Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS FLASH

PADA SUBMATERI STRUKTUR DAN REPLIKASI VIRUS KELAS X

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:
YERIANUS HENDRY
NIM. F05110019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PMIPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PONTIANAK
2018
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS FLASH
PADA SUBMATERI STRUKTUR DAN REPLIKASI VIRUS KELAS X

Yerianus Hendry, Laili Fitri Yeni, Reni Marlina


Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Untan Pontianak
Email: yerianushendry@gmail.com

Abstract
In the globalization era, the education and technology has a significant development.
Conventional learning system felt less able to involved and improve student
motivation. This research aims to produce flash-based biology learning media was a
viable to use, and knowing student responses to flash-based biology learning media on
the sub material characteristic, structure, and virus replication. This research was the
development research consisting of two stages: preliminary stage (preparation and
design) and formative evaluation stage (self evaluation, expert reviews, small group
evaluation, and field test). The data collection instrument was a validation
questionnaire, and student responses questionnaire. Validation of flash-based biology
learning media was doing by 6 validator consist of 3 media experts, and 3 material
experts. Learning media was have valid categorized on the result of the validation by
media experts with 3,76 and material experts with 3,74. While student responses was
have very positive with student responses percentage 88,47%. So the conclude was
flash-based biology learning media fit for use as a learning media.

Keywords: Flash-Based Biology Learning Media, Development Research,


Characteristic, Structure, and Virus Replication

PENDAHULUAN oleh guru adalah dengan ceramah yang


Pada era globalisasi saat ini terjadi memanfaatkan media Power Point. Namun,
perkembangan yang sangat pesat dalam penggunaan media Power Point yang
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi digunakan untuk menampilkan materi belum
informasi. Sistem pembelajaran konvensional mampu memaksimalkan pembelajaran siswa.
yang umum di sekolah dirasa kurang mampu respon yang ditunjukkan siswa cenderung
melibatkan dan meningkatkan motivasi siswa pasif yaitu hanya mendengarkan dan
dalam proses pembelajaran. Perkembangan memperhatikan media Power Point sesekali
ilmu pengetahuan dan teknologi ini semakin guru melemparkan pertanyaan pada siswa
mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam untuk dijawab.
pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam Berdasarkan wawancara dengan guru
proses belajar. Menurut Arsyad (2015), guru mata pelajaran biologi SMA Taruna Bumi
dituntut mampu menggunakan alat-alat yang Khatulistiwa juga diketahui bahwa materi
tersedia di sekolah. Perkembangan tersebut biologi yang cukup sulit di kelas X adalah
mempengaruhi upaya mengkoreksi materi virus. Pernyataan guru ini diperkuat
kelemahan dan kekurangan pada sistem berdasarkan hasil ujian harian siswa kelas X
pembelajaran konvensional. MIA pada semester ganjil 2016/2017 dimana
Berdasarkan wawancara dengan guru rata-rata nilai materi virus lebih rendah
mata pelajaran biologi di SMA Taruna Bumi dibandingkan pada materi biologi lainnya. Di
Khatulistiwa diperoleh informasi bahwa cara kelas X MIA 1 rata-rata nilai virus yaitu
pembelajaran yang paling sering digunakan 43,23 sedangkan di kelas X MIA 2 rata-rata

1
nilai virus yaitu 52.67. Menurut guru menarik untuk keperluan pembangunan situs
kesulitan utamanya terdapat pada submateri web yang interaktif dan dinamis. Yuliawati
ciri-ciri, struktur, dan replikasi virus (2017) menjelaskan bahwa diantara program-
dikarenakan pada sub materi ini banyak program animasi, program Adobe Flash
menampilkan gambar dan skema yang mana merupakan program yang paling fleksibel
siswa harus memahaminya urutan demi dalam pembuatan animasi, seperti animasi
urutan serta kata-kata yang sulit diingat oleh interaktif, game, company profile, presentasi,
siswa. movie, e-card, dan animasi yang digunakan
Permasalahan di atas seperti materi yang dalam situs web. Sedangkan kekurangan dari
cukup sulit dan media pembelajaran yang program aplikasi Adobe Flash menurut
kurang bersifat interaktif dapat diatasi Yuliawati (2017) antara lain: (a) komputer
dengan media pembelajaran berbantuan yang ingin memainkan animasi flash harus
komputer yang mampu menampilkan materi memiliki flash player dan harus
secara lebih variatif dan interaktif sehingga menginstalnya, (b) program Adobe Flash
akan lebih mudah dipahami oleh siswa. bukan freeware, (c) grafisnya kurang
Media pembelajaran berbantuan komputer lengkap, (4) menunya tidak user friendly, dan
yang akan dikembangkan ini berupa media (5) bahasa pemrogramannya agak susah.
interaktif berbasis flash. Menurut Susilana Media pembelajaran berbasis flash
(2008), media interaktif mampu diharapkan mampu membuat siswa
meningkatkan motivasi dan efektifitas hasil memberikan respon positif pada proses
belajar bagi pengguna. Susilana (2008) pembelajaran. Menurut Kusuma (2012) yang
menyatakan bahwa proses pengembangan dimaksud dengan respon siswa adalah
multimedia interaktif perlu dilakukan tanggapan orang-orang yang sedang belajar
mengingat terdapat keunggulan media ini, termasuk didalamnya mengenai pendekatan
dibandingkan media lain. Adapun atau strategi, faktor yang mempengaruhi,
keunggulannya yaitu: (1) menumbuhkan serta potensi yang ingin dicapai dalam
kreatifitas, (2) memberikan visualisasi belajar. Respon dapat muncul dari adanya
informasi/proses yang bersifat abstrak, (3) dukungan dan rintangan. Dukungan akan
mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, (4) menimbulkan rasa senang, sedangkan
ada stimulus-respon, (5) meningkatkan rintangan akan menimbulkan rasa tidak
motivasi belajar, dan (6) memberikan senang. Kecenderungan rasa senang atau
visualisasi yang relevan dengan materi. tidak senang akan memancing kekuatan
Media interaktif berbasis flash ini kehendak atau kemauan (Kusuma, 2012).
menggunakan suatu sistem penyajian Berdasarkan uraian diatas, didapatkan
pelajaran dengan visual, suara, dan materi bahwa masih terbatasnya pemanfaatan media
video, disajikan dengan kontrol komputer terutama media interaktif berbasis flash pada
sehingga peserta didik tidak hanya dapat proses pembelajaran di sekolah, padahal
mendengar suara dan melihat gambar, tetapi kondisi di sekolah sudah cukup memadai
memberikan respon aktif (Nourmaningrum, dengan tersedianya sarana dan prasarana
2014). Berbagai macam efek yang yang menunjang pembelajaran. Atas dasar ini
ditampilkan pada media dapat menimbulkan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
keingintahuan siswa dan meningkatkan minat pengembangan media pembelajaran biologi
siswa (Arsyad, 2015). berbasis flash pada submateri ciri, struktur,
Media interaktif ini diolah dan replikasi virus di kelas X SMA.
menggunakan program Adobe Flash
Professional CS6. Menurut Ditama (2015), METODE PENELITIAN
Adobe Flash merupakan sebuah program Metode penelitian yang digunakan
yang didesain khusus oleh Adobe dan dalam penelitian ini adalah penelitian
program aplikasi standar yang digunakan pengembangan atau Development Research
membuat animasi dan bitmap yang sangat (DR). Penelitian pengembangan ini

2
menggunakan tipe formative research Sedangkan pada tahap desain dilakukan
meliputi kegiatan penelitian yang dilakukan kegiatan berupa desain perangkat
selama proses desain dan pengembangan pembelajaran berupa: (1) kisi–kisi angket
produk tertentu, dengan tujuan untuk respon siswa terhadap media pembelajaran
mengoptimalkan produk yang dibuat melalui berbasis flash, (2) angket respon siswa
pengujian prinsip desain. Penelitian terhadap media pembelajaran berbasis flash,
Development Research difokuskan pada dua (3) angket kelayakan media pembelajaran
tahap yaitu tahap preliminary yang meliputi berbasis flash oleh ahli media dan ahli
persiapan dan desain. Sedangkan tahap materi, (4) pedoman penilaian angket
formative evaluation meliputi self evaluation, kelayakan media pembelajaran berbasis flash
expert reviews, small group, dan field test oleh ahli media dan ahli materi, dan (5)
(Tessmer, 2005). media pembelajaran berbasis flash pada sub
Sekolah yang dipilih adalah SMA materi ciri, struktur, dan replikasi virus.
Taruna Bhakti Khatulistiwa yang memiliki Media pembelajaran berbasis flash perlu
laboratorium komputer dengan jumlah didesain dengan memperhatikan alur materi
perangkat komputer yang lengkap dan sehingga siswa dapat menggunakan media
berfungsi baik. Tahap field test dipilih 1 dengan mudah dan mandiri. Sehingga dalam
kelas siswa yaitu kelas X MIA 1 yang proses desain terlebih dahulu merancang
berjumlah 29 siswa. Pada tahap small group diagram alir dan storyboard.
evaluation dipilih 6 orang siswa kelas X
MIA 2 berjumlah 6 orang siswa secara Tahap Formative Evaluation
heterogen. Prosedur penelitian ini dilakukan Tahap formative evaluation dilakukan
melalui beberapa tahapan yaitu sebagai dengan tahap-tahap sebagai berikut: (1) self-
berikut: evaluation atau uji sendiri, (2) expert review
atau uji pakar yang dilakukan oleh ahli media
Tahap Preliminary dan ahli materi dengan masing-masing
Tahap ini terbagi menjadi dua tahapan validator berjumlah 3 orang, (3) small group
yaitu persiapan, dan desain. Tahap persiapan evaluation atau atau uji kelompok kecil yang
terdiri dari beberapa kegiatan yaitu: (1) dilakukan pada subjek penelitian dengan
menganalisis kurikulum 2013, (2) melakukan jumlah 6 orang, dan (4) field test atau uji
observasi, (3) menentukan rumusan masalah lapangan yang dilakukan pada subjek
penelitian, (4) menganalisis materi, dan (5) penelitian berupa 1 kelas. Tahapan formative
menentukan sekolah dan lokasi penelitian. evaluation ditunjukan pada Gambar 1.

evaluasi
oleh
self-evaluation prototype 1 expert review
ya
tidak
prototype 2
tidak

revisi ya
Produk final field test small group
evaluasi
oleh
Bagan 1. Tahap Formative Evaluation

3
Teknik Pengumpulan Data HASIL PENELITIAN DAN
Adapun pengumpulan data pada PEMBAHASAN
penelitian ini dilakukan dengan angket. Hasil Penelitian
Angket yang digunakan pada penelitian ini Tahap pertama penelitian yaitu
ada 3 yaitu: (1) angket penilaian kelayakan dilakukan self evaluation atau uji sendiri.
oleh ahli media, (2) angket penilaian Pada tahap ini peneliti melakukan uji pada
kelayakan oleh ahli materi, dan (3) angket media pembelajaran yang telah dibuat untuk
respon siswa. Baik angket penilaian menemukan jika terdapat kendala sebelum
kelayakan media pembelajaran oleh ahli dilakukan pengujian selanjutnya. Media yang
materi dan ahli media dinilai pada masing- telah diuji sendiri oleh peneliti kemudian
masing 3 validator. Sedangkan pada angket akan disebut sebagai prototype 1 dan
respon siswa dilakukan penilaian oleh 6 dilakukan expert review (uji pakar). Hasil
siswa pada tahap small group evaluation dan pengujian media pembelajaran pada tahap
1 kelas pada tahap field test. expert review (uji pakar), baik oleh ahli
media dan ahli materi menunjukkan bahwa
media pembelajaran valid dan layak
digunakan sebagai media pembelajaran. Hasil
validasi ahli media ditunjukkan pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil Validasi Ahli Media

Aspek Kriteria Rata- Rata-Rata


Rata Aspek (Ki)
Kriteria
(Ki)
Rekayasa 1.Kompatibilitas 3,67 3,59
Perangkat 2.Reliabilitas 2,67
Lunak 3.Usabilitas 4
4.Maintenable 4
Komunikasi 5.Kreatif dalam ide berikut 4 3,92
Audio Visual penuangan gagasan
6. Visual 4
7. Audio 3,67
8. Interaktivitas 4
Rata-Rata Total Aspek (RTV) 3,76

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata media pembelajaran di atas 3
3 validator ahli media melakukan penilaian maka media pembelajaran dapat dikatakan
pada aspek rekayasa perangkat lunak dengan valid. Oleh karena itu, media pembelajaran
nilai 3,59, sedangkan pada aspek komunikasi berbasis flash dapat digunakan sebagai media
audio visual dengan nilai 3,92. Rata-rata total pembelajaran pada sub materi ciri, struktur,
aspek yang diberikan ahli media yaitu 3,76. dan replikasi virus. Selanjutnya hasil validasi
Yamasari (2010) menyatakan bahwa apabila ahli materi ditunjukkan pada tabel 2.

4
Tabel 2. Hasil Validasi Ahli Materi

Aspek Kriteria Rata- Rata-Rata


Rata Aspek (Ki)
Kriteria
(Ki)
Format 1. Kesesuaian tampilan gambar 3,67 3,67
dan tulisan dengan tujuan
2. Kesesuaian warna, tampilan, 3,67
gambar, dan tulisan
3. Kejelasan sound effect 3,67
Isi 4. Kesesuaian materi pada media 3,67 3,42
dengan tujuan pembelajaran
5. Media dapat membantu guru 3,33
menjelaskan materi virus
6. Media memberikan pesan 3,33
ringkas dan jelas
7. Kelengkapan informasi 3,33
Bahasa 8. Bahasa mudah dipahami 4 4
9. Kesesuaian dengan PUEBI 4
Efektivitas 10. Dapat digunakan dalam waktu 4 3,89
lama
11. Dapat mengefektifkan waktu 3,67
belajar siswa
12. Dapat digunakan perorangan 4
atau kelompok
Rata-Rata Total Aspek (RTV) 3,74

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa pembelajaran untuk dilakukan perbaikan


3 validator ahli materi melakukan penilaian sebelum dilanjutkan pada tahap selanjutnya.
pada aspek rekayasa format dengan nilai Media yang telah dilakukan uji pada tahap
3,67, pada aspek isi dengan nilai 3,42, pada expert review selanjutnya dilakukan revisi
aspek bahasa dengan nilai 4, dan pada aspek dan menghasilkan prototype 2 selanjutnya
efektivitas dengan nilai 3,89. Rata-rata total dilakukan tahap small group evaluation
aspek yang diberikan ahli media yaitu 3,74 dengan 6 orang siswa kelas X MIA 2. Hasil
dengan kesimpulan media valid dan layak uji pada tahap small group evaluation
digunakan sebagai media pembelajaran. ditunjukkan pada tabel 3.
Meskipun demikian baik ahli media dan
ahli materi memberikan saran pada media

Tabel 3. Hasil Uji Small Group Evaluation

Aspek Kriteria Interval


(%)
Tanggapan 1. Tanggapan terhadap media pembelajaran 91,67
berbasis flash yang digunakan dalam
pembelajaran
2. Tanggapan terhadap materi yang terdapat 81,94
pada media pembelajaran berbasisc flash

5
yang digunakan dalam pembelajaran
3. Tanggapan terhadap bahasa yang digunakan 85,42
dalam media pembelajaran berbasis flash
4. Tanggapan terhadap tampilan pada media 86,67
pembelajaran berbasis flash
5. Tanggapan terhadap musik/suara pada media 83,33
pembelajaran berbasis flash
6. Tanggapan terhadap relevansi media 83,33
pembelajaran berbasis flash
Reaksi 7. Perhatian terhadap media pembelajaran 95,83
berbasis flash
8. Kepuasan terhadap media pembelajaran 90,28
berbasis flash
Respon Siswa terhadap Media Pembelajaran 87,31

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa pada tahap small group evaluation, subjek
penelitian yang berjumlah 6 orang siswa kelas X MIA 2 memberikan nilai respon terhadap
media pembelajaran berbasis flash sebesar 87,31 dengan kesimpulan respon sangat positif.
Karena tidak ditemukan adanya kendala pada media pembelajaran berbasis flash maka
penelitian dapat dilanjutkan pada tahap field test. Hasil uji pada tahap small group evaluation
ditunjukkan pada tabel 4.

Tabel 4. Hasil Uji Field Test

Aspek Kriteria Interval


(%)
Tanggapan 1. Tanggapan terhadap media pembelajaran 90,09
berbasis flash yang digunakan dalam
pembelajaran
2. Tanggapan terhadap materi yang terdapat 85.34
pada media pembelajaran berbasisc flash
yang digunakan dalam pembelajaran
3. Tanggapan terhadap bahasa yang digunakan 86,64
dalam media pembelajaran berbasis flash
4. Tanggapan terhadap tampilan pada media 92,24
pembelajaran berbasis flash
5. Tanggapan terhadap musik/suara pada media 82,76
pembelajaran berbasis flash
6. Tanggapan terhadap relevansi media 90,52
pembelajaran berbasis flash
Reaksi 7. Perhatian terhadap media pembelajaran 87,07
berbasis flash
8. Kepuasan terhadap media pembelajaran 93,10
berbasis flash
Respon Siswa terhadap Media Pembelajaran 88,47

Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa pembelajaran berbasis flash sebesar 88,47
pada tahap field test, subjek penelitian yang dengan kesimpulan respon sangat positif.
berjumlah 29 orang siswa kelas X MIA 1
memberikan nilai respon terhadap media

6
Pembahasan penelitian Cheng (2012) yang menyatakan
Validasi ahli media dilakukan oleh 3 bahwa pembelajaran berbantuan multimedia
orang validator yang terdiri dari 2 orang dapat memperbaiki gaya belajar siswa,
dosen, dan 1 orang guru TIK. Hasil meningkatkan motivasi, dan hasil belajar
rekapitulasi data validasi ahli media siswa.
menunjukkan bahwa media pembelajaran Baik ahli media dan ahli materi
berbasis flash pada sub materi ciri, struktur, memberikan saran dan masukan terhadap
dan replikasi virus tergolong dalam kategori media pembelajaran berbasis flash. Beberapa
valid dengan nilai 3,92. Nilai ini diperoleh masukan yang diberikan baik ahli media dan
dari perhitungan rata-rata setiap aspek yang ahli materi yaitu: (1) perbaikan pada tombol
divalidasi oleh validator. Hasil validasi ahli navigasi yang sulit ditekan (klik) untuk
media menyebutkan bahwa media menuju halaman yang dimaksud, (2)
pembelajaran berbasis flash yang menambahkan video replikasi virus, (3)
dikembangkan memiliki tampilan yang menambahkan gambar ciri-ciri virus serta
menarik, kreatif dalam penuangan ide, bentuk virus, dan (4) perbaikan kesalahan
sederhana dalam pengoperasian, serta bahasa yang digunakan pada media
penyajian audio-visual interaktif yang pembelajaran berbasis flash.
menarik. Konten audio-visual yang Small Group Evaluation dilakukan
ditampilkan dinilai sesuai untuk menjelaskan setelah tahap expert review dilakukan dan
materi, sehingga membantu siswa dalam telah melakukan perbaikan pada media
memahami materi. Hal ini didukung oleh pembelajaran berbasis flash menjadi
penelitian Quarcoo-Nelson (2012) yang prototype 2. Tahap ini dilakukan dengan
menyimpulkan bahwa penggunaan audio- subjek 6 siswa kelas X MIA 2 SMA Taruna
visual dalam pembelajaran IPA Bhakti Khatulistiwa. Adapun pemilihan 6
meningkatkan pemahaman siswa sehingga siswa dilakukan dengan pertimbangan nilai
berdampak pada peningkatan hasil belajar yang telah dicapai siswa pada pembelajaran
siswa. Lebih lanjut lagi, Owusu (2010) materi sebelumnya dan pendapat guru.
menyatakan bahwa pembelajaran berbantuan Adapun 6 siswa terdiri dari 2 orang siswa
audio-visual dapat menjelaskan materi yang dengan kemampuan tinggi, 2 orang dengan
bersifat abstrak ketimbang menggunakan kemampuan sedang, dan 2 orang dengan
metode tradisional pada pembelajaran kemampuan rendah. Respon yang diukur
biologi. berupa tanggapan dan reaksi siswa terhadap
Validasi ahli materi dilakukan oleh 3 media pembelajaran berbasis flash. Respon
orang validator yang terdiri dari 2 orang siswa diukur dengan angket yang diisi siswa
dosen, dan 1 orang guru biologi. Hasil setelah siswa menggunakan media
rekapitulasi data validasi ahli materi pembelajaran berbasis flash.
menunjukkan bahwa media pembelajaran Hasil analisis respon siswa pada tahap
berbasis flash pada sub materi ciri, struktur, Small Group Evaluation adalah sebesar
dan replikasi virus tergolong dalam kategori 87,31% dengan kategori respon sangat
valid dengan nilai 3,74. Hasil penilaian ahli positif. Respon siswa diukur dalam dua aspek
materi menunjukkan bahwa secara umum yaitu tanggapan dan reaksi. Nilai respon
media pembelajaran berbasis flash yang tertinggi terdapat pada kategori perhatian
dikembangkan menarik, dan telah memenuhi terhadap media pembelajaran berbasis flash
Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar yaitu sebesar 95,83% dengan kategori respon
(KD), dan tujuan pembelajaran. Konsep yang sangat positif. Sementara nilai terendah yaitu
disajikan pada media pembelajaran sesuai pada kriteria tanggapan terhadap materi yang
dengan konsep yang diajarkan di sekolah. terdapat pada media pembelajaran berbasis
Pengembangan media pembelajaran berbasis flash yaitu sebesar 81,94% dengan kategori
flash dinilai ahli materi tepat untuk respon positif.
memotivasi siswa. Hal ini didukung oleh

7
Siswa memberikan beberapa komentar kepuasan terhadap media pembelajaran
terhadap media pembelajaran berbasis flash berbasis flash yaitu sebesar 93,10% dengan
pada angket respon siswa. Siswa menilai kategori respon sangat positif. Sementara
bahwa media pembelajaran berbasis flash nilai respon terendah terdapat pada kriteria
sangat menarik dan tidak membosankan. tanggapan terhadap musik/suara pada media
Media pembelajaran berbasis flash dianggap pembelajaran berbasis flash yaitu sebesar
membantu siswa dalam memahami materi 82,76% dengan kategori respon positif.
pembelajaran. Selain itu terdapat juga saran Setelah dilakukan analisis lebih lanjut pada
dari siswa yaitu pembelajaran dengan media angket respon siswa, siswa juga memberikan
flash agar disertai dengan penjelasan dari komentar dan saran terhadap media
guru. pembelajaran berbasis flash. Siswa menilai
Setelah dilakukan analisis lebih lanjut bahwa belajar menggunakan media
pada angket respon siswa diketahui bahwa pembelajaran berbasis flash membuat siswa
tidak ditemukan adanya kendala pada media mudah memahami sub materi ciri, struktur,
pembelajaran berbasis flash. Hal ini dan replikasi virus. Media pembelajaran
menunjukkan bahwa prototype 2 sudah bisa berbasis flash juga dianggap siswa seru,
digunakan sebagai media pembelajaran pada menyenangkan, bahkan tidak membuat siswa
sub materi ciri, struktur, dan replikasi virus. mengantuk. Siswa juga memberikan saran
Oleh karena itu, peneliti tidak perlu pada peneliti tentang media pembelajaran
melakukan revisi pada media pembelajaran berbasis flash seperti menambah cakupan
berbasis flash dan dapat melanjutkan pada materi, dan menambah variasi pada layout
tahap field test atau uji lapangan. Hal ini media pembelajaran.
sesuai dengan penelitian yang pernah
dilakukan oleh Arifin (2010) dimana apabila SIMPULAN DAN SARAN
media pembelajaran yang dikembangkan Simpulan
sudah valid dan praktis maka dilakukan uji Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
lapangan (field test). disimpulkan sebagai berikut: (1) Media
Field test dilakukan setelah small group pembelajaran berbasis flash pada sub materi
evaluation terlaksana dan media telah ciri, struktur, dan replikasi virus layak
diperbaiki apabila terdapat perbaikan pada digunakan sebagai media pembelajaran
tahap small group evaluation. Karena pada dengan nilai rata-rata validasi yaitu 3,76
tahap small group evaluation tidak terdapat untuk ahli media dan 3,74 untuk ahli materi,
perbaikan maka media yang digunakan sama (2) Respon siswa pada tahap Small Group
yaitu prototype 2. Tahap ini dilakukan di terhadap media pembelajaran berbasis flash
kelas X MIA 1 SMA Taruna Bhakti pada sub materi ciri, struktur, dan replikasi
Khatulistiwa. Subjek penelitian berjumlah 29 virus tergolong sangat positif dengan rata-
orang siswa. Respon yang diukur berupa rata persentase sebesar 87,31%, dan (3)
tanggapan dan reaksi siswa terhadap media Respon siswa pada tahap Field Test terhadap
pembelajaran berbasis flash. Respon siswa media pembelajaran berbasis flash pada sub
diukur dengan angket yang diisi siswa setelah materi ciri, struktur, dan replikasi virus
siswa menggunakan media pembelajaran tergolong sangat positif dengan rata-rata
berbasis flash. Berdasarkan hasil analisis persentase sebesar 88,47%.
respon siswa yang telah dilakukan,
didapatkan bahwa respon siswa terhadap Saran
media pembelajaran berbasis flash pada sub Berdasarkan penelitian yang telah
materi ciri, struktur, dan replikasi virus dilakukan, beberapa saran yang dapat
sebesar 88,47% dengan kategori respon disampaikan peneliti adalah sebagai berikut:
sangat positif. Respon siswa diukur dalam (1) ditambahkan animasi pada media
dua aspek yaitu tanggapan dan reaksi. Nilai pembelajaran berbasis flash terutama pada
respon tertinggi terdapat pada kriteria submateri replikasi virus agar menambah

8
kesan menarik dan variatif pada media Asssisted Instruction on Performance of
pembelajaran, dan (2) peneliti selanjutnya Senior High School Biology Students in
dapat melakukan penelitian tentang Ghana. Computer and Education. 55 (1):
efektifitas media pembelajaran berbasis flash 904-910.
pada submateri ciri, struktur, dan replikasi Quarcoo-Nelson, R., I. Buabeng & D.K.
virus terhadap hasil belajar siswa. Osafo. 2012. Impact of Audio-Visual
Aids on Senior High School Students’
DAFTAR RUJUKAN Achievement in Physics. Eurasian
Arsyad, A. 2015. Media Pembelajaran. Journal of Physics and Chemistry
Jakarta: Rajawali Pers. Education. 1 (1): 1-6.
Cheng Y.H., J.T. Cheng & D.J. Cheng. 2012. Setyosari, P. (2015). Metode Penelitian
The Effect of Multimedia Computer Pendidikan & Pengembangan. Jakarta:
Assisted Instruction and Learning Style Prenadamedia Group.
on Learning Achievement. WSEAS Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Transactions on Information Science Pendidikan. Bandung : Penerbit
and Applications. 9 (1): 24-35. Alfabeta.
Ditama, V. 2015. Pengembangan Multimedia Susilana, R. 2008. Media Pembelajaran:
Interaktif Dengan Menggunakan Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan,
Program Adobe Flash Untuk dan Penilaian. Bandung: CV Wacana
Pembelajaran Kimia Materi Hidrolisis Prima.
Garam SMA Kelas XI. Jurnal Tessmer, M. 2005 Planning and Conducting
Pendidikan Kimia. 4 (2): 23-31. Formative Evaluation: Improving The
Kusuma, F.W. & M.N. Aisyah. 2012. Quality of Education and Training.
Implementasi Model Pembelajaran Oxon : British Library.
Kooperatif Tipe Think Pair Share Untuk Yamasari, Y. (2010). Pengembangan Media
Meningkatkan Aktivitas Belajar Pembelajaran Matematika Berbasis ICT
Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA yang Berkualitas. Seminar Nasional
Negeri 2 Wonosari Tahun Ajaran Pascasarjana X ITS. 4 Agustus 2010,
2011/2012. Jurnal Pendidikan Surabaya, Indonesia. Hal.
Akuntansi Indonesia. X (2): 43-63. Yuliawati, F. 2017. Pengembangan Media
Nourmaningrum, D.M. 2014. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Adobe Flash
Penggunaan Multimedia Interaktif CS3 Professional Dalam Pembelajaran
terhadap Hasil Belajar IPA SD. Jurnal IPA Berbasis Integrasi Islam-Sains Di
Didaktika Dwija Indria. 2 (4). SD/MI Kelas 5. Trihayu: Jurnal
Owusu, K.A., K.A. Monney, J.Y. Appiah & Pendidikan Ke-SD-an. 3 (3): 129-138.
E.M. Wilmot. 2010. Effect of Computer-

Anda mungkin juga menyukai