Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRATIKUM

TEKNIK PRODUKSI DAN PEMROGRAMAN NC


“Milling Machine TU & PU 3A”

Dosen Pembimbing:

Drs. Yufrizal A, M.Pd

Disusun oleh:

Defindo Efendi 15067039


Rahmat Syukri 15067068
Mella Rizka Ananda 15067064
Yusra M Nur 15067025

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
1439H/2018M
PROGRAM-1
FRAIS BERTINGKAT, RADIUS, DAN LINGKARAN

A. Tujuan Praktikum
1. Terampil dalam pengoperasian Mesin CNC TU 3A dan NC PU 3A
2. Mengetahui bagaimana perancangan dan perencanaan pembuatan
program frais bertingkat, radius, dan lingkaran
3. Mengetahui penggunaan kode perintah G02 dan G03 dalam pembuatan
interpolasi melingkar
4. Mengetahui analisis perhitungan dalam pembuatan program champer
5. Mengetahui prosedur penggantian alat potong dan perhitungan selisih
alat potong
6. Membuat job frais bertingkat, radius, dan lingkaran sesuai rancangan
pada jobsheet

B. Teori Singkat
Mesin CNC singkatan dari Computer Numerically Controlled,
merupakan mesin perkakas yang dilengkapi dengan sistem mekanik dan
kontrol berbasis computer yang mampu membaca instruksi kode N, G, F, T,
dan lain-lain, dimana kode-kode tersebutakan menginstruksikan ke mesin
CNC agar bekerja sesuai dengan program benda kerja yang akan dibuat.
Secara umum cara kerja mesin perkakas CNC tidak berbeda dengan mesin
perkakas konvensional.
Dari segi pemanfaatannya, mesin perkakas CNC dapat dibagi menjadi
dua,antara lain:
 mesin CNC Training unit (TU), yaitu mesin yang digunakan sarana
pendidikan, dosen dan training.
 mesin CNC produktion unit (PU), yaitu mesin CNC yang digunakan
untuk membuat benda kerja/komponen yang dapat digunakan
sebagaimana mestinya.

LAPORAN MILLING MACHINE TU 3A & PU 3A | 1


Mesin CNC Milling atau dikenal dengan Mesin CNC 3A (Axis) baik itu
yang TU maupun PU merupakan mesin frais yang arah pergerakan pahatnya
melalui 3 sumbu koordinat (aksis) yang mengikuti kaidah tangan kanan yaitu
koordinat X, koordinat Y, dan koordinat Z. Pada kaidah tangan kanan,
koordinat X diumpamakan sebagai jari jempol yang posisinya mendatar,
koordinat Y diumpamakan sebagai jari telunjuk yang berarti bersilang dengan
koordinat X, dan koordinat Z diumpamakan sebagai jari tengah yang berarti
sejajar dengan sumbu utama atau tegak lurus meja.

Dalam membuat program Frais Bertingkat, Radius, dan Lingkaran,


dibutuhkan beberapa kode perintah diantaranya:
G01 : Interpolasi lurus
G02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam
G03 : Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam

1. Interpolasi lurus
G01 adalah gerakan pengerjaan lurus, dimana kode ini bertujuan
untuk membuat program frais bertingkat dan champer pada benda kerja.
Berikut adalah format program untuk G01:
Format G01 untuk CNC TU 3A:
N G X Y Z F
... 01 .... .... .... ....
Keterangan:
N = Penomoran blok program
G = Tempat memasukan kode perintah G01
X = Pergerakkan meja arah memanjang atau sejajar sumbu X
Y = Pergerakkan meja arah melintang atau sejajar sumbu Y
Z = Pergerakkan spindle utama pada mesin sejajar sumbu Z
F = Gerak makan atau asutan penyayatan

Pergerakkan pada mesin frais tidak bisa menggerakkan ketiga sumbu


dalam satu perintah yang bersamaan. Apabila sumbu X dan sumbu Y
bergerak bersamaan, maka sumbu Z harus tetap pada posisinya dan
harganya sama dengan blok program sebelumnya, begitu juga dengan
sumbu yang lain. Salah satu sumbu harus tetap dan diprogram sama
dengan blok program sebelumnya.

LAPORAN MILLING MACHINE TU 3A & PU 3A | 2


2. Interpolasi Melingkar
G02/G03 adalah gerakan interpolasi melingkar, dimana kode ini
bertujuan untuk membuat program frais radius dan lingkaran pada benda
kerja. Berikut adalah format program untuk G02/G03:
Format G02/G03 untuk CNC TU 3A:
N G X Y Z F

... 02/03 .... .... .... ....


Keterangan:
N = Penomoran blok program
G = Tempat memasukan kode perintah G02/03
X = Titik akhir radius searah sumbu X
Y = Titik akhir radius setelah sumbu Y
Z = Pergerakkan spindle utama pada mesin atau sejajar sumbu Z
F = Gerak makan atau asutan penyayatan

Dalam membuat program radius, apabila sudut radius lebih kecil


atau lebih besar dari 90o, maka harus memprogram perintah I dan J
dengan kode perintah M99 untuk mengetahui jarak titik awal radius
kepusat lingkaran. Sedangkan apabila radius membentuk sudut 90o, maka
perintah I dan J tidak perlu diprogram.

C. Alat & Bahan


Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan
Frais bertingkat, Radius, dan lingkaran diantaranya:

1. Alat
a. Mesin CNC Frais TU-3A
b. Jangka Sorong
c. Heavyduty end mill + stub arbor collect Ø 40
d. Kunci ragum frais
e. Penyiku
f. Meja plotting
g. Magnit plotting
h. Pena plotting + stub arbor collect
i. Kertas plotting

2. Bahan
- Alumunium Torradur 50 x 50 x 50 mm

D. Gambar Kerja

LAPORAN MILLING MACHINE TU 3A & PU 3A | 3


E. Langkah Kerja
1. Berdoa sebelum melakukan sesuatu
2. Pelajari dan pahami job frais bertingkat, radius, dan lingkaran yang akan
dikerjakan.
3. Membuat program frais bertingkat, radius, dan lingkaran
4. Pinjam alat dan perlengkapan mesin CNC TU 3A
5. Cek keseluruhan alat-alat perlengkapan agar tidak kurang ataupun tidak
hilang pada saat pengembalian
6. Hidupkan mesin CNC TU-3A dengan menekan saklar
7. Masukkan program frais bertingkat, radius, dan lingkaran yang telah
dibuat pada monitor.
8. Lakukan tes matematik program dengan menekan tombol M.
9. Lakukan tes plotting pada kertas plotting
10. Jika keseluruhan program telah benar, mulai pasang benda kerja pada
ragum.
11. Pasang pisau frais yang akan digunakan
12. Cari titik referensi benda kerja, dan beri jarak sesuai program yang dibuat
13. Mulai eksekusi program dengan menekan tombol start.
14. Perhatikan pergerakkan mesin.
15. Jika telah selesai, matikan mesin, buka benda kerja dan alat potong.
16. Bersihkan mesin dan kembalikan alat-alat yang telah digunakan.
17. Tidak lupa untuk bersyukur apabila telah selesai pada suatu pekerjaan.

LAPORAN MILLING MACHINE TU 3A & PU 3A | 5


F. Program
G X Y Z F
No. Ket
(M) (I) (D) (J) (S) (K) (L) (T)
00 92 -2200 -2200 200
01 M03
02 00 800 -2200 -50
03 01 800 7200 -50 50
04 00 4500 7200 -50
05 01 4500 -2200 -50 50
06 00 -1500 -2200 -350
07 01 -1500 3900 -350 50
08 02 1100 6500 -350 50
09 01 4730 6500 -350 50
10 01 6500 4730 -350 50
11 01 6500 1100 -350 50
12 02 3900 -1500 -350 50
13 01 -2200 -1500 -350 50
14 00 2500 -1500 -250
15 03 6500 2500 -250 50
16 03 2500 6500 -250 50
17 03 -1500 2500 -250 50
18 03 2500 -1500 -250 50
19 00 2500 -2328 -150
20 01 7328 2500 -150 50
21 01 2500 7328 -150 50
22 01 -2328 2500 -150 50
23 01 2500 -2328 -150 50
24 00 -2200 -2200 -150
25 00 -2200 -2200 200
26 M05
27 M30

LAPORAN MILLING MACHINE TU 3A & PU 3A | 6


G. Hasil Ploting

H. Kesimpulan & Saran


1. Kesimpulan
Pergerakkan pada mesin frais tidak bisa menggerakkan ketiga sumbu
dalam satu perintah yang bersamaan. Salah satu sumbu harus diprogram
tetap. Dalam membuat program radius, apabila sudut radius lebih kecil
atau lebih besar dari 90o, maka harus memprogram perintah I dan J.
Sedangkan apabila radius membentuk sudut 90o, maka perintah I dan J
tidak perlu diprogram.

2. Saran
Dalam pembuatan program radius atau lingkaran, perhatikan
penggunaan G02 atau G03, agar benda kerja yang dihasilkan sesuai
dengan rancangan pada jobsheet. Sebelum menjalankan program pada
benda, selalu memplotting program agar mengetahui arah gerakan
program yang telah dibuat benar atau salah.
Selalu perhatikan keselamatan kerja saat melakukan pekerjaan,
pergunakan alat sesuai prosedur penggunaan, membersihkan alat setelah
digunakan, selalu berdoa sebelum bekerja dan bersyukur setelah
melakukan pekerjaan.

LAPORAN MILLING MACHINE TU 3A & PU 3A | 7


PROGRAM-2
PENGEFRAISAN ALUR + & KANTONG

A. Tujuan Praktikum
1. Terampil dalam pengoperasian Mesin CNC TU 3A dan NC PU 3A
2. Mengetahui bagaimana perancangan dan perencanaan pembuatan
program pengefraisan alur + dan kantong
3. Mengetahui penggunaan kode perintah G72 dalam pembuatan kantong
4. Mengetahui penggunaan sub program G25 dalam pembuatan alur +
5. Mengetahui analisis perhitungan dalam pembuatan program alur + dan
kantong
6. Mengetahui prosedur penggantian alat potong dan perhitungan selisih
alat potong
7. Membuat job pengefraisan alur + dan kantong sesuai rancangan pada
jobsheet

B. Teori Singkat
Dalam membuat program pengefraisan alur + dan kantong, dibutuhkan
kode perintah berikut:
G72 : Program kantong segi empat
G25 : Pemanggilan sub program

LAPORAN MILLING MACHINE TU 3A & PU 3A | 8


1. Program kantong segi empat (G72)
G72 adalah kode program kantong segi empat pada mesin TU 3A,
Berikut adalah format program untuk G72:
Format G72 pada CNC TU 3A:
N G X Y Z F

... 72 .... .... .... ....


Keterangan:
N = Penomoran blok program
G = Tempat memasukan kode perintah G72
X = Panjang kantong sejajar sumbu X
Y = Panjang kantong sejajar sumbu Y
Z = Pergerakkan spindle utama pada mesin sejajar sumbu Z
F = Gerak makan atau asutan penyayatan

Penggunaan G72 dalam pembuatan kantong segi empat harus


dimulai dari salah satu sudut dari kantong, dan berakhir pada sudut yang
berseberangan.

2. Pemanggilan sub program (G25)


G25 adalah kode perintah ppemanggilan sub program, dimana pada
kode ini akan memindahkan urutan program ke nomor blok program
yang diinput. Berikut adalah format program untuk G25:
Format G02/G03 untuk CNC TU 3A:
N G X Y Z F

... 25 L= . . . .

Keterangan:
N = Penomoran blok program
G = Tempat memasukan kode perintah G25
F = Tempat menginput nomor blok program yang akan dituju ditandai
dengan kode L

Pada pemanggilan sub program kolom X, Y, dan Z tidak diinput,


karena kode perintah hanya untuk memanggil program pada nomor blok
program yang diinput. Sub program yang dibuat untuk pembuatan alur+
menggunakan pemrograman inkremental. Pengembalian program apabila
telah selesai pada sub program menggunakan kode perintah M17 yang
berarti sub program telah berakhir.

LAPORAN MILLING MACHINE TU 3A & PU 3A | 9


C. Alat & Bahan
Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan
Pengefraisan Alur+ dan Kantong yaitu:

1. Alat
a. Mesin CNC Frais TU-3A
b. Jangka Sorong
c. Heavyduty end mill + stub arbor collect Ø 40
d. Heavyduty end mill + stub arbor collect Ø 6
e. Kunci ragum frais
f. Penyiku
g. Meja plotting
h. Magnit plotting
i. Pena plotting + stub arbor collect
j. Kertas plotting

2. Bahan
- Alumunium Torradur 50 x 50 x 50 mm

D. Gambar Kerja

LAPORAN MILLING MACHINE TU 3A & PU 3A | 10


E. Langkah Kerja
1. Berdoa sebelum melakukan sesuatu
2. Pelajari dan pahami job alur+ dan katong yang akan dikerjakan.
3. Membuat program alur+ dan kantong
4. Pinjam alat dan perlengkapan mesin CNC TU 3A
5. Cek keseluruhan alat-alat perlengkapan agar tidak kurang ataupun tidak
hilang pada saat pengembalian
6. Hidupkan mesin CNC TU-3A dengan menekan saklar
7. Masukkan program alur+ dan kantong yang telah dibuat pada monitor.
8. Lakukan tes matematik program dengan menekan tombol M.
9. Lakukan tes plotting pada kertas plotting
10. Jika keseluruhan program telah benar, mulai pasang benda kerja pada
ragum.
11. Pasang pisau frais yang akan digunakan
12. Cari titik referensi benda kerja pada pisau frais Ø 40
13. Ganti pisau frais Ø 6, dan cari selisihnya dengan pisau Ø 6
14. Jika selisih telah didapat, masukkan kedalam program pergantian tool
15. Pasang kembali pisau frais Ø 40, kembalikan pada titik referensi dan beri
jarak sesuai program yang dibuat
16. Mulai eksekusi program dengan menekan tombol start.
17. Perhatikan pergerakkan mesin.
18. Program akan ditahan pada saat pergantian tool
19. Ganti pisau Ø 40 ke Ø 6, lalu tekan start kembali
20. Jika telah selesai, matikan mesin, buka benda kerja dan alat potong.
21. Bersihkan mesin dan kembalikan alat-alat yang telah digunakan.
22. Tidak lupa untuk bersyukur apabila telah selesai pada suatu pekerjaan.

LAPORAN MILLING MACHINE TU 3A & PU 3A | 12


F. Program
G X Y Z F
No. Ket
(M) (I) (D) (J) (S) (K) (L) (T)
00 92 -2200 -2200 200
01 M03
02 00 800 -2200 -50
03 01 800 7200 -50 50
04 00 4500 7200 -50
05 01 4500 -2200 -50 50
06 00 -2200 -2200 4000
07 M05
08 M06 D=300 S=2000 .... T02
09 M03
10 00 -2200 -2200 200
11 00 1300 600 200
12 25 L=27
13 92 600 1300 200
14 00 3700 3000 200
15 25 L=27
16 92 3000 3700 200
17 00 700 3400 200
18 72 2400 4600 -200 40
19 00 3400 700 200
20 72 4600 2400 -200 40
21 00 -2200 -2200 200
22 00 -2200 -2200 4000
23 M05
24 M06 D=2000 S=600 .... T=01
25 00 -2200 -2200 200
26 M30
27 91
28 01 00 00 -400
29 01 00 1400 00
30 00 00 00 400
31 00 700 -700
32 01 00 00 -400
33 01 -1400 00 00
34 00 00 00 400
35 M17

LAPORAN MILLING MACHINE TU 3A & PU 3A | 13


G. Hasil Ploting

H. Kesimpulan & Saran


1. Kesimpulan
Dalam proses pembuatan alur+ menggunakan kode perintah sub
pprogram G25, dimana pada perintah ini berfungsi memanggil program
sesuai dengan nomor blok program yang diinput. Sub dibuat dalam
pemrograman inkremental, tidak bisa dalam pemrograman absolute.
Dalam pembuatan program kantong segi empat, sebelumnya
ditentukan terlebih dahulu titik awal untuk memulai program, titik awal
ini bisa disalah satu sudut dari kkantong segi empat. Pada G72 harga
yang dimasukkan adalah titik akhir program, dimana titik akhir
berseberangan dengan titik awal.

2. Saran
Dalam pembuatan pengefraisan alur+ maupun kantong, carilah titik
terdekat untuk pembuatan, agar pergeseran meja tidak terlalu jauh,
dimana akan menghabiskan waktu lama.
Penggunaan kecepatan disesuaikan dengan diameter pisau frais,
semakin kecil diameter pisau frais maka semakin tinggi putaran spindle.
Selalu perhatikan keselamatan kerja saat melakukan pekerjaan,
pergunakan alat sesuai prosedur penggunaan, membersihkan alat setelah
digunakan, selalu berdoa sebelum bekerja dan bersyukur setelah
melakukan pekerjaan.

LAPORAN MILLING MACHINE TU 3A & PU 3A | 14


PROGRAM-3
FRAIS KANTONG BULAT & SEGI EMPAT

A. Tujuan Praktikum
1. Terampil dalam pengoperasian Mesin NC PU 3A VMC 200
2. Mengetahui bagaimana perancangan dan perencanaan pembuatan
program pengefraisan kantong bulat dan segi empat
3. Mengetahui penggunaan kode G87 dalam pembuatan kantong segi empat
4. Mengetahui penggunaan kode G88 dalam pembuatan kantong bulat
5. Mengetahui analisis perhitungan dalam pembuatan kantong segi empat
dan bulat
6. Mengetahui prosedur penggantian alat potong dan perhitungan selisih
alat potong pada mesin VMC 200
7. Membuat job kantong segi empat dan kantong bulat sesuai rancangan
pada jobsheet

B. Teori Singkat
Dalam membuat program pengefraisan kantong segi empat dan kantong
bulat, dibutuhkan beberapa kode perintah diantaranya:
G87 : Program kantong segi empat
G88 : Program kantong bulat

1. Program kantong segi empat (G87)


G87 adalah kode program kantong segi empat pada mesin PU 3A,
Berikut adalah format program untuk G87:
Format G87 pada CNC TU 3A:
X ±43 Y ±43 Z ±43 P3 ±43
N13 G87 Po ±43 P1 ±43 D3 5 D5 2 D7 1
U ±43 V ±43 W ±43 P4 ±43
Keterangan:
N = Penomoran blok program
G87 = Pengefraisan kantong segi empat
X/U = Jalan gerakan pada bidang X
Y/V = Jalan gerakan pada bidang Y

LAPORAN MILLING MACHINE TU 3A & PU 3A | 15


Z/W = Kedalaman kantong
P3 = Bidang penarikan
Po = Ukuran kantong dalam X
P1 = Ukuran kantong dalam Y
D3 = Asutan masuk
D5 = Arah pengefraisan
D7 = Gerakan masuk

Pada pengefraisan kantong segi empat, titik awal pemakanan harus


diposisikan pada pusat kantong. Pisau frais mencelup pada tengah-tengah
kantong dan harus diprogram pada bidang XY, juga ditengah-tengah
kantong.

LAPORAN MILLING MACHINE TU 3A & PU 3A | 16


2. Program Bulat (G88)
G88 adalah kode program kantong bulat pada mesin PU 3A, Berikut
adalah format program untuk G88:
Format G88 pada CNC PU 3A:
X ±43 Y ±43 Z ±43 P3 ±43
N16 G88 P1 ±43 D2 5 D3 5 D4 1 D5 1 D7 1 F4
U ±43 V ±43 W ±43 P4 ±43
Keterangan:
N = Penomoran blok program
G88 = Pengefraisan kantong bulat
X/U = Jalan gerakan pada bidang X
Y/V = Jalan gerakan pada bidang Y
Z/W = Kedalaman kantong
P1 = Diameter kantong
P3 = Ukuran absolute dalam arah Z dari bidang titik nol
P4 = Ukuran inkremental dalam arah Z dari bidang mulai
D2 = Asutan masuk mendatar
D3 = Asutan masuk tegak
D4 = Parameter penyelesaian
D5 = Arah pengefraisan
D7 = Gerakan masuk
F = Gerak makan atau asutan penyayatan

Pada pengefraisan kantong bulat, titik awal pemakanan juga harus


diposisikan pada pusat kantong. Pada asutan masuk mendatar (D2)
diameter pisau frais yang masuk menggunakan rumus:

D2 = 1,7 x radius pisau frais

Jadi, diameter pisau frais yang masuk melakukan penyayatan


mendatar tidak boleh sebesar diameter pisau frais yang sebenarnya,
melainkan hanya sekitar ¾ dari besar diameter pisau frais. Hal ini
dilakukan agar tidak terjadi pembebanan saat melakukan penyayatan.

LAPORAN MILLING MACHINE TU 3A & PU 3A | 17


C. Alat & Bahan
Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan
Pengefraisan Kantong Bulat dan Segi Empat yaitu:

1. Alat
a. Mesin Frais NC PU 3A – VMC 200
b. Jangka Sorong
c. Heavyduty end mill + stub arbor collect Ø 40
d. Heavyduty end mill + stub arbor collect Ø 10
e. Kunci ragum frais
f. Penyiku
g. Palu karet

2. Bahan
- Alumunium Torradur 15 x 50 x 100 mm

D. Gambar Kerja

LAPORAN MILLING MACHINE TU 3A & PU 3A | 18


100

R5
50

40

R 20
25 45

15
1,5

LATIHAN PEMROGRAMAN KANTONG BULAT DAN SKALA : 1 : 1


SEGI EMPAT PADA MESIN VMC.100 & VMC.200 DIGAMBAR : TJETJEP. S
BAHAN KETERANGAN : DIPERIKSA :
ALUMUNIUM TORRADUR 15X50X100
DILIHAT :
JURUSAN TEKNIK MESIN KODE: MES.069/F03/14
FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI PADANG
E. Langkah Kerja
1. Berdoa sebelum melakukan sesuatu
2. Pahami job kantong bulat dan segi empat yang akan dikerjakan.
3. Membuat program kantong bulat dan segi empat
4. Pinjam alat dan perlengkapan mesin NC PU 3A – VMC 200
5. Cek keseluruhan alat-alat perlengkapan agar tidak kurang ataupun tidak
hilang pada saat pengembalian
6. Hidupkan mesin NC PU 3A – VMC 200 dengan memutar saklar
dibagian samping kanan mesin
7. Buka dan tutup jendela atau pintu pada mesin
8. Tekan tombol (C.E) untuk membatalkan atau mematikan alarm
9. Tekan (Aux ON) untuk menghidupkan komponen pembantu pada mesin
10. Tekan tombol (Oli) untuk menghidupkan saluran oli pada mesin
11. Tekan tombol (Referensi) untuk menghidupkan referensi
12. Putar pengatur feeding ke 0, lalu tekan tombol (Cycle Start) utuk
menjalankan referensi dan buka pengatur feeding secara perlahan
13. Jika sudah referensi, mulai memasang benda kerja
14. Bebaskan posisi pisau dengan benda kerja dengan menekan tombol
(ManJog) dan tombol arah panah bersamaan
15. Posisikan pisau ke tool yang digunakan pertama, lalu cari selisih pisau
dengan benda kerja (mencari jarak workpiece), lalu masukkan keprogram
16. Posisikan pisau pada tool yang kedua, dan cari selisih pisau frais yang
kedua, lalu masukkan pada data tool (apabila data tool belum diketahui)
17. Mulai menginput program kantong bulat dan segi empat pada monitor
dengan perintah “edit”
18. Apabila program telah selesai, cek kembali program dan lakukan uji
matematik dengan mengubah pada perintah (automatic) lalu posisikan
pada pengakhiran program di penetralan posisi pisau frais yang
menggunakan kode (T0000)
19. Lalu tekan tombol (Cycle start) maka akan keluar tampilan “Simulasi”,
jika program salah maka akan keluar alarm cek kembali program yang
salah, namun bila program telah benar maka alarm tidak keluar. (Jika
ingin melihat pergerakan pemakanan, bisa menggunakan peritah
“Penjajagan”, namun sebelumnya harus diberi jarak agar pergerakan
tidak mengenai benda kerja)
20. Jika keseluruhan program telah benar, posisikan pada no awal dan mulai
melakukan pemakanan dengan menekan tombol (Cycle start), perhatikan
pergerakkan mesin, saat pergantian tool perlambat pergerakan feeding
21. Jika telah selesai, buka benda kerja, bersihkan mesin dan kembalikan
alat-alat yang telah digunakan. Posisikan posisi ragum berada ditengah
atau sejajar dengan sumbu spindle utama, lalu matikan mesin
22. Selalu bersyukur apabila telah selesai pada suatu pekerjaan.

LAPORAN MILLING MACHINE TU 3A & PU 3A | 20


F. Program
N0000 G55
N0010 G92 X0 Y0 Z5.
N0020 G59
N0030 T0808 M03 S500 M08 F100 G94
N0040 G00 X8. Y-22. Z5.
N0050 G00 Z-0.5
N0060 G01 Y122.
N0070 G00 X45.
N0080 G01 Y-22.
N0090 G00 X-22. Z10.
N0100 M05 M09
N0110 T0606 M03 S1900 M08 F80 G94
N0120 G00 X25. Y27.5 Z 5.
N0130 G87 X25. Y27.5 Z-2. P3=500 P0=40.000 P1=45.000
D3=500 D5=02 D7=1 F50 G99
N0140 G00 X25. Y75. Z5.
N0150 G99
N0160 G88 X25. Y75. Z-2. P1=40.000 P3=500 D2=5.000
D3=500 D4=1 D5=2 D7=1 F50
N0170 G00 X-22. Y-22. Z10.
N0180 M05 M09
N0190 T0000 G53 G56
N0200 M30

G. Hasil Ploting (Pembuatan Benda pada Mesin PU VMC 200)

LAPORAN MILLING MACHINE TU 3A & PU 3A | 21


H. Kesimpulan & Saran
1. Kesimpulan
Pada NC PU 3A pembuatan kantong segi empat menggunakan kode
perintah G87, sedangkan untuk kantong bulat menggunakan kode
perintah G88. Berbeda pada pembuatan kantong segi empat CNC TU 3A
dimana titik awal diposisikan pada salah satu sudut kantong, sedangkan
pada NC PU 3A posisi awal pemakanan harus diposisikan di pusat
kantong, begitu juga pada pembuatan kantong bulat. Panjang dan lebar
pada kantong segi empat atau diameter kantong pada kantong bulat nanti
akan diinput pada pemrograman kantong itu sendiri.
Pada pengefraisan kantong bulat, asutan masuk mendatar (D2)
diameter pisau frais yang masuk dicari menggunakan rumus:
D2 = 1,7 x radius pisau frais
Jadi, diameter pisau frais yang masuk melakukan penyayatan
mendatar tidak boleh sebesar diameter pisau frais yang sebenarnya,
melainkan hanya sekitar ¾ dari besar diameter pisau frais. Hal ini
dilakukan agar tidak terjadi pembebanan saat melakukan penyayatan.

2. Saran
Dalam pembuatan kantong segi empat maupun kantong bulat,
hitunglah titik pusat untuk titik awal kantong dengan teliti, agar
pergeseran pemakanan kantong tidak melampaui batas jarak yang tidak
diinginkan.
Penyayatan kedalaman dibuat bertahap dan pada saat pemakanan
kedalam asutan diperlambat, hal ini dilakukan agar pemakanan kedalam
tidak terjadi pembebanan yang berat.
Selalu perhatikan keselamatan kerja saat melakukan pekerjaan,
pergunakan alat sesuai prosedur penggunaan, membersihkan alat setelah
digunakan, selalu berdoa sebelum bekerja dan bersyukur setelah
melakukan pekerjaan.

LAPORAN MILLING MACHINE TU 3A & PU 3A | 22


PROGRAM-4
FRAIS KANTONG BULAT, LINGKARAN, DAN ALUR

A. Tujuan Praktikum
1. Terampil dalam pengoperasian Mesin NC PU 3A VMC 200
2. Mengetahui bagaimana perancangan dan perencanaan pembuatan
program pengefraisan kantong bulat, lingkaran, dan alur
3. Mengetahui penggunaan kode G88 dalam pembuatan kantong bulat
4. Mengetahui penggunaan kode G01 dalam pembuatan alur
5. Mengetahui penggunaan kode G02/G03 dalam pembuatan lingkaran
6. Mengetahui ketentuan ketebalan kedalaman pengefraisan alur
7. Mengetahui analisis perhitungan dalam pembuatan kantong bulat,
lingkaran, dan alur
8. Mengetahui prosedur penggantian alat potong dan perhitungan selisih
alat potong pada mesin VMC 200
9. Membuat job kantong segi empat dan kantong bulat sesuai rancangan
pada jobsheet

B. Teori Singkat
Dalam membuat program pengefraisan kantong bulat, lingkaran, dan
alur, dibutuhkan beberapa kode perintah diantaranya:
G01 : Program interpolasi lurus
G02/G03 : Program interpolasi melingkar
G88 : Program kantong bulat

LAPORAN MILLING MACHINE TU 3A & PU 3A | 23


1. Interpolasi lurus (G01)
G01 adalah kode perintah untuk gerakan lurus, penggunaan G01 ini
dapat digunakan untuk membuat alur lurus. Format program untuk
pembuatan alur pada G01 sama halnya dengan pergerakan lurus biasa,
berikut adalah format program untuk G01:
Format G01 untuk NC PU 3A:
X Y Z
N3 G01 ±43 ±43 ±43 F4
U V W
Keterangan:
N = Penomoran blok program
G01 = Kode perintah interpolasi lurus
X = Pergerakkan meja sejajar sumbu X harga absolut
Y = Pergerakkan meja sejajar sumbu Y harga absolut
Z = Pergerakkan spindle utama sejajar sumbu Z harga absolut
U = Pergerakkan meja sejajar sumbu X harga inkremental
V = Pergerakkan meja sejajar sumbu Y harga inkremental
W = Pergerakkan spindle utama sejajar sumbu Z harga inkremental
F = Gerak makan atau asutan penyayatan

Pembuatan alur pada mesin frais dibuat secara bertahap, dimana


untuk pengaluran setengah diameter pisau dapat mencapai kedalaman
sebesar diameter pisau, dan untuk pengaluran full diameter pisau hanya
diperbolehkan melakukan penyayatan sedalam setengah diameter pisau
frais. Contoh: Apabila diameter pisau frais 10 mm, dan penyayatan
dilakukan selebar 5 mm atau setengah diameter pisau frais, maka
kedalaman yang diperbolehkan dapat hingga 10 mm. Sedangkan apabila
diameter pisau 10 mm dan penyayatan dilakukan penuh sebesar diameter
pisau yaitu 10 mm, maka kedalaman yang diperbolehkan hanya hingga 5
mm. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi pembebanan yang berlebihan
yang dapat mengakibatkan benda kerja atau pisau rusak atau dapat
terjadinya kecelakaan kerja.

LAPORAN MILLING MACHINE TU 3A & PU 3A | 24


2. Interpolasi Melingkar (G02/G03)
G02/G03 adalah gerakan interpolasi melingkar, dimana kode ini
bertujuan untuk membuat program lingkaran pada benda kerja. Berikut
adalah format program untuk G02/G03:
Format G02/G03 untuk NC PU 3A:
X Y
G02
N8 ±43 ±43 I ±43 J ±43 F4
G03
U V
Keterangan:
N = Penomoran blok program
G02= Kode perintah interpolasi melingkar serah jarum jam
G03= Kode perintah interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
X = Titik akhir radius searah sumbu X harga absolut
Y = Titik akhir radius searah sumbu Y harga absolut
U = Titik akhir radius searah sumbu X harga inkremental
V = Titik akhir radius searah sumbu Y harga inkremental
I = Jarak titik awal ke pusat lingkaran (harga inkremental) searah
sumbu X
J = Jarak titik awal ke pusat lingkaran (harga inkremental) searah
sumbu J
F = Gerak makan atau asutan penyayatan

Contoh arah putaran G02

Pada program PU harga I dan J tetap dimasukkan walaupun


pembuatan radius bersudut 90o. Dalam pembuatan interpolasi melingkar,
harga Z dan K tidak dimasukkan, karena harga Z tidak berubah saat
pembuatan interpolasi melingkar. Dalam membuat program interpolasi
melingkar 180o dapat dilakukan dengan satu blok program.

LAPORAN MILLING MACHINE TU 3A & PU 3A | 25


3. Program kantong bulat (G88)
G88 adalah kode program kantong bulat pada mesin PU 3A, Berikut
adalah format program untuk G88:
Format G88 pada CNC TU 3A:
X ±43 Y ±43 Z ±43 P3 ±43
N16 G88 P1 ±43 D2 5 D3 5 D4 1 D5 1 D7 1 F4
U ±43 V ±43 W ±43 P4 ±43
Keterangan:
N = Penomoran blok program
G88 = Pengefraisan kantong bulat
X/U = Jalan gerakan pada bidang X
Y/V = Jalan gerakan pada bidang Y
Z/W = Kedalaman kantong
P1 = Diameter kantong
P3 = Ukuran absolute dalam arah Z dari bidang titik nol
P4 = Ukuran inkremental dalam arah Z dari bidang mulai
D2 = Asutan masuk mendatar
D3 = Asutan masuk tegak
D4 = Parameter penyelesaian
D5 = Arah pengefraisan
D7 = Gerakan masuk
F = Gerak makan atau asutan penyayatan

Pada pengefraisan kantong bulat, titik awal pemakanan harus


diposisikan pada pusat kantong. Pada asutan masuk mendatar (D2)
diameter pisau frais yang masuk menggunakan rumus:
D2 = 1,7 x radius pisau frais
Jadi, diameter pisau frais yang masuk melakukan penyayatan
mendatar tidak boleh sebesar diameter pisau frais yang sebenarnya,
melainkan hanya sekitar ¾ dari besar diameter pisau frais. Hal ini
dilakukan agar tidak terjadi pembebanan saat melakukan penyayatan.

LAPORAN MILLING MACHINE TU 3A & PU 3A | 26


C. Alat & Bahan
Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan
Pengefraisan Kantong Bulat, Lingkaran, dan Alur yaitu:

1. Alat
a. Mesin Frais NC PU 3A – VMC 200
b. Jangka Sorong
c. Heavyduty end mill + stub arbor collect Ø 40
d. Heavyduty end mill + stub arbor collect Ø 10
e. Kunci ragum frais
f. Penyiku
g. Palu karet

2. Bahan
- Alumunium Torradur 50 x 50 x 100 mm

D. Gambar Kerja

LAPORAN MILLING MACHINE TU 3A & PU 3A | 27


E. Langkah Kerja
1. Berdoa sebelum melakukan sesuatu
2. Pahami job kantong bulat, lingkaran, dan alur yang akan dikerjakan.
3. Membuat program kantong bulat, lingkaran, dan alur
4. Pinjam alat dan perlengkapan mesin NC PU 3A – VMC 200
5. Cek keseluruhan alat-alat perlengkapan agar tidak kurang ataupun tidak
hilang pada saat pengembalian
6. Hidupkan mesin NC PU 3A – VMC 200 dengan memutar saklar
dibagian samping kanan mesin
7. Buka dan tutup jendela atau pintu pada mesin
8. Tekan tombol (C.E) untuk membatalkan atau mematikan alarm
9. Tekan (Aux ON) untuk menghidupkan komponen pembantu pada mesin
10. Tekan tombol (Oli) untuk menghidupkan saluran oli pada mesin
11. Tekan tombol (Referensi) untuk menghidupkan referensi
12. Putar pengatur feeding ke 0, lalu tekan tombol (Cycle Start) utuk
menjalankan referensi dan buka pengatur feeding secara perlahan
13. Jika sudah referensi, mulai memasang benda kerja
14. Bebaskan posisi pisau dengan benda kerja dengan menekan tombol
(ManJog) dan tombol arah panah bersamaan
15. Posisikan pisau ke tool yang digunakan pertama, lalu cari selisih pisau
dengan benda kerja (mencari jarak workpiece), lalu masukkan keprogram
16. Posisikan pisau pada tool yang kedua, dan cari selisih pisau frais yang
kedua, lalu masukkan pada data tool (apabila data tool belum diketahui)
17. Mulai menginput program kantong bulat dan segi empat pada monitor
dengan perintah “edit”
18. Apabila program telah selesai, cek kembali program dan lakukan uji
matematik dengan mengubah pada perintah (automatic) lalu posisikan
pada pengakhiran program di penetralan posisi pisau frais yang
menggunakan kode (T0000)
19. Lalu tekan tombol (Cycle start) maka akan keluar tampilan “Simulasi”,
jika program salah maka akan keluar alarm cek kembali program yang
salah, namun bila program telah benar maka alarm tidak keluar. (Jika
ingin melihat pergerakan pemakanan, bisa menggunakan peritah
“Penjajagan”, namun sebelumnya harus diberi jarak agar pergerakan
tidak mengenai benda kerja)
20. Jika keseluruhan program telah benar, posisikan pada no awal dan mulai
melakukan pemakanan dengan menekan tombol (Cycle start), perhatikan
pergerakkan mesin, saat pergantian tool perlambat pergerakan feeding
21. Jika telah selesai, buka benda kerja, bersihkan mesin dan kembalikan
alat-alat yang telah digunakan. Posisikan posisi ragum berada ditengah
atau sejajar dengan sumbu spindle utama, lalu matikan mesin
22. Selalu bersyukur apabila telah selesai pada suatu pekerjaan.

LAPORAN MILLING MACHINE TU 3A & PU 3A | 29


F. Program
N0000 G55
N0010 G92 X0 Y0 Z5.
N0020 G59
N0030 T0808 M03 S500 M08 F100 G94
N0040 G00 X8. Y-22. Z5.
N0050 G00 Z-0.5
N0060 G01 Y72.
N0070 G00 X45.
N0080 G01 Y-22.
N0090 G00 X-22. Z10.
N0100 M05 M09
N0110 T0606 M03 S1900 M08 F80 G94
N0120 G00 X0 Z-9.
N0130 G01 Y57.
N0140 G00 Z-17.
N0150 G01 Y-7.
N0160 G00 X50. Z-9.
N0170 G01 Y57.
N0180 G00 Z-17.
N0190 G01 Y-7.
N0200 G00 Y0 Z-8.
N0210 G01 X7.5
N0220 G01 Y55.
N0230 G00 X7.5 Y35.
N0240 G02 X42.5 Y35. I=-17.500 J=0
N0250 G01 Y55.
N0260 G01 Y0
N0270 G01 Z-13.
N0280 G01 X7.5
N0290 G01 Y55.
N0300 G00 X7.5 Y35.
N0310 G02 X42.5 Y35. I=-17.500 J=0
N0320 G01 Y55.
N0330 G01 Y0
N0340 G00 X25. Z-8.
N0350 G01 Y15.
N0360 G00 Y0
N0370 G00 Z-13
N0380 G01 Y15.
N0390 G00 Y10. Z-8.
N0400 G01 X7.5
N0410 G00 Y35.
N0420 G03 X42.5 Y35. I=-17.500 J=0
N0430 G00 Y10.
N0440 G01 X25.

LAPORAN MILLING MACHINE TU 3A & PU 3A | 30


N0450 G00 Z5.
N0460 G00 Y35.
N0470 G99
N0480 G88 X25. Y35. Z-17. P1=16.000 P3=1000 D2=8000
D3=2000 D4=1 D5=3 D7=1 F50
N0490 G00 Z10.
N0500 M05 M09
N0510 T0000 G53 G56
N0520 M30

G. Hasil Ploting (Pembuatan Benda pada Mesin PU VMC 200)

LAPORAN MILLING MACHINE TU 3A & PU 3A | 31


H. Kesimpulan & Saran
1. Kesimpulan
Pembuatan alur pada mesin frais dibuat secara bertahap, dimana
untuk pengaluran setengah diameter pisau dapat mencapai kedalaman
sebesar diameter pisau, dan untuk pengaluran full diameter pisau hanya
diperbolehkan melakukan penyayatan sedalam setengah diameter pisau
frais. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi pembebanan yang berlebihan
yang dapat mengakibatkan benda kerja atau pisau rusak atau dapat
terjadinya kecelakaan kerja.
Pada program PU harga I dan J tetap dimasukkan walaupun
pembuatan radius bersudut 90o. Dalam pembuatan interpolasi melingkar,
harga Z dan K tidak dimasukkan, karena harga Z tidak berubah saat
pembuatan interpolasi melingkar. Untuk membuat program interpolasi
melingkar 180o dapat dilakukan dengan satu blok program.
Pada pengefraisan kantong bulat, titik awal pemakanan harus
diposisikan pada pusat kantong. Pada asutan masuk mendatar (D2)
diameter pisau frais yang masuk tidak boleh sebesar diameter pisau frais
yang sebenarnya, melainkan hanya sekitar ¾ dari besar diameter pisau
frais. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi pembebanan saat melakukan
penyayatan.

2. Saran
Dalam pemakanan alur dengan kedalaman yang besar, feeding harus
dicocokan sesuai dengan kedalaman yang dimakan, diusahakan untuk
selalu melihat pergerakan pemakanan dan mengatur kecepatan feeding
saat pemakanan. Benda kerja juga harus kuat terpasang agar saat
pemakanan yang dalam benda tidak bergeser.
Dalam pembuatan kantong segi kantong bulat, hitunglah titik pusat
untuk titik awal kantong dengan teliti, agar pergeseran pemakanan
kantong tidak melampaui batas jarak yang tidak diinginkan. Penyayatan
kedalaman dibuat bertahap dan pada saat pemakanan kedalam asutan
diperlambat, hal ini dilakukan agar pemakanan kedalam tidak terjadi
pembebanan yang berat.
Selalu perhatikan keselamatan kerja saat melakukan pekerjaan,
pergunakan alat sesuai prosedur penggunaan, membersihkan alat setelah
digunakan, selalu berdoa sebelum bekerja dan bersyukur setelah
melakukan pekerjaan.

LAPORAN MILLING MACHINE TU 3A & PU 3A | 32

Anda mungkin juga menyukai