Tingkat : 2A
Penyakit saraf adalah gangguan yang terjadi pada sistem saraf tubuh,
meliputi otak dan sumsum tulang (sistem saraf pusat), serta saraf yang
menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ tubuh (sistem saraf perifer).
Terganggunya sistem saraf dapat menyebabkan terganggunya seluruh atau
sebagian fungsi tubuh, seperti sulit bergerak, bernapas, berbicara, gangguan
ingatan, serta gangguan fungsi organ tubuh bagian dalam, seperti jantung dan
paru.
Saraf motorik, yaitu jenis saraf yang mengirim sinyal (impuls) dari otak
dan sumsum tulang belakang ke semua otot di dalam tubuh. Sistem saraf
ini memungkinkan seseorang melakukan berbaga aktivitas, seperti
berjalan, menangkap bola, atau menggerakkan jari untuk mengambil
sesuatu.
Sakit kepala.
Nyeri punggung yang menyebar ke lengan atau tungkai.
Tremor.
Kejang.
Kekuatan otot melemah atau hilang.
Hilangnya keseimbangan dan koordinasi tubuh.
Kemampuan mengingat menurun atau hilang.
Hilang atau menurunnya kemampuan indra, seperti melihat atau
mendengar.
Gangguan berbicara (afasia), sulit berbicara atau bicara cadel.
Disfagia.
Paralisis (lumpuh)
Berikut ini beberapa gangguan yang mungkin terjadi pada sistem saraf, antara
lain:
Setelah pasien melakukan konsultasi dan melalui tahap pemeriksaan, dokter saraf
akan menilai dan menganalisis hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
yang telah dilakukan.
Melalui hasil pemeriksaan tersebut, maka dokter spesialis penyakit saraf dapat
menentukan beberapa hal, antara lain:
Diagnosis. Setelah melakukan pemeriksaan fisik dan mengonfirmasi
diagnosis dengan pemeriksaan penunjang, seorang neurolog dapat menentukan
kemungkinan diagnosis dari gejala yang dialami pasien.
Rencana terapi atau pengobatan. Setelah pasien terdiagnosis mengalami
gangguan saraf, dokter akan membuat rencana terapi dan menentukan jenis terapi
pengobatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Rencana terapi ini bertujuan untuk
mengendalikan gejala dan mengobati gangguan saraf yang dialami pasien.
Rencana terapi meliputi:
o Rencana perawatan, baik rawat jalan atau rawat inap.
o Obat-obatan yang akan digunakan.
o Fisioterapi.
o Operasi seperti kraniotomi, foraminotomy, laminektomi,
atau transplantasi saraf.