Anda di halaman 1dari 4

UTS Mata Kuliah Filsafat Ilmu Tgl 15 November 2020

Dosen : Prof. M. Zaim

Jawaban Soal :
1. Pengertian, Tujuan, Ruang Lingkup dan Manfaat mempelajari Filsafat Ilmu adalah :
 Definisi filsafat ilmu terdiri dari 2 kata yaitu kata filsafat dan kata ilmu. Filsafat
merupakan pengetahuan tentang kebijaksanaan (shopia), prinsip prinsip mencari
kebenaran atau berpikir rasional dan logis, mendalam tuntas dalam memperoleh
kebenaran. Sedangkan kata ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu atau bagian
dari pengetahuan yang bersifat sistematik, general, rasional, objektif menggunakan
metode tertentu dan dapat dipertanggungjawabkan. jadi filsafat ilmu adalah sebuah
analisis yang menggunakan metode-metode serta teknik yang dirasa tepat serta
konsep yang dapat menelaah tentang logika, teori ilmiah dan sebagainya
 Tujuan mempelajari filsafat ilmu : Secara umum, tujuan dari filsafat ilmu yaitu untuk
membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba
menemukan nilai dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan.
 Ruang lingkup Filsafat Ilmu : dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1. Filsafat Ilmu Umum dan;
2. Filsafat Ilmu Khusus
 Manfaat mempelajari filsafat ilmu : Mendorong manusia untuk lebih kreatif dan
inovatif. Sedangkan manfaat kita mempelajari filsafat ilmu adalah untuk memberikan
landasan filosofik dalam memahami berbagi konsep dan teori sesuatu
disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah

2. Hakekat, Objek dan persyaratan ilmu pengetahuan :


 Objek ilmu pengetahuan adalah : objek materill dan objek formal
 Persyaratan ilmu pengetahuan : Sebuah ilmu pengetahuan harus memiliki system,
karena dengan sistem itulah jalannya penelitian dapat terarah lebih baik dan
konsisten dalam mencapai tujuannya, yaitu kebenaran ilmiah. Ilmu pengetahuan
juga harus bersifat empiris sistematis dan data memiliki hubungan ketergantungan
yang teratur, objektif, analitif dan verifikatif atau dapat dibuktikan kebenarannya
oleh siapapun juga
 Hakikat Ilmu Pengetahuan :
Adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan
pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia

3. Kebenaran ilmiah dalam filsafat ilmu adalah:


a. Bahwa kebenaran dalam filsafat ilmu dapat dipandang beragam, yaitu; (1) Kebenaran
yang berkaitan dengan kualitas pengetahuan, kebenaran ini bersifat subjektis, relatif,
absolut-intersubjektif dan kebenaran yang bersifat dogmatif/absolut, (2) Kebenaran
yang dikaitkan dengan sifat sifat/karakteristik dari berbagai cara atau dengan cara
penginderaan atau ratio, intuisi atau dengan keyakinan. Kebenaran ini harus
dibuktikan sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan tadi yaitu apabila
seseorang membangunnya melalui indera, maka ia membuktikan kebenaran itu
harus melalui indera pula, tidak bisa dengan yang lainnya, (3) Kebenaran yang
dikaitkan atas ketergantungan, artinya nilai kebenaran itu amat tergantung pada
subyek dan obyek yang memiliki pengetahuan itu. Maka filsafat ilmu sebagai refleksi
filsafat yang tidak pernah berhenti mencari dan menemukan kebenaran ilmu, sangat
penting dijadikan sebagai landasan untuk memperoleh kebenaran dalam ilmu.
b. Ilmu pengetahuan (ilmiah) beda dengan pengetahuan biasa. Sebab ilmu pengetahuan
ilmiah merupakan hasil dari serangkaian kegiatan yang memang berkualifikasi ilmiah,
menyangkut keharusan adanya metode ilmiah, objektif, universal tanpa pamrih dan
harus berguna atau dapat dimanfaatkan. Sedemikian rupa sehingga ilmu
pengetahuan itu harus didekati melalui pendekatan dari sudut pandang ontologi,
epistemologi dan aksiologi agar di peroleh pemahaman yang benar dalam
hubungannya dengan keutuhan fungsi multidisipliner sebagai sasaran filsafat ilmu.
c. Peran filsafat ilmu sebagai kontrol terhadap ilmu akan lebih memberi arti dan makna
kebenaran ilmiah yang dikandungnya dalam menghadapi zaman modern sekarang ini
yang kian mengikis nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai tersebut harus ditelaah secara
filsafati, tidak hanya terbatas yang faktawi yang khusus tetapi juga yang non faktawi
bahkan lebih umum, yang penelusurannya melalui proses pemikiran yang sangat
mendalam.

4. 5 Teori kebenaran yang dikemukakan oleh para ahli dalam kajian filsafat ilmu :
a. Kebenaran Korespondensi : Bertrand Russel (1872-1970)
Teori kebenaran korespondensi adalah teori yang berpandangan bahwa pernyataan-
pernyataan adalah benar jika berkorespondensi (berhubungan) terhadap fakta yang
ada. Kebenaran atau suatu keadaan dikatakan benar jika ada kesesuaian antara arti
yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan fakta. Suatu proposisi (ungkapan atau
keputusan) adalah benar apabila terdapat suatu fakta yang sesuai dan menyatakan
apa adanya. Teori ini sering diasosiasikan denganteori-teori empiris pengetahuan.
b. Kebenaran Koherensi atau Konsistensi :
Menurut teori ini kebenaran tidak dibentuk atas hubungan antara putusan dengan
fakta atau realita, tetapi atas hubungan antara putusan-putusan itu sendiri, dengan
kata lain kebenaran ditegakkan atas hubungan antara putusan yang baru dengan
putusan-putusan lainnya yang telah kita ketahui dan kebenarannya terlebih dahulu. 
Teori ini menganggap bahwa suatu pernyataan dapat dikatakan benar apabila
pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan
sebelumnya yang di anggap benar. 
c. Kebenaran Pragmatis :
Menurut teori ini apa yang diartikan dengan benar adalah yang berguna (useful) dan
yang diartikan salah adalah yang tidak berguna (useless). Bagi para pragmatis, ujian
kebenaran adalah kegunaan (utility), dapat dikerjakan (workability) dan akibat atau
pengaruhnya yang memuaskan (satisfactory consequences). Teori ini tidak mengakui
adanya kebenaran yang tetap atau mutlak.
d. Teori Performatif :
Teori ini menyatakan bahwa kebenaran diputuskan atau dikemukakan oleh
pemegang kekuasaan tertentu. Contohnya mengenai penetapan 1 Syawal. Sebagian
muslim di Indonesia mengikuti fatwa atau keputusan MUI atau pemerintah,
sedangkan sebagian yang lain mengikuti fatwa ulama tertentu atau organisasi
tertentu. Masyarakat menganggap hal yang benar adalah apa-apa yang diputuskan
oleh pemegang otoritas tertentu walaupun tak jarang keputusan tersebut
bertentangan dengan bukti-bukti empiris.
e. Teori Konsensus :
Suatu kebenaran dinyatakan benar jika kebenaran itu berdasarkan pada paradigma
atau perspektif tertentu dan ada komunitas ilmuwan yang mengakui atau
mendukung paradigma tersebut. Masyarakat sains bisa mencapai konsensus yang
kokoh karena adanya paradigma. Sebagai komitmen kelompok, paradigma
merupakan nilai-nilai bersama yang bisa menjadi determinan penting dari perilaku
kelompok meskipun tidak semua anggota kelompok menerapkannya dengan cara
yang sama.

5. Hakikat dan Manfaat kajian Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi pada filsafat ilmu
Keberadaan landasan ontologi, epistemologi, dan aksiologi tidak bisa dilepaskan dari
ilmu. Ontologi itu sendiri membahas tentang apa yang ingin diketahui mengenai teori
tentang keberadaan. Kemudian epistemologi membahas mengenai bagaimana proses
memperoleh pengetahuan. Dan aksiologi membahas mengenai nilai yang berkaitan
dengan kegunaan atau manfaat dari pengetahuan yang diperoleh. Dengan membahas
ketiga unsur ini manusia akan mengerti apa hakikat ilmu itu. Ketiga cabang ilmu ini
dapat saling melengkapi. Jika ontologi mempelajari hakikat keberadaan sesuatu yang
ingin diketahui, maka epistemologi mempelajari bagaimana cara mendapatkan
pengetahuan tentang hal yang ingin diketahui tersebut. Dan kemudian, aksiologi akan
menjelaskan tentang manfaat dari pengetahuan yang diperoleh tersebut.

Kaitan erat Filsafat ilmu dalam kaitannya dengan bidang ilmu teknik sipil adalah
memberikan panduan kerangka berfikir analitis, kritis, objektif dan dapat
dipertanggungjawabkan dalam menelaah suatu kenyataan atau kebenaran terhadap
suatu keadaan/suatu profil/keadaan existing yang terjadi atau ingin dijadikan dengan
menggunakan metoda-metoda perhitungan dalam kerangka epistemologi sehingga
suatu proyek konstruksi memiliki kegunaan dan manfaat yang dikemas dalam kerangka
berfikir aksiologis.

contoh : Inisisasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)


Owner proyek menginginkan berdirinya sebuah pembangkit listrik dengan
memanfaatkan air danau sebagai penggerak turbin. Insinyur sipil memikirkan bagaimana
cara mengalirkan air danau agar dapat terjun ke dataran yang lebih rendah dimana
turbin akan ditempatkan (kajian epistemologis). Untuk mendapatkan kerangka acuan
kerja yang akurat dan tepat maka dilakukanlah perencanaan serta detail engineering
design (DED) sehingga proyek dapat dilaksanakan. Setelah proyek selesai manfaat dari
proyek tersebut adalah air danau dapat memutar turbin sebagai pembangkit listrik yang
dapat memenuhi kebutuhan energi listrik dalam suatu wilayah tertentu.

Anda mungkin juga menyukai