Anda di halaman 1dari 31

EVALUASI DIRI SEKOLAH

(Laporan Hasil Pemetaan Mutu)

KETERCAPAIAN
8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SMK DARMAWAN

TAHUN 2019
Kop surat

SMK DARMAWAN
JL.

LEMBAR PENGESAHAN

Evaluasi Diri Sekolah Sebagai Hasil Pemetaan Mutu Tahun Pelajaran 2019/2020
Sebagai Dasar Analisis Pengembangan SMK Darmawan Disusun Oleh TPMPS
SMK Darmawan

Telah Mendapat Pertimbangan Komite Sekolah dan Disyahkan Oleh Yayasan


Darmawan
Untuk Dipergunakan Dengan Penuh Tanggung Jawab.

Mengetahui : Babakan Madang , 20 September 2019


Komite Sekolah, Kepala SMK Darmawan
Kabupaten Bogor,

Nasirun Rahmat Darsono, SE.,MM

Mengetahui/ Menyetujui
Kepala Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah 1

Drs, Dadang Sufyan Saifullah, M.Pd


Pembina
NIP. 196407101993031009
KATAPENGANTAR

Tolak ukur efektivitas implementasi delapan (8) Standar Nasional Pendidikan (SNP) dapat
membangun melalui kerja sama dalam pengembangan sistem penjaminan mutu pendidikan. Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional
(Kemendiknas) dengan mengidentifikasi aspek pencapaian dan prioritas peningkatan mutu
pendidikan, sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan dalam peningkatan mutu
berkelanjutan di sekolah. Empat hal penting yang perlu dilakukan dalam penjaminan dan peningkatan
mutu pendidikan untuk pendidikan dasar dan menengah di Indonesia, yaitu : (1) Pengkajian mutu
pendidikan, (2) Analisis dan pelaporan mutu pendidikan, (3) Peningkatan mutu merujuk pada Standar
Nasional Pendidikan, dan (4) Penumbuhan budaya peningkatan mutu berkelanjutan.
Salah satu aspek dalam pengembangan sistem penjaminan termasuk peningkatan mutu
pendidikan adalah Evaluasi Diri Sekolah (EDS) sebagai cara menumbuhkan budaya peningkatan
mutu berkelanjutan di sekolah. EDS dilaksanakan oleh setiap sekolah sebagai satu kebutuhan untuk
meningkatkan kinerja dan mutu sekolah secara berkelanjutan. EDS merupakan mekanisme evaluasi
internal yang dilakukan oleh kepala sekolah bersama pendidik atau guru, komite sekolah, orangtua,
dengan bantuan pengawas. Hasil Evaluasi Diri Sekolah dimanfaatkan sebagai bahan untuk menyusun
program pengembangan sekolah dan laporan kepada dinas pendidikan tentang pencapaian sekolah
untuk pengembangan lebih lanjut.
Laporan EDS SMK Darmawan disusun untuk menindaklanjuti hasil temuan yang didapatkan
melalui instrumen Evaluasi Diri Sekolah (EDS) berdasar instrumen akreditasi 2019, dengan merujuk
pada delapan SNP. Dengan adanya hasil EDS ini, kiranya dapat dimanfaatkan dalam mendorong
peningkatan kualitas pendidikan di SMK Darmawan

Babakan Madang , 20 September 2019


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasional

Evaluasi Diri Sekolah (EDS) di tiap sekolah menjadi tanggung jawab kepala sekolah
dan dilakukan oleh Tim Pengembang Sekolah (TPS) yang terdiri dari Kepala Sekolah, guru,
Komite Sekolah, orangtua peserta didik, dan pengawas. Proses EDS dapat mengikutsertakan
tokoh masyarakat atau tokoh agama setempat. Instrumen EDS ini khusus dirancang untuk
digunakan oleh TPS dalam melakukan penilaian kinerja sekolah terhadap Standar
Pelayanan Minimum (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang hasilnya
menjadi masukan dan dasar penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dalam
upaya peningkatan kinerja sekolah.

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

4. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor


22.Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 Tentang
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar Menengah
6. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2016 Tentang Komite Sekolah
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 28 Tahun 2016 tentang
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah
C. Tujuan

Evaluasi Diri Sekolah (EDS) disusun sebagai bahan kajian dan dasar sekolah dalam
melaksanakan analisis potensi diri, melalui pemahaman terhadap potensi dan keunggulan
sekolah serta kelemahan dan kekurangan dalam mengimplementasikan 6 standar Nasional
pendidikan. Dengan demikian EDS dapat digunakan untuk

1. Laporan EDS mengungkapkan berbagai temuan yang dapat digunakan untuk validasi
internal

2. Proses EDS adalah mengenai perubahan dan peningkatan, hal ini akan bermanfaat bila
diwujudkan dalam perencanaan bagi peningkatan mutu pendidikan dan hasil belajar
peserta didik.

3. Rekomendasi EDS dijadikan acuan dalam mengembangkan sekolah melalui


penyusunan Program kerja sekolah ; RKJM, PKT, RAKS, Pengembangan Buku 1
KTSP yang merupakan landasan program dan kegiatan dilaksanakan di SMK …
untuk memenuhi 8 SNP melalui Sistem Penjaminan Mutu Internal (SMPI),

D. Sasaran

Sasaran pelaksanaan penyusunan peta mutu melalui kegiatan evaluasi diri adalah

1. Diperoleh peta capaian standar nasional pendidikan di SMK Darmawan, sebagai


baseline.

2. Identifikasi masalah-masalah yang dihadapi SMK Darmawan dalam pencapaian SNP

3. Adanya rekomendasi peningkatan mutu di SMK Darmawan


BAB II

PROSEDUR
PENYUSUNAN PETA MUTU

Pemetaan mutu pendidikan pada satuan pendidikan berdasarkan SNP melalui kegiatan
evaluasi diri yang menghasilkan peta mutu (capaian standar), akar masalah yang dihadapi dan
rekomendasi. Seluruh komponen satuan pendidikan dan pemangku kepentingan harus terlibat
dalam pelaksanaan EDS

EDS sebagai wujud pelaksanaan penyusunan peta mutu, dilaksanakan dengan langkah-

1. Rapot Mutu

Rapot mutu dijadikan sebagai dasar kajian EDS Satuan pendidikan.

2. Pengolahan dan analisis data

Data yang bersumber dari Instrumen EDS dan Raport Mutu diidentifikasi untuk
menemukan kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses), hal ini digunakan untuk
Identifikasi Akar Masalah pada setiap kelemahan sekolah sehingga dapat
direkomendasikan upaya peningkatan mutu sekolah melalui pemilihan strategi
peningkatan mutu sekolah.

3. Pembuatan peta mutu

Pembuatan peta mutu dilakukan dengan analisis SWOT, dengan analisis ini dilakukan
kajian internal yang meliputi Strength (Kekuatan) dan Weakness (Kelemahan), serta
kajian eksternal yang terdiri dari Opportunity (Peluang) dan Threath (Ancaman).

1) Strength (Kekuatan) merupakan setiap faktor/kondisi positif yang berasal dari


dalam organisasi yang memungkinkan organisasi tersebut dapat terus tumbuh,
berkembang, atau mencapai kondisi yang lebih baik. Kekuatan yang
mendukung pemasaran produk (jasa pendidikan)

2) Weakness (Kelemahan) meruapakan setiap faktor/kondisi negatif yang berasal dari


dalam organisasi yang memungkinkan organisasi tersebut mengalami kehancuran,
kekalahan, degradasi atau penurunan keadaan.
3) Opportunity (Peluang) merupakan setiap faktor/kondisi positif yang berasal dari
luar organisasi yang memungkinkan organisasi tersebut mengalami kemajuan,
perkembangan, atau pencapaian kondisi yang lebih baik, sehingga bisa digunakan
untuk meningkatkan pemasaran produk / jasa pendidikan, serta meningkatkan
kualitas pendidikan di sekolah.
4) Threath (Ancaman) merupakan setiap faktor/kondisi negatif yang berasal dari luar
organisasi yang dapat mengakibatkan organisasi tersebut mengalami kehancuran,
kemunduran, atau jatuh ke kondisi yang lebih buruk. Ancaman atau tantangan dari
pihak luar yang mempengaruhi kondisi dan pengembangan sekolah serta menjadi
faktor tuntutan sehingga SMK Negeri 1 Gunung Putrimelakukan tindakan /
perubahan / peningkatan kualitas

Dalam analisis ini dilakukan kajian internal yang meliputi Strength (Kekuatan) dan
Weakness (Kelemahan), serta kajian eksternal yang terdiri dari Opportunity (Peluang) dan
Threath (Ancaman).

1. Strength (Kekuatan) merupakan setiap faktor/kondisi positif yang berasal dari dalam
organisasi yang memungkinkan organisasi tersebut dapat terus tumbuh, berkembang,
atau mencapai kondisi yang lebih baik. Kekuatan yang mendukung pemasaran produk
(jasa pendidikan)

2. Weakness (Kelemahan) meruapakan setiap faktor/kondisi negatif yang berasal dari


dalam organisasi yang memungkinkan organisasi tersebut mengalami kehancuran,
kekalahan, degradasi atau penurunan keadaan.
3. Opportunity (Peluang) merupakan setiap faktor/kondisi positif yang berasal dari luar
organisasi yang memungkinkan organisasi tersebut mengalami kemajuan,
perkembangan, atau pencapaian kondisi yang lebih baik, sehingga bisa digunakan untuk
meningkatkan pemasaran produk / jasa pendidikan, serta meningkatkan kualitas
pendidikan di sekolah.
4. Threath (Ancaman) merupakan setiap faktor/kondisi negatif yang berasal dari luar
organisasi yang dapat mengakibatkan organisasi tersebut mengalami kehancuran,
kemunduran, atau jatuh ke kondisi yang lebih buruk. Ancaman atau tantangan dari pihak
luar yang mempengaruhi kondisi dan pengembangan sekolah serta menjadi faktor
tuntutan sehingga SMK ………….melakukan tindakan / perubahan / peningkatan
kualitas

Langkah-langkah Penerapan analisis SWOT dilaksanakan sebagai berikut :

1) Mengidentifikasi STRENGTHS (Kekuatan), WEAKNESSES (Kelemahan),


OPPORTUNITIES (Peluang) dan THREATS (Ancaman) dari aspek-aspek yang akan
dinilai dalam organisasi sekolah, dengan sekup analisis, menyeluruh atau parsial.
Dalam melaksanakan analisis ini dilakukan analisis secara menyeluruh sesuai dengan
delapan standar nasional pendidikan.
2) Menyusun instrumen untuk melakukan assessment / pembobotan, yaitu menganalisis
secara kuwantitatif kekuatan dan kelemahan serta Peluang dan Ancaman dengan
menghitung bobot (skala 1 s.d 10) berdasar ada kepentinghan / urgensi, mendesaknya
serta pengaruhnya. Dari pembobotan ini muncul STRENGTHS (Kekuatan),
WEAKNESSES (Kelemahan), OPPORTUNITIES (Peluang) dan THREATS
(Ancaman) potensial.

3) Menentukan Kwadran SWOT


Kwadran SWOT dilakukan untuk mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik
(x,y) pada kuadran SWOT. Dengan memperhatikan skor bobot pada langkah ke dua di
atas, titik kwadran dieroleh dengan melakukan pengurangan antara jumlah total faktor
S dengan W (titik x) dan faktor O dengan T (titik y). Jika ditarik garis panah dari titik
O ke (X,Y) diperoleh sebuah posisi yang memiliki makna :
a. Kuadran I (positif, positif):

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi
strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima
dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi,
memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

b. Kuadran II (positif, negatif):

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan
yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi,
artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan
berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus
berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi
disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.

c. Kuadran III (negatif, positif):

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi
disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama
dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus
memperbaiki kinerja organisasi.

d. Kuadran IV (negatif, negatif):

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan
besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya
kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya
organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan
kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil
terus berupaya membenahi diri.

4) Menarik kesimpulan dan membuat rekomendasi berupa strategi, kebijakan, program


dan kegiatan berdasarkan hasil analisis, untuk peningkatan mutu sekolah dengan
menggunakan matrik SWOT sesuai Kwadran SWOT.

Gambar 2.1 Strategi SWOT


BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN
DATA PETA MUTU SEKOLAH

A. DATA RAPORT MUTU SEKOLAH

Radar PMP 2018


Standar Kompetensi Lulusan
10
Standar Pembiayaan Standar Isi

Standar Pengelolaan Pendidikan 0 Standar Proses

Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan Standar Penilaian Pendidikan

Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Capaian 2018 Kab. Bogor 2018 Prop. Jawa Barat 2018 Nasional 2018

Gambar 3.1
Radar Mutu SMK Darmawan 2018
Tabel 3.2

Raport Mutu SMK Darmawan

Prop.
Kab.
Capaia Capaian Capaia Jawa Nasiona
Nomor Standar Nasional Pendidikan   Bogor
n 2016 2017 n 2018 Barat l 2018
2018
2018
1 Standar Kompetensi Lulusan 5,9 6,39 6,28 6,33 6,35
2 Standar Isi 6,15 6,35 5,88 5,81 5,68
3 Standar Proses 6,69 6,83 6,53 6,52 6,47
4 Standar Penilaian Pendidikan 6,08 6,39 6,14 6,09 6,03
5 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 0,59 0,8 2,72 2,98 3,17
6 Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan 3,6 3,02 2,96 2,97 2,97
7 Standar Pengelolaan Pendidikan 6,09 6,06 5,92 5,89 5,81
8 Standar Pembiayaan 6,13 6,13 5,97 5,94 5,86

KATEGORI CAPAIAN
  Kategori   Batas Bawah Batas Atas
 Menuju SNP 1 0   2,04  
 Menuju SNP 2 2,05   3,7  
 Menuju SNP 3 3,71   5,06  
 Menuju SNP 4 5,07   6,66  
 SNP 6,67   7  

STANDAR/INDIKATOR/SUB INDIKATOR CAPAIAN 2016 CAPAIAN 2017 CAPAIAN 2018


Nomor Standar/Indikator/SubIndikator   Nilai Kategor Nilai Kategor Nilai Kategor
i i i
1 Standar Kompetensi Lulusan      5,9  6,39 
1.1. Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi sikap      6,99  6,99 

1.1.1. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME  7  7 

1.1.2. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap berkarakter  7  7 

1.1.3. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap disiplin  7  7 

1.1.4. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap santun  6,99  6,99 

1.1.5. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur  7  7 

1.1.6. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli  7  7 

1.1.7. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri  7  7 

1.1.8. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap bertanggungjawab  7  7 

1.1.9. Memiliki perilaku pembelajar sejati sepanjang hayat  7  7 

1.1.10. Memiliki perilaku sehat jasmani dan rohani  7  7 

1.2. Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi pengetahuan      2,62  4,66 

1.2.1. Memiliki pengetahuan faktual, prosedural, konseptual, metakognitif  2,62  4,66 

1.3. Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi keterampilan      6,44  6,66 

1.3.1. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kreatif  6,48  6,57 

1.3.2. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak produktif  5,11  5,6 

1.3.3. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kritis  6,76  6,93 

1.3.4. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak mandiri  6,76  6,93 

1.3.5. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kolaboratif  7  7 

1.3.6. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak komunikatif  6,53  6,91 

2 Standar Isi      6,15  6,35 

2.1. Perangkat pembelajaran sesuai rumusan kompetensi lulusan      6,16  6,37 

2.1.1. Memuat karakteristik kompetensi sikap  5,85  6,09 

2.1.2. Memuat karakteristik kompetensi pengetahuan  5,8  6 

2.1.3. Memuat karakteristik kompetensi keterampilan  5,88  5,97 

2.1.4. Menyesuaikan tingkat kompetensi siswa  6,65  6,9 

2.1.5. Menyesuaikan ruang lingkup materi pembelajaran  6,65  6,92 

2.2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan sesuai prosedur      6,55  6,62 

2.2.1. Melibatkan pemangku kepentingan dalam pengembangan kurikulum  6,34  6,45 

2.2.2. Mengacu pada kerangka dasar penyusunan  7  7 


2.2.3. Melewati tahapan operasional pengembangan  6,33  6,11 

2.2.4. Memiliki perangkat kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan  6,53  6,92 

2.3. Sekolah melaksanakan kurikulum sesuai ketentuan      5,74  6,07 

2.3.1. Menyediakan alokasi waktu pembelajaran sesuai struktur kurikulum yang berlaku  6,99  6,99 

2.3.2. Mengatur beban belajar bedasarkan bentuk pendalaman materi  3,52  3,63 

2.3.3. Menyelenggarakan aspek kurikulum pada muatan lokal  5,6  6,8 

2.3.4. Melaksanakan kegiatan pengembangan diri siswa  6,87  6,83 

3 Standar Proses      6,69  6,83 

3.1. Sekolah merencanakan proses pembelajaran sesuai ketentuan      6,86  6,81 

3.1.1. Mengacu pada silabus yang telah dikembangkan  7  7 

3.1.2. Mengarah pada pencapaian kompetensi  7  7 

3.1.3. Menyusun dokumen rencana dengan lengkap dan sistematis  6,91  6,89 

3.1.4. Mendapatkan evaluasi dari kepala sekolah dan pengawas sekolah  6,53  6,36 

3.2. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan tepat      6,7  6,95 

3.2.1. Membentuk rombongan belajar dengan jumlah siswa sesuai ketentuan  6,99  6,99 

3.2.2. Mengelola kelas sebelum memulai pembelajaran  6,56  6,93 

3.2.3. Mendorong siswa mencari tahu  6,66  6,94 

3.2.4. Mengarahkan pada penggunaan pendekatan ilmiah  6,65  6,94 

3.2.5. Melakukan pembelajaran berbasis kompetensi  6,67  6,94 

3.2.6. Memberikan pembelajaran terpadu  6,67  6,95 

3.2.7. Melaksanakan pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;  6,6  6,93 

3.2.8. Melaksanakan pembelajaran menuju pada keterampilan aplikatif  6,61  6,94 

3.2.9. Mengutamakan pemberdayaan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat  6,88  6,98 

3.2.10. Menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja  6,76  6,96 

adalah kelas.
3.2.11. Mengakui atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa.  6,99  6,99 

3.2.12. Menerapkan metode pembelajaran sesuai karakteristik siswa  6,43  6,91 

3.2.13. Memanfaatkan media pembelajaran dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas  6,34  6,89 

pembelajaran
3.2.14. Menggunakan aneka sumber belajar  6,9  6,98 
3.2.15. Mengelola kelas saat menutup pembelajaran  6,81  6,97 

3.3. Pengawasan dan penilaian otentik dilakukan dalam proses pembelajaran      6,51  6,73 

3.3.1. Melakukan penilaian otentik secara komprehensif  5,13  6,74 

3.3.2. Memanfaatkan hasil penilaian otentik  6,58  6,42 

3.3.3. Melakukan pemantauan proses pembelajaran  6,79  6,79 

3.3.4. Melakukan supervisi proses pembelajaran kepada guru  6,86  6,8 

3.3.5. Mengevaluasi proses pembelajaran  6,88  6,84 

3.3.6. Menindaklanjuti hasil pengawasan proses pembelajaran  6,83  6,77 

4 Standar Penilaian Pendidikan      6,08  6,39 

4.1. Aspek penilaian sesuai ranah kompetensi      6,2  6,64 

4.1.1. Mencakup ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan  6,48  6,92 

4.1.2. Memiliki bentuk pelaporan sesuai dengan ranah  5,92  6,36 

4.2. Teknik penilaian obyektif dan akuntabel      6,43  6,3 

4.2.1. Menggunakan jenis teknik penilaian yang obyektif dan akuntabel  6,26  6,07 

4.2.2. Memiliki perangkat teknik penilaian lengkap  6,6  6,54 

4.3. Penilaian pendidikan ditindaklanjuti      6,04  6,52 

4.3.1. Menindaklanjuti hasil pelaporan penilaian  7  7 

4.3.2. Melakukan pelaporan penilaian secara periodik  5,09  6,04 

4.4. Instrumen penilaian menyesuaikan aspek      6,54  6,45 

4.4.1. Menggunakan instrumen penilaian aspek sikap  6,53  6,59 

4.4.2. Menggunakan instrumen penilaian aspek pengetahuan  6,72  6,56 

4.4.3. Menggunakan instrumen penilaian aspek keterampilan  6,35  6,2 

4.5. Penilaian dilakukan mengikuti prosedur      5,22  6,04 

4.5.1. Melakukan penilaian berdasarkan penyelenggara sesuai prosedur  4,98  6,15 

4.5.2. Melakukan penilaian berdasarkan ranah sesuai prosedur  6,28  6,46 

4.5.3. Menentukan kelulusan siswa berdasarkan pertimbangan yang sesuai  4,39  5,51 

5 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan      0,59  0,8 

5.1. Ketersediaan dan kompetensi guru sesuai ketentuan      1,69  2,29 

5.1.1. Berkualifikasi minimal S1/D4  0  6,36 

5.1.2. Rasio guru kelas terhadap rombongan belajar seimbang  0  0 


5.1.3. Tersedia untuk tiap mata pelajaran  0  0 

5.1.4. Bersertifikat pendidik  7  1,27 

5.1.5. Berkompetensi pedagogik minimal baik   

5.1.6. Berkompetensi kepribadian minimal baik   

5.1.7. Berkompetensi profesional minimal baik   

5.1.8. Berkompetensi sosial minimal baik   0 

5.2. Ketersediaan dan kompetensi kepala sekolah sesuai ketentuan      0  0 

5.2.1. Berkualifikasi minimal S1/D4   

5.2.2. Berusia sesuai kriteria saat pengangkatan   

5.2.3. Berpengalaman mengajar selama yang ditetapkan  0  0 

5.2.4. Berpangkat minimal III/c atau setara  0  

5.2.5. Bersertifikat pendidik  0  0 

5.2.6. Bersertifikat kepala sekolah  0  0 

5.2.7. Berkompetensi kepribadian minimal baik   

5.2.8. Berkompetensi manajerial minimal baik   

5.2.9. Berkompetensi kewirausahaan minimal baik   

5.2.10. Berkompetensi supervisi minimal baik   

5.2.11. Berkompetensi sosial minimal baik   

5.3. Ketersediaan dan kompetensi tenaga administrasi sesuai ketentuan         0 

5.3.1. Tersedia Kepala Tenaga Administrasi   0 

5.3.2. Memiliki Kepala Tenaga Administrasi berkualifikasi minimal SMK/sederajat   0 

5.3.3. Memiliki Kepala Tenaga Administrasi bersertifikat   

5.3.4. Tersedia Tenaga Pelaksana Urusan Administrasi   

5.3.5. Memiliki Tenaga Pelaksana Urusan Administrasi berpendidikan sesuai ketentuan   

5.3.6. Berkompetensi kepribadian minimal baik   

5.3.7. Berkompetensi sosial minimal baik   

5.3.8. Berkompetensi teknis minimal baik   

5.3.9. Berkompetensi manajerial minimal baik   

5.4. Ketersediaan dan kompetensi laboran sesuai ketentuan      0  0 

5.4.1. Tersedia Kepala Tenaga Laboratorium  0  


5.4.2. Memiliki Kepala Tenaga Laboratorium berkualifikasi sesuai  0  0 

5.4.3. Memiliki Kepala Tenaga Laboratorium bersertifikat   

5.4.4. Tersedia Kepala Tenaga Laboratorium berpengalaman sesuai   0 

5.4.5. Tersedia Tenaga Teknisi Laboran   

5.4.6. Memiliki Tenaga Teknisi Laboran berpendidikan sesuai ketentuan   

5.4.7. Tersedia Tenaga Laboran   0 

5.4.8. Memiliki Tenaga Laboran berpendidikan sesuai ketentuan  0  

5.4.9. Berkompetensi kepribadian minimal baik   

5.4.10. Berkompetensi sosial minimal baik   

5.4.11. Berkompetensi manajerial minimal baik   

5.4.12. Berkompetensi profesional minimal baik   

5.5. Ketersediaan dan kompetensi pustakawan sesuai ketentuan      0  0 

5.5.1. Tersedia Kepala Tenaga Pustakawan  0  0 

5.5.2. Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan berkualifikasi sesuai  0  0 

5.5.3. Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan bersertifikat   

5.5.4. Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan berpengalaman sesuai   0 

5.5.5. Tersedia Tenaga Pustakawan   

5.5.6. Memiliki Tenaga Pustakawan berpendidikan sesuai ketentuan   0 

5.5.7. Berkompetensi manajerial minimal baik   

5.5.8. Berkompetensi pengelolaan informasi minimal baik   

5.5.9. Berkompetensi kependidikan minimal baik   

5.5.10. Berkompetensi kepribadian minimal baik   

5.5.11. Berkompetensi sosial minimal baik   

5.5.12. Berkompetensi pengembangan profesi minimal baik   

6 Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan      3,6  3,02 

6.1. Kapasitas daya tampung sekolah memadai      3,93  3,03 

6.1.1. Memiliki kapasitas rombongan belajar yang sesuai dan memadai  7  

6.1.2. Rasio luas lahan sesuai dengan jumlah siswa  0  0 

6.1.3. Kondisi lahan sekolah memenuhi persyaratan  6,06  7 

6.1.4. Rasio luas bangunan sesuai dengan jumlah siswa   0 


6.1.5. Kondisi bangunan sekolah memenuhi persyaratan  5,76  6,81 

6.1.6. Memiliki ragam prasarana sesuai ketentuan  1,64  2,72 

6.2. Sekolah memiliki sarana dan prasarana pembelajaran yang lengkap dan layak      1,66  2,05 

6.2.1. Memiliki ruang kelas sesuai standar  5,13  5,78 

6.2.2. Memiliki laboratorium IPA sesuai standar  0  0 

6.2.3. Memiliki ruang perpustakaan sesuai standar  1,65  2,1 

6.2.4. Memiliki tempat bermain/lapangan sesuai standar  0,35  0,58 

6.2.5. Memiliki laboratorium biologi sesuai standar  0  0 

6.2.6. Memiliki laboratorium fisika sesuai standar  0  0 

6.2.7. Memiliki laboratorium kimia sesuai standar  0  0 

6.2.8. Memiliki laboratorium komputer sesuai standar  0  0 

6.2.9. Memiliki laboratorium bahasa sesuai standar  0  0 

6.2.10. Kondisi ruang kelas layak pakai  4,2  6,99 

6.2.11. Kondisi laboratorium IPA layak pakai  0  0 

6.2.12. Kondisi ruang perpustakaan layak pakai  2,33  3,5 

6.2.13. Kondisi tempat bermain/lapangan layak pakai   

6.2.14. Kondisi laboratorium biologi layak pakai  0  

6.2.15. Kondisi laboratorium fisika layak pakai  0  

6.2.16. Kondisi laboratorium kimia layak pakai  0  0 

6.2.17. Kondisi laboratorium komputer layak pakai  0  0 

6.2.18. Kondisi laboratorium bahasa layak pakai  0  0 

6.3. Sekolah memiliki sarana dan prasarana pendukung yang lengkap dan layak      2,91  3,91 

6.3.1. Memiliki ruang pimpinan sesuai standar  3,73  4,9 

6.3.2. Memiliki ruang guru sesuai standar  0  3,5 

6.3.3. Memiliki ruang UKS sesuai standar  0  0 

6.3.4. Memiliki tempat ibadah sesuai standar  0  0 

6.3.5. Memiliki jamban sesuai standar  2,53  5,07 

6.3.6. Memiliki gudang sesuai standar  0  0 

6.3.7. Memiliki ruang sirkulasi sesuai standar   

6.3.8. Memiliki ruang tata usaha sesuai standar  0  0 


6.3.9. Memiliki ruang konseling sesuai standar  0  0 

6.3.10. Memiliki ruang organisasi kesiswaan sesuai standar  0  0 

6.3.11. Menyediakan kantin yang layak  6,06  6,06 

6.3.12. Menyediakan tempat parkir yang memadai  6,06  6,06 

6.3.13. Menyediakan unit kewirausahaan dan bursa kerja  7  7 

6.3.14. Kondisi ruang pimpinan layak pakai  7  7 

6.3.15. Kondisi ruang guru layak pakai  0  1,4 

6.3.16. Kondisi ruang UKS layak pakai  0,34  1,4 

6.3.17. Kondisi tempat ibadah layak pakai  0  0 

6.3.18. Kondisi jamban sesuai standar  0,21  4,66 

6.3.19. Kondisi gudang layak pakai   

6.3.20. Kondisi ruang sirkulasi layak pakai  7  7 

6.3.21. Kondisi ruang tata usaha layak pakai  0  0 

6.3.22. Kondisi ruang konseling layak pakai  0  0 

6.3.23. Kondisi ruang organisasi kesiswaan layak pakai  0  0 

7 Standar Pengelolaan Pendidikan      6,09  6,06 

7.1. Sekolah melakukan perencanaan pengelolaan      6,31  6,61 

7.1.1. Memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas sesuai ketentuan  6,7  6,58 

7.1.2. Mengembangkan rencana kerja sekolah ruang lingkup sesuai ketentuan  6,49  6,58 

7.1.3. Melibatkan pemangku kepentingan sekolah dalam perencanaan pengelolaan sekolah  5,75  6,67 

7.2. Program pengelolaan dilaksanakan sesuai ketentuan      6,56  6,75 

7.2.1. Memiliki pedoman pengelolaan sekolah lengkap  6,38  6,45 

7.2.2. Menyelenggarakan kegiatan layanan kesiswaan  6,63  6,48 

7.2.3. Meningkatkan dayaguna pendidik dan tenaga kependidikan  6,97  6,97 

7.2.4. Melaksanakan kegiatan evaluasi diri  6,2  6,88 

7.2.5. Membangun kemitraan dan melibatkan peran serta masyarakat serta lembaga lain yang  6,39  6,94 

relevan
7.2.6. Melaksanakan pengelolaan bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran  6,79  6,8 

7.3. Kepala sekolah berkinerja baik dalam melaksanakan tugas kepemimpinan      2,23  1,16 

7.3.1. Berkepribadian dan bersosialisasi dengan baik   


7.3.2. Berjiwa kepemimpinan  6,97  

7.3.3. Mengembangkan sekolah dengan baik   0 

7.3.4. Mengelola sumber daya dengan baik  6,44  7 

7.3.5. Berjiwa kewirausahaan   0 

7.3.6. Melakukan supervisi dengan baik   0 

7.4. Sekolah mengelola sistem informasi manajemen      6,67  6,46 

7.4.1. Memiliki sistem informasi manajemen sesuai ketentuan  6,67  6,46 

8 Standar Pembiayaan      6,13  6,13 

8.1. Sekolah memberikan layanan subsidi silang      6,99  6,99 

8.1.1. Membebaskan biaya bagi siswa tidak mampu  7  7 

8.1.2. Memiliki daftar siswa dengan latar belakang ekonomi yang jelas  7  7 

8.1.3. Melaksanakan subsidi silang untuk membantu siswa kurang mampu  7  7 

8.2. Beban operasional sekolah sesuai ketentuan      7  7 

8.2.1. Memiliki biaya operasional non personil sesuai ketentuan  7  7 

8.3. Sekolah melakukan pengelolaan dana dengan baik      4,39  4,39 

8.3.1. Mengatur alokasi dana yang berasal dari APBD/APBN/Yayasan/sumber lainnya  0  0 

8.3.2. Memiliki laporan pengelolaan dana  6,39  6,35 

8.3.3. Memiliki laporan yang dapat diakses oleh pemangku kepentingan  6,79  6,83 
B. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Berdasar pada hasil pengumpulan data dari instrument EDS dan Raport Mutu Sekolah diperoleh kekuatan dan kelemahan sekolah sebagai berikut:

Tabel 3.2
Pemetaan Mutu SMK Darmawan

Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
Kekuatan Kelemahan

1 Standar Kompetensi Lulusan

Memiliki perilaku yang Capaian pada ❖ Perilaku dan sikap santun Kebiasaan mengucapkan salam ❖ Kebiasaan 3s ❖ Kepala Mengembangkan perilaku yang
mencerminkan sikap santun indikator Baik Sekali ditumbuhkan dengan fasilitasi dan cium tangan kepada guru siswa belum sekolah, guru, mencerminkan sikap santun,
berbagai kegiatan oleh sekolah. belum optimal optimal tenaga melalui contoh dari guru dalam
dengan nilai 6,99
kependidikan keseharian melalui optimalisasi
1.1.4 berada pada rentang belum bisa program 3S
kategori N>6,66 dijadikan teladan
artinya telah oleh siswa.
mencapai SNP

2 Standar ISI
BAB IV
ANALISIS KONTEKS

A. Identifikasi Kekuatan Dan Kelemahan ( Analisis Lingkungan Internal)

Strengths Weaknesses
Kode Kode
(Kekuatan) (Kelemahan)

Memiliki lokasi strategis untuk Belum memiliki bangunan dan


S.1 W.1
pengembangan sekolah ruang praktik yang lengkap

Memiliki tenaga pendidik dan


Belum memiliki alat penunjang
tenaga kependidikan yang masih
S.2 W.2 KBM yang sesuai dengan
muda dan bergaya dan cantik dan
kebutuhan
ganteng

Belum memahami penyusunan


Animo masyarakat masuk ke SMK perangkat perencanaan
S.3 W.3
NR cukup besar pembelajaran K13, pemebelajaran
scientifik, dan penilaian otentik

Pengelola yayasan memiliki


Disiplin siswa dan kemampuan
S.4 kemampuan untuk mengembangkan W.4
literasi siswa masih rendah
sekolah

S.5 W.5

S.6 W.6

S.7 W.7

S.8 W.8

B. Identifikasi Peluang Dan Ancaman (Analisis Lingkungan Eksternal)

Opportunities Threats
Kode Kode
(Peluang) (Ancaman)

Adanya bantuan masyarakat dan


O1 pemerintah dalam pembiayaan T1 Pesaing SMK lain yg berdekatan
operasional sekolah

Media IT untuk pendukung promosi


Standar penerimaan calon pegawai
O2 sekolah, pembelajaran dll sangat T2
teknisi yang profesional
baik
Opportunities Threats
Kode Kode
(Peluang) (Ancaman)

Era 4.0 yang menuntut tenaga kerja


O3 Animo masuk SMK Masih tinggi T3
memiliki karakter

O4 ini T4

O5 itu T5

T6

C. Analisis Lingkungan Internal Dan Eksternal Potensial

Untuk mendapatkan analisis lingkungan strategis potensial, dilakukan pembobotan


terhadap aspek internal dan eksternal sebagaimana tabel berikut ini:

Tabel 3. .. Analisis Lingkungan Internal Dan Eksternal Potensial

Jumlah
OPPORTUNITIES (Peluang) Skor
Skor

No /
Uraian Urgensi Mendesak Pengaruh
Kode

Adanya bantuan masyarakat dan pemerintah


O1 7 8 7 22
dalam pembiayaan operasional sekolah

Media IT untuk pendukung promosi sekolah,


O2 8 8 9 25
pembelajaran dll sangat baik

O3 Animo masuk SMK Masih tinggi 8 10 7 25

O4 ini 9 9 5 23

O5 itu 10 7 6 23

Jumlah 118

SCOR PELUANG (O) (118/150)x100 = 78,66

Jumlah
THREATS (Ancaman) Skor
Skor

Kode Uraian Urgensi Mendesak Pengaruh

T1 Pesaing SMK lain yg berdekatan 8 7 9 24


Standar penerimaan calon pegawai teknisi yang
T2 9 7 8 24
profesional

Era 4.0 yang menuntut tenaga kerja memiliki


T3
karakter

T4

T5

T6

Jumlah 128

SCOR ANCAMAN (T) (128/180)x100 = 71,11

STRENGTHS (Kekuatan) Skor ( 1 s.d 10)


Jumlah
No / Mendesa Pengaru Skor
Uraian Urgensi
Kode k h
Memiliki lokasi strategis untuk pengembangan
S.1 7 9 9 25
sekolah

Memiliki tenaga pendidik dan tenaga kependidikan


S.2 yang masih muda dan bergaya dan cantik dan 8 7 9 24
ganteng

S.3 Animo masyarakat masuk ke SMK NR cukup besar 9 8 7 24

Pengelola yayasan memiliki kemampuan untuk


S.4 10 7 8 25
mengembangkan sekolah

Jumlah 98

SCOR KEKUATAN (S) (98/120)x100 = 81


WEAKNESSES (Kelemahan) Skor
Jumlah
No / Mendesa Pengaru Skor
Uraian Urgensi
Kode k h

Belum memiliki bangunan dan ruang praktik yang


W.1 10 10 10 30
lengkap

Belum memiliki alat penunjang KBM yang sesuai


W.2 8 7 9 24
dengan kebutuhan

Belum memahami penyusunan perangkat


W.3 perencanaan pembelajaran K13, pemebelajaran 8 8 8 24
scientifik, dan penilaian otentik

Disiplin siswa dan kemampuan literasi siswa masih


W.4 7 8 7 22
rendah

Jumlah 100

SCOR KELEMAHAN (W) (100/120)*100 = 83

Berdasar pada pemberian skor di atas diperoleh jumlah sebagai berikut

O = 78
T = 71
S = 81
W = 83

Dengan demikian diperoleh titik kuadran SWOT sebagai berikut

Titik x = S - W = 81 – 83 = -2

Titik y= O - T = 78 - 71 = 7

D. Menetapkan Kuadran SWOT

Dengan demikian dapat digambarkan diagram kwadran SWOT sebagai berikut:


Grafik 2.1

Kwdran SWOT SMK …………

Berdasar analisis di atas, Posisi sekolah berada di kuadran ke 3, Posisi ini


menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi
disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama
dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus
memperbaiki kinerja INTERNAL organisasi.

E. Matrik Analisis Strategi Swot Menetapkan Kebijakan Pengembangan SMK


……..

Untuk melakukan kajian terhada kebijakan yang harus dilakukan SMK …….pada
tahapan selanjutnya dari analisis SWOT dilakukan dengan membuat matrik SWOT, untuk
data melakukan peningkatan kinerja melalui . Sesuai dengan hasil analisis kwadran SWOT,
matrik SWOT yang digunakan untuk saat ini kondisi program keahlian berada pada kuadran I.
(POSITIF, POSITIF) dengan urutan kekuatan dan tantangan sebagai berikut

Kekuatan

Peringka
Kode Uraian scor
t

1 S1 Memiliki lokasi strategis untuk pengembangan 30


sekolah
2 S4 Memiliki tenaga pendidik dan tenaga kependidikan 24
yang masih muda
3 S3 Memiliki tim managemen sekolah untuk 24
pengembangan mutu
Peringka
Kode Uraian scor
t
4 22

Peluang
Peringka
Kode Uraian scor
t

1 O3 Adanya bantuan masyarakat dan pemerintah dalam 25


pembiayaan sekolah
2 O2 Media IT dapat mendukung promosi sekolah, 25
pembelajaran dan penigkatan kualitas pendidikan
3 O1 Animo masuk SMK Masih tinggi

F. Kebijakan Mutu

Pengambilan kebijakan pengembangan SMK ………dilakukan melalui kajian matrik


analisis SWOT berikut:

MATRIK ANALISIS STRATEGI SWOT

Lingkungan Ekternal pELUANG

1. Animo masuk SMK Masih tinggi

2. Media IT untuk pendukung promosi


sekolah, pembelajaran dll sangat baik

3. Adanya bantuan masyarakat dan


pemerintah dalam pembiayaan operasional
sekolah
Lingkungan Internal

Kekuatan KEBIJAKAN STRATEGIS

1. (misi SEKOLAH)

Berdasar kajian kebijakan yang dijadikan


Adanya bantuan masyarakat dan pemerintah dalam pembiayaan
operasional sekolah strategi pengembangan SMK ………. :

Media IT untuk pendukung promosi sekolah, pembelajaran dll sangat


baik 1. Mengoptimalkan pelaksanaan PPDB untuk
memenuhi target jumlah peserta didik
Animo masuk SMK Masih tinggi 2.
3. Implementasi Gerakan Literasi Sekolah
2.
(GLS)
4. Melaksanakan Penyelarasan Kejuruan
5. Pengembangan pembelajaran dengan
teknologi terkini dengan melaksanakan
Pembelajaran Teknologi Terkini (RI 4.0)
6. Implementasi program antri radikalisme
7. Peningkatan Mutu Penilaian
8. Magang Guru di Industri
9. Pembuatan/Pengembangan dan Pengelolan
Web Informasi Sekolah
10. Implementasi program TEFA
11. Implementasi SPMI
12. Memberikan layanan subsidi silang

G. PENINJAUAN VISI MISI TUJUAN SEKOLAH

Berdasar pada kondisi SMK Darmawan, sebagaimana digambarkan dalam analisis rencana strategis di
atas, visi, misi dan Tujuan SMK Darmawan dilakukan peninjauan sebagai berikut;

….……………………………………………………………..

….……………………………………………………………..

….……………………………………………………………..

….……………………………………………………………..

….……………………………………………………………..
BAB V
PENUTUP

Demikian laporan Evaluasi Diri Sekolah kami buat dengan harapan rekomendasi-
rekomendasi tersebut diatas dapat terimplementasikan ke dalam rencana pengembangan
sekolah dan menjadi acuan bagi pemangku kepentingan Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor
sebagai bahan pertimbangan untuk membantu sekolah dalam upaya memenuhi delapan
standar Nasional Pendidikan yang berdampak kepada primanya layanan bagi peserta didik,
orangtua, masyarakat, dan pemangku kepentingan.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh
pendidik dan tenaga kependidikan, Komite Sekolah, Pengawas Pembina SMK Kabupaten Bogor,
Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, dan pihak lain, yang telah membantu penyusunan RKAS
ini.Kami menyadari bahwa RKAS ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi perbaikan di masa yang akan datang sangat kami harapkan.
Lampiran:

1. SK Tim peyusun EDS SMK Darmawan

2. Dll ….……………………………..

Anda mungkin juga menyukai