Anda di halaman 1dari 15

KONFERENSIINTERNASIONAL VI

BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA DAERAH INDONESIA

Penguatan Budaya Lokal dalam Menjunjung Potensi


Wisata Lokal, Nasional, dan Internasional
dalam Menggapai Masyarakat Ekonomik ASEAN (MEA)
F
Lampung, 24-26 September 2016

Editor:
>r. Mulyanto Widodo, M.Pd.
Ujang Suparman, Ph.D.
Dr. Sumarti, M.Hum.
Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd.

IKATAN DOSEN BUDAYA DAERAH INDONESIA


KOMISARIAT LAMPUNG
2 0 1
PROSIDING
KONFERENSI INTERNASIONAL VI
BAH ASA, S ASTRA, DAN BUDAYA DAERAH INDONESIA
Lampung, 24-26 September 2016

Editor
Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd.
Ujang Supannan, Ph.D.
Dr. Sumarti, M.Hura.
Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd.

Penyunting Bahasa
Yinda Dwi Gustira, S.Pd., M.Pd.
Reffky Reza Darmawan
Joko Setyo Nugroho
Ghufroni An'ars

Ikatan Dosen Budaya Daerah Indonesia


I K A D B U D I Komisariat Lampung
2016
Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT)

PROSIDING
KONFERENSIINTERNASIONAL
Bahasa, Sastra, dan Budaya Daerah Indonesia

Kerjasama:
Program Studi Magister Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Daerah (MPBSD)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
dengan

Ikatan Dosen Budaya Daerah Indonesia (IKADBUDI)

Editor
Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd.
Ujang Suparman, Ph.D.
Dr. Sumarti, M.Hum.
Eka Sofia Agustina, S.Pd, M.Pd.
Penyunting Bahasa
Yinda Dwi Gustira, S.Pd, M.Pd, Reffky Reza Darmawan, Joko Setyo Nugroho,
Gufroni A'ars

Penerbit
Program Studi Magister Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Daerah (MPBSD)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung

Cetakan 1, September 2016


Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
All Right Reserved

ISBN 978-602-60167-0-6

Sanksi Pelanggaran Pasal 72


Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002
Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987
Perubahan atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982
Tentang Hak Cipta
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara
masing-masing paling singkat 1 (bulan) dan/atau paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta
rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
5.000.000.000,00 (lima milir rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mendengarkan, atau menjual
kepada umum suatu ciptan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau Hak Terkait
sebagaimana dimasuk dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
PR A K AT A
KETUA PANITIA

Assalamualailcum wr. w b ,
Tabik Puun,
Ikatan Dosen Budaya Daerah Indonesia (Ikadbudi) adalah organisasi profesi dosen bahasa, sastra,
dan budaya seluruh Indonesia yang didirikan berdasarkan Konferensi Nasional Dosen Bahasa, Sastra,
dan Budaya Daerah se-Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 8—9 Agustus 2009 di Hotel Eden 1
Kaliurang Yogyakarta. Ikadbudi Indonesia merupakan lembaga yang berfungsi melakukan mediasi
dan pelayanan berbagai aspek pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat pada
bidang bahasa, sastra, dan budaya daerah yang berkembang di masyarakat. Lampung dengan
masyarakat yang multikultural telah memicu saya untuk berkiprah secara nyata dalam organisasi
Ikadbudi yang merepresentasikan pengembangan budaya lokal berbasis multietnik. Sejalan dengan
ini, sebagai Kaprodi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Lampung, FKIP Universitas Lampung
berupaya mengembangkan pembelajaran bahasa dan Sastra Lampung dengan berbagai karateristik
latar belakang kultural etnik. Dengan demikian, Konferensi Intemasional Ikadbudi V I di Bandar
Lampung sebagai salah satu wujud mengimplementasikan hal tersebut.
Konferensi Intemasional Bahasa, Sastra, dan Budaya Daerah Indonesia Ikadbudi V I dengan tenia
Penguatan Budaya Lokal dalam Menjunjung Potensi Wisata Lokal, Nasional, dan Intemasional
dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dilaksanakan di Hotel Horison Bandar
Lampung pada 24—26 September 2016. Dalam konferensi ini, menghadirkan 7 narasumber dan 111
pemakalah pendamping. Narasumber yang hadir berasal dari Malaysia, RRC, Khazakstan,
Madagasakar; dihadiri juga oleh Dirjen Kurikulum Kemenristekdikti, Sekjen Belmawa
Kemenristekdikti; serta Kepala Daerah Kabupaten Pesawaran dan Kabupaten Lampung Selatan.
Adapun, pemakalah pendamping tersebar dari berbagai Universitas di seluruh Indonesia, mulai dari
Indonesia bagian Barat, Tengah, hingga ke Timur. Sebaran jumlah pemakalah, yaitu Universitas
Lampung (Unila), 28 pemakalah; Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), 14 pemakalah; Universitas
Negeri Yogyakarta (UNY), 10 pemakalah; STKIP Muhammadiyah Pringsewu (STKIP-MP), 8
pemakalah; Universitas Hasanudin (Unhas), 5 pemakalah; Universitas Negeri Surabaya (Unesa), 5
pemakalah; Universitas Veteteran Sukoharjo, 4 pemakalah; Universitas Andalas (Unand), 4
pemalakah; Universitas PGRI Semarang, 3 pemakalah; Universitas Negeri Malang (UNM), 3
pemakalah; Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makasar, 2 pemakalah; STKIP PGRI Lubuk
Linggau, 2 pemakalah; Universitas Padjdjaran (Unpad), 1 pemakalah; Universitas Negeri Semarang
(UNNES), 1 pemakalah; STAIN Pare-Pare, 1 pemakalah; Universitas Singaperbangsa karawang
(Unsika), 1 pemakalah; Universitas Jambi (Unja), 1 pemakalah; IAIN Raden Intan Lampung, 1
pemakalah; STKIP PGRI Bandar Lampung, 1 pemakalah; IKIP PGRI Pontianak, 1 pemakalah;
(PPPPTK) Seni dan Budaya Yogyakarta, 1 pemakalah; Universitas Muhamdiyah Prof. Dr. Hamka
(Uhamka), 1 pemakalah; dan Universitas Kuningan (Uniku), 1 pemakalah. Selain itu, konferensi ini
dihadiri juga oleh peserta yang berasal dari Australia, Madagaskar, Polandia, Slovakia, dan Vietnam.
Semua makalah mengusung tenia budaya, pendidikan, dan kearifan lokal masyakarat (daerah)
seluruh Indonesia. Makalah yang berasal dari narasumber dan para penyaji tersebut diterbitkan ber-
ISBN dan online dalam web Ikadbudi Lampung dengan laman
staff ikadbudi@ikadbudi.com. Untuk itu. kami segenap panitia menyampaikan terima kasih kepada
seluruh pemakalah yang telah berkontribusi secara aktif dalam menyukseskan Konferensi
Intemasional Bahasa, Sastra, dan Budaya Daerah Indonesia Ikadbudi V I di Bandar Lampung.
Ucapan terima kasih kami sampaikan, khususnya kepada Walikota Bandar lampung, Drs.
Herman H . N , MM.; Bupati Pesawaran, H. Dendy Ramadhona, S.T.; Bupati Lampung Selatan, Dr.
Zainudin Hasan, M,Hum.; Kapolda Lampung, Brigjen Pol. Drs. Ike Edwin, S.H, M.H; Rektor
Universitas Lampung, Prof. Dr. Hasriadi Mat Akin, M.Si; Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Seni, Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd.; MPAL Kabupaten Way Kanan; Surat Kabar Harian Radar
Lampung; Toko Buku Fajar Agung serta seluruh donator yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu.
Terima kasih atas semua bantuan yang telah diberikan demi kesuksesan penyelenggaran Konferensi
Intemasional Bahasa, Sastra, dan Budaya Daerah Indonesia Ikadbudi V I . Semoga Allah swt.
membalas semua kebaikan tersebut. Wassallamualaikum wr. Wb, salam budaya.

Bandar Lampung, 24 September 2016,


Ketua Panitia,

Dr. Farida Ariyani, M.Pd.


MAKALAH
NARASUMBER
K A L I N D A Q D A Q (PUISI M A N D A R ) S E B A G A I SARANA
PENDIDIKAN A G A M A BAGI MASYARAKAT MANDAR

DR. N U R H A Y A T I , M . H U M .
Dosen Departemen Sastra Indonesia FIB Unhas
nurhayatisyair@gmail.com

ABSTRAK

Mandar adalah satu etnis yang ada di Sulawesi Barat Indonesia. Daerah
Mandar berda pada dua kabupaten yang ada di Sulawesi Barat yaitu Kabupaten
Polewali Mandar dan Kabupaten Majene. Kedua kabupaten ini kira 250 dan 300
km dari Barat Kota Makassar. Etnis ini mempunyai budaya terndiri dan memiliki
ciri khas tersendiri.
Salah satu budaya yang unik yang dimiliki masyarakat Mandar adalah
kalindaqdaq. Kalindaqdaq penggunaannya masih ditemukan dalam etnis ini.
Masyarakat Mandar dalam berkomunikasi biasanya menggunakan
kalindaqdaq. Kalindaqdaq semacam puisi bagi masyarakat Mandar. Kalindaqdaq
dewasa ini masih eksis di tanah Mandar. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan
sehari-hari. Penyampaian kalindaqdaq sangat sarat dengan gaya bahasa. Sehingga
penyampaiannya sangat efektif. Salah satu fungsi kalindqdaq adalah sebagai
sarana pendidikan dan secara khusus sebagai sarana pendidikan agama. Para
orang tua, kadi, dan pemuka masyarakat dan agama menyampaian ajaran-ajaran
agama dengan menggunakan kalindaqdaq. Biasanya dengan menggunakan
kalindaqdaq ajaran-ajaran agama yang akan disampaikan itu sangat menarik dan
efektif. Kalindaqdaq yang berisikan ajaran-ajaran agama disebut kalindaqdaq
masalah. Salah satu contoh kalidaqdaq masalah:

Sambayang di tiaq tu-uq


Namaka di pesulc
Kedo macoa
Namaka di pekasor.
Terjemahan:

Sembahyang itulah yang paling baik


Dijadikan obor dalam kegelapan
Kelakuan yang baik
Bekal yang cocok dijadikan kasur.

Kata kunci: Kalindaqdaq masalah, sarana pendidikan.

392
I. PENDAHULUAN

Etnis Mandar yang ada di Provinsi Sulawesi Barat mempunyai produk


budaya yang berbeda dengan budaya ada di provinsi lainnya di Indonesia. Salah
satu di antaranya adalah etnis Mandar. Etnis Mandar di Provinsi Sulawesi Barat
ini mendiami dua kabupaten, yakni Kabupaten Majene dan Kabupaten Polewali
Mandar. Beberapa etnis lainnya seperti etnis Mamuju, Mamasa, Jawa, dan Bali
juga ada di daerah ini.
Wilayah Mandar memanjang dari arah Selatan Kabupaten Pinrang, ke
Utara dengan Kabupaten Donggala dan di sebelah Timur dengan Kabupaten
Luwu Provinsi Sulawesi Selatan. Letak daerah Mandar berada antara 180°4 -
0
119 10' BT dan di antara 3° - 3°35 LS (Nurhayati, 2015: 74)
Orang-orang dari Pitu Ulunna Salu (Tujuh Kerajan Ulu Sungai) mengatakan
bahwa arti Mandar menurut bahasa atau dialek sama dengan kata -mandaql
tanpa fonem r* yang berarti kuat. Hal ini terjadi. bahasa-bahasa di Kerajaan Pirn
=

Ulunna Salu, konsonan pada akhir kata sering diganti dengan glotal stop yang
dilambangkan dengan [q]. Perkataan Mandar juga berarti nama sebuah sungai
yang mengalir di Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi
Sulawesi Barat. A i r sungai tersebut menurut kepercayaan orang-orang tua dahulu
dapat mengobati berbagai penyakit. Pengertian kata Mandar dalam sejarah dan
poiitik adalah nama dari suatu unit kerajaan, yaitu gabungan tujuh kerajaan hulu
sungai (Pitu Ulunna Salu) dan tujuh kerajaan muara sungai (Pitu Baqbana
Binanga). Perkataan Mandar juga biasa disebut -Tipalayoll. Kata ini secara
etimologi dari kata -tipall berarti begitu (sangat) dan -layoll berarti tinggi
semmpai. Kata -Tipalayoll ini diasosiasikan pada pengertian seperti kecantikan
seseorang perempuan yang tiada cela.
Manusia Mandar adalah manusia yang beradat sopan santun. Mereka
sangat ulet dalam pekerjaan. Manusia Mandar yang berada di dataran tinggi
bercocok tanam seperti kopi, coklat, dan padi ladang dan beberapa tanaman buah-
buahan seperti durian, rambutan, salak, dan lain-lain. Adapupn manusia Mandar
yang berada di dataran rendah dan pesisir pantai menjadi pelaut yag ulung dan
petani yang ulet penanam padi di sawah.
Dalam keluarga Mandar, Bapaklah yang menjadi kepala keluarga, namun
peran ibu sangat penting dalam penddikan anak. Peran ibu dalam keluarga selain
mendidik anak juga membantu suami dalam mencari nafkah. Para perempuan
Mandar tidak malu memikul hasil kebun seperti pisang, ubi kayu, daun pisang,
lombok, tomat, dan lain-lain untuk dijual di pasar. Demikian pula para isteri
pelaut juga dalam rumah tangga selain berperan mendidik anak juga membantu
suami mencari nafkah, seperti menjual ikan atau kerang ke pasar untuk
menghidupi keluarga.
Dasar-dasar kemasyarakatan dalam masyarakat Mandar selalu menghiasi
hidup dan kehisupannya sebagai sesuatu yang hakiki. Prinsip-prinsip demokratis
masyarakat Mandar diimplementasikan dalam sikap-sikap sehari-hari, baik
sebagai masyarakat biasa maupun dalam pemerintahan seperti dalam petuah
Mandar : Kayyang tammacinna dikende "-kendena kende "kende" tamtnacinna
dikayyanna. Artinya: Yang memerintah seharusnya tidak memaksakan kepada
rakyat, sebaliknya rakyat tidak memaksakan kemauannya kepada pemerintah
(Sadi, 2002:26).

393
Masyarakat Mandar dominan beragama Islam sehingga prinsip-prinsip
Islam mendominasi hidup dan kehidupannya. Situasi islami banyak dilihat dalam
budaya mereka. Salah satu di antaranya adalah khatam Qu'ran, biasanya
diupacarakan dengan acara messawe sayyang pattuduq (menunggang kuda
menari). Kuda menari atau sayyang pattudu ini adalah kuda yang telah diajar
menari yaitu dengan mengangguk-anggukkan kepalanya seirama dengan angkat
kakinya. Anak yang khatam Quran diarak keliling kampung dengan menggunakan
sayyang pattuddu dengan tujuan merangsang para anak lainnya untuk tamat
mengaji. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Mandar dalam tradisi
makkalindaqdaq (berkalindaqdaq) di atas kuda menari. Menurut Asdy, (2010:21)
Bahasa Mandar adalah bahasa yang digunakan di wilayah Mandar terutama di
Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar.
Salah satu produk budaya masyarakat Mandar yang masih digunakan sampai
sekarang adalah kalindaqdaq atau puisi atau pantun Mandar. Kalindaqdaq disebut
puisi karena menggunakan kata-kata yang sangat puistis. Kata-kata diuntai
sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa indah bagi yang membacanya.
Dikatakan kalindaqdaq itu seperti pantun karena baris-barisnya terikat jumlah
kata. Bisanya dengan pola 4 baris, baris pertama ada 8 kata, baris kedua 7 kata,
baris keempat 5 kata. Namun, dalam kalindaqdaq kadang-kadang ditemukan
sampiran pda baris ke-2 dan ke-3, kadang-kadang juga tidak ditemukan.
I I . PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalindaqdaq
1. Kalindaqdaq merupakan karya sastra lama yang termasuk dalam kategori
puisi. Secara etimologi, kalindaqdaq berasal dari kata kali J a d i ' atau
-galill dan daqdaq _dada'. Jadi, kalindadaq artinya menggali isi dada yag
diasosiakan hati. Isi hati atau perasaan yang digali untuk disampaikan
kepada masyarakat.
2. Dalam bahasa Arab daqdaq berasal dari kata qaldan yang berarti
memintal. Kata ini diasosiakan memintal benang jika memintalnya
memerlukan kehati-hatian. Seperti itulah membuat kalindandaq
memerlukan kehati-hatian. Selain kata qaldan ada kata qallidun yang
berarti gudang. Kata ini diasosiakan kepada penyimpanan, jika
dihubungkan dengan kalindaqdaq tempat penyimpanan berbagai khasana
ilmu, pengetahuan, dan kebijakan. Kemudian ada kata qalaaid yang berarti
kalung. Kalung adalah perhiasan perempuan. Jika diasosiakan dengan
kalindaqdaq itu mempunyai kata-kata indah dan makna yang indah.
Namun, isi kalindaqdaq bisa juga berupa sindiran dan ejekan.

B. Bentuk Kalindaqdaq
Bentuk kalindaqdaq hampir sama dengan puisi lama. Adapun bentuknya:
1. Mempui empat larik.
2. Baris pertama delapan suku kat
3. Baris kedua tujuh suku kata
4. Baris ketiga lima suku kata
5. Baris keenam tujuh suku kata.

Perhatikan contoh berikut


Poleaq di turunangmu

394
iqda pole mangapa
Poleaq todiq
mandangngang luluareq
Terjemahan:
Aku datang di kampung halamanmu
Kudatang bukan karena apa
Tapi aku datang untuk menambah persaudaraan.

C. Beberapa Pengertian tentang Pendidikan:

Menurut Bapak Pendidikan Nasional Indonesia yakni Bapak K i Hajar


Dewantoro berpandapat bahwa pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup
tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan
setinggi-tingginya.

Menurut Kesowo dalam U U No. 20 tahun 2003: 2 bahwa pendidikan


adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan Negara. Pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari
penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang
secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti termanifestasi
dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.

Pengertian pendidikan menurut ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 )


adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian.
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991:232) kata pendidikan


berasal dari kata _didik' dan mendapat imbuhan j > e ' dan akhiran _ a n \ maka kata
ini mempunyai arti proses pengubahan sikap atau tata laku seseorang. Secara
bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusiamelalui
upaya pengajaran dan pelatihan.

Pendidikan diberikan melalui bimbingan, pembelajaran, dan Latihan.


Kegiatan tersebut merupakan bentuk utama dalam proses pendidikan. Bimbingan
sebuah upaya pendidikan yang terfokus membantu pengembangan nilai, sikap,
minat, motivasi, emosi, dan apresiasi (Sukmadinata dan Erliana, 2012:6).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan itu


adalah usaha sadar yang dilakukan individu, masyarakat, atau pemerintah melalui

395
Masyarakat Mandar dominan beragama Islam sehingga prinsip-prinsip
Islam mendominasi hidup dan kehidupannya. Situasi islami banyak dilihat dalam
budaya mereka. Salah satu di antaranya adalah khatam Qu'ran, biasanya
diupacarakan dengan acara messawe sayyang pattuduq (menunggang kuda
menari). Kuda menari atau sayyang pattudu ini adalah kuda yang telah diajar
menari yaitu dengan mengangguk-anggukkan kepalanya seirama dengan angkat
kakinya. Anak yang khatam Quran diarak keliling kampung dengan menggunakan
sayyang pattnddii dengan tujuan merangsang para anak lainnya untuk tamat
mengaji. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Mandar dalam tradisi
makkalindaqdaq (berkalindaqdaq) di atas kuda menari. Menurut Asdy, (2010:21)
Bahasa Mandar adalah bahasa yang digunakan di wilayah Mandar terutama di
Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar.
Salah satu produk budaya masyarakat Mandar yang masih digunakan sampai
sekarang adalah kalindaqdaq atau puisi atau pantun Mandar. Kalindaqdaq disebut
puisi karena menggunakan kata-kata yang sangat puistis. Kata-kata diuntai
sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa indah bagi yang membacanya.
Dikatakan kalindaqdaq itu seperti pantun karena baris-barisnya terikat jumlah
kata. Bisanya dengan pola 4 baris, baris pertama ada 8 kata, baris kedua 7 kata,
baris keempat 5 kata. Namun, dalam kalindaqdaq kadang-kadang ditemukan
sampiran pda baris ke-2 dan ke-3, kadang-kadang juga tidak ditemukan.
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalindaqdaq
1. Kalindaqdaq merupakan karya sastra lama yang termasuk dalam kategori
puisi. Secara etimologi, kalindaqdaq berasal dari kata kali j a d i ' atau
-galill dan daqdaq dada'. Jadi, kalindadaq artinya menggali isi dada yag
=

diasosiakan hati. Isi hati atau perasaan yang digali untuk disampaikan
kepada masyarakat.
2. Dalam bahasa Arab daqdaq berasal dari kata qaldan yang berarti
memintal. Kata ini diasosiakan memintal benang jika memintalnya
memerlukan kehati-hatian. Seperti itulah membuat kalindandaq
memerlukan kehati-hatian. Selain kata qaldan ada kata qallidun yang
berarti gudang. Kata ini diasosiakan kepada penyimpanan, jika
dihubungkan dengan kalindaqdaq tempat penyimpanan berbagai khasana
ilmu, pengetahuan, dan kebijakan. Kemudian ada kata qalaaid yang berarti
kalung. Kalung adalah perhiasan perempuan. Jika diasosiakan dengan
kalindaqdaq itu mempunyai kata-kata indah dan makna yang indah.
Namun, isi kalindaqdaq bisa juga berupa sindiran dan ejekan.

B. Bentuk Kalindaqdaq
Bentuk kalindaqdaq hampir sama dengan puisi lama. Adapun bentuknya:
1. Mempui empat larik.
2. Baris pertama delapan suku kat
3. Baris kedua tujuh suku kata
4. Baris ketiga lima suku kata
5. Baris keenam tujuh suku kata.

Perhatikan contoh berikut


Poleaq di turunangmu

394
bimbingan, pelatihan, dan pengajaran baik dilakukan di dalam sekolah maupun
yang dilakukan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta
didik untuk memainkan peranan di bebagai lingkungan hidup secara tetap untuk
masa yang akan datang.

Kalndadaq Masalah sebagai Sarana Pendidikan Agama bagi Masyarakat Mandar.

Contoh(l)
Ahera oroang tongan
Lino dindan di tiaq
Borong to landur
Leppang dipettullungngi.

Terjemahan:
Kampung akhirat tujuan akhir
Dunia ini hanya pinjaman
Ibarat musyafir
Sekedar singgah untuk berteduh.

Kalindaqdaq di atas diucapkan seorang ibu atau ayah atau orang yang
dituakan untuk memberikan pendidikan agama kepada anaknya, tidak langsung
tetapi menggunakan kalindaqdaq. Kalindaqdaq contoh satu di atas memberikan
pendidikan agama kepada anaknya tentang kehidupan akhirat, bahwa jangan
semata-mata dunia yang menjadi tujuan hidup. Akan tetapi, akhiratlah juga perlu
dikejar. Dunia ini hanyalah tempat singgah atau tempat kehidupan sementara.
Perintah sembahyang lima waktu yang ditawerima oleh Nabi Muhammad
Saw. yang harus dilaksanakan sebagai bekal di akhirat. Kalindaqdaq yang
menyatakan hal itu adalah:
Contoh (2)
Sambayang di tiaq tu-uq
Namaka di pesulo
Kedo macoa
Namaka di pekasor.
Terjemahan:
Sembahyang itulah yang paling baik
Dijadikan obor dalam kegelapan
Karya yang mulia
Bekal yang cocok dijadikan kasur
Para orang tua di Mandar ketika menyuruh anaknya untuk bersembayang
atau seseorang. Pada awal mereka disuruh anaknya sembahyang dengan kalimat
dengan makna denotatif. Jika si anak tidak menghiraukan suruhan orang tua
untuk bersembahyang, jalan berikutnya para orang tua menyuruh anaknya untuk
bersembahyang adalah dengan menggunakan kalinqdaq (puisi Mandar) di atas.
Kalindaqdaq biasanya lebih ampuh digunakan untuk memperingatkan akan
sembahyang lima waktu.

Untuk lebih efektifnya suruhan bersembahyang itu dilanjutkan dengan


kalidaqdaq berikut:

i 396
i
Contoh 3
Tandi soppdi sambayang
Tandi teweq-i jenqne
Iyamo tiaq
Maparri di pogau.

Terjemahan:
Tidak akan dipikul sembahyang
Tidak akan dijinjing wudhu
Itulah dia
Sukar dilaksanakan.

Kalindaqdaq di atas memperingatkan anak-anak atau seseorang bahwa


sembahyang itu tidak berat (sembahyang itu tidak dipikul dan dijinjing).
Kalindaqdaq ini dapat dilihat pada contoh berikut,
Condtoh 4
Meillong domai ku*bur
Siola sulo-oq mai
Bojang di ku'bur
Taq lalo mappttannaq. (Yasil, 2012:83)
Terjemahan:
Dunia kubur memberi isyarat.
Hendaklah anda siapkan obor.
Sebab disana diliang kubur.
Gelap gulita tiada taranya.
Jika anak masih tidak memperdulikan nasihat orang tua untuk
bersembahyang, maka para orang tua akan melanjutkan kalindaqdaq di atas.
Biasanya para anak jika mendengarkan keadaan dalam kubur yang gelap. Para
anak akan ngeri mendengarkan kalindaqdaq di atas dan biasanya mereka segera
pergi sembahyang.

Tandi soppoi sambayang


Tandi teweq-i jenqne
Iyamo tiaq
Maparri di pogau.

Terjemahan:
Tidak akan dipikul sembahyang
Tidak akan dijinjing wudhu
Itulah dia
Sukar dilaksanakan.

Berikut Kalindadaq yang menyatakan bahwa sembahyang akan menjadi


tempat berteduh di akhirat.
Contoh 5
Manu-manu disuruga
Saiccoq pole boi

397
Mappettuleang
To sukku sambayanna.
Terjemahan:
Burung indah penghuni surga
Senantiasa datang mengintai
Mengintai dan menanyakan
Orang yang sempurna sembahyangnya.

Lebih lanjut para orang tua setelah melihat anak-anak nya sembahyang,
mereka melanjutkannya dengan kalindaqdaq di atas. Orang tua akan
memperingatkan bahwa sembahyang yang kalian lakukan itu akan dilihat oleh
burung -burung indah dari surga bagi orang-orang yang sempurna
sembahyangnya.

III. PENUTUP
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kalindaqdaq masalah
(puisi keagamaan) Mandar adalah sarana pendidikan agama Islam bagi
masyarakat Mandar. Kalindaqdaq tersebut sangat efektif digunakan para orang tua
untuk memberikan pelajaran agama Islam bagi anak-anaknya.

DAFTAR PUSTAKA
Asdy, Ahmad. 2010. Atraksi Budaya Mandar: Tinambung, Diolo, Diongin Anna
Diteqe. Polman: Yayasan Mahaputra.

Depdikbud. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Kesewo, Bambang. UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 . Jakarta: Sekretaris


Negara.

Nurhayati. 2015. -Reduplikasi dalam bahasa Mandall. Jurnal M L I , Vol 33.


Sadi, Haliadi. 2002. Kiprah Gender Perempuan Mandar. Makassar: Yayasan
Mitra Sain.

Sukmadinata, Nana Syaodih dan Erliana Syaodih. Kurikidum & Pembelajaran


Kompetensi. Bandung: Refika Aditama.

Yasil, Suradi. 2012. Puisi Kalindaqdaq: dalam Beberapa Tenia. Polewali


Mandar:Dinas Pariwisata Polman, Teluk Mandar Kreatif, da Ombak.

398

Ikatan Dosen Budaya Daerah Indonesia


Komisariat Lampung ISBN178-fca?-bDlfe7-D-b

Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1


Bandar Lampung, 35145, INDONESIA.
Telp + 62 721 701609 . Fax + 62 721 702767
Website: www.unila.ac.id 016706
Email: Staff_ikadbudi@ikadbudilampung.com

Anda mungkin juga menyukai