Anda di halaman 1dari 3

NAMA : DIMAS

NIM : P07120219085

KELAS/ PRODI : 2B/ S.TR KEPERAWATAN

MATA KULIAH : PBAK

1. A. Definisi

Reformasi birokrasi adalah perubahan besar dalam paradigma dan tata kelola
pemerintahan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan
karakteristik adaptif, berintegritas, bersih dari perilaku korupsi kolusi dan nepotisme,
mampu melayani publik secara akuntabel, serta memegang teguh nilai-nilai dasar
organisasi dan kode etik perilaku aparatur negara.

B. Tujuan

Reformasi birokrasi bertujuan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang


profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi, bersih dan
bebas KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang
teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara.

C. Sasaran :

 Terwujudnya birokrasi profesional, netral dan sejahtera, mampu menempatkan


diri sebagai abdi negara dan abdi masyarakat guna mewujudkan pelayanan
masyarakat yang lebih baik.

 Terwujudnya kelembagaan pemerintahan yang proporsional, fleksibel, efektif,


efisien di lingkungan pemerintahan pusat dan daerah.

 Terwujudnya ketatalaksanaan (pelayanan publik) yang lebih cepat tidak berbelit,


mudah, dan sesuai kebutuhan masyarakat.

D. Agar reformasi birokrasi dapat berjalan dengan baik dan menunjukkan cepatnya
keberhasilan, faktor sukses penting yang perlu diperhatikan dalam reformasi
birokrasi adalah:
 Faktor Komitmen pimpinan; karena masih kentalnya budaya paternalistik dalam
penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia.

 Faktor kemauan diri sendiri; diperlukan kemauan dan keikhlasan penyelenggara


pemerintahan (birokrasi) untuk mereformasi diri sendiri.

 Kesepahaman; ada persamaan persepsi terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi


terutama dari birokrat sendiri, sehingga tidak terjadi perbedaan pendapat yang
menghambat reformasi.

 Konsistensi; reformasi birokrasi harus dilaksanakan berkelanjutan dan konsisten,


sehingga perlu ketaatan perencanaan dan pelaksanaan.

2. Kemenkes senantiasa berupaya dalam mewujudkan Wilayah Bebas Korupsi (WBK),


melalui pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan korupsi yang diantaranya: one
stop service sistem keluhan masyarakat (ULT, PTRC, dan Pojok Informasi,
kesepakatan keterbukaan informasi publik PTRC, pembentukan unit pelayanan
gratifikasi, serta review laporan keuangan. Di samping itu, upaya Kemenkes dalam
mewujudkan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) diantaranya dengan
melaksanakan INPRES 17/2011 mengenai aksi PPK tahun 2012,pengawasan atas
penyaluran dan penggunaan dana BOK; Jamkesmas; Jampeesal; dan registrasi alat
kesehatan.

3. Prinsip-Prinsip Pokok Good and Clean Governance

Lembaga administrasi Negara (LAN) merumuskan sembilan aspek fundamental


dalam good governance harus diperhatikan yaitu :

a. Partisipasi (participation) : Semua warga masyarakat mempunyai suara dalam


pengambilan keputusan, baik langsung

b. Penegakan Hukum (rule of law) : Partisipasi masyarakat dalam proses politik dan
perumusan-perumusan kebijakan public memerlukan system dan aturan-aturan
hukum.

c. Transparansi (Transparancy) : Transparansi adalah unsure lain yang menopang


terwujudnya good governance yang akan menghasilkan pemerintah yang bersih
(clean governance).
d. Responsif (Responsive) : Affan menegaskan bahwa pemerintah harus memahami
kebutuhan masyarakatnya, yang menunggu mereka menyampaikan keinginan-
keinginannya.

e. Konsensus (consensus) : Asas ini menyatakan bahwa keputusan apapun harus


dilakukan melalui proses musyawarah melalui consensus. Model pengambilan
keputusan tersebur, selain dapat memuaskan semua pihak

f. Kesehatan (Equity) : Terkait asas consensus, transparansi dan responsive, clean


and goog governance juga harus didukung dengan asas kesetaraan (equity)

g. Efektivitas (effectivenss) dan Efisiensi (efficiency) : Konsep effektivitas dalam


sector kegiatan-kegiatan public memiliki makna ganda, yakni efektivitas dalam
pelaksanaan proses-proses pekerjaan, baik oleh pejabat public dan kedua,
efektivitas dalam konteks hasil.

h. Akuntabilitas (accountability) : Akuntabilitas adalah pertanggung jawaban jabatan


buplik terhadap masyarakat yang memberinya kewenangan untuk kepentingan
mereka.

i. Visi Strategis (strategic vision) : Visi strategis adalah pandangan-pandangan


strategis untuk menghadapi masa yang akan datang.

4. Contoh korupsi di sekolah:

Ketika ada suatu acara yang akan diselenggarakan disekolah, panita


penyelenggara acara tersebut melebih-lebihkan dana yang dibutuhkan untuk acara,
padahal sebenarnya dana tambahan yang diperlukan tersebut tidak ada.

Solusi terbaik agar dapat mencegah korupsi yaitu dengan melakukan edukasi
tentang karakter yang baik. Edukasi di lingkungan keluarga dapat diberikan oleh
orang tua atau anggota keluarga. Edukasi ini dapat berupa tindakan preventif atau
tindakan represif kepada anak atas tindakan yang dia lakukan. Tindakan preventif
yang dilakukan berupa pengenalan dan penanaman nilai-nilai positif yang ada
Sedangkan tindakan represif adalah tindakan tindakan yang dilakukan oleh orang tua
ketika si anak mendapatkan nilai-nilai negatif dari masyarakat bisa saja tindakan ini
berupa nasehat maupun hukuman. Selain edukasi, Pancasila juga berperan penting
dalam upaya pemberantasan korupsi.

Anda mungkin juga menyukai