Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN KAJIAN SOP KEPERAWATAN ANAK

PASCA PENDIDIKAN S1 KEPERAWATAN

KARYA TULIS

Diajukan untuk memenuhi Kajian Penugasan Orientasi

ACEP MASKUR
NIK. 9071093

YAYASAN RS ISLAM KSWI JAWA BARAT


RUMAH SAKIT AL ISLAM BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas

berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan salah satu tugas masa orientasi

pasca studi yaitu berupa laporan kajian SOP keperawatan anak paska mengikuti

program pendidikan.

Dalam penyusunan laporan ini penyusun mendapat banyak informasi dari

supervisor ruangan, kepala instalasi, ketua tim serta rekan – rekan perawat di

ruangan. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan saran

dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan laporan ini.

Semoga laporan ini memberikan informasi awal tentang keadaan ruangan

yang ada di RS Al Islam khususnya di Darussalam 3 Anak, sehingga dapat

meningkatkan pelayanan kepada pelanggan untuk mencapai visi Rumah Sakit Al

Islam yang Unggul, Terpercaya dan Islami.

Bandung, September 2020

Acep Maskur, S. Kep., Ners


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................... …… 1

1.2 Waktu Pelaksanaan .......................................................................... 2

1.3 Tujuan………………...................................................................... 2

BAB II PERMASALAHAN

2.1 Ketersediaan SOP Keperawatan Anak ..............................................

2.2 Kepatuhan SOP Keperawatan Anak …………………………. .........

BAB III PEMBAHASAN……………………………………………..

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Tjipto Atmoko (2011, 2), Standar Operasional Prosedur

merupakan suatu pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas

pekerjaan  sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi

berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif dan prosedural sesuai

tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang

bersangkutan.

Melalui SOP yang diterapkan di rumah sakit diharapkan bisa

menjadi acuan untuk membuat aturan dan pengawasan terhadap kinerja

karyawan sesuai tata tertib yang berlaku dan terstruktur dengan benar

sehingga menjadi lebih efektif dan efisien. Karyawan rumah sakit dalam

melaksanakan SOP dapat menghindari kegagalan atau kesalahan dan

mengurangi konflik, keraguan, duplikasi serta pemborosan dalam proses

pelaksanaan kerja. Dengan demikian pelaksanaan tugas akan tetap

mengarah pada pelayanan yang professional.

Program penugasan orientasi di Rumah Sakit Al Islam merupakan

suatu standar bagi setiap karyawan baru maupun karyawan lama yang

baru selesai mengikuti pendidikan. Tujuan dari penugasan orientasi

tersebut adalah untuk membantu karyawan tersebut dalam menggali


situasi dan memberikan kontribusi yang positif di lingkungan kerjanya

secara nyata dan up to date.

Penugasan orientasi dalam pelayanan keperawatan menjadi hal

yang sangat penting karena pelayanan keperawatan merupakan armada

yang paling besar baik dari jumlah maupun jumlah jam layanan yang

di berikan kepada pasien. (Winters & Neville, 2012). Penugasan

orientasi dalam keperawatan meliputi kajian standar operasional prosedur

(SOP) yang diterapkan di keperawatan anak rumah sakit Al Islam dengan

dua fokus yang di telaah meliputi bagaimana ketersediaan SOP

keperawatan anak dan kepatuhan pelaksanaannya di ruangan sehingga

setelah selesai masa penugasan orientasi dapat memberikan informasi

serta memberikan rekomendasi terkait masalah yang di temukan.

Dalam memberikan implementasi keperawatan pada anak tentu

berbeda dibandingkan dengan orang dewasa. Banyak perbedaan-perbedaan

yang diperhatikan dimana harus disesuaikan pertumbuhan dan

perkembangan karena perawatan yang tidak optimal akan berdampak tidak

baik secara fisiologis maupun psikologis anak itu sendiri.

Perawat harus memperhatikan beberapa prinsip, diantaranya :

Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik,

artinya bahwa tidak boleh memandang anak dari segi fisiknya saja

melainkan sebagai individu yang unik yang mempunyai pola pertumbuhan

dan perkembangan menuju proses kematangan, sehingga dalam pemberian

perawatan tidak mengakibatkan adanya trauma pada anak dan keluarga.


Perawatan tersebut difokuskan dalam pencegahan terhadap trauma yang

merupakan bagian dalam keperawatan anak. Keperawatan anak juga selalu

tidak terlepas dari peran keluarga sehingga selalu melibatkan keluarga

(Family Centered Care). Family Centered Care meyakini adanya

dukungan individu, menghormati, mendorong dan meningkatkan kekuatan

dan kompetensi keluarga.

1.2 Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan p e n u g a s a n orientasi dari tanggal 6

September 2020 sampai 30 September 2020

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum:

Penugasan orientasi ini bertujuan untuk mendapat gambaran

terkait ketersediaan SOP dan kepatuhan dalam pelaksanaannya di

Darussalam 3 anak.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Dapat mengetahui ketersediaan SOP keperawatan anak

b. Dapat mengetahui kepatuhan dalam penerapan SOP keperawatan anak

c. Dapat memberikan analisis terkait permasalahan yang ditemukan

d. Dapat memberikan rekomendasi terkait permasalahan yang di

temukan
BAB II

PERMASALAHAN

Kajian SOP Keperawatan anak yang yang dilakukan terdiri dari 2 bagian

utama, yaitu ketersediaan SOP keperawatan anak dan angka kepatuhan perawat

pelaksana dalam penerapan SOP di ruangan.

A. Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulkan data yang digunakan untuk identifikasi

masalah dilakukan dengan metode:

1. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana

untuk mengumpulkan data tentang proses SOP keperawatan di ruangan.

2. Studi dokumentasi

Kegiatan dilakukan untuk pengumpulan data mengenai ketersediaan SOP

keperawatan di ruangan.

3. Kuesioner

Kuesioner digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan konsistensi

kepatuhan perawat terhadap SOP keperawatan.

B. Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah

1. Arsip Darussalam 3 Anak


2. Supervisor ruangan

3. Ketua tim

4. Perawat pelaksana.

5. Medrek Rumah sakit Al Islam Bandung

C. Gambaran Unit Darussalam 3 Anak

Ruang Darussalam 3 anak RS Al-Islam Bandung tahun 2020 memiliki gambaran

dan profil yang akan dijelaskan melalui tabel dibawah ini:

Tabel 2.1 Struktur Ketenagaan di Ruang Darussalam 3 Anak RS Al-Islam

Bandung

No. Jabatan Jumlah


1. Supervisor 1 orang
2. Ka Tim 2 orang
3. Perawat Pelaksana 20 orang
4. Apoteker 1 orang
5. Farmasi 1 orang
6. Gizi 1 orang
7. Helper 1 orang
8. Cleaning Service 3 orang
Sumber : Data Primer Darussalam 3 anak (2020)

Berdasarkan tabel 2.1 didapatkan bahwa struktur ketenaga kerjaan di

Ruang Darussalam 3 RS Al-Islam Bandung pada Tahun 2020 terdiri dari 1 orang

supervisor, 2 orang Ka Tim, 20 orang perawat pelaksana (1 orang perawat sedang

cuti melahirkan), 1 orang apoteker, 1 orang farmasi, 1 orang gizi, 1 orang helper

dan 3 orang cleaning service.

Tabel 2.2 Gambaran Ruangan Ruang Darussalam 3 RS Al-Islam Bandung

NO Ruangan Jumlah
1. Kamar perawat 2
2. Nurse Station 1
3. Tindakan 1
4. Spoelhoek 1
5. Rawat inap kelas 1 1 Kamar (2 Bed/kamar)
6. Rawat inap kelas 2 6 Kamar (15 Bed)
7. Rawat inap kelas 3 2 Kamar (5 Bed/Kamar)
8. VIP utama 3 Kamar (1 Bed/Kamar)
Sumber : Data Primer Darussalam 3 anak (2020)

Berdasarkan tabel 2.2 didapatkan gambaran ruangan yang tersedia di

Ruang Darussalam 3 anak RS Al-Islam Bandung yaitu kamar perawat berjumlah

2 ruangan, nurse station berjumlah 1 ruangan, ruang tindakan berjumlah 1

ruangan, ruang spoelhock berjumlah 1 ruangan, rawat inap kelas 1 berjumlah 1

ruangan terisi 2 bed tiap kamarnya, rawat inap kelas 2 berjumlah 6 ruangan terisi

15 bed, rawap inap kelas 3 berjumlah 2 ruangan terisi 5 bed tiap kamarnya dan

rawat inap vip utama berjumlah 3 ruangan terisi 1 bed tiap kamarnya.

Tabel 2.3 Tarif biaya rawat inap di Ruang Darussalam 3 anak

Kelas Perawatan
No Jenis tarif
I II III VIP Utama

1. Ruangan 550.000 400.000 250.000 950.000

2. Visite Dokter 130.000 90.000 80.000 150.000

3. Jumlah 680.000 490.000 320.000 1100.000


Sumber: Data Primer Darussalam 3 (2020)

D. Penyakit terbesar diruangan

Tabel 2.4 DATA 10 PENYAKIT TERBANYAK RUANGAN DARUSSALAM 3 ANAK

BULAN AGUSTUS 2020

NO PENYAKIT JUMLAH

1 Acute Lympoblastic Leukemia 29

2 Dengue Haemorrhagic Fever 15


3 Gastroenteritis 13

4 Typoid Fever 8

5 Bronchopneumonia 8

6 Dyspepsia 8

7 Appendicitis 5

8 Hepatitis 5

9 Amubiasis 5

10 Peritonitis 5
Sumber : Data Medrek Rumah sakit Al Islam Bandung (2020)

E. Riwayat Kunjungan Pasien di Darussalam 3 Anak

Berikut adalah BOR, LOS, TOI dan BTO diruangan Darusalam 3 anak pada
bulan Juni – Agustus 2020:

Tabel 2.7 BOR di Ruangan Darussalam 3 anak dalam tiga bulan terakhir
dengan kapasitas masih 30 TT

No Bulan BOR LOS BTO TOI

1 Juni 2020 66,02% 2,23 9,71 1,16

2 Juli 2020 53,87% 2,00 9,25 1,66

3 Agustus 2020 50,43% 1,89 8,43 1,95


Sumber : Data Primer Darussalam 3 anak (2020)

Tabel 2.8 Kunjungan di Ruangan Darussalam 3 dalam tiga bulan terakhir

No Bulan Masuk Keluar

1 Juni 2020 243 259


2 Juli 2020 247 255

3 Agustus 2020 234 226

Sumber : Data Primer Darussalam 3 anak (2020)

F. Jumlah Tindakan Keperawatan di Darussalam 3 Anak

Berikut adalah jumlah tindakan yang sering dilakukan di ruangan Darusalam 3


anak pada bulan Juni – Agustus 2020:

Tabel 2.9 Jumlah tindakan keperawatan di Ruangan Darussalam 3 anak dalam


tiga bulan terakhir

No Nama Tindakan Juni Juli Agustus Total

1 Injeksi 1144 986 924 3054

2 Infus 274 257 267 798

3 Kemoterapy 220 306 258 784

4 Pengambilan darah vena 326 183 159 668

5 Nebulasi 81 72 22 175

6 Perawatan luka 15-30 cm 9 24 17 50


(sedang)

7 Supositoria 17 8 10 35

9 EKG 0 1 0 1
Sumber : Data HIS Terra Darussalam 3 Anak (2020)

G. Ketersediaan SOP keperawatan di Darussalam 3 Anak

Dalam melakukan pelayanan keperawatan, perawat dituntut memiliki sikap,

pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standar professional dan etika


keperawatan sehingga dapat meningkatkan pelayanannya sesuai dengan visi

Rumah Sakit Al Islam Bandung, yaitu unggul, terpercaya dan Islami.

Untuk dapat mewujudkan visi tersebut, Bidang Pelayanan Keperawatan

menyusun standar prosedur operasional tindakan keperawatan yang akan ditinjau

setiap 3 tahun dari revisi terakhir atau bila diperlukan perubahan yang sifatnya

mendesak, maka akan dikeluarkan ketentuan tambahan / perubahan.

Dari hasil studi dokumentasi yang dilakukan peneliti, selama kurang lebih 1

pekan, ada beberapa buku yang tersedia di unit Darussalam 3 anak, yaitu :

1. Buku SOP Tindakan Keperawatan Rumah Sakit Al Islam Bandung sebanyak

140 SOP

2. Buku SOP Manajerial Keperawatan Rumah Sakit Al Islam Bandung

sebanyak 32 SOP

3. Bundles arsip SOP Darussalam 3 anak sebanyak 86 SOP. Jumlah tersebut

ditentukan setelah peneliti memilah arsip SOP, SK/informasi, Formulir dan

panduan.

SOP yang di bundles sebanyak 120 dikurangi 25 SOP (buku SOP RSAI)

dikurangi 9 SOP yang sama (bundles). Jadi, jumlah SOP yang di bundles

arsip D3 anak berjumlah 86 SOP

4. Panduan – panduan yang berhubungan dengan SOP : 13 panduan

Jadi, total ketersediaan SOP D3 anak berjumlah 140 (buku SOP tindakan

keperawatan) ditambah 32 (buku SOP Manajerial Keperawatan) + 86 (bundles

arsip D3 anak) = 258 SOP. Sedangkan panduan – panduan yang berhubungan

dengan SOP sebanyak 13 panduan.


Berdasarkan karakteristik keperawatan anak, jumlah kunjungan dan 10 penyakit

terbanyak di ruangan, dari 258 SOP dan 13 panduan, peneliti mengambil 8 SOP

yang akan diberikan questioner kepada perawat pelaksana untuk menentukan

SOP yang paling sering dilakukan di ruangan Darussalam 3 anak beserta tingkat

kepatuhannya sekaligus melibatkan Kashif untuk mengobservasi SOP tersebut.

8 SOP tersebut adalah :

1. Pemberian tranfusi darah

2. Mempersiapkan obat injeksi

3. Memberikan obat secara intra vena

4. Pengambilan darah vena

5. Mengganti cairan infus

6. Pemasangan kateter iv

7. Penerimaan pasien rawat inap

8. Pemberian obat kemotherapy

H. Kepatuhan perawat dalam penerapan SOP

Berikut adalah hasil survey staf keperawatan Darussalam 3 anak yang di sebar

melalui geogle formulir :

1. Data Demografi Perawat Dasrussalam 3 Anak


Dari hasil survey kepada 21 perawat pelaksana di ruangan Darussalam 3 anak
didapatkan data bahwa 61,9 % perawat yang berusia 20-30 tahun, didominasi oleh
perempuan (95,2 %) dan telah menikah sebanyak 81% dengan tingkat pendidikan
D III Keperawatan (100%), sedangkan lama kerja di rumah sakit > 5 tahun
sebanyak 57,1 %, dengan rincian tiap item data demografi sebagaimana diagram
dibawah ini:
Berdasarkan diagram diatas sebagian besar perawat Darussalam 3 anak berusia

produktif usia 20-30 tahun sebanyak 61,9 %.

Berdasarkan diagram diatas perawat Darussalam 3 anak didominasi oleh

perempuan sebanyak 95,2 %.


Berdasarkan diagram diatas sebagian besar perawat Darussalam 3 anak telah

menikah sebanyak 81 %.

Berdasarkan diagram diatas semua perawat pelaksana Darussalam 3 anak 100%

lulusan D III Keperawatan.


Berdasarkan diagram diatas sebagian besar perawat Darussalam 3 anak telah

bekerja di Rumah sakit Al Islam Bandung sebanyak 57,1 %.

2. Kepatuhan Pelaksanaan SOP Keperawatan

Dari hasil survey yang dilakukan kepada 21 responden yang merupakan

perawat pelaksana di ruangan Darussalam 3 anak diperoleh data bahwa 47,6 %

perawat menyatakan ada perbedaan antara SOP keperawatan anak dan

keperawatan lainnya. Diantara perbedaannya adalah : cara berkomunikasi,

perbedaan karakter, usia, fleksibilitas/kondisional, keterlibatan orang tua pasien

dan cara pendekatan. Responden juga menyatakan jumlah tindakan keperawatan

anak yang sering dilakukan adalah pemberian kemotherapy, pemberian tranfusi

darah dan persiapan obat injeksi (masing – masing sebanyak 19 %), namun

perawat menyatakan pula belum tersedianya SOP pemberian kemotherapy di


ruangan sebanyak 61,9 %. Dari segi pelaksanaan SOP, perawat ruangan selalu

melaksanakan SOP dengan benar sebanyak 76,2 %. Apabila perawat tersebut

lupa atau tidak tahu sebanyak 71,4 % akan bertanya kepada rekan sejawat.

Sebanyak 90,5 % perawat menyatakan akan melakukan SOP keperawatan dalam

kondisi apapun. Dari segi hambatan, perawat menyatakan ada hambatan dalam

melakukan SOP keperawatan ini sebanyak 33,3 %, hambatan yang dirasakan

karena kondisi / karakter sebagai anak sebanyak 93,8 %. Kemudian sebanyak 81

% perawat menyatakan perlu mereview kembali SOP. Adapun SOP yang sangat

perlu di review adalah SOP pemberian kemotherapy. Yang terakhir, perawat

menyatakan perlu adanya reward dan punishment SOP sebanyak 61,9 %. Reward

yang dimaksud adalah : diinformasikan kekurangan dan kelebihan, adanya

kenaikan insentif, perawat terbaik, hadiah dan pujian. Sedangkan punishment

SOP hanya bersifat teguran lisan saja. Adapun rincian tiap item data kepatuhan

SOP keperawatan anak sebagaimana diagram dibawah ini :


Berdasarkan diagram diatas sebagian perawat Darussalam 3 anak menyatakan

adanya perbedaan SOP keperawatan anak dengan SOP keperawatan lainnya

sebanyak 47,6 %.

Berdasarkan diagram diatas perawat Darussalam 3 anak menyatakan hal yang

membedakan SOP keperawatan anak dengan SOP keperawatan lainnya adalah

masalah cara berkomunikasi, perbedaan karakter, usia, fleksibilitas/kondisional,

keterlibatan orang tua pasien dan cara pendekatan.

Berdasarkan diagram diatas sebagian besar perawat Darussalam 3 anak

menyatakan ada 3 tindakan keperawatan yang terbanyak dilakukan di ruangan


yaitu pemberian kemotherapy, pemberian tranfusi darah dan persiapan obat

injeksi (masing – masing sebanyak 19 %).

Berdasarkan diagram diatas sebagian besar perawat Darussalam 3 anak

menyatakan belum tersedia SOP pemberian kemotherapy sebanyak 61,9 %.

Berdasarkan diagram diatas sebagian besar perawat Darussalam 3 anak

menyatakan selalu melaksanakan SOP keperawatan yang telah ditentukan rumah

sakit sebanyak 76,2 %.


Berdasarkan diagram diatas sebagian besar perawat Darussalam 3 anak

menyatakan bila lupa atau tidak tahu tentang SOP selalu bertanya kepada rekan

sejawat sebanyak 71,4 %.

Berdasarkan diagram diatas sebagian besar perawat Darussalam 3 anak

menyatakan kapan pun akan sekaku melakukan SOP dengan benar sebanyak 90,5

%.
Berdasarkan diagram diatas sebagian besar perawat Darussalam 3 anak

menyatakan tidak ada hambatan dalam melakukan SOP sebanyak 66,7 %.

Berdasarkan diagram diatas sebagian besar perawat Darussalam 3 anak

menyatakan hambatan saat SOP tidak bisa dilakukan dengan benar karena kondisi

anak yang tidak memungkinkan sebanyak 93,8 %.


Berdasarkan diagram diatas sebagian besar perawat Darussalam 3 anak

menyatakan ruangan perlu mereview kembali SOP sebanyak 81 %.

Berdasarkan diagram diatas sebagian besar perawat Darussalam 3 anak

menyatakan setuju adanya reward dan punishment pelaksanaan SOP sebanyak

61,9 %.
Berdasarkan diagram diatas perawat Darussalam 3 anak menyatakan reward yang

dimaksud adalah : diinformasikan kekurangan dan kelebihan, adanya kenaikan

insentif, perawat terbaik, hadiah dan pujian. Sedangkan punishment SOP hanya

bersifat teguran lisan saja.

BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan dari hasil analisa data yang diperoleh data dari hasil wawancara,

studi dokumentasi dan questioner adalah sebagai berikut:

A. Ketersediaan SOP Keperawatan

1. Proses SOP

Langkah-langkah proses pembuatan SOP khususnya di bidang pelayanan

keperawatan RS Al Islam Bandung sudah berjalan sesuai dengan SOP yang telah

ditetapkan. Bidang Pelayanan Keperawatan menyusun standar operasional


prosedur tindakan keperawatan yang akan ditinjau setiap 3 tahun dari revisi

terakhir atau bila diperlukan perubahan yang sifatnya mendesak, maka akan

dikeluarkan ketentuan tambahan / perubahan.

2. Jumlah SOP keperawatan di Darussalam 3 Anak

Ketersediaan SOP tindakan keperawatan di ruangan sangat memadai. Dari hasil

studi dokumentasi yang dilakukan peneliti, selama kurang lebih 1 pekan

didapatkan total ketersediaan SOP Darussalam 3 anak sebanyak 258 SOP, jumlah

ini diambil dari : buku SOP tindakan keperawatan yang tersedia di ruangan, buku

SOP Manajerial Keperawatan dan bundles / kumpulan arsip Darussalam 3 anak.

Sedangkan panduan – panduan yang berhubungan dengan SOP sebanyak 13

panduan. Namun isi SOP keperawatan yang ada masih bersifat general, tidak

menyesuaikan dengan karakteristik anak – anak. SOP keperawatan saat ini belum

sepenuhnya mengakomodir SOP keperawatan anak. Menurut Hurun Ain (2019)

didalam Buku Saku SOP Tindakan Keperawatan Anak, SOP keperawatan anak

yang seharusnya ada diantaranya : pengukuran antropometri, imunisasi (hepatitis

B, polio oral, BCG, DPT, campak), nebulasi pada anak/bayi, suctioning pada anak

yang terpasang ETT, pemeriksaan mantoux, fisioterapi dada pada anak, terapi

bermain, rumple leed test, kemoterapy pada anak, bone marrow puncure, lumbal

puncure dan bronchial washing.

3. Distribusi SOP ke Unit Rawat Inap

Proses distribusi SOP dari bidang pelayanan keperawatan ke seluruh ruangan

sudah sesuai dengan alur yang ada dan sesuai dengan panduan penyusunan
dokumen akreditasi KARS dan tidak ada kendala dalam pendistribusian SOP ke

ruangan rawat inap.

4. Sosialisasi SOP

Proses sosialisasi SOP di Darussalam 3 anak belum berjalan dengan baik.

Sosialisasi bersifat insidentil, bila ada SOP baru dari bidang pelayanan

keperawatan atau bilamana sangat perlu terkait kondisi ruangan. Sehingga hal ini

dapat menyebabkan SOP tersebut tidak tersosialisasi dengan baik. Dari hasil

survey yang disebarkan, sebanyak 81 % perawat menyatakan perlu mereview

kembali SOP. Adapun SOP yang sangat perlu di review adalah SOP pemberian

kemotherapy.

B. Kepatuhan pelaksanaan SOP Keperawatan

1. Displin perawat dalam pelaksanaan SOP

Dari segi pelaksanaan SOP, perawat ruangan selalu melaksanakan SOP dengan

benar sebanyak 76,2 %. Apabila perawat tersebut lupa atau tidak tahu sebanyak

71,4 % akan bertanya kepada rekan sejawat. Sebanyak 90,5 % perawat

menyatakan akan melakukan SOP keperawatan dalam kondisi apapun.

2. Pemahaman SOP keperawatan anak

Dalam memberikan implementasi keperawatan pada anak tentu berbeda

dibandingkan dengan orang dewasa. Banyak perbedaan-perbedaan yang


diperhatikan dimana harus disesuaikan pertumbuhan dan perkembangan karena

perawatan yang tidak optimal akan berdampak tidak baik secara fisiologis

maupun psikologis anak itu sendiri.

Dari hasil survey yang dilakukan kepada 21 responden yang merupakan perawat

pelaksana di ruangan Darussalam 3 anak diperoleh data bahwa 47,6 % perawat

menyatakan ada perbedaan antara SOP keperawatan anak dan keperawatan

lainnya. Diantara perbedaannya adalah : cara berkomunikasi, perbedaan karakter,

usia, fleksibilitas/kondisional, keterlibatan orang tua pasien dan cara pendekatan.

Responden juga menyatakan jumlah tindakan keperawatan anak yang sering

dilakukan adalah pemberian kemotherapy, pemberian tranfusi darah dan persiapan

obat injeksi (masing – masing sebanyak 19 %), namun perawat menyatakan pula

belum tersedianya SOP pemberian kemotherapy di ruangan sebanyak 61,9 %,

padahal ruangan sudah tersedia SOP tersebut.

C. Analisis Permasalahan

1. Faktor pendukung Implementasi SOP Keperawatan

a. Sumber daya manusia

Dari hasil survey kepada 21 perawat pelaksana di ruangan Darussalam 3 anak

didapatkan data bahwa 61,9 % perawat yang berusia 20-30 tahun. Usia tersebut

adalah usia produktif, dimana ruangan mempunyai SDM yang sangat bagus untuk

meningkatkan produktifitas, kreatifitas dan pengembangan kualitas keperawatan

yang lebih baik lagi. Dari segi lama bekerja di rumah sakit yang > 5 tahun

sebanyak 57,1 %. Dengan demikian, usia yang produktif dan pengalanan kerja
yang lebih lama adalah modal utama untuk menguatkan pengembangan

keperawatan anak di ruangan.

b. Lokasi Strategis

Darussalam 3 anak berada di lantai 3 yang mudah diakses menggunakan lift untuk

umum, terdapat jalur khusus evakuasi di sisi utara dan barat ruangan, mempunyai

tempat bermain yang cocok untuk usia anak dan juga ventilasi udara yang cukup

luas. Dengan demikian, lingkungan ini dapat mencegah hospitalisasi dan

traumatik pada pasien anak, sehingga SOP keperawatan anak masih tetap bisa

dilakukan sesuai dengan kondisi anak.

c. Jumlah tindakan keperawatan

Jumlah tindakan keperawatan yang dilakukan di Darussalam 3 anak cukup

bervaiatif. Dari hasil pengambilan data HIS Terra rumah saki Al Islam Bandung

didapatkan 4 tindakan yang sering dilakukan di ruangan selama 3 bulan terakhir

(bulan Juni – Agustus 2020) adalah : pemberian injeksi sebanyak 3054 kali,

pemasangan infus 798 kali, pemberian kemotherapy 784 kali dan pengambilan

darah vena sebanyak 668 kali.

2. Faktor Penghambat Implementasi SOP Keperawatan

a. Karakter pasien anak

Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik, artinya

bahwa tidak boleh memandang anak dari segi fisiknya saja melainkan sebagai

individu yang unik yang mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan

menuju proses kematangan, sehingga dalam pemberian perawatan tidak

mengakibatkan adanya trauma pada anak dan keluarga. Dalam pelaksanaan


implemntasi keperawatan pun harus selalu melibatkan keluarga (Family Centered

Care). Dari hasil survey, perawat menyatakan ada hambatan dalam melakukan

SOP keperawatan ini sebanyak 33,3 %, hambatan yang dirasakan karena kondisi /

karakter sebagai anak sebanyak 93,8 %.

b. Fasilitas

Pengaruh ketersediaan alat terhadap kepatuhan perawat pada pelaksanaan SOP

keperawatan sangatlah penting. Fasilitas yang tersedia hendaknya dalam jumlah

dan jenis yang selalu memadai dan selalu dalam keadaan siap pakai. Tidak

tersedianya fasilitas tindakan dapat mempersulit dan menimbulkan masalah dalam

pelaksanaannya, ketersediaan fasilitas termasuk dalam faktor pemungkin untuk

terbentuknya perilaku. Dari hasil survey, perawat menyatakan alasan penghambat

pelaksanaan SOP adalah karena fasilitas tidak lengkap sebanyak 6,2 %.

Menurut Yuliastati & Nining (2016) didalam Modul Bahan Ajar Cetak

Keperawatan Anak dalam hal pembuatan SOP keperawatan anak harus

memperhatikan Paradigma dan Prinsip Keperawatan Anak, yaitu :

1. Paradigma keperawatan anak

Paradigma keperawatan anak merupakan suatu landasan berpikir dalam penerapan

ilmu keperawatan anak. Landasan berpikir tersebut terdiri dari empat komponen,

di antaranya manusia dalam hal ini anak, keperawatan, sehat-sakit dan lingkungan

yang dapat digambarkan berikut ini:

manusia (anak)

sehat – sakit lingkungan


keperawatan

Empat Komponen Landasan Berpikir Paradigma Keperawatan Anak

a. Manusia (Anak)

Dalam keperawatan anak yang menjadi individu (klien) adalah anak yang

diartikan sebagai seseorang yang usianya kurang dari 18 (delapan belas) tahun

dalam masa tumbuh kembang, dengan kebutuhan khusus yaitu kebutuhan fisik,

psikologis, sosial dan spiritual. Dalam memberikan pelayanan keperawatan anak

selalu diutamakan, mengingat kemampuan dalam mengatasi masalah masih dalam

proses kematangan yang berbeda dibanding orang dewasa karena struktur fisik

anak dan dewasa berbeda mulai dari besarnya ukuran hingga aspek kematangan

fisik. Proses fisiologis anak dengan dewasa mempunyai perbedaan dalam hal

fungsi tubuh dimana orang dewasa cenderung sudah mencapai kematangan.

Kemampuan berpikir anak dengan dewasa berbeda dimana fungsi otak dewasa

sudah matang sedangkan anak masih dalam proses perkembangan. Demikian pula

dalam hal tanggapan terhadap pengalaman masa lalu berbeda, pada anak

cenderung kepada dampak psikologis yang apabila kurang mendukung maka akan

berdampak pada tumbuh kembang anak sedangkan pada dewasa cenderung sudah

mempunyai mekanisme koping yang baik dan matang.

b. Sehat-sakit

Rentang sehat-sakit merupakan batasan yang dapat diberikan bantuan pelayanan

keperawatan pada anak adalah suatu kondisi anak berada dalam status kesehatan
yang meliputi sejahtera, sehat optimal, sehat, sakit, sakit kronis dan meninggal.

Rentang ini suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang bersifat dinamis

dalam setiap waktu. Selama dalam batas rentang tersebut anak membutuhkan

bantuan perawat baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti apabila

anak dalam rentang sehat maka upaya perawat untuk meningkatkan derajat

kesehatan sampai mencapai taraf kesejahteraan baik fisik, sosial maupun spiritual.

Demikian sebaliknya apabila anak dalam kondisi kritis atau meninggal maka

perawat selalu memberikan bantuan dan dukungan pada keluarga. Jadi batasan

sehat secara umum dapat diartikan suatu keadaan yang sempurna baik fisik,

mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan.

c. Lingkungan

Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang dimaksud adalah

lingkungan eksternal maupun internal yang berperan dalam perubahan status

kesehatan anak. Lingkungan internal seperti anak lahir dengan kelainan bawaan

maka di kemudian hari akan terjadi perubahan status kesehatan yang cenderung

sakit, sedang lingkungan eksternal seperti gizi buruk, peran orang tua, saudara,

teman sebaya dan masyarakat akan mempengaruhi status kesehatan anak.

d. Keperawatan

Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan kepada

anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dengan

melibatkan keluarga. Upaya tersebut dapat tercapai dengan keterlibatan langsung

pada keluarga mengingat keluarga merupakan sistem terbuka yang anggotanya


dapat dirawat secara efektif dan keluarga sangat berperan dalam menentukan

keberhasilan asuhan keperawatan, di samping keluarga mempunyai peran sangat

penting dalam perlindungan anak dan mempunyai peran memenuhi kebutuhan

anak. Peran lainnya adalah mempertahankan kelangsungan hidup bagi anak dan

keluarga, menjaga keselamatan anak dan mensejahterakan anak untuk mencapai

masa depan anak yang lebih baik, melalui interaksi tersebut dalam terwujud

kesejahteraan anak (Wong, 2009).

2. Prinsip Keperawatan Anak

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak tentu berbeda dibandingkan

dengan orang dewasa. Banyak perbedaan-perbedaan yang diperhatikan dimana

harus disesuaikan dengan usia anak serta pertumbuhan dan perkembangan karena

perawatan yang tidak optimal akan berdampak tidak baik secara fisiologis

maupun psikologis anak itu sendiri. Perawat harus memahami dan mengingat

beberapa prinsip yang berbeda dalam penerapan asuhan keperawatan anak,

dimana prinsip tersebut terdiri dari:

a. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik, artinya

bahwa tidak boleh memandang anak dari segi fisiknya saja melainkan sebagai

individu yang unik yang mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan

menuju proses kematangan.

b. Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai

tahap perkembangannya. Sebagai individu yang unik, anak memiliki berbagai

kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain sesuai tumbuh kembang.

Kebutuhan fisiologis seperti nutrisi dan cairan, aktivitas, eliminasi, tidur dan lain-
lain, sedangkan kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual yang akan terlihat

sesuai tumbuh kembangnya. c. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada

upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan yang bertujuan

untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak mengingat anak

adalah penerus generasi bangsa.

d. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada

kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif

dalam memberikan asuhan keperawatan anak. Dalam mensejahterakan anak maka

keperawatan selalu mengutamakan kepentingan anak dan upayanya tidak terlepas

dari peran keluarga sehingga selalu melibatkan keluarga.

e. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga untuk

mencegah, mengkaji, mengintervensi dan meningkatkan kesejahteraan hidup,

dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan aspek moral (etik)

dan aspek hukum (legal).

f. Tujuan keperawatan anak dan keluarga adalah untuk meningkatkan maturasi

atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai makhluk biopsikososial

dan spiritual dalam konteks keluarga dan masyarakat. Upaya kematangan anak

adalah dengan selalu memperhatikan lingkungan yang baik secara internal

maupun eksternal dimana kematangan anak ditentukan oleh lingkungan yang

baik.

g. Pada masa yang akan datang kecenderungan keperawatan anak berfokus pada

ilmu tumbuh kembang, sebab ini yang akan mempelajari aspek kehidupan anak.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dan penelitian tentang kajian standar prosedur operasional

(SOP) keperawatan di Darussalam 3 Anak Rumah sakit Al Islam Bandung dapat

ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut:

1. Ketersediaan SOP

Ketersediaan SOP tindakan keperawatan di ruangan sangat memadai, hanya saja

isi SOP keperawatan yang ada masih bersifat general, tidak menyesuaikan dengan

karakteristik anak – anak. SOP keperawatan saat ini belum sepenuhnya


mengakomodir SOP keperawatan anak. Begitu pun dengan pemahaman sebagian

perawat yang menyatakan tidak adaya perbedaan SOP keperawatan anak dengan

lainnya.

2. Kepatuhan

Dari segi pelaksanaan SOP, sebagian besar perawat ruangan selalu melaksanakan

SOP dengan benar, namun pengetahuan perawat tentang ketersediaan SOP

keperawatan belum sepenuhnya diketahui. Hal tersebut didapatkan dari hasil

survey, dimana sebagian besar perawat menyatakan belum adanya SOP

pemberian kemotherapy, padahal ketersediaan SOP kemoterapy sudah ada di

ruangan. Jadi, salah satu tindakan keperawatan kemoterapy ini belum terlaksana

dengan baik di ruangan.

3. Analisis permasalahan

Faktor pendukung implementasi SOP keperawatan anak diantaranya : banyaknya

usia SDM yang prduktif dengan pengalaman kerja yang lebih lama (lebih 5

tahun), mempunyai lokasi yang strategis dengan tempat bermain yang nyaman

dan ventilasi yang cukup luas, juga jumlah tindakan keperawatan anak yang lebih

banyak. Disamping itu ada faktor penghambat dalam implementasi SOP

keperawatan anak diantaranya yang paling dominan adalah uniknya karakteristik

anak yang memerlukan kreatifitas dan skill yang terampil dari para perawat

ruangan.
B. Saran

1. Isi SOP keperawatan yang ada masih bersifat general, belum sepenuhnya

menyesuaikan dengan karakteristik anak, untuk itu perlu diadakannya tim

untuk menyusun SOP keperawatan anak berdasarkan literatur.

2. Sebagian besar pengetahuan perawat tentang ketersediaan SOP keperawatan

belum sepenuhnya diketahui, maka perlu review SOP yang rutin dan terukur.

3. Uniknya karakteristik anak tidak bisa dipungkiri, perlu kreatifitas dan skill

yang terampil dalam implementasi keperawatan anak, maka penting

diadakannya pelatihan dan penyawasan yang intensif.

DAFTAR PUSTAKA

Arsip Darussalam 3 Anak. (2016). Kumpulan SPO Darussalam 3 Anak. Rumah

sakit Al Islam Bandung.

Atmoko, Tjipto. (2011). Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah. Unpad, Bandung.


RSAI. (2016). Standar Prosedur Operasional Manajerial Keperawatan. Bandung

: Rumah sakit Al Islam Bandung

RSAI. (2016). Standar Prosedur Operasional Tindakan Keperawatan. Bandung :

Rumah sakit Al Islam Bandung

Sulistiani, Ayu Siami. (2016). Standar Operasional Prosedur (SOP) Administrasi

Kependudukan dalam Meningkatkan Efektivita Pelayanan Publik di

Kecamatan Sambutan. eJournal Ilmu Pemerintahan, 4 (1), 2016: 53-63.

Winters & Neville. (2012). Registered Nurse Perspektives On delayed or

Missed Nursing Cares In A New Zeland Hospital, 28 (1), 19-28.

Yuliastati & Nining. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Anak.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Pusat Pendidikan Sumber Daya

Manusia Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya

Kesehatan, Jakarta.
LAMPIRAN - LAMPIRAN
SOP
1. Pencetakan dan penempelan label identitas pasien
2. Menjaga privasi pasien dalam pelayanan
3. Pemberian obat melalui anus/rectum
4. Tata laksana pasien immunepressed di instalasi rawat inap
5. Penatalaksanaan code blue
6. Permintaan pelayanan bimbingan ruhani pasien
7. Santunan ruhani pasien
8. Catatan asuhan ruhani pasien
9. Memberikan obat secara IM
10. Pengajuan asesmen kompetensi perawat klinik
11. Pembersihan gravity set oleh petugas
12. Memberikan makan dengan menggunakan gravity set oleh perawat
13. Pemberian obat injeksi kemotherapy
14. Pemasangan infuspada pasien kemotherapy oleh perawat
15. Pemberian obat kemotherapy drip oleh perawat
16. 32 SOP Manajerial keperawatan
PANDUAN
1. Site marking
2. Hand over (serah terima pasien)
3. Penerimaan pasien
4. Pelayanan kemotherapy
5. Pencegahan pasien jatuh
6. Pelaksanaan code blue
7. Asesement pasien
8. Pemenuhan fasilitas ibadah
9. Penjagaan aurat pasien
10. Pelayanan kerohanian pasien dan keluarga
11. Monitoring kepatuhan standar minimal syariah dan indicator mutu wajib syariah
12. Transfer pasien
13. Pelayanan rohani pasien muslim
KUESIONER PENELITIAN
Analisis Kepatuhan Perawat Terhadap SOP Keperawatan Anak
di Rumah Sakit Al Islam Bandung

Nama Inisial : __________________


Tanggal diisi : ___________ Pukul : ______
A. Data Demografi
Usia 20-30 Tahun 41-50 Tahun
31-40 Tahun >50 Tahun
Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki
Status Pernikahan Menikah Belum menikah
Janda/Duda

Pendidikan SPK
Terakhir DIII Keperawatan
S1 Keperawatan
Ners (S1 Profesi)
Lama kerja di RSAI < 2 Tahun
2 - 5 Tahun
> 5 tahun

B. SOP Keperawatan Anak


Petunjuk Pengisian :
Berilah jawaban pertanyaan berikut ini dengan jujur sesuai dengan keadaan diri
anda.
No Pertanyaan
1. Apakah anda tahu SOP keperawatan anak secara lengkap?
a. Ya lengkap
b. Tidak lengkap
c. Ragu - ragu
2. SOP apa yang sering dilakukan di ruangan diantara 8 item ini (Pilih salah
satu)
a. Pemberian tranfusi darah
b. Mempersiapkan obat injeksi
c. Memberikan obat secara intra vena
d. Pengambilan darah vena
e. Mengganti cairan infuse
f. Pemasangan kateter iv
g. Penerimaan pasien rawat inap
h. Pemberian kemotherapy anak
3. Apakah di ruangan anda sudah tersedia SOP pemberian kemotherapy anak?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah anda selalu melakukan SOP keperawatan yang telah ditentukan
rumah sakit?
a. Ya
b. Tidak
c. Kadang – kadang
5. Bila saya lupa atau tidak tahu SOP, mana yang dilakukan :
a. Baca kembali panduan SOP yang ada
b. Bertanya ke rekan sejawat
c. Lain – lain, sebutkan …..
6. SOP apa yang diperlukan / belum ada saat ini di ruangan Darussalam 3
anak ? (sebutkan 1 SOP saja)
……
7. Dalam kondisi apa anda melakukan SOP dengan benar :
a. Bila disupervisi
b. Bila ada teman
c. Kondisional
d. Kapan pun saya selalu melakukan SOP dengan benar
8. Apakah ada hambatan dalam menerapkan SOP di ruangan?
a. Ya
b. Tidak
9. Bila ya, apa yang menjadi hambatan, ketika SOP tidak bisa dilakukan
dengan benar?
a. Fasilitas tidak lengkap
b. Kondisi anak yang tidak memungkinkan
c. Lain – lain, sebutkan ….
10. Menurut anda, perlukah di ruangan merefresh / mereview SOP keperawatan
anak ?
a. Ya
b. Tidak
11. Jika perlu, SOP apa yang sangat diperlukan review saat ini? (sebutkan 1
SOP saja)
-----
12. Saran apa untuk rumah sakit agar SOP keperawatan anak di ruangan
terlaksana dengan baik?
………
13. Setujukah anda bila diadakan reward dan punishment pelakanaan SOP di
ruangan?
a. Ya
b. Tidak
14. Bila setuju, reward dan punishment apa yang memungkinkan diterapkan di
ruangan?
Reward : ……………………
Punishment : ……………………

“Terima Kasih Atas Partisipasinya”

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Acep Maskur


Tempat Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 29 April 1981
Jenis Kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Status : Menikah
Alamat : Komp. Bandung Indah Raya Blok A 7 No. 2 RT.01/01

– Mekarjaya – Rancasari – Kota Bandung – Jawa

Barat
E-mail : maskur.acep@gmail.com

Riwayat Pendidikan

1. SDN Singaparna VIII - Tasikmalaya

2. MTsN Sukamanah – Tasikmalaya

3. SPK Depkes Tasikmalaya

4. Politeknik Kesehatan Tasikmalaya Prodi Keperawatan

5. Stikes Aisyiyah Bandung Prodi Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai