Anda di halaman 1dari 6

Nama : Mayang Sari

Kelas : AK B 18
Nim : 105731106218
Tugas rmk : ke lima

Pengembalian modal investasi (return on invested capital atau ROIC)

adalah rasio profitabilitas dari uang yang diinvestasikan ke

perusahaan. Anda menghitungnya dengan membagi laba bersih

dengan total modal yang diinvestasikan, dinyatakan sebagai

persentase.
Pengembalian modal investasi (return on invested capital  atau ROIC) adalah rasio
profitabilitas dari uang yang diinvestasikan ke perusahaan. Anda menghitungnya
dengan membagi laba bersih dengan total modal yang diinvestasikan, dinyatakan
sebagai persentase. Rasio yang tinggi dan berkelanjutan adalah lebih diinginkan.

Mengapa return on invested capital penting

Return on invested capital  mengukur kemampuan perusahaan memanfaatkan


modal mereka untuk menghasilkan laba dan pengembalian bagi pemasok modal.
Beberapa alasan mengapa return on invested capital  penting.

Pertama, anda dapat menggunakannya untuk menilai posisi kompetitif bisnis.


Jika perusahaan memiliki keunggulan kompetitif, mereka seharusnya
menghasilkan ROIC yang lebih superior dibandingkan dengan pesaing mereka.
Perusahaan membutuhkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan untuk
mempertahankan ROIC di atas rata-rata.

Kedua, Porter menggunakannya sebagai ukuran profitabilitas industri. Dia


kemudian menghubungkannya dengan tingkat persaingan di masing-masing
industri, mempertimbangkan lima kekuatan porter (Porter’s five forces). Lima
kekuatan tersebut menjelaskan mengapa industri tertentu memiliki profitabilitas
yang lebih rendah dibandingkan dengan yang lainnya. Industri farmasi misalnya,
memiliki ROIC yang tinggi secara konsisten berkat tingginya hambatan masuk.
Secara umum, meningkatnya persaingan pada akhirnya membuat industri
memiliki pengembalian yang lebih rendah.
Ketiga, menghasilkan ROIC di atas rata-rata adalah salah satu cara untuk
meningkatkan nilai pemegang saham. Perusahaan menciptakan nilai ketika mereka
menghasilkan ROIC yang lebih tinggi daripada biaya modal. Untuk mengukur
biaya modal, anda dapat menggunakan biaya modal rata-rata tertimbang
perusahaan (weighted average cost of capitalatau WACC).

Secara spesifik, perusahaan dianggap menciptakan nilai ketika


menghasilkanpengembalian 2% lebih tinggi daripada biaya modal. Investor pasar
saham akan mengoleksi saham-saham mereka karena potensial untuk terus

naik. Menghitung Return On Invested Capital


Untuk menghitung ROIC, anda menggunakan laba dan membandingkannya
dengan modal perusahaan. Modal perusahaan berasal dari dua sumber utama:
utang dan ekuitas. 

Pemasok modal menanggung risiko ketika mereka menyediakan modal ke


perusahaan tersebut. Oleh karena itu, agar mereka bersedia menyediakan modal,
perusahaan seharusnya menawarkan tingkat pengembalian modal yang lebih tinggi
dari pada pesaing.

Rumus return on invested capital relatif sederhana. Anda membutuhkan dua input


untuk menghitungnya, laba dan modal yang diinvestasikan. Kemudian, anda
membagi laba perusahaan terhadap modal yang diinvestasikan (invested
capital).  Berikut adalah rumusnya:

ROIC = Laba bersih/Modal yang diinvestasikan

Laba bersih adalah pendapatan tersisa setelah perusahaan membayar seluruh


biaya, termasuk pajak ke pemerintah. Anda dapat menemukannya pada bagian
bawah dari laporan laba rugi.

Modal yang diinvestasikan sama dengan penjumlahan utang berbunga dan


ekuitas pemegang saham. Perusahaan mengandalkan utang berbunga dari
pinjaman bank atau dari penerbitan surat utang. Untuk yang terakhir, perusahaan
melakukannya dengan menerbitkan surat utang seperti obligasi atau medium term
notes. Utang memiliki konsekuensi pembayaran rutin, baik berupa bunga maupun
kupon.

Ekuitas mewakili kepemilikan atas perusahaan. Untuk menggalang modal ekuitas,


perusahaan menjual saham mereka ke publik. Sebagai pengembalian, perusahaan
membagikan dividen. Selain itu, pemegang saham (begitu juga dengan investor
surat utang) memperoleh keuntungan dari capital gain.

Dari laba bersih, perusahaan membagikan sebagian sebagai dividen dan


menyimpan sisanya sebagai modal internal. Secara kumulatif, laba yang tidak
dibagikan sebagai dividen tersebut mewakili laba ditahan. Itu membentuk total
ekuitas di laporan keuangan.

Persamaan di atas adalah rumus dasar. Itu memberitahu, jika anda ingin
menghitung ROIC, anda harus membandingkan laba dengan modal yang
diinvestasikan. 

Jadi, secara konseptual, perhitungannya relatif mudah. Namun, dalam praktiknya,


anda mungkin memerlukan penyesuaian dalam perhitungannya, sehingga sesuai
konteks analisis.

Perhitungan laba 
Beberapa orang menyukai laba bersih karena lebih mudah. Sementara itu, orang
lain mungkin menggunakan ukuran lain, tergantung pada pertimbangan mereka.
Selain laba bersih, beberapa analis mungkin menggunakan indikator laba di bawah
ini:

 Laba bersih minus dividen


 Earning before interest and tax (EBIT)
 Net operating profit after tax (NOPAT)

Earning before interest and tax (EBIT)

Ketika menggunakan EBIT, anda menambahkan kembali beban bunga dan beban
pajak ke laba bersih. Itu untuk lebih mencerminkan laba yang dihasilkan
perusahaan.

Beban bunga mewakili pengembalian bagi kreditur. Jika menggunakan laba


bersih, maka perusahaan diasumsikan telah membayar bunga sehingga kreditur
telah mendapatkan pengembalian. Sehingga, laba bersih seharusnya hanyalah
untuk pemasok modal ekuitas.
Selanjutnya, anda mengeluarkan beban pajak untuk membuat perbandingan ROIC
antar perusahaan lebih masuk akal. Ketika perusahaan menjual produk ke berbagai
negara, mereka menanggung tarif pajak yang bervariasi. Tentu saja, itu berdampak
pada perhitungan. Sehingga, ROIC menjadi kurang dapat diperbandingkan antar
perusahaan.

Net operating profit after tax (NOPAT)

Menggunakan NOPAT adalah untuk mencerminkan laba dari bisnis inti. Dua
alasan menggunakan NOPAT.

Pertama, NOPAT mencerminkan kesuksesan perusahaan dalam menghasilkan


laba dari operasi inti mereka. Dalam perhitungannya, kita mengecualikan
pendapatan atau beban non-operasi.

Kedua, NOPAT kurang berfluktuatif dari waktu ke waktu daripada laba bersih.
Laba bersih rentan terhadap lonjakan signifikan dari pendapatan atau beban non-
operasi, misalnya hasil dari penjualan aset. Sumber pendapatan seperti itu
seringkali tidak berkelanjutan.

Ketiga, ROIC menjadi lebih dapat diperbandingkan. Ketika menggunakan laba


bersih sebagai pembilang, ROIC dapat meningkat karena perusahaan mendivestasi
anak perusahannya. ROIC peers mungkin lebih rendah daripada perusahaan
karena tidak melakukan aksi korporasi serupa. 

Untuk perhitungan, anda dapat menggunakan rumus NOPAT di bawah ini:

NOPAT = (Laba operasi) x (1 – Tarif pajak efektif)

Laba operasi sama dengan pendapatan minus beban operasi. Beban operasi terdiri
dari beban pokok penjualan, beban depresiasi dan amortisasi, dan beban
penjualan, umum dan administrasi.

Selanjutnya, Anda juga dapat menganggap NOPAT sebagai laba bersih dan


menambahkan kembali beban bunga (setelah pajak). Dalam hal ini, kita juga
sering menyebutnya sebagai earning before interest after tax (EBIAT).
Implikasinya mirip dengan laba bersih. Anda mempertimbangkan hasil operasi
dan non-operasional.
Perhitungan modal yang diinvestasikan
Modal yang diinvestasikan sama dengan total ekuitas plus total utang berbunga.
Ada beberapa variasi dalam perhitungannya.

Pertama, untuk total ekuitas pemegang saham, perhitungannya mungkin


mengecualikan laba ditahan karena mewakili modal internal. Variasi lainnya
adalah mengecualikan modal dari saham preferen dan saham treasuri.

Kedua, total utang mencakup total utang jangka panjang dan jangka pendek.
Namun, beberapa analis mungkin hanya menggunakan utang jangka panjang.
Selain itu, ketika perusahaan tidak memiliki utang berbunga, mereka biasanya
akan menggunakan total liabilitas untuk perhitungan total modal.

Pengertian Rumus ROE


Rumus ROE (Return On Equity) atau yang lebih dikenal dengan sebutan Resio
Pengambilan Ekuitas adalah Rasio Profitabilitas yang mengukur suatu kemampuan
pada sebuah perusahaan, untuk menghasilkan laba dari investasi pemegang saham
dari perusahaan tersebut.

Cara Menghitung & Rumus ROE


Berikut ini adalah Rumus-rumus ROE berserta kasus-kasus cara menghitung
Return On Equity (ROE), yang dalam bahasa Indonesia sering disebut
dengan Rasio Pengembalian Ekuitas.

Rumus ROE (Return On Equity)


Rasio Return On Equity (ROE) dihitung dengan cara membagi laba bersih
pada ekuitas pemegang saham tersebut. Berikut adalah Rumus ROE :

Return On Equity (ROE) = Laba bersih setelah Pajak / Ekuitas Pemegang


Saham.

Pada umumnya Return on Equity (ROE) ini dihitung sebagai pemegang


saham biasa (Common Shareholders).
ROE merupakan perhitungan rasio yang menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan

modal sendiri dan menghasilkan laba bersih yang tersedia bagi

pemilik atau investor.

Anda mungkin juga menyukai