari hasil Pemeriksaan kesehatan dapat di perolah informasi dalam menilai
perkembangan kesehatan anak sekolah, maupun dijadikan pertimbangan dalam penyusun
perencanaan, pemanTauan dan evaluasi.

Dari permasalahan yang ada pelayana kesehatan sekolah diutamakan pada upaya kesehatan dalam
bentuk promotif dan preventif. Antara lain kegiatan Pemeriksaan peserta didik yang merupakan
prosedur pemeriksaan kesehatan yang dilakukan untuk memilah anak yang sehat dan tidak sehat
serta dapat dimanfaatkan untuk pemetaaan kesehatan peserta didik

Pemeriksaan kesehatan anak sekolah merupakan serangkaian kegiatan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang oleh tenaga kesehatan bersama kader kesehatan dan guru sekolah.
Rangkaian pemeriksaan tersebut seharusnya dilaksanakn seluruhnya namun dalam pelaksanaanya
dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi wilayah setempat.
PERMASALAHAN
1.Kurangnya pemahaman mengenai cara mendeteksi awal permasalahan kesehatan pada usia
menginjak remaja
2. Berdasarkan hasil Riskesdas 2010 masalah status gizi anak usia sekolah dan remaja menunjukan
bahwa anak usia 6-12 tahun masih banyak yang menunjukkan kekurangan gizi.
PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI
RENCANA KEGIATAN :
Melakukan pemeriksaan meliputi :
- Penimbangan dan Pengukuran tinggi badan
- Pemeriksaan Mata dan Tes Buta Warna
- Pemeriksaan THT
- Pemeriksaan Gigi
- Kesehatan reproduksi (berupa konseling)
- Pemeriksaan kelainan atau penyakit kulit
WAKTU PELAKSANAAN :
Hari / Tanggal : 27 Februari 2020 ( 08.00 – selesai)
SASARAN :
Siswa/Siswi di pondok pesantren Anwar Zahid
ALAT YANG DIGUNAKAN :
- Snellen chart
- Alat ukur Berat Badan
- Alat ukur Tinggi Badan
- Buku Tes Ishihara
- Penlight untuk pemeriksaan THT
PELAKSANAAN
Penjaringan kesehatan merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi pemeriksaan fisik. Rangkaian
pemerikasaan tersebut seharusnya dilaksanakan seluruhnya, namun dalam pelaksanannya dapata
disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi wilayah setempat.

Penjaringan kesehatan peserta didik meliputi :


1. Pemeriksaan Keadaan Umum
Penilaian keadaan umum peserta didik untuk menilai keadaan fisik secara umum
2. Penilaian status gizi
Penilaian berdasarkan tampilan fisik serta data obyektif Berat Badan, Tinggi Badan
3. Pemeriksaan gigi dan mulut
Untuk mengetahui keadaan kesehatan gigi dan mulut peserta didik dan menentukan prioritas
sasaran.
5. Pemerikasaan indera ( Penglihatan dan pendengaran )
Mengetahui tajam penglihatan dan pendengan serta kelainan organic pada anak dalam upaya
pencegahan.
6. Pemeriksaan Kulit
Mengetahui adanya infeksi atau penyakit kulit
MONITORING & EVALUASI
Pada Kegiatan ini bertujuan untuk menemukan sedini mungkin masalah kesehatan pada siswa/siswi
yang berada di pondok pesantren Anwar Zahid. Evaluasi pada kegiatan ini, ditemukannya
siswa/siswi yang mempunyai serumen di telinganya bahkan beberapa ada yang mengganggu
pendengaran, scabies ataupun penyakit dermatophytosis maupun undermatophytosis, , gangguan
menstruasi, sakit mata yang perlu ditindak lanjuti hasil dari pemeriksaan untuk menentukan
langkah intervensi selanjutnya.

12. Jenis Kegiatan : F1 - Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


Dokter Pendamping : dr. Hj. Dwi Ripnowati
JUDUL LAPORAN

PEMERIKSAAN KESEHATAN SISWA dan SCREENING COVID-19 di SMK KANOR

LATAR BELAKANG
Anak Usia sekolah merupakan sasaran strategis untuk pelaksanaan program kesehatan yang
berjumlah sekitar 30 % dari jumlah penduduk. Masalah kesehatan yang dialami peserta didik sangat
komplek dan bervariasi biasanya pada anak didik sekolah dasar terkait dengan perilaku hidup bersih
dan sehat. Dari hasil Pemeriksaan kesehatan dapat di perolah informasi dalam menilai
perkembangan kesehatan anak sekolah, maupun dijadikan pertimbangan dalam penyusun
perencanaan, pemanTauan dan evaluasi kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

Dari permasalahan yang ada pelayana kesehatan sekolah diutamakan pada upaya kesehatan dalam
bentuk promotif dan preventif. Antara lain kegiatan Pemeriksaan peserta didik yang merupakan
prosedur pemeriksaan kesehatan yang dilakukan untuk memilah anak yang sehat dan tidak sehat
serta dapat dimanfaatkan untuk pemetaaan kesehatan peserta didik.

Pemeriksaan kesehatan anak sekolah merupakan serangkaian kegiatan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang oleh tenaga kesehatan bersama kader kesehatan dan guru sekolah.
Rangkaian pemeriksaan tersebut seharusnya dilaksanakn seluruhnya namun dalam pelaksanaanya
dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi wilayah setempat.

Selain itu, Saat ini angka kejadian kasus COVID-19 yang meningkat dari hari ke hari dan dengan
cepat menyebar di hampir semua negara di dunia, membuat masyarakat harus lebih waspada
terhadap kasus ini. Oleh karena itu penting untuk masyarakat mengetahui apa iru COVID-19, gelaja,
cara penularan, hingga cara pencegahan agar angka kejadian bisa ditekan.

PERMASALAHAN
1. Kurangnya pemahaman mengenai cara mendeteksi awal permasalahan kesehatan
2. Terus bertambahnya jumlah korban yang terinfeksi Covid19 di seluruh dunia hingga
menyebabkan kematian
PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

RENCANA KEGIATAN :
Melakukan pemeriksaan meliputi :
- Penimbangan dan Pengukuran tinggi badan
- Pemeriksaan Mata dan Tes Buta Warna
- Pemeriksaan THT
- Pemeriksaan Gigi
- Kesehatan reproduksi (berupa konseling)
- Pemeriksaan kelainan atau penyakit kulit
- Screening covid meliputi: mengukur suhu siswa/siswi SMK Kanor.
- WAKTU PELAKSANAAN :
Hari / Tanggal : 17 Maret 2020 ( 12.30 – selesai)
SASARAN :
Siswa/Siswi di SMK Kanor
ALAT YANG DIGUNAKAN :
- Snellen chart
- Alat ukur Berat Badan
- Alat ukur Tinggi Badan
- Buku Tes Ishihara
- Penlight untuk pemeriksaan THT
- Termometer infrared

PELAKSANAAN

Penjaringan kesehatan merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi pemeriksaan fisik. Rangkaian
pemerikasaan tersebut seharusnya dilaksanakan seluruhnya, namun dalam pelaksanannya dapata
disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi wilayah setempat.

Penjaringan kesehatan peserta didik meliputi :


1. Pemeriksaan Keadaan Umum
Penilaian keadaan umum peserta didik untuk menilai keadaan fisik secara umum
2. Penilaian status gizi
Penilaian berdasarkan tampilan fisik serta data obyektif Berat Badan, Tinggi Badan
3. Pemeriksaan gigi dan mulut
Untuk mengetahui keadaan kesehatan gigi dan mulut peserta didik dan menentukan prioritas
sasaran.
5. Pemerikasaan indera ( Penglihatan dan pendengaran )
Mengetahui tajam penglihatan dan pendengan serta kelainan organic pada anak dalam upaya
pencegahan.
6. Pemeriksaan kulit
Mengetahui adanya kelainan/penyakit kulit pada anak untuk mencegah penularan
7. Screening covid-19.
Mengetahui seseorang dengan resiko tinggi atau mungkin terpapar covid-19.
MONITORING & EVALUASI

Pada Kegiatan ini bertujuan untuk menemukan sedini mungkin masalah kesehatan pada siswa/siswi
yang berada di SMK Kanor. Evaluasi pada kegiatan ini, ditemukannya siswa/siswi yang mempunyai
serumen di telinganya bahkan beberapa ada yang mengganggu pendengaran, scabies ataupun
penyakit dermatophytosis maupun undermatophytosis, , gangguan menstruasi, sakit mata yang
perlu ditindak lanjuti hasil dari pemeriksaan untuk menentukan langkah intervensi selanjutnya.
Untuk terkait apakah peserta mengarah ke covid-19 akan dipantau dan masuk kedata kerja wilayah
puskesmas kanor.

13. Jenis Kegiatan : F1 - Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


Dokter Pendamping : dr. Hj. Dwi Ripnowati
Judul Lap. Kegiatan : Penyuluhan "Novel Coronavirus (Covid-19) di SMK Kanor

LATAR BELAKANG
Novel Coronavirus (2019-nCoV) merupakan virus jenis baru yang belum pernah teridentifikasi pada
manusia sebelumnya. Pada awal tahun 2020 WHO melaporkan terjadi penambahan kasus 2019-
nCoV yang berlangsung cukup cepat dan terjadi penyebaran di Kota Wuhan, Prov Hubei, Cina dan
menyebar keluar wilayah serta negara lain.
Menurut hasil penyelidikan epidemiologi awal, sebagian besar kasus di Wuhan memiliki riwayat
bekerja, menangani, atau pengunjung yang sering berkunjung ke Pasar Grosir Makanan Laut
Huanan. Sampai saat ini, penyebab penularan masih belum diketahui secara pasti. Manifestasi klinis
biasanya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari setelah paparan. Tanda dan gejala umum infeksi
coronavirus antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas.
Pada kasus yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan
bahkan kematian.
Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi dengan mencuci tangan secara teratur,
menerapkan etika batuk dan bersin, memasak daging dan telur sampai matang. Hindari kontak
dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin.
PERMASALAHAN
1. Terbatasnya sumber informasi yang akurat mengenai cara penularan dan pencegahan serta
deteksi dini terhadap corona virus di Negara Indonesia.
2. Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai penularan dan faktor resiko penularan yang
berkaitan dengan kesehatan lingkungan dan kebersihan perseorangan
PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI
Penyuluhan novel corona virus bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyakarat mengenai
cara penularan, faktor resiko, pencegahan dan pelaporan dini mengenai kasus corona virus.
Sasaran dari kegiatan penyuluhan adalah semua warga SMK Kanor. Metode yang digunakan yaitu
penyuluhan mengenai corona virus meliputi pengertian, sumber penularan, tanda dan gejala, dan
pencegahan. Kegiatan disertai dengan sesi tanya jawab.
PELAKSANAAN
Kegiatan penyuluhan diikuti oleh seluruh peserta yang sedang hadir di SMK Kanor 17 maret 2020.
Penyuluhan dibagi dalam 2 sesi, dimulai dengan pemberian materi tentang penyuluhan Novel
Corona Virus. Penyuluhan menggunakan bantuan pamflet berisi tentang materi etika batuk yang
benar yang disertai dengan gambar sehingga dapat menarik perhatian peserta dan peserta tampak
cukup antusias merespon materi yang diberikan. Setelah pemberian materi penyuluhan, dilanjutkan
dengan sesi tanya jawab.
MONITORING & EVALUASI
Besarnya antusias masyarakat mengenai informasi (2019-nCoV) yang diberikan diharapkan
menambah pengetahuan cara deteksi dini dan pencegahan tentang penyakit tersebut. Bila terdapat
warga yang mengalami gejala mengarah ke covid-19 diarahkan langsung ke tenaga kesehatan yang
bertanggung jawab diwilayah tersebut.
14. Jenis Kegiatan : F1 - Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Dokter Pendamping : dr Hj Dwi Ripnowati,MM
Judul Lap. Kegiatan : PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
PESERTA HADIR
Masyarakat
LATAR BELAKANG
Jumlah anak usia sekolah (6-10 tahun) sebesar 30% dari total penduduk Indonesia atau sekitar 73
Juta orang. Usia sekolah merupakan masa keemasan untuk menanamkan nilai- nilai perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) sehingga berpotensi sebagai agen perubahaan untuk mempromosikan
PHBS, baik di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari
250.000 baik dari sekolah negeri, swasta maupun sekolah agama.
Sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran juga dapat menjadi ancaman penularan
penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Lebih dari itu, usia sekolah bagi anak juga merupakan masa
rawan terserang berbagai penyakit.
Menggosok gigi adalah tindakan yang perlu diajarkan kepada anak-anak sehingga dapat menjadi
suatu kebiasaan yang baik dan sehat. Menggosok gigi merupakan cara yang paling mudah dan
efektif untuk menjaga kebersihan gigi dan gusi dari plak dan sisa makanan. Menyikat gigi harus
dilakukan dengan baik dan benar agar debris atau sisa makanan benar-benar dapat dihilangkan dari
permukaan gigi (Karinta, 2011).
World Health Organization (WHO) pada tahun 2003 menyatakan bahwa angka kejadian karies pada
anak – anak adalah sebesar 60-90% (Kompas, 2009) .Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT, 2004), prevelansi karies di Indonesia mencapai 90,05% dan ini tergolong lebih tinggi
dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Jumlah penderita karies di Indonesia didominasi
oleh anak kelompok usia kurang dari 12 tahun sebesar 76,2% atau delapan dari sepuluh anak
Indonesia mengalami masalah gigi berlubang yang disebabkan oleh kebiasaan menyikat gigi yang
salah (Dumiyani, 2012). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Notohartojo (2011) kebiasaan
menyikat gigi 90% berpengaruh terhadap risiko kejadian karies gigi. Selain itu Cacingan : 40-60%
(Profil Dep Kes Tahun 2005), Anemia : 23,2 % (Yayasan Kusuma Buana Tahun 2007).
Mengingat peran penting gigi dan mulut sebagai sarana yang penting bagi tubuh sekaligus menjadi
titik awal dari pencernaan, kita harus mengerti masalah-masalah yang bisa terjadi. Berdasarkan The
Global Burden of Disease Study 2016 masalah kesehatan gigi dan mulut khususnya karies gigi
merupakan penyakit yang dialami hampir dari setengah populasi penduduk dunia (3,58 milyar jiwa).
Penyakit pada gusi (periodontal) menjadi urutan ke 11 penyakit yang paling banyak terjadi di
dunia.Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa proporsi terbesar
masalah gigi di Indonesia adalah gigi rusak/berlubang/sakit (45,3%). Sedangkan masalah kesehatan
mulut yang mayoritas dialami penduduk Indonesia adalah gusi bengkak dan/atau keluar bisul
(abses) sebesar 14%.
Oleh karena itu, penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut dan cara menyikat gigi yang baik dan benar
pada anak usia sekolah diperlukan untuk menumbuhkan kebiasaan yang baik dan sehat bagi anak.
PERMASALAHAN
1. Kurangnya pengetahuan mengenai pengertian gigi sehat
2. Kurangnya pengetahuan mengenai manfaat menggosok gigi
3. Kurangnya pegetahuan mengenai waktu menggosok gigi
4. Kurangnya pengetahuan siswa-siswi mengenai cara menggosok gigi
PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI
Metode yang dilakukan adalah penyuluhan dan tanya jawab. Materi yang diberikan adalah
“Kesehatan Gigi dan Mulut” dan memperagakan cara sikat gigi yang benar. Sasaran yang dituju
adalah siswa/siswi pondok pesantren Anwar Zahid.
PELAKSANAAN
Tanggal: 27 februari 2020
Waktu: Pukul 09.00 sampai dengan selesai
Tempat: Ponpes Anwar Zahid
Tujuan Penyuluhan:
1. Menjelaskan pengertian gigi sehat
2. Menjelaskan manfaat menggosok gigi
3. Menjelaskan waktu untuk menggosok gigi
4. Menjelaskan cara menggosok gigi
MONITORING & EVALUASI
Antusiasme peserta penyuluhan di Pondok Pesantren Anwar Zahid cukup baik.

15. Jenis Kegiatan : F4 - Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat*


Dokter Pendamping : dr Hj Dwi Ripnowati,MM
Judul Lap. Kegiatan : Masalah Gizi Pada Lansia
PESERTA HADIR
Masyarakat
Lain-lain
LATAR BELAKANG
Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota besar. Kebiasaan
makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalai pada lansia
penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit untuk
diubah walaupun disadari untuk mengurangi makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus
berbagai penyakit, misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi. Sedangkan gizi
kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah sosial ekonomi dan juga karena gangguan
penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan
kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-
kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit
menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi.

Menu hendaknya mengandung zat gizi dari beraneka ragam bahan makanan yang terdiri dari zat
tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi oleh usia lanjut
adalah 50% dari Hidrat Arang yang bersumber dari Hidrat Arang kompleks. Jumlah lemak dalam
makanan dibatasi, yang 25-30% dari total kalori,Jumlah protein yang dikonsumsi sebaiknya 8-10%
dari total kalori. Makanan sebaiknya mengandung serat dalam jumlah besar yang bersumber pada
buah, sayur dan beraneka pati, yang dikonsumsi dengan jumlah yang bertahap.
PERMASALAHAN
Masih bank lanais yang kurang mengetahui gizi seimbang yang tepat untuk usia lanjut.
PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI
Perlu adanya pemberian informasi lebih mengenai gizi seimbang pada lansia. kegiatan ini dilakukan
pada:
Hari/Tanggal : Rabu, 08 April 2020
Lokasi : Puskesmas Kanor
Metode : Penyuluhan
Peserta : Lansia dan seluruh pengunjung puskesmas kanor
Prioritas Masalah: upaya menerapkan gizi seimbang pada lansin agar tetap sehat, mandiri dan
produktif
intervensi: Melakukan penyuluhan
PELAKSANAAN
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 08 April 2020 di rang tunggu puskesmas Kanor. Peserta yang
hadir kurang lebih 20 orang. penyuluhan dilaksanakan pukul 09.00 WIB. Materi yang diberikan
adalah Masalah gizi pada lansin. Materi penyuluhan disajikan dengan metode flipcard. setelah itu
diiringi dengan sesi tanya jawab. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan serta konseling.
MONITORING & EVALUASI
Pelaksanaan kegiatan berjalan dengan cukup baik.
CATATAN PENDAMPING
16. Jenis Kegiatan : F4 - Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Dokter Pendamping : dr Hj Dwi Ripnowati,MM
Judul Lap. Kegiatan : Kebutuhan Gizi pada Hipertensi
PESERTA HADIR
Masyarakat
Lain-lain
LATAR BELAKANG
Prevalensi kejadian hipertensi di Indonesia cukup tinggi dibandingkan dengan beberapa negara Asia
dan
berbagai dampak dari kejadian hipertensi memerlukan perhatian dan penanganan khusus.
Untuk
mencegah hipertensi dan mengendalikan hipertensi beberapa hal dapat dikontrol di
antaranya berat
badan berlebih, kurangnya aktifitas fisik, merokok, konsumsi alkohol, asupan natrium berlebih,
asupan
kalium, kalsium, magnesium yang kurang serta kondisi stres. Pada masa lalu penatalaksanaan
hipertensi
yaitu dengan menggunakan obat antihipertensi dan diet rendah garam. Pada saat ini
modifikasi gaya
hidup (lifestyle) sudah diterapkan pada saat pra Hipertensi, selain diet rendah garam 1500
-2400 mg
Natrium sehari telah disusun pula suatu pedoman yang terdiri dari pola makan, jumlah dan jenis
bahan
makanan dengan memperhatikan beberapa zat gizi lain yang berperan pada kejadian
hipertensi
diantaranya yang perlu ditingkatkan adalah asupan kalsium, magnesium dan kalium yang
disebut diet
DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertensi). Peran tenaga gizi (nutrisionis dan dietisien)
sangat
penting dalam asuhan gizi pasien hipertensi sebagai konselor terapi non-farmakologik. Diet
DASH
diterapkan sejak pra hipertensi, apabila target tekanan darah tidak tercapai pada 4-6 minggu, maka
akan
diterapkan terapi farmakologik disertai pengaturan makanan (Diet DASH) dan modifikasi gaya
hidup.
Saat baru memulai program diet DASH, Anda mungkin akan merasa cita rasa masakan jadi kurang
sedap karena kurang garam. Apalagi kebanyakan masakan Indonesia memiliki cita rasa kuat. Untuk
mengatasi hal ini, Anda tidak perlu langsung menghilangkan seluruh takaran garam. Kurangi sedikit
demi sedikit sampai lidah Anda terbiasa.
Inti dari diet DASH adalah mengurangi asupan natrium. Baik itu natrium dalam makanan, produk
olahan, atau garam yang ditambahkan dalam masakan. Itu sebabnya, jenis makanan yang dipilih
dalam program ini adalah makanan dengan kadar natrium rendah. Saat belanja kebutuhan dapur,
jangan lupa untuk membaca label kemasan sebelum memilih produk.
PERMASALAHAN
1. Banyak penderita hypertensive mengganggap sepele masalah kebutuhan natrium dalam kegiatan
sehari-hari
2. masih ada penderita yang tidak mengkonsumsi obat dan gizi seimbang pada hipertensi
PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI
kegiatan cek perbulan ( PROLANIS) yang dilakukan Puskesmas Kanor diharapkan dapat membantu
penderita hipertensi dalam mengkontrol tekanan darrar dan edukasi mengenai gizi yang cocok bagi
mereka.
PELAKSANAAN
kegiatan dilaksanakan pada:
hari dan tanggal: Sabtu, 18 januari 2019
pukul : 09.00
tempt: ruang tunggu PKM kanor
MONITORING & EVALUASI
kegiatan berjalan dengan baik

17. Jenis Kegiatan : F3 - Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB)
Dokter Pendamping : dr Hj Dwi Ripnowati,MM
Judul Lap. Kegiatan : Penyuluhan Tentang Anemia pada Ibu Hamil di Kelas Bumil
PESERTA HADIR
Masyarakat
Lain-lain
LATAR BELAKANG
Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu, baik dalam kehamilan,
persalinan, maupun nifas dan masa selanjutnya. Penyulit penyulit yang dapat timbul akibat anemia
adalah : keguguran (abortus), kelahiran prematurs, persalinan yang lama akibat kelelahan otot
rahim di dalam berkontraksi (inersia uteri), perdarahan pasca melahirkan karena tidak adanya
kontraksi otot rahim (atonia uteri), syok, infeksi baik saat bersalin maupun pasca bersalin serta
anemia yang berat < 10,5 gr % pada trimester 2, nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan
kondisi wanita tidak hamil, terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2. Anemia yang
paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah anemia akibat kekurangan zat besi karena
kurangnya asupan unsur besi dalam makanan. Gangguan penyerapan, peningkatan kebutuhan zat
besi atau karena terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari tubuh, misalnya pada perdarahan.
Wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg perhari atau 2 kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil.
Jarak kehamilan sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia saat kehamilan. Kehamilan yang
berulang dalam waktu singkat akan menguras cadangan zat besi ibu. Pengaturan jarak kehamilan
yang baik minimal dua tahun menjadi penting untuk diperhatikan sehingga badan ibu siap untuk
menerima janin kembali tanpa harus menghabiskan cadangan zat besinya.
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11gr % pada
trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr % pada trimester 2, nilai batas tersebut dan perbedaannya
dengan kondisi wanita tidak hamil, terjadi karena hemodulasi, terutama pada trimester 2. Beberapa
penyebab anemia yaitu : 1) Zat besi yang masuk melalui makanan tidak mencukupi kebutuhan. 2)
Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi, terutama ibu hamil, masa tumbuh kembang pada
remaja, penyakit kronis, seperti tuberculosis dan infeksi lainnya. 3) Perdarahan yang disebabkan
oleh infeksi cacing tambang, malaria, haid yang berlebihan dan melahirkan.
Faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil : 1) Umur Ibu Menurut Amiruddin
(2007), bahwa ibu hamil yang berumur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun yaitu 74,1%
menderita anemia dan ibu hamil yang berumur 20 – 35 tahun yaitu 50,5% menderita anemia.
Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebihdari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi
untuk hamil, karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya,
beresiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia. 2) Paritas
Menurt Herlina (2006), Ibu hamil dengan paritas tinggi mempunyai resiko 1.454 kali lebih besar
untuk mengalami anemia di banding dengan paritas rendah. Adanya kecenderungan bahwa
semakin banyak jumlah kelahiran (paritas), maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia. 3)
Kurang Energi Kronis (KEK) 41% (2.0 juta) ibu hamil menderita kekurangan gizi. Timbulnya masalah
gizi pada ibu hamil, seperti kejadian KEK, tidak terlepas dari keadaan sosial, ekonomi, dan bio sosial
dari ibu hamil dan keluarganya seperti tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, konsums pangan,
umur, paritas, dan sebagainya.
Bahaya anemia dalam kehamilan yaitu risiko pada masa antenatal : berat badan kurang, plasenta
previa, eklamsia, ketuban pecah dini, anemia pada masa intranatal dapat terjadi tenaga untuk
mengedan lemah, perdarahan intranatal, shock, dan masa pascanatal dapat terjadi subinvolusi.
Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi pada neonatus : premature, apgar scor rendah, gawat
janin. Bahaya pada Trimester II dan trimester III, anemia dapat menyebabkan terjadinya partus
premature, perdarahan ante partum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia
intrapartum sampai kematian, gestosis dan mudah terkena infeksi, dan dekompensasi kordis hingga
kematian ibu. Bahaya anemia pada ibu hamil saat persalinan, dapat menyebabkan gangguan his
primer, sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan dengan tindakan-tindakan tinggi karena ibu
cepat lelah dan gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif. Anemia kehamilan dapat
menyebabkan kelemahan dan kelelahan sehingga akan mempengaruhi ibu saat mengedan untuk
melahirkan bayi. Bahaya anemia pada ibu hamil saat persalinan : gangguan hiskekuatan mengejan,
Kala I dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlantar, Kala II berlangsung lama sehingga dapat
melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan, Kala III dapat diikuti retensio
plasenta, dan perdarahan postpartum akibat atonia uteri, Kala IV dapat terjadi perdarahan post
partum sekunder dan atonia uteri. Pada kala nifas : Terjadi subinvolusi uteri yang menimbulkan
perdarahan post partum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang,
dekompensasi kosrdis mendadak setelah persalinan, anemia kala nifas, mudah terjadi infeksi
mammae (Saifudin, 2006) Hasil penelitian oleh Indriyani dan Amirudin (2007) menunjukkan bahwa
faktor risiko anema ibu hamil ini akan lebih kecil pada ibu hamil yang mengkonsumsi zat besi.
Kenaikan volume darah berfungsi untuk memenuhi kebutuhan perfusi dari plasenta dan untuk
penyediaan cadangan saat kehilangan darah waktu melahirkan. Selama kehamilan rahim, plasenta
dan janin memerlukan aliran darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Pertumbuhan
janin yang lambat, kekurangan gizi pada janin, kelahiran prematur dan berat badan bayi lahir yang
rendah, yaitu sebesar 38,85% ,merupaka penyebab kematian bayi. Sedangkan penyebab lainnya
yang cukup banyak terjadi adalah kejadian kurangnya oksigen dalam rahim (hipoksiaintrauterus)
dan kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir
(asfiksia lahir), yaitu 27,97%. Hal ini menunjukkan bahwa 66,82% kematian perinatal dipengaruhi
pada kondisi ibu saat melahirkan. Jika dilihat dari golongan sebab sakit, kasus obstetri terbanyak
pada tahun 2005 adalah disebabkan penyulit kehamilan, persalinan dan masa nifas lainnya yaitu
56,09%.
PERMASALAHAN
Anemia pada kehamilan di Indonesia masih tinggi, dengan angka nasional 65% yang setiap daerah
mempunyai variasi berbeda. Anemia gangguan medis yang paling umum ditemui pada masa hamil,
mempengaruhi sekurang – kurangnya 20% wanita hamil. Wanita ini memiliki insiden komplikasi
puerperal yang lebih tinggi, seperti infeksi, daripada wanita hamil dengan nilai hematologi normal.
PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI
Prioritas masalah : Masih banyak ibu hamil yang belum mengetahui apa itu anemia dan komplikasi
yang dapat terjadi pada ibu hamil.
Intervensi : Penyuluhan tentang anemia pada ibu hamil dan pemeriksaan kehamilan
PELAKSANAAN
Penyuluhan ini dilaksanakan pada pukul 10.00 WIB. Materi yang diberikan adalah tentang anemia
pada ibu hamil. Materi penyuluhan disajikan dengan verbalisasi. Penyuluhan dan pemeriksaan
dilaksanakan sekitar 1 jam dilanjutkan sesi diskusi dan tanya jawab.
MONITORING & EVALUASI
kegiatan berjalan dengan baik

18. Jenis Kegiatan : F4 - Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


Dokter Pendamping : dr Hj Dwi Ripnowati,MM
Judul Lap. Kegiatan : Mengenal Makanan Pendamping ASI
PESERTA HADIR
Masyarakat
Lain-lain
LATAR BELAKANG
Menu makanan bayi sebaiknya dibuat berdasarkan piramida makanan bayi. Piramida makanan bayi
berbentuk segitiga yang
menggambarkan konsep makanan sehat dengan gizi seimbang. Seperti bentuk piramida, di bagian
paling bawah merupakan porsi terbesar
yang bisa dimakan bayi. Sedangkan bagian atas adalah makanan yang dibutuhkan bayi namun
dalam porsi sedikit saja. Dengan menyusun
menu makanan bayi sesuai piramida maka nutrisi untuk bayi dapat dengan mudah terpenuhi. Di
bagian paling bawah piramida makanan bayi
adalah kelompok beras dan gandum. Dalam hal ini, orangtua bisa memberikan bubur nasi,
sereal yang dimasak maupun roti. Supaya anak tidak bosan dengan makanan yang mengandung
karbohidrat ini maka variasikan jenis makanan.
Bisa juga dibuat pasta, beras merah, mie ataupun havermut. Orangtua perlu meningkatkan tekstur
makanan kelompok
gandum ini secara bertahap. Di atas kelompok gandum terdapat kelompok nabati atau sayuran.
Sayuran terbukti kaya
nutrisi untuk bayi, pilihlah sayur yang berwarna hijau gelap. Sayuran seperti brokoli, bayam, wortel
sangat baik untuk bayi. Sayuran
biasanya diolah dengan dikukus dan dipotong kecil-kecil. Piramida makanan bayi yang ketiga adalah
jenis buah. Buah kaya akan vitamin dan mineral yang sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi untuk bayi. Buah pisang, apel, pir, tomat sangat baik untuk bayi.
Dalam menyajikan buah sebaiknya satu macam dulu. Buah dalam bentuk jus bisa diberikan kepada
bayi tapi tetap lebih bagus potongan
buah segar. Hindari buah kering atau buah yang ada dalam kaleng karena biasanya mengandung
bahan pengawet
PERMASALAHAN
1. Masih banyak orang tua yang tidak mengetahu jenis kebutuhan makanan yang bak digunakana
dalam menu makanan pendamping asi
2. Masih ada orangtua yang memberika MPASI pada anak dibawah 6 bulan
PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI
Mulailah memberi makan bayi dengan perlahan, tidak tergesa-gesa dan tidak memaksa. Sebelum
mulai makan, usahakanlah agar
suasana bayi sedang tenang dan tidak kenyang. Hal ini diciptakan agar bayi merasa menikmati
makanannya karena makan adalah hal penting
bagi setiap manusia.
PELAKSANAAN
kegiatan dilaksanakan pada:
Tanggal : 01 April 2020
pukul : 10.00
Tempat: Kantor kerala desa simorejo
MONITORING & EVALUASI
Kegiatan berjalan dengan baik
CATATAN PENDAMPING
19. Jenis Kegiatan : F1 - Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Dokter Pendamping : dr Hj Dwi Ripnowati,MM
Judul Lap. Kegiatan : Penyuluhan Tentang Penyakit dan Pengobatan pada pasien yang
terdiagnosa Gastritis
PESERTA HADIR
Masyarakat
Lain-lain
LATAR BELAKANG
Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti
perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis adalah suatu keadaan
peradangan atau peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronis, difus dan lokal. Ada dua
jenis gastritis yang terjadi yaitu gastritis akut dan kronik
Klasifikasi gastritis :
1. Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan
kerusakan erosi pada bagian superfisial. Pada gastritis ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil
mukosa edema, merah dan terjadi erosi kecil dan perdarahan
2. Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang bersifat menahun
sering bersifat multifaktor dengan perjalanan klinik bervariasi
Badan penelitian kesehatan WHO mengadakan tinjauan terhadap delapan negara dunia dan
mendapatkan beberapa hasil persentase dari angka kejadian gastritis di dunia, dimulai dari negara
yang angka kejadian gastritisnya paling tinggi yaitu Amerika dengan persentase mencapai 47%
kemudian diikuti oleh India dengan persentase 43%, lalu beberapa negara lainnya seperti Inggris
22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, Perancis 29,5% dan Indonesia 40,8%.
Penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh Depertemen Kesehatan RI angka kejadian gastritis
di beberapa kota di Indonesia yang tertinggi mencapai 91,6% yaitu di kota Medan, lalu di beberapa
kota lainnya seperti Surabaya 31,2%, Denpasar 46%, Jakarta 50%, Bandung 32,5%, Palembang
35,3%, Aceh 31,7% dan Pontianak 31,2%. Hal tersebut disebabkan oleh pola makan yang kurang
sehat.
Penyebab Gastritis :
1. Makan tidak teratur atau terlambat makan. Biasanya menunggu lapar dulu, baru makan dan
saat makan langsung makan terlalu banyak
2. Bakteri Helicobacter pylori hidup di bawah lapisan selaput lendir dinding bagian dalam lamung.
Fungsi lapisan lendir sendiri adalah untuk melinudngi kerusakan dinding lambung akibat produksi
asam lambung. Infeksi yangt diakibatkan bakteri Helicobacter menyebabkan peradangan pada
dinding lambung yang disebut gastritis
3. Merokok akan merusak lapisan pelindung lambung. Oleh karena itu, orang yang merokok lebih
sensitive terhadap gastritis maupun ulser. Merokok juga akan meningkatkan asam lambung,
melambatkan kesembuhan dan meningkatkan resiko kanker lambung
4. Stress. Hal ini dimungkinkan karena karena system persarafan di otak berhubungan dengan
lambung, sehingga jika seseorang mengalami stress, bisa muncul kelainan dalam lambungnya.
Stress bisa menyebabkan terjadi perubahan hormonal di dalam tubuh. Perubahan itu akan
merangsang sel-sel dalam lambung yang kemudian memproduksi asam secara berlebihan. Asam
yang berlebihan ini membuat lambung terasa nyeri, perih dan kembung. Lama- kelamaan hali ini
dapat menimbulkan luka di dinding lambung
5. Efek samping obat-obatan tertentu. Konsumsi obat penghilangan rasa nyeri, seperti obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
6. Mengkonsumsi makanan terlalu pedas dan asam. Minum minuman yang mengandung alkohol
dan cafein seperti kopi. Hal itu dapat meningkatkan produksi asam lambung berlebihan hingga
akhirnya terjadi iritasi dan menurunkan kemampuan fungsi dinding lambung
Gejala yang paling sering dijumpai pada penderita penyakit gastritis adalah keluhan nyeri, mulas,
rasa tidak nyaman pada perut, mual, muntah, kembung, sering platus, cepat kenyang, rasa penuh di
dalam perut, rasa panas seperti terbakar dan sering sendawa
PERMASALAHAN
Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di klinik penyakit dalam dan
kehidupan sehari-hari.Persentase angka kejadian gastritis di Indonesia tahun 2012 adalah 40.8%
dan angka kejadian gastritis di beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi
274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk.
PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI
Prioritas masalah : Gastritis
Intervensi : Memberikan pengobatan dan konseling pada pasien gastritis
PELAKSANAAN
Kegiatan dilaksanakan pada: 03 Desember 2019
pukul : 10.00

Non Farmakologi :
Menginformasikan kepada pasien untuk menghindari pemicu terjadinya keluhan, antara lain
dengan makan tepat waktu, makan sering dengan porsi kecil dan hindari makanan yang
meningkatkan asam lambung atau perut kembung seperti kopi, teh, makanan pedas dan kol.

Faarmakologi:
- Antasida Tab 3 x 500-1000 mg/hari
MONITORING & EVALUASI
kegiatan berjalan dengan baik
CATATAN PENDAMPING

20. Jenis Kegiatan : F4 - Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


Dokter Pendamping : dr Hj Dwi Ripnowati,MM
Judul Lap. Kegiatan : Gizi Pada Ibu Hamil
PESERTA HADIR
Masyarakat
Lain-lain
LATAR BELAKANG
Gizi seimbang ibu hamil adalah makanan yang mengandung zat-zat yang dibutuhkan ibu selama
kehamilan dalam susunan yang seimbang dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan gizi ibu hamil.
Gizi seimbang sangat penting terutama pada ibu yang sedang hamil untuk keperluan dirinya sendiri
dan juga janinnya. Keadaan gizi juga dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin, pertumbuhan
dan perkembangan janin, serta persiapan laktasi ibu. Sehingga kebutuhan makanan ibu meningkat.
Makanan tersebut digunakan untuk pembentukan janin, persiapan pembentukan ASI, tumbuh
kembang bayi selanjutnya dan untuk kesehatan ibu.

Akibat bila ibu kekurangan gizi:


1. Pengaruh bagi ibu hamil:
a. Ibu lemah dan kurang nafsu makan
b. Perdarahan dalam masa kehamilan
c. Kemungkinan terjadi infeksi tinggi
d. Anemia/kurang darah
2. Pengaruh waktu persalinan:
a. Persalinan sulit dan lama
b. Persalinan sebelum waktunya (prematur)
c. Perdarahan setelah persalinan
3. Pengaruh pada janin:
a. Keguguran
b. Bayi lahir mati
c. Cacat bawaan
d. Anemia pada bayi
e. Berat badan lahir rendah

Kebutuhan gizi selama kehamilan :


1. Karbohidrat
Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energy, pemberi rasa manis, penghemat protein,
pengatur metabolisme, dan membantu pengeluaran feses. Makanan yang mengandung karbohidrat
diantaranya adalah nasi, jagung, singkong, ubi, roti, dan sayur-sayuran, gandum, dan hasilnya
seperti soun, bihun, mie, makroni, tepung terigu, dll. Jangan makan makanan yang mengandung
karbohidrat terlalu banyak karena kelebihannya akan diolah menjadi lemak, sehingga
mengakibatkan berat badan yang berlebih dari yang diinginkan.
2. Protein
Protein berfungsi sebagai pertumbuhan dan pemeliharaan, pembentukan esensial dalam tubuh,
pengatur keseimbangan cairan, memelihara netralitas tubuh, pembentukan antibody, pengangkut
zat-zat makanan, dan sebagai sumber energy. Pada ibu hamil jika kekurangan protein akan sangat
mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan janin dalam kandungan. Makanan yang
mengandung

protein diantaranya adalah daging, telur,ikan, kacang-kacangan, tahu, tempe, dan keju.

3. Lemak

Lemak berfungsi sebagai sumber energy, alat pengangkut vitamin larut lemak, penghemat
protein, pemberi rasa kenyang dan kelezatan,

sebagai pelumas, pemeliharaan suhu tubuh, dan pelindung organ tubuh. Makanan yang
mengandung lemak diantaranya adalah minyak,
margarine, kelapa, dan santan.

4. Vitamin

Vitamin berperan dalam beberapa tahap reaksi metbolisme energy, pertumbuhan dan
pemeliharaan bagi tubuh. Jumlah vitamin yang

dibutuhkan oleh tubuh adalah sangat sedikit, akan tetapi kekurangannya dapat mengakibatkan
gangguan – gangguan yang luar biasa

pada tubuh. Vitamin dapat dibagi atas 2 golongan yaitu vitamin larut air dan vitamin larut
lemak. Vitamin larut air adalah vitamin-vitamin

B kompleks dan vitamin C. sedangkan vitamin larut lemak adalah vitamin – vitamin A, D, E, dan
K. Vitamin larut air tidak dapat disimpan

dalam tubuh sehingga kelebihan akan terbuang melalui air seni sedangkan vitamin larut lemak
dapat disimpan di dalam hati bila ada

kelebihannya. Makanan yang mengandung vitamin diantaranya adalah buah-buahan, sayur-


sayuran, dan kacang-kacangan.

5. Mineral

Mineral dibutuhkan untuk pembentukkan darah dan tulang, keseimbangan cairan tubuh, fungsi
syaraf yang sehat, fungsi system pembuluh

darah jantung dan lain-lain. mineral berfungsi sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh
melakukan fungsinya seperti memproduksi tenaga,

pertumbuhan dan penyembuhan. Ada 15 macam mineral yang diperlukan tubuh seperti
kalsium, ferrum, yodium, mangan, chlorine, fosfor,

belerang, seng, kalium, sodium, dsb. Makanan yang mengandung mineral diantaranya adalah
susu, hati, kuning telur, sayur-sayuran yang

berwarna hijau, daging, dan ikan.

6. Cairan

Air merupakan bagian tubuh yang terbesar. Hampir ¾ dari berat tubuh adalah air. Tubuh
menggunakan air untuk beberapa fungsi. Air
adalah pelarut semua hasil pencernaan, pembawa zat – zat kotoran dari sel – sel ke ginjal. Air
juga menolong mengatur suhu tubuh.

Seseorang memerlukan sekitar 6 – 8 gelas air dalam sehari.

Sumber air bagi tubuh ada 3 macam yaitu:

a. Melalui cairan yang diminum seperti air bersih, susu, sari – sari buah dan lain sebagainya.

b. Melalui makanan seperti sayur mentah, buah – buahan yang kaya air, sop dan makanan
lainnya yang mengandung banyak air.

c. Melalui metabolisme dalam tubuh.


PERMASALAHAN
1. Masih banyak yang belum mengetahui pentingnya gizi seimbang bagi ibu hamil

2. Masih banyak yang belum mengetahui tentang akibat bila ibu kekurangan gizi
PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI
Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan Ibu hamil dapat memahami tentang pentingnya menu
seimbang bagi ibu hamil.
PELAKSANAAN
kegiatan dilaksanakan pada:
Tanggal : 24 maret 2020
pukul : 10.00
MONITORING & EVALUASI
Kegiatan berjalan dengan baik

21. Jenis Kegiatan : F5 - Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular
Dokter Pendamping : dr Hj Dwi Ripnowati,MM
Judul Lap. Kegiatan : Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Pemeriksaan IVA
PESERTA HADIR
Dokter Pendamping
Masyarakat
Lain-lain
LATAR BELAKANG
Menurut WHO (2008) dalam Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2010) sekitar 490.000
wanita di seluruh dunia didagnosa menderita kanker serviks dan 240.000 kasus kematian wanita
akibat kanker serviks dan 80% kasus terjadi di negara berkembang. Menurut Yayasan Peduli Kanker
Serviks Indonesia tahun 2012 penderita kanker serviks di Indonesia mencapai 15.000 kasus,
sedangkan di provinsi Jawa Tengah terdapat 2.259 kasus (Dinas Kesehatan Jawa Tengah,2012), dan
di Kabupaten Sukoharjo sebanyak 74 kasus (Dinas Kesehatan Sukoharjo, 2014). Beberapa faktor
yang dapat meningkatkan kejadian kanker leher rahim tersebut antara lain paritas tinggi dengan
jarak persalinan pendek, melakukan hubungan seksual pada usia muda atau menikah di usia muda,
berganti-ganti pasangan seksual, perokok pasif dan aktif, penggunaan
kontrasepsi oral dalam jangka waktu yang lama lebih dari 5 tahun, penyakit menular seksual, dan
status ekonomi yang rendah.
Sebagian besar wanita yang didiagnosis kanker leher rahim tidak melakukan skrinning test atau
menindak lanjuti setelah ditemukan hasil yang abnormal, selain itu biaya untuk pemeriksaan dini
kanker serviks tersebut tidak murah, sehingga keterlambatan pemeriksaan pun terjadi akibat
kurangnya pengetahuan pada masyarakat tentang kanker serviks, sehingga kesadaran untuk
melakukan deteksi dini kanker serviks tidak dilaksanakan. Deteksi dini kanker pada leher rahim
tersebut sangat penting dilakukan, karena potensi kesembuhan akan sangat tinggi jika masih
ditemukan pada tahap prakanker. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan menurut Rasjidi
(2009) antara lain dengan Pap Smear (mengambil
lendir serviks untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium), kolposkopi (pemeriksaan yang
dilakukan dengan menggunakan teropong), biopsy
(pemeriksaan dengan mengambil sedikit jaringan serviks yang dicurigai), dan IVA Test (Inspeksi
Visual Asam Asetat).
Tes IVA adalah sebuah pemeriksaan skrinning pada kanker serviks dengan menggunakan asam
asetat 3-5% pada inspekulo dan dapat dilihat
dengan pengamatan secara langsung. Metode IVA ini merupakan sebuah metode skrinning yang
praktis dan murah, sehingga diharapkan
temuan kanker serviks dapat diketahui secara dini.
PERMASALAHAN
1. Masih kurangnya pengetahuan Ibu-Ibu dalam mencegah Kanker Leher Rahim
2. Ibu-Ibu masih merasa malu untuk melakukan pemeriksaan organ reproduksinya
PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI
Penyuluhan Kanker Leher Rahim dan pemeriksaan IVA dilakukan pada tanggal 30 maret 2020 di
puskesmas kanor, penyuluhan diberikan untuk menambah pengetahuan dan sikap ibu terhadap
kanker leher rahim.

PELAKSANAAN
Pelaksanaan dilakukan pada:
Hari/tanggal : Rabu, 13 November 2019
Tempat : Desa Kedungprimpen
Waktu: 08.00 WIB
MONITORING & EVALUASI
kegiatan berlangsung dengan baik
Jenis Kegiatan : F5 - Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular
Dokter Pendamping : dr Hj Dwi Ripnowati,MM
Judul Lap. Kegiatan : Mencegah Kanker Payudara dengan SADARI
PESERTA HADIR
Dokter Pendamping
Masyarakat
Lain-lain
LATAR BELAKANG
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, angka kejadian kanker payudara di
Indonesia diperkirakan terdapat 61.682 orang menderita kanker payudara. Angka kejadian kanker
tertinggi di Indonesia terjadi pada perempuan yaitu kanker payudara dan kanker leher Rahim.
Resiko kanker payudara meningkat sesuai bertambahnya usia bahkan usia muda tidak menjamin
aman dari kanker payudara.
Salah satu pencegahan kanker payudara dengan pemeriksaan payudara sendiri. Pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) merupakan salah satu cara yang efisien dan efektif sebagai pendeteksi
dini kanker payudara selain mamografi. Kegagalan penemuan secara dini kanker payudara dapat
terjadi dikarenakan kurangnya pengetahuan atau informasi yang diperoleh masyarakat. Banyak
penderita kanker payudara datang ke rumah sakit dengan kondisi stadium lanjut dikarenakan
penderita tidak merasa adanya perubahan dengan kondisi payudaranya.
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dapat dilakukan setelah seorang wanita mendapatkan
menstruasi. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) ini bertujuan untuk mendapatkan tanda kanker
payudara pada stadium yang lebih dini (down staging). Dengan SADARI ini perempuan
dapat melakukannya secara mandiri tanpa mengeluarkan biaya untuk melakukannya serta dapat
meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan adanya suatu benjolan yang tidak normal pada
payudara.
PERMASALAHAN
1. Kurangnya pengetahuan Ibu-Ibu untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
2. Ibu-Ibu merasa takut apabila setelah melakukan pemeriksaan payudara sendiri, menemukan
suatu benjolan yang tidak normal pada payudaranya.
PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI
Penyuluhan dan pemeriksaan SADARI dilakukan pada tanggal 13 November 2019 di Desa
Kedungprimpen dengan jumlah 20 Ibu.

Intervensi:
Melakukan tindakan pemeriksaan SEDARI secara praktek sehingga ibu-ibu dapat melakukan dan
memeriksa sendiri dirumah.
PELAKSANAAN
Dilaksanakan pada:
Hari/tanggal: Rabu, 13 Oktober 2019
Tempat : Desa Kedungprimpen
Waktu: 09.30 WIB
MONITORING & EVALUASI
Pelaksanaan berjalan dengan baik
CATATAN PENDAMPING
Jenis Kegiatan : F1 - Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Dokter Pendamping : dr Hj Dwi Ripnowati,MM
Judul Lap. Kegiatan : Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di SDN Tambahrejo 1
PESERTA HADIR
Masyarakat
LATAR BELAKANG
celakaan adalah suatu musibah yang dapat menimpa setiap manusia kapan saja tanpa diduga, mulai
dari anak-anak sampai orang dewasa.
Siswa Sekolah Dasar (SD) yang masih termasuk kedalam kategori anak-anak, sering mengalami
kecelakaan, karena anak-anak pada jenjang usia ini mempunyai keinginan untuk selalu beraktivitas
untuk menyalurkan kelebihan energi yang dimilikinya. Hal ini membuat siswa sering mengalami
kecelakaan saat sedang bermain, mulai dari kecelakaan ringan sampai kecelakaan besar seperti
terjatuh dari pohon, tersandung, pingsan, terluka, tertabrak dan lain-lain sehingga kadangkadang
menyebabkan kepanikan bagi pihak sekolah. Melihat hal ini, penting bagi siswa untuk diberikan
pendidikan tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). Pendidikan P3K mengajarkan
kepada siswa teknik yang tepat bagaimana dalam memberikan pertolongan pertama kepada korban
kecelakaan yang dilihatnya, bagaimana dia harus bersikap, bagaimana dia memanfaatkan benda-
benda di sekitarnya untuk dijadikan sebagai alat pertolongan.

P3K adalah upaya pertolongan dan perawatan secara sementara pada korban di sekolah
sebelum dibawa ke Rumah sakit, puskesmas atau klinik kesehatan untuk mendapat
pertolongan yang lebih baik dari dokter atau paramedik. Pertolongan pertama dimaksudkan
untuk menentramkan dan menenangkan penderita sebelum ditangani oleh tenaga yang lebih ahli
dengan sarana yang lebih memadahi.
Diharapkan dengan keadaan yang lebih tenang dapat mengurangi rasa sakit penderita.

Peralatan P3K terdiri atas


1. Bahan yang minimal harus tersedia
a. Bahan untuk membersihkan tangan misalnya : sabun, alkohol.
b. Obat untuk mencuci luka misalnya : air bersih, boorwater, Providone iodine
c. Obat untuk mengurangi rasa nyeri misalnya parasetamol
d. Bahan untuk menyadarkan misalnya moniak, parfum.
2. Alat minimal yang disediakan
a. 10 pembalut cepat
b. Pembalut gulung
c. Pembalut segitiga
d. Kapas
e. Plester
f. Kassa steril
g. Gunting
h. Pinset

Pelaksanaan P3K
Langkah-langkah pemeriksaan korban kecelakaan
1. Periksa kesadaran
Apakah korban sadar atau tidak, pingsan, gelisah, acuh tak acuh. Hilangkan penyebab gangguan
kesadaran, istirahatkan dan tenangkan korban yang gelisah, bila korban tidak sadar selama 30 menit
ia langsung diangkut ke dokter atau puskesmas/ rumah sakit
2. Periksa pernafasan
Apakah pernafasan kornban berhenti, cepat, lambat, tidak teratur, amati korban (lihat cuping
hidung-dengar). Tindakan awal adalah memebebaskan jalan nafas dan memepertahankan saluran
pernafasan. Bila pernafasan berhenti maka harus dilakukan pernafasan buatan.
3. Periksa tanda-tanda perdarahan dan peredaran darah
Apakah teraba denyut jantung?
Tindakan yang harus dilakukan dengan segera adalah menghentikan perdarahan
4. Periksa keadaan local (patah tulang, luka) dan perhatikan keluhan :
Tanyakan kepada korban apakah korban adarasa nyeri, linu, sakit? Minta tunjukkan tempat yang
sakit
Apabila ada luka harus dilihat juga apakah luka lain, beritahu korban bahwa ia akan ditolong dan
ajaklah bercakap-cakap
PERMASALAHAN
1. Kurangnya pengetahuan anak-anak tentang merawat luka
2. Kurangnya pengetahuan anak-anak tentang fungsi obat-obatan pada kotak P3K
PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI
Melakukan penyuluhan dan pengenalan alat-alat P3K kepada siswa, dan sesi tanya jawab dengan
siswa.
PELAKSANAAN
kegiatan dilaksanakan pada:
Tanggal : 15 November 2019
pukul : 09.00
Tempt SD N 1 Tambahrejo
MONITORING & EVALUASI
kegiatan berjalan dengan baik
CATATAN PENDAMPING

Anda mungkin juga menyukai