Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.

DENGAN DIAGNOSA “HIPERTENSI” DI DESA MEBALI

KECAMATAN GANDANG BATU SILLANAN

TANA TORAJA

OLEH :

FURNAMASARI NUFA.S
NS 19.020

CI LAHAN CI INSTITUSI

(.............................................) (............................................)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN LAKIPADADA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2019/2020
BAB I
KONSEP DASAR KELUARGA

A. Keperawatan Kesehatan Keluarga


1. Defenisi keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Mubarak, 2011).
Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup bersama
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-
masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Setiadi, 2013).
Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah :
 Unit terkecil dari masyarakat.
 Terdiri atas dua orang atau lebih.
 Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah.
 Hidup dalam satu rumah tangga.
 Dibawah asuhan seorang kepala keluarga.
 Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
 Setiap anggota keluarga mempunyai perannya masing-masing.
 Menciptakan dan mempertahankan kebudayaan
2. Keperawaatan kesehatan keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat
yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat
dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana penyalur (Setiadi,
2013).
3. Struktur Keluarga
Terdiri dari :
a. Patrilineal : Keluarga sedarah dalam beberapa generasi disusun melalui garis
keturunan ayah.
b. Matrilineal : Keluarga sedarah dalam beberapa generasi disusun melalui garis
keturunan ibu.
c. Patrilokal : Sepasang suami istri tinggal bersama keluarga sedarah suami.
d. Matrilokal : Sepasang suami istri tinggal bersama keluarga sedarah istri.
e. Keluarga kawinan : Hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri.
4. Ciri-Ciri Strktur Keluarga
a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b. Ada keterbatasan :
Setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan :
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
5. Tipe keluarga
 Tradisional
a. The nuclear family
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak
b. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri ( tanpa anak ) yang hidup bersama
dalam satu rumah.
c. Keluarga usila
Keluarga yang tediri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahan diri.
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang
terjadi pada wanita.
e. The extended family ( keluarga luas/besar )
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalan satu rumah
seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua ( kakek-nenek),
keponakan, dll
f. The single-parent family ( keluarga duda/janda )
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua ( ayah dan ibu ) dengan anak, hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan.
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul
pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama
dalam satu rumah
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan
saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur,
kamar mandi, televisi, telpon, dll)
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
k. The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya
atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati.
 Non – Tradisional
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan
tanpa nikah
b. The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara,
yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok /
membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
e. Gay and lesbian family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan
suami-istri (marital partners)
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa
alasan tertentu
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang
merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk
sexual dan membesarkan anaknya.
h. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama
lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan
dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu
sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen
karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental.
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang
dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
6. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan
individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga,
kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peranan Ayah
Ayah sebagai suami dari istri, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung,
dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok
sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai
salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarganya.
c. Peranan Anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
7. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologis
Fungsi dari bapak dan ibu :
 Meneruskan keturunan
 Memelihara dan membesarkan anak
 Memenuhi kebutuhan gizi
 Memelihar dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis
Bukan dari ibu dan ayah saja
 Memberikan kasih saying dan rasa aman
 Memberikan perhatian anggota keluarga
 Memberikan identitas yang baik
c. Fungsi Sosiologis
 Memberikan sosialisasi pada anak dalam social diantara anggota keluarga
 Meneruskan nilai budaya keluarga
d. Fungsi Pendidikan
 Menyekolahkan anak untuk memberikan pendidikan, pengetahuan, dan
keterampilan, membentuk perilaku sesuai dengan bakat dan minat.
 Mempersiapkan anak untuk masa yang akan datang
e. Fungsi Ekonomi
 Mencari sumber penghasilan keluarga
 Mengatur penggunaan keluarga
 Menabung untuk kebutuhan keluarga
f. Fungsi Rekreasi
Memberikan kesempatan kepada anak untuk mengetahui hal-hal yang baru
g. Fungsi Religi
 Menanamkan rasa keagamaan pada anak
 Membiasakan anak mengamalkan ajaran agama sejak kecil (Friedman, M.M,
2010).
8. Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik,
namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama :
a. Pasangan Baru
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis)
keluarga masing-masing :
 Membina hubungan intim yang memuaskan
 Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social
 Mendiskusikan rencana memiliki anak
b. Keluarga Child-bearing ( kelahiran anak
pertama )
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampi kelahiran anak
pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan :
 Persiapan menjadi orang tua
 Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual
dan kegiatan keluarga
 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
c. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun :
 Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi
dan rasa aman.
 Membantu anak untuk bersosialisasi.
 Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain
juga harus terpenuhi.
 Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar).
 Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot).
 Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
 Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
d. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada
usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga
maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
 Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan.
 Mempertahankan keintiman pasangan.
 Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
e. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7
tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan
keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta
kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.
Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja
sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya.
 Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga.
 Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
 Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
f. Keluarga dengan anak dewasa
( pelepasan )
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah
anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal
bersama orang tua :
 Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
 Mempertahankan keintiman pasangan
 Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
 Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
 Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

g. Keluarga usia pertengahan


Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
 Mempertahankan kesehatan
 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-
anak
 Meningkatkan keakraban pasangan
h. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan
pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai keduanya meninggal :
 Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
 Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan.
 Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.
 Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
 Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
9. Perawatan Kesehatan Keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang
ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat,
dengan sehat sebagai tujuannya yang dilakukan oleh perawat professional dengan
berpedoman pada standar praktik keperawatan.
Alasan Keluarga sebagai Unit Pelayanan :
a. Keluarga sebagai unit utama masyarakat
dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
b. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat
menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah
kesehatan dalam kelompoknya.
c. Masalah-masalah kesehatan dalam
keluarga saling berkaitan, dan apabila salah satu angota keluarga mempunyai
masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya.
d. Dalam memelihara kesehatan anggota
keluarga sebagai individu (pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil
keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya.
e. Keluarga merupakan perantara yang
efektif dan mudah untuk berbagai upaya kesehatan masyarakat.
10. Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga
a. Tujuan Umum :
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan keluarga dalam meningkatkan,
mencegah, memelihara kesehatan mereka sehingga status kesehatannya meningkat
dan mampu melaksanakan tugas-tugas mereka secara produktif.
b. Tujuan Khusus :
1) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan
yang dihadapi oleh keluarga.
2) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah
kesehatan dasar dalam keluarga.
3) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat
dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya.
4) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan
anggota keluarganya.
5) Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya.
11. Tugas-Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling
memelihara :
a. Mengenal gangguan perkembangan
kesehatan setiap anggota keluarga.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan yang tepat.
c. Memberikan keperawatan kepada
anggota keluarganya yang sakit, dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri
karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang
menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik
antara keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan
dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.
12. Peran Perawat Keluarga
a. Pendidik
Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :
 Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri.
 Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
b. Koordinator
Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif dapat
tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau
terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.
c. Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik maupun di
rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung. Kontak
pertama perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat
dapat mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan keperawatan yang diberikan
dengan harapan keluarga nanti dapat melakukan asuhan langsung kepada anggota
keluarga yang sakit.
d. Pengawas Kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visite atau kunjungan
rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang
kesehatan keluarga.
e. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah kesehatan.
Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka hubungan perawat-
keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat
dipercaya.
f. Kolaborasi
Perawat komunitas juga harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit atau
anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang
optimal.
g. Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat
kesehatannya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka perawat
komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan (sistem rujukan, dana
sehat, dll).
h. Penemu Kasus
Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan atau
wabah.

i. Modifikasi Lingkungan
Perawat komunitas juga harus dapat memodifikasi lingkungan, baik lingkungan
rumah maupun lingkungan masyarakat, agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.
13. Prinsip-Prinsip Perawatan Keluarga
a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan
dalam pelayanan kesehatan.
b. Dalam memberikan asuhan perawatan
kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan utama.
c. Asuhan keperawatan yang diberikan
sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga.
d. Dalam memberikan asuhan keperawatan
kesehatan keluarga, perawat melibatkan peran serta keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatannya.
e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan
yang bersifat promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan
rehabilitative.
f. Dalam memberikan asuhan
keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal
mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga.
g. Sasaran asuhan perawatan kesehatan
keluarga adalah keluarga secara keseluruhan.
h. Pendekatan yang digunakan dalam
memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan
masalah dengan menggunakan proses keperawatan.
i. Kegiatan utama dalam memberikan
asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan
perawatan kesehatan dasar/perawatan di rumah.
j. Diutamakan terhadap keluarga yang
termasuk resiko tinggi.
14. Keluarga sebagai unit keperawatan
Alasan keluarga sebagai unit adalah sebagai berikut :
a. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat .
b. Keluarga sebagai suatu dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan
atau memperbaiki masalah – masalah dalam kelompoknya
c. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan
apabila salah satu anggota keluarganya mempunyai masalah kesehatan akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga yang lain.
d. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu
( pasien ) keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan anggota keluarganya yang menderita hipertensi.
e. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah dalam upaya
kesehatan bagi anggota keluarga yang menderita sakit hipertensi.
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA HIPERTENSI

A. KONSEP DASAR MEDIK


1. Pengertian
Hipertensi merupakan tekanan darah persisten atau terus menerus sehingga
melebihi batas normal dimana tekanan sistolik diatas 140 mmhg dan tekanan diastole
diatas 90 mmhg (Smelttzer & Bare, 2013).
Hipertensi yaitu pria, usia kurang dari 45 tahun, dikatakan hipertensi bila
tekanan darah waktu berbaring diatas atau sama dengan 130/90mmhg, sedangkan
pada usia lebih dari 45 tahun dikatakan hipertensi bila tekanan darah diatas 145/95
mmhg. Sedangkan pada wanita tekanan darah diatas sama dengan 160/95 mmhg. Hal
yang berbeda diungkapkan TIM POKJA RS Harapan Kita (2011) pada usia dibawah
40 tahun dikatakan sistolik lebih dari 140 mmhg dan untuk usia antara 60-70 tahun
tekanan darah sistolik 150-155 mmHg masih dianggap normal (Kaplan, 2010).
Berdasarkan pengertian – pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
hipertensi merupakan kenaikan tekanan darah dimana tekanan sistolik lebih dari 140
mmhg dan atau diastolik lebih dari 90 mmhg.
2. Klasifikasi hipertensi
Klasifikasi hipertensi juga banyak diungkapkan oleh para ahli, diantaranya
WHO menetapkan klasifikasi hipertensi menjadi tiga tingkat yaitu tingkat I tekanan
darah meningkat tanpa gejala-gejala dari gangguan atau kerusakan sistem
kardiovaskuler. Tingkat II tekanan darah dengan gejala hipertrofi kardiovaskuler,
tetapi tanpa adanya gejala-gejala kerusakan atau gangguan dari alat atau organ lain.
Tingkat III tekanan darah meningkat dengan gejala – gejala yang jelas dari kerusakan
dan gangguan faal dari target organ. Sedangkan JVC VII, Klasifikasi hipertensi
adalah :
Kategori Tekanan sistolik Tekanan Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Normal < 130 <85
Hipertensi:
Stage I (ringan) 140-159 90-99
Stage II (sedang) 160-179 100-109
Stage III (berat) 180-209 110-120
Klasifikasi lain diutarakan oleh Prof. Dr. dr. Budhi Setianto (Depkes, 2013),
mengklasifikasikan tekanan darah tinggi menjadi 4 tingkatan yaitu normal (SBP =
Sistole Blood Pressure < 120 mm Hg dan Distole Blood Pressure = DBP < 80 mm
Hg), pra hipertensi (SBP 120-139 mm Hg dan DBP 80-89 mm Hg), hipertensi tahap 1
(SBP 140-159 mm Hg dan DBP 90-99 mm Hg) dan hipertensi tahap 2 (SBP >= 160
dan DBP >= 100. mm Hg.)
3. Etiologi
Penyebab terjadinya hipertensi adalah terdiri dari berbagai faktor, diantaranya :
1. stress
2. kegemukan
3. merokok
4. hipernatriumia
5. hiperkolesteroemia
6. emosi yang tergannggu /stress dan merokok
7. penyakit kelenjar adrenal, penyakit ginjal, toxemia gravidarum, peningkatan
tekanan intra cranial, yang disebabkan tumor otak
Dari uraian pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penyebab hipertensi
beragam diantaranya adalah: stress, kegemukan, merokok, hipernatriumia, retensi air
dan garam yang tidak normal, sensitifitas terhadap angiotensin, obesitas,
hiperkolesteroemia, penyakit kelenjar adrenal, penyakit ginjal, toxemia gravidarum,
peningkatan tekanan intra cranial, yang disebabkan tumor otak, asupan garam yang
tinggi, kurang olah raga, genetik, Obesitas, Aterosklerosis, kelainan ginjal, tetapi
sebagian besar tidak diketahui penyebabnya.
4. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
pusat vasomotor pada medulla oblongata di otak dimana dari vasomotor ini mulai
saraf simpatik yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolomna
medulla ke ganglia simpatis di torax dan abdomen, rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system syaraf
simpatis . Pada titik ganglion ini neuron prebanglion melepaskan asetilkolin yang
merangsang serabut saraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
melepaskannya nere frineprine mengakibatkan konskriksi pembuluh darah.
Factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktif yang menyebabkan vasokonstriksi
pembuluh darah akibat aliran darah yang ke ginjal menjadi berkurang /menurun dan
berakibat diproduksinya rennin, rennin akan merangsang pembentukan angiotensai I
yang kemudian diubah menjadi angiotensis II yang merupakan vasokonstriktoryang
kuat yang merangsang sekresi aldosteron oleh cortex adrenaldimana hormone
aldosteron ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal dan
menyebabkan peningkatan volume cairan intra vaskuler yang menyebabkan hipertensi
(Smelttzer & Bare, 2013).
5. Manifestasi Klinik
1. Mengeluh sakit kepala
2. Pusing, lemas
3. Sesak nafas
4.Kelelahan
5. Kesadaran menurun
6. Mual, muntah, kelemahan otot,epitaksis bahkan ada yang mengalami perubahan
mental.
6. Penatalaksanaan
Terdapat 2 cara penanggulangan hipertensi yaitu dengan non farmakologis dan
dengan farmakologis. Cara non farmakologis dengan menurunkan berat badan pada
penderita yang gemuk, diet rendah garam dan rendah lemak, mengubah kebiasaan
hidup, olah raga secara teratur dan kontrol tekanan darah secara teraut. Sedangkan
dengan cara farmakologis yaitu dengan cara memberikan obat-obatan anti hipertensi
seperti diuretik seperti HCT, Higroton, Lasix. Beta bloker seperti propanolol. Alfa
bloker seperti phentolamin, prozazine, nitroprusside captapril. Simphatolitic seperti
hidralazine, diazoxine. Antagonis kalsium seperti nefedipine (adalat).
Pengobatan hipertensi harus dilandasi oleh beberapa prinsip menurut FKUI
(2009) yaitu pengobatan hipertensi sekunder harus lebih mendahulukan pengobatan
kausal, pengobatan hipertensi esensial ditujukan untuk menurunkan tekanan darah
dengan harapan memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi, upaya
menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat anti hipertensi,
pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang bahkan mungkin seumur
hidup, pengobatan dengan menggunakan standard triple therapy (STT) menjadi dasar
pengobatan hipertensi.
Tujuan pengobatan dari hipertensi adalah menurunkan angka morbiditas
sehingga upaya dalam menemukan obat anti hipertensi yang memenuhi harapan terus
dikembangkan.
7. Pemeriksaan Penunjang
pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi
bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan factor resiko lain atau mencari
penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urin analisa, darah perifer lengkap, kimia
darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol total, pemeriksaan
EKG. sebagai tambahan dapat dilakukan pemerisaan lain, seperti klirens kreatinin,
protein, asam urat, dan ekordiografi.
Pemeriksaan diagnostik meliputi BUN /creatinin (fungsi ginjal), glucose (DM)
kalium serum (meningkat menunjukkan aldosteron yang meningkat), kalsium serum
(peningkatan dapat menyebabkan hipertensi: kolesterol dan tri gliserit (indikasi
pencetus hipertensi), pemeriksaan tiroid (menyebabkan vasokonstrisi), urinanalisa
protein, gula (menunjukkan disfungsi ginjal), asam urat (factor penyebab hipertensi)
EKG (pembesaran jantung, gangguan konduksi), IVP (dapat mengidentifikasi
hipertensi.
8. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hipertensi diantaranya :
1. penyakit pembuluh darah otak seperti stroke
2. perdarahan otak
3. Penyakit jantung seperti gagal jantung, angina pectoris, infark
miocard acut (IMA)
4. Penyakit ginjal seperti gagal ginjal
5. Penyakit mata seperti perdarahan retina, penebalan retina,
oedema pupil.
9. Pemeriksaan Penunjang
pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi
bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan factor resiko lain atau mencari
penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urin analisa, darah perifer lengkap, kimia
darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol total, pemeriksaan
EKG. sebagai tambahan dapat dilakukan pemerisaan lain, seperti klirens kreatinin,
protein, asam urat, dan ekordiografi.
Pemeriksaan diagnostik meliputi BUN /creatinin (fungsi ginjal), glucose (DM)
kalium serum (meningkat menunjukkan aldosteron yang meningkat), kalsium serum
(peningkatan dapat menyebabkan hipertensi: kolesterol dan tri gliserit (indikasi
pencetus hipertensi), pemeriksaan tiroid (menyebabkan vasokonstrisi), urinanalisa
protein, gula (menunjukkan disfungsi ginjal), asam urat (factor penyebab hipertensi)
EKG (pembesaran jantung, gangguan konduksi), IVP (dapat mengidentifikasi
hipertensi.
PATWAYS

umur Jenis kelamin Gaya hidup obesitas

Elastisitas , arteriosklerosis

Hipertensi

Kerusakan vaskuler pembuluh


darah

Perubahan struktur

Penyumbatan pembuluh darah

vasokonstriksi

Gangguan sirkulasi
otak Pembuluh darah Retina

Resistensi Suplai O2 sistemik koroner Spasme


pembuluh otak arteriol
darah otak menurun e
vasokonstriksi Iskemi
diplopia
miocard

Nyeri Gangguan pola sinkop


kepala, tidur(insomnia Afterload
dan kaku ) meningkat Nyeri dada Resti injuri
pada
leher
Gangguan
Penurunan Fatique
perfusi
Nyeri curah jantung
jaringan
kepala
Intoleransi
aktifitas
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
a. Pengkajian Fokus
a.Aktifitas & istirahat meliputi kelemahan, keletihan, nafas pendek, frekwensi jantung
meningkat, perubahan irama jantung,
b. Sirkulasi meliputi adanya riwayat hipertensi, penyakit jantung coroner,
episodepalpitasi, kenaikan tekanan darah, tekhicardi, kadang bunyi jantung
terdengar S2 pada dasar ,S3dan S4.
c.Integritas ego meliputi cemas, depresi, euphoria, mudah marah ,otot muka tegang,
gelisah, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi meliputi Riwayat penyakit ginjal
e.Makanan /cairan meliputi makanan yang disukai terutama yang mengandung tinggi
garam, linggi lemak, dan kolesterol, mual, muntah, perubahan berat badan,
riwayat penggunaan obat diuritik, adanya edema.
f. Neurosensori meliputi keluhan kepala pusing, berdenyut , sakit kepala sub
oksipital, kelemahan pada salah satu sisi tubuh, gangguan penglihatan (diplopia,
pandangan kabur) ,epitaksis.
g. Nyeri /ketidak nyamanan meliputi nyeri hilang timbul pada tungkai,sakit kepala
sub oksipital berat, nyeri abdomen, nyeri dada.
h. Pernafasan meliputi sesak nafas sehabis aktifitas, batuk dengan atau tanpa sputum,
riwayat merokok, penggunaan obat Bantu pernafasan, bunyi nafas tambahan
,sianosis
i. Keamanan meliputi gangguan cara berjalan, parestesia, hipotensi postural.
j. Pembalajaran/penyuluhan dengan adanya factor- factor resiko keluarga yaitu
arteriosclerosis, penyakit jantung, DM, penyakit ginjal.
b. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat
Intervensi keperawatan :
a. Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit
penerangan
b. Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan
c. Batasi aktivitas
d. Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin
e. Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan
f. Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres
es, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi
Hasil yang diharapkan :
Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit dan perawatan diri
Tujuan ;Klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi
Intervensi keperawatan
a. Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan prosedur
b. Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh dengan stress
c. Diskusikan tentang obat-obatan : nama, dosis, waktu pemberian, tujuan dan
efek samping atau efek toksik
d. Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas tanpa pemeriksaan
dokter
e. Diskusikan gejala kambuhan atau kemajuan penyulit untuk dilaporkan dokter
: sakit kepala, pusing, pingsan, mual dan muntah.
f. Diskusikan pentingnya mempertahankan berat badan stabil
g. Diskusikan pentingnya menghindari kelelahan dan mengangkat berat
h. Diskusikan perlunya diet rendah kalori, rendah natrium sesuai pesanan
i. Jelaskan penetingnya mempertahankan pemasukan cairan yang tepat, jumlah
yang diperbolehkan, pembatasan seperti kopi yang mengandung kafein, teh
serta alcohol
Hasil yang diharapkan :
Pasien mengungkapkan pengetahuan dan ketrampilan penatalaksanaan perawatan
dini ,Melaporkan pemakaian obat-obatan sesuai pesanan.
3. Resiko Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi
iskemia miokard
Intervensi keperawatan :
a. Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat
b. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
c. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas
d. Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler
e. Catat edema umum
f. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.
g. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi
h. Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
i. Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher
j. Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
k. Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
l. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
m. Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi
Hasil yang diharapkan :
Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD, Mempertahankan TD
dalam rentang yang dapat diterima ,Memperlihatkan irama dan frekuensi
jantung stabil
adanya sakit kepala dan tampak nyaman
4. Resiko perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan
gangguan sirkulasi
Tujuan : sirkulasi tubuh tidak terganggu
Intervensi :
a. Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur
b. Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk
dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia
c. Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan
d. Amati adanya hipotensi mendadak
e. Ukur masukan dan pengeluaran
f. Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan
g. Ambulasi sesuai kemampuan; hibdari kelelahan
Hasil yang diharapkan :
Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan
dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala,
pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.
Haluaran urin 30 ml/ menit
Tanda-tanda vital stabil
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes. 2010. Nursing Care Plans Guidelines for Planning and Documenting
Patient Care, Edisi 3. Jakarta: EGC

Friedman, M.M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Edisi 5. Jakarta : EGC

Kaplan. Buku Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : EGC

Mubarak. 2011. Ilmu Pengantar Komunitas. Jakarta : Salemba Medika.

Setiadi, 2013. KOnsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Smeltzer & Bare. 2013. Buku Saku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8.
Jakarta: EGC
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENGKAJIAN (Tanggal : 13-16 Juli 2020)


I. Data Umum
1. Kepala Keluarga (KK) : Tn ’I’
2. Alamat dan Telepon : Desa Mebali/ (klien tidak memiliki HP)
3. Pekerjaan KK : Petani
4. Pendidikan KK : SMA

Status Imunisasi Ket


Hub B Polio DPT Hepatitis Campa
N Pendi C k
Nama JK Kel. Umur
o dikan G
KK
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1. Tn ’I’ L Suami 58th SMA - - - - - - - - - - - - Lupa
2. Ny ’D’ P Istri 57th SMA - - - - - - - - - - - - Lupa
3. Tn ’P’ L Anak 30th SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Sehat

Genogram :

GI
X X X
X

GII X X
X X X X X
X X
GIII ? ?

58 57

30 27

Keterangan :

: Laki - laki

: Perempuan

X : meninggal

: garis perkawinan

: garis keturunan

? : Umur tidak diketahui

: KLien

6. Tipe keluarga :
Keluarga Tn ‘I’ termasuk tipe keluarga inti (nuclear family) karena di dalam
satu rumah terdapat ayah, ibu dan anak.
7. Suku bangsa :
Keluarga Tn ‘I’ adalah suku Toraja
8. Agama :
Keluarga Tn ‘I’ menganut agama Kristen Protestan
9. Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga Tn ’I’ mengatakan penghasilannya cukup dalam memenuhi sehari-
hari.
10. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga Tn ‘I’ mempunyai kebiasaan rutin untuk beraktifitas yaitu
berkebun, dan biasanya hanya menonton televisi sambil bercerita dan
bertetangga.
II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
11. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn ‘I’ dalam tahap menanamkan nilai dan norma-norma agama,
mengatur waktu bekerja, menjalankan peran masing-masing serta
bersosialisasi
12. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga Tn ‘I’ berasal dari Toraja, mempunyai agama yang sama dan dari
lingkungan yang sama.
13. Riwayat kesehatan keluarga ini
Tn ‘I’ mengatakan nyeri pada kepala dan kaku pada bagian leher bagian
belakang
14. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Tn ‘I’ mengeluh sering merasakan kaku pada leher bagian belakang.
III. Data lingkungan
15. Karakteristik rumah
Rumah yang di tempati keluarga Tn ‘I’ adalah milik sendiri, rumah terdiri
dari atas 1 lantai dengan ukuran 6 x 12 M2, non permanen, ventilasi dan
pencahayaan rumah baik. Keadaan bersih dan asri, sumber air berasal dari
sumur. Air tidak berasa, tidak berbau dan dalam keadaan bersih. keluarga
memiliki kamar mandi sendiri, dan keluarga memiliki jamban yang sudah
sesuai dengan standar kesehatan.
Denah Rumah

HALAMAN RUMAH T

U S
teras

Pintu B
Ruang Tamu

kamar kamar
Kandang ayam

WC

Dapur
Pintu
belakang Kandang babi

16. Karakteristik tetangga dan komunitasnya


Jarak antara rumah Tn ‘I’ dengan tetangga berjarak dekat. Disamping kiri
rumah Tn ‘I’ terdapat kebun, disamping kanan terdapat kandang ayam, dan
di belakang rumah Tn ‘I’ terdapat kandang babi.
17. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn ‘I’ merupakan penduduk asli Toraja.
18. Perkumpulan keluarga dan interkasi dengan masyarakat
Tn ‘I’ aktif dalam kegiatan di wilayahnya dan sangat aktif dalam kegiatan
gotong royong dan juga kegiatan ibadah di gereja.
19. Sistem Pendukung keluarga
Keluarga Tn ‘I’ tinggal bersama istri dan seorang anaknya.
IV. Struktur keluarga
20. Struktur Peran
 Tn ‘I’ adalah Kepala keluarga yang bekerja sebagai petani
 Ny ‘D’ adalah ibu rumah tangga dan juga bekerja sebagai petani
 Tn ‘P’ adalah seorang anak, dan bekerja sebagai wiraswasta
 Dalam melaksanakan peran masing-masing tidak ada masalah.
21. Nilai atau norma keluarga
Keluarga Tn ‘I’ menerapkan aturan-aturan sesuai dengan ajaran agama
kristen dan mengharapkan anak-anaknya menjadi anak yang taat dalam
menjalankan agama. Dalam keluarga diterapkan hidup bersih seperti
mencuci tangan sebelum makan.
22. Pola komunikasi keluarga
Keluarga yang terbuka satu sama lain. Dalam kegiatan apabila ada masalah
didiskusikan bersama suami. Semua anggota keluarga bebas mengemukakan
pendapatnya tetapi yang mengambil keputusan adalah Tn ‘I’, pengambilan
keputusan di dahului dengan cara diskusi.
23. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Tn ‘I’ saling menghargai satu sama lain, saling membantu, serta
saling mendukung. Tn ‘I’ mampu merawat diri sendiri dan memenuhi
kebutuhan sehari-hari, apabila ada masalah Tn ‘I' diskusi dengan istri dan
anaknya
V. Fungsi keluarga
24. Fungsi ekonomi
Tn ‘I’ mengatakan bahwa penghasilan cukup untuk kebutuhan setiap hari.
25. Fungsi pendidikan
Tn ’I’ menerapkan pentingnya pendidikan kepada anak-anaknya.
26. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn ‘I’ menekankan perlunya berhubungan dengan orang lain.
Mereka membiasakan anaknya bergaul dengan orang lain.
27. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan
Keluarga Tn ’I’ kurang paham tentang masalah kesehatan yang mereka
alami
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Keluarga Tn ’I’ ketika mengalami penurunan kesehatan biasanya pergi
ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan kesehatan
c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Tn ’I’ merawat satu sama lain ketika ada salah satu anggota
keluarga yang sedang sakit.
d. Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang
sehat
Keluarga Tn ’I’ memodifikasi halaman rumah dengan menanam
beberapa tanaman Toga seperti : tanaman jahe, sereh, kumis kucing dan
daun seledri
e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Keluarga Tn ’I’ menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan puskesmas
ketika mereka sedang sakit namun jika semakin parah mereka akan ke
Rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik
28. Fungsi rekreasi
Keluarga Tn ’I’ biasanya hanya menonton televisi sambil bercerita dan
bertetangga.
29. Fungsi reproduksi
Ny ‘D’ mengatakan bahwa saat ini ia sudah tidak memakai KB.
30. Fungsi afektif
Semua anggota keluarga Tn ‘I’ saling menyanyangi satu sama lain. Tempat
tinggal keluarga saling berdekatan. Apabila ada yang sakit mereka saling
membantu apabila terjadi kesusahan.

VI. Stress dan koping keluarga


31. Stresor jangka pendek dan panjang
Keluarga Tn ‘I’ mengatakan kaku pada leher dan berharap supaya cepat
sembuh dan dia ingin mandiri tanpa merepotkan orang lain.
32. Kemampuan keluarga berespons terhadap stresor
Jika ada masalah dalam keluarga biasanya di diskusikan bersama dengan
istri dan anak.
33. Strategi koping yang digunakan
Keluarga Tn ‘I’ mengatakan jika ada masalah selalu mendiskusikan dalam
keluarga sehingga masukan dari anggota keluarga dapat membantu
menyelesaikan masalah.
34. Strategi adaptasi disfungsional
Dari hasil pengkajian tidak didapatkan cara-cara keluarga mengatasi
masalah secara Mal adaptif
VII. Pemeriksaan kesehatan tiap individu anggota keluarga
No Pemeriksaan Tn ‘I’ Ny ‘D’ Tn ‘P’
Rambut beruban, Rambut beruban, Rambut hitam,
1. Kepala tidak mudah dicabut, tidak mudah tidak mudah
tidak ada benjolan dicabut, tidak ada dicabut, tidak ada
benjolan. benjolan.
TD : 150/100 TD :110/80 TD : 110/80
2. Tanda-Tanda mmHg mmHg mmHg
Vital N : 90x/mnt N : 88x/mnt N : 82x/mnt
S : 36,70c S : 36,50c S : 36,20c
RR:22x/mnt RR:20x/mnt RR:20x/mnt
Konjungtiva anemis, Konjungtiva Konjungtiva tidak
3. Mata tidak ada sekret anemis, tidak ada anemis, tidak ada
sekret sekret

Simetris kiri dan Simetris kiri dan Simetris kiri dan


4. Hidung kanan, septum lurus, kanan, septum kanan, septum
Tidak ada lurus, Tidak ada lurus, Tidak ada
penggunaan cuping penggunaan penggunaan
hidung, tidak ada cuping hidung, cuping hidung,
kelainan penciuman tidak ada kelainan tidak ada kelainan
penciuman penciuman
Mukosa lembab, Mukosa lembab, Mukosa lembab,
5. Mulut tidak ada kesulitan tidak ada kesulitan tidak ada kesulitan
menelan menelan. menelan.
Tidak ada benjolan, Tidak ada Tidak ada
6. Leher tidak ada benjolan, tidak benjolan, tidak ada
pembesaran kelenjar ada pembesaran pembesaran
thyroid kelenjar thyroid kelenjar thyroid
Simetris kiri dan Simetris kiri dan Simetris kiri dan
7. Dada kanan, gerekan dada kanan, gerekan kanan, gerekan
mengikuti irama dada mengikuti dada mengikuti
pernapasan irama pernapasan. irama pernapasan.
Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
8. Abdomen
9. Tangan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembengkakan, pembengkakan,tur pembengkakan,
turgor kulit baik, gor kulit baik, turgor kulit bai,
Kekuatan otot Kekuatan otot Kekuatan otot
5 5 5 5 5 5
10. Kaki Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembengkakan, pembengkakan, pembengkakan,
Kekuatan otot Kekuatan otot Kekuatan otot
5 5 5 5 5 5

VIII. Harapan keluarga


Harapan keluarga Tn ’I’ segera sembuh dan tidak mengeluh nyeri kepala dan
kaku pada bagian belakang leher

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


I. Analisa dan sintesis data
No Data Masalah Penyebab
1. Data Subjektif Nyeri Kronis ketidakmampuan
P :Klien mengatakan nyeri kepala keluarga merawat
dan kaku pada bagian belakang anggota keluarga
leher
Q : nyeri seperti tertusuk-tusuk, dan
terasa berat dan panas
R : Nyeri pada kepala dan kaku
pada bagian belakang leher
S : skala nyeri 6 (0-10) NRS
T : Durasi 5-10 menit (hilang
timbul)
Data Obyektif
TD : 150/100 mmHg
N : 90x/mnt
S : 36,70c
RR:22x/mnt
-ekpresi wajah meringis
2. Data Subjektif Kurang ketidakmampuan
- Keluarga klien mengatakan tidak Pengetahuan keluarga
tau bagaimana mengatasi masalah mengambil
pada klien keputusan untuk
- Keluarga klien mengatakan sudah mengatasi anggota
pernah ke dokter untuk keluarga yang
periksakan klien namun masalah mengalami
kembali muncul. masalah kesehatan
Data Obyektif
- Keluarga klien terlihat
cemas

II. Perumusan diagnosis keperawatan


No Diagnosis Keperawatan (PES)
1. Nyeri kronis berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit dan perawatan diri
III. Penilaian (skoring) diagnosis keperawatan
1. Nyeri akut pada Tn ‘I’ berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga
No Kriteria Score Pembenaran
1. Sifat masalah 3/3x1 Terjadinya Hipertensi dan pernah di periksakan
 Aktual namun belum sembuh total. Jika tidak segera
ditangani akan berlanjut menjadi Otitis Media
2. Kemungkinan 1/2x2 Kondisi klien sulit dalam penyerapan informasi
masalah untuk serta masih kurang merawat diri serta susah
diubah dilarang untuk menghindari makanan-makanan
 Sebagian yang bisa menimbulkan Hipertensi
3. Potensial masalah 2/3x1 Klien dan keluarga mau di beri penyuluhan
untuk dicegah
 Cukup
4. Menonjolnya 2/2x1 Masalah Hipertensi eksternal pada Tn ‘I’
masalah dirasakan betul oleh keluarga dan keluarga ingin
 Masalah di rasakan masalah tersebut segera diatasi
dan perlu
penanganan segera
Total 3,7
2. Kurang Pengetahuan pada keluarga Tn ‘I’ berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan
No Kriteria Score Pembenaran
1. Sifat masalah 3/3x1 Terjadinya nyeri pada kepala dan pernah di
 Aktual periksakan namun belum sembuh total. Jika tidak
segera ditangani akan berlanjut menjadi otitis
Media
2. Kemungkinan 2/2x2 Keluarga dan klien mau diberi penyuluhan
masalah untuk
diubah
 Mudah
3. Potensial masalah 2/3x1 Klien dan keluarga mau di beri penyuluhan
untuk dicegah
 Cukup
4. Menonjolnya 2/2x1 Masalah Hipertensi eksternal pada Tn ‘I’
masalah dirasakan betul oleh keluarga dan keluarga ingin
 Ada masalah tapi masalah tersebut segera diatasi
tidak perlu segera
di tangani
Total 3,7

IV. Prioritas diagnosis keperawatan


Prioritas Diagnosis Keperawatan Skor
1. Nyeri akut pada Tn ‘I’ berhubungan dengan 3,7
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
2. Kurang Pengetahuan pada keluarga Tn ‘I’ berhubungan 3,7
dengan ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
untuk mengatasi anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

N Tujuan Kriteria Hasil/standar Intervensi


O
1. Setelah 1. Memperlihatkan 1. Menyebutkan 1. Kaji
dilakukan pengendalian tanda-tanda karakteristik
kunjungan 3x nyeri Hipertensi nyeri
diharapkan : 2. Memperlihatkan - Sakit kepala 2. Kaji tanda-
1. teknik relaksasi - Kaku pada tanda vital
Nyeri bagian 3. Ajarkan
2. belakang teknik
kenyamanan leher relaksasi
2. Menyebutkan napas dalam
beberapa cara Untuk
perawatan mengurangi
Hipertensi nyeri
- Teknik
relaksasi

2. Setelah 1. tingkat kecemasan 1. Hipertensi adalah 1.kaji tingkat


dilakukan berkurang tekanan darah pengetahuan
kunjungan 3x 2. klien dan keluarga tinggi yang di klien dan
diharapkan : mengetahui tandai dengan keluarga
1. Koping pengertian dan nyeri kepala dan tentang
2.Pengendalian penyebab kaku pada leher hipertensi
terhadap hipertensi 2.Menyebutkan 2.jelaskan
kecemasan 3. klien dan keluarga beberapa pengertian
mengetahui cara penyebab Hipertensi dan
penanganan hipertensi : penyebabnya
hipertensi dirumah - Minum berat 3.jelaskan cara
dengan obat alkohol penanganan
tradisional - Perokok hipertensi
- Faktor stres dirumah dengan
- Aktivitas menggunakan
yang obat-obat
berlebihan tradisonal
3.Menyebutkan
beberapa obat-
obat tradisional
untuk mengobati
penyakit
hipertensi

D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


No. EVALUASI
Tanggal & NDX Implementasi (SOAP)
Waktu
Selasa, 13 1. Tanggal 13 Juli 2020 S:
Juli 2020 Pukul 10.00 - Keluarga dan klien
Pukul 10.00 - Mengucapkan salam menjawab salam
- Mengingatkan kontrak - Klien menyetujui
dan membuat kontrak baru pertemuan saat ini selama ±
1. Mengkaji karakteristik 2 jam
nyeri -klien mengatakan nyeri
Hasil : pada kepala dan kaku pada
P :Klien mengatakan bagian belakang leher
nyeri kepala dan kaku O:
pada bagian belakang -TTV:
leher TD : 150/100
Q : nyeri seperti mmHg
tertusuk-tusuk, dan N : 90x/mnt
terasa berat dan panas S : 36,70c
R : Nyeri pada kepala RR :22x/mnt
dan kaku pada bagian - skala Nyeri 6 (0-10) NRS
belakang leher -ekpresi wajah meringis
S : skala nyeri 6 (0-10) A : Tujuan tercapai sebagian
NRS P : Lanjutkan Intervensi
T : Durasi 5-10 menit 1. Mengkaji
(hilang timbul) karakteristik nyeri
2. Mengkaji tanda-tanda 2. Mengkaji tanda-tanda
vital vital
Hasil :
TD : 150/100
mmHg
N : 90x/mnt
S : 36,70c
RR :22x/mnt
-ekpresi wajah meringis
3. Mengajarkan teknik
relaksasi napas dalam
Untuk mengurangi nyeri
Hasil :
Mengajarkan teknik
relaksasi napas dalam
yaitu dengan menarik
napas melalui hidung
menggunakan
pernapasan diagfragma
tahan selama 10 detik
lalu hembuskan melalui
mulut. diLakukan 2-3x

Selasa, 13 2. 1. Mengkaji tingkat S :


Juli 2020 pengetahuan klien dan -klien dan keluarga
Pukul 11.00 keluarga tentang mengatakan cemas dengan
hipertensi kondisi klien
Hasil : -klien mengatakan tidak
Klien mengatakan tidak mengerti dengan penyakitnya
mengerti dengan O :
penyakitnya -klien dan keluarga terlihat
2. Menjelaskan pengertian cemas
Hipertensi dan -klien dan keluarga tidak
penyebabnya mengerti tentang
Hasil : penyakitnya
Klien dan keluarga -klien kurang paham tentang
sudah mengerti dan pengobatan dengan
paham tentang menggunakan obat
pengertian hipertensi tradisional untuk
dan penyebabnya menurunkan hipertensi
3. Menjelaskan cara A : Tujuan tercapai sebagian
penanganan hipertensi P : Lanjutkan Intervensi
dirumah dengan 1. Mengkaji tingkat
menggunakan obat-obat pengetahuan klien
tradisonal dan keluarga tentang
Hasil : hipertensi Kaji tanda-
Klien dan keluarga tanda vital
mengerti dan sudah 2. Menjelaskan
mengetahui tanaman pengertian Hipertensi
tradisional yang dapat dan penyebabnya
menurunkan tekanan
darah yang bias 1.
ditemukan di halaman
rumah mereka

No. EVALUASI
Tanggal & NDX Implementasi (SOAP)
Waktu
Rabu, 14 1. Tanggal 14 Juli 2020 S:
Juli 2020 Pukul 11.00 - Keluarga dan klien
Pukul 11.00 - Mengucapkan salam menjawab salam
- Mengingatkan kontrak - Klien menyetujui
dan membuat kontrak baru pertemuan saat ini selama ±
1.Mengkaji karakteristik 2 jam
nyeri -klien mengatakan nyeri
Hasil : pada kepala dan kaku pada
- Klien mengatakan bagian belakang leher
nyeri kepala dan kaku berkurang
pada bagian belakang O:
leher berkurang -TTV:
- skala nyeri 3 (0-10) TD : 130/100
NRS mmHg
2.Mengkaji tanda-tanda N : 86x/mnt
vital S : 36,50c
Hasil : RR :22x/mnt
TD : 130/90 - skala Nyeri 3 (0-10) NRS
mmHg A : Tujuan tercapai sebagian
N : 86x/mnt P : Lanjutkan Intervensi
S : 36,50c 1.Mengkaji karakteristik
RR :22x/mnt nyeri
2.Mengkaji tanda-tanda
vital
Selasa, 13 2. 1.Mengkaji tingkat S :
Juli 2020 pengetahuan klien dan -klien dan keluarga
Pukul 12.00 keluarga tentang mengatakan cemas
hipertensi berkurang
Hasil : -klien mengatakan sudah
Klien mengatakan sudah mengerti tentang pengertian
mengerti tentang dan penyebab hipertensi
pengertian hipertensi
2.Menjelaskan O:
pengertian Hipertensi -klien dan keluarga terlihat
dan penyebabnya tenang
Hasil : -klien dan keluarga sudah
Klien dan keluarga mengerti tentang
sudah mengerti dan penyakitnya dan
paham tentang penyebabnya
pengertian hipertensi A : Tujuan Tercapai
dan penyebabnya P : Pertahankan Intervensi
2.

No. EVALUASI
Tanggal & NDX Implementasi (SOAP)
Waktu
Kamis, 15 1. Tanggal 15 Juli 2020 S:
Juli 2020 Pukul 11.00 - Keluarga dan klien
Pukul 11.00 - Mengucapkan salam menjawab salam
-Mengingatkan kontrak - Klien menyetujui
1.Mengkaji karakteristik pertemuan saat ini selama ±
nyeri 1 jam
Hasil : - Klien mengatakan sudah
- Klien mengatakan tidak mengalami nyeri
sudah tidak kepala dan kaku pada bagian
mengalami nyeri belakang leher
kepala dan kaku pada O:
bagian belakang leher -TTV:
2.Mengkaji tanda-tanda TD : 130/90
vital mmHg
Hasil : N : 88x/mnt
TD : 130/90 S : 36,70c
mmHg RR :22x/mnt
N : 88x/mnt A : Tujuan tercapai
S : 36,70c P : Pertahankan Intervensi
RR :22x/mnt

SAP
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
PENYULUHAN KESEHATAN

Cabang Ilmu : Keperawatan Keluarga


Topik : Hipertensi
Hari/Tanggal : Selasa, 13 Juli 2020
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Keluarga Tn ‘I’
Sasaran : Tn ‘I’
Metode : Ceramah, tanya jawab
Media : Leaflet
Materi : Terlampir
Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan ini duharapkan Tn ‘I’ yang mempunyai
masalah kesehatan hipertensi dapat memahami apa sebenarnya penyakit hipertensi itu.
Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan ini diharapkan Tn ‘I’ yang menderita hipertensi dapat :
1. Menyebutkan pengertian hipertensi
2. Menyebutkan penyebab hipertensi
3. Mengetahui tanda-tanda hipertensi
4. Mengetahui akibat dari hipertensi
5. Mengetahui bagaimana cara mencegah tekanan darah meningkat

Kegiatan Proses Penyuluhan


No Tahap Kegiatan Waktu
1. Pembukaan 1. Perkenalan 5 menit
2. Menjelaskan tujuan
3. Kontrak waktu
2. Pengembangan 1. Menjelaskan tentang 20 menit
a. Pengertian hipertensi
b. Penyebab dari hipertensi
c. Tanda-tanda hipertensi
d. Akibat dari hipertensi
e. Bagaimana cara mencegah
tekanan darah meningkat
2. Memberi kesempatan kepada
peserta penyuluhan untuk
menanyakan hal-hal yang
kurang jelas
3. Menjawab pertanyaan yang
di ajukan peserta penyuluhan
3. Penutup 1. Memberikan kesempatan 5 menit
kepada peserta bertanya
2. Menjelaskan tentang hal-hal
yang kurang di mengerti
3. Menanyakan kembali materi
yang telah diberikan
4. Salam terapeutik

EVALUASI
1. Menyebutkan pengertian
 Baik : Dapat menyebutkan pengertian hipertensi
 Cukup : Dapat menjelaskan sebagian pengertian hipertensi
 Kurang : Tidak dapat menjelaskan pengertian hipertensi
2. Menyebutkan penyebab dari hipertensi
 Baik : Dapat menyebutkan
 Cukup : Dapat menyebutkan sebagian penyebab dari hipertensi
 Kurang : Tidak dapat menyebutkan penyebab dari hipertensi
3. Mengetahui tanda-tanda hipertensi
 Baik : Dapat mengetahui tanda-tanda hipertensi
 Cukup : Dapat menyebutkan sebagian tanda-tanda hipertensi
 Kurang : Tidak dapat mengetahui tanda-tanda hipertensi
4. Mengetahui akibat dari hipertensi
 Baik : Dapat menyebutkan
 Cukup : Dapat menyebutkan sebagian akibat dari hipertensi
 Kurang : Tidak dapat menyebutkan akibat dari hipertensi
5. Mengetahui bagaimana cara mencegah tekanan darah meningkat
 Baik : Dapat mengetahui bagaimana cara mencegah tekanan darah meningkat
 Cukup : Dapat mengetahui sebagian cara mencegah tekanan darah tinggi
 Kurang : Tidak dapat mengetahui cara mencegah tekanan darah meningkat

GAMBAR LEAFLET
Furnamasari
STIKES
LAKIPADADA
PROGRAM

Anda mungkin juga menyukai