Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 6 : Topik Ibu Berasalin

Anggota : 1. Avinda Praditasari (0119006)

2. Anisyah Putri (0119005)

3. Maria Ulfa (0119027)

4. Meyra Adelia P S (0119029)

5. Muhammad Adam (0119031)

6. Fatiha Nur Fadilah (0119020)

TOPIK : Ibu Bersalin

PERTANYAAN UMUM :

JUDUL JURNAL 1 :

Efektivitas Latihan Birth Ball Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada
Primigravida

Pertanyaan Klinis
P Pasien*
Ibu bersalin primigravida.

Populasi*
Semua ibu bersalin primigravida yang memenuhi kriteria inklusi di Bidan Praktek
Mandiri (BPM).

Problem*
Nyeri pada kala I persalinan merupakan nyeri yang berat dengan waktu yang lebih lama,
untuk itu perlu diperhatikan penanganan untuk mengatasi nyeri pada kala I persalinan,
Ketidaknyamanan, rasa takut dan rasa nyeri merupakan masalah bagi ibu bersalin. Hal
tersebut merupakan rintangan terbesar dalam persalinan dan jika tidak diatasi akan
berdampak pada terhambatnya kemajuan persalinan.

Banyak wanita bersalin yang berkeinginan untuk menghindari nyeri dengan


meminimalkan penggunaan metode farmakologi, Salah satu teknik relaksasi dan
tindakan nonfarmakologis dalam penanganan nyeri saat persalinan dengan menggunakan
birth ball yang juga biasa dikenal dalam senam pilates sebagai fitball, swiss ball dan petzi
ball. Birth ball adalah bola terapi fisik yang membantu ibu inpartu kala I ke posisi yang
membantu kemajuan persalinan

Salah satu penelitian tentang birth ball yang dilakukan oleh Kwan et al, yaitu evaluasi
penggunaan birth ball pada intrapartum. Sebanyak 66% melaporkan penurunan tingkat
nyeri setelah menggunakan birth ball, 8% melaporkan nyeri yang lebih dari sebelumnya,
26% melaporkan tidak ada perubahan dalam tingkat nyerinya.

Studi pendahuluan yang dilakukan dengan wawancara kepada beberapa bidan di BPM
Kota Tasikmalaya mengatakan bahwa penggunaan birth ball dapat mengurangi nyeri
persalinan, rileksasi dan mempercepat proses persalinan tetapi belum semua bidan
menerapkan latihan birth ball sehingga masih sedikit dimanfaatkan oleh ibu hamil dan
bersalin.
I Intervensi*
1. Dari semua ibu bersalin primigravida yang memenuhi kriteria inklusi di Bidan
Praktek Mandiri (BPM), digunakan kriteria inkuisi dan eklusi untuk pengambilan
sampel penelitian.

2. Kriteria Inklusi : ibu inpartu primigravida berusia 18-35 tahun dengan usia kehamilan
37-42 minggu, kala I fase aktif persalinan, janin tunggal hidup, presentasi belakang
kepala, rencana melahirkan normal, dan tidak dilakukan induksi saat persalinan, tidak
ada riwayat komplikasi selama masa prenatal maupun penyakit penyerta pada
kehamilan, tidak diberi obat-obatan pengurang nyeri persalinan, persalinan
didampingi oleh suami atau keluarga terdekat serta dapat berkomunikasi dengan baik.

3. Kriteria Eklusi : ibu bersalin yang tidak kooperatif dan DJJ tidak normal.

4. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan melakukan perlakuan (latihan birth ball),


latihan 30 menit persesi latihan sebanyak 2 kali selama 60 menit pada kala I fase
aktif persalinan. Observasi dan Pengukuran pada kelompok perlakuan, dimulai
persalinan kala 1 fase aktif (pembukaan 4-7 cm).
5. Instrumen dalam penelitian ini yaitu kuesioner mengenai intensitas nyeri responden
berupa Numeric Rating Scale (NRS).

6. Analisis data yang digunakan adalah univariat menggunakan distribusi frekuensi dan
homogenitas data, bivariat menggunakan uji statistik Independent t-test dan
multivariat menggunakan model regresi linear.
C Comparasi*
Judul Penelitian : Pengaruh pijat endorphin terhadap nyeri persalinan Kala I di wilayah
kerja puskesmas taraju kabupaten tasikmalaya

Tujuan penelitian: Mengetahui pengaruh pijat endorphin terhadap nyeri kala I persalinan
di Wilayah Kerja Puskesmas Taraju Kabupaten Tasikmalaya

Jenis Penelitian : kuantitatif dengan metode penelitian correlational.

Hasil Penelitian : Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa nyeri persalinan
kala I pada ibu bersalin kategori sedang dan tetap walaupun sudah dilakukan pijat
endorphin sebanyak 4 orang (23,5%), sedangkan yang menurun setelah dilakukan pijat
sebanyak13 orang (76.5%). Pengamatan yang dilakukan setelah intervensi berupa pijat
endorphin yaitu 10 menit kemudian. Penulis berpendapat bahwa adanya perubahan yang
positif pada nyeri persalinan kala I ibu bersalin mengindikasikan keberhasilan dari
intervensi yang dilakukan. Hal ini dapat diperjelas dengan hasil uji statistik
menggunakan McNemar Test menunjukkan bahwa p value 0.007 lebih kecil dari α 0,05,
artinya hipotesis “Terdapat Pengaruh Pijat Endorphin Terhadap Nyeri Persalinan Kala I
di Wilayah kerja Puskesmas Taraju Tasikmalaya” dapat diterima secara statistik.
O Outcome*
Hasil ini signifikan secara statistik yaitu nilai p-value sebesar 0,01 dan 0,002 (p<0,05).
Rata-rata tingkat nyeri pada kelompok latihan birth ball 4,5 dan 4,9 dengan standar
deviasi 1,0 dan rata-rata tingkat nyeri pada kelompok tanpa perlakuan latihan birth ball
5,4 dan 6,3 dengan standar deviasi 1,1. Hasil penelitian ini menjawab hipotesis penelitian
yaitu intensitas nyeri persalinan kala I pada ibu primigravida yang melakukan latihan
birth ball lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak melakukan latihan birth ball.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Mathew et al yang menyatakan bahwa
ketidaknyamanan pada ibu bersalin dapat diatasi dengan posisi tubuh yang menunjang
gravitasi dan posisi yang mempercepat dilatasi serviks seperti berjalan, berjongkok,
berlutut, dan duduk.
T Time*
Penelitian dilaksanakan di Bidan Praktek Mandiri Kota Tasikmalaya Tahun 2016, pada
Bulan Februari-Maret 2016.

JUDUL JURNAL 2 : Pengaruh teknik Relaksasi Genggaman Jari Terhadap Perubahan Skala
Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea

Pertanyaan Klinis
P Problem*
Penelitian ini menggunakan metode Quasi Eksperiment. Design dengan rancangan non
randomized pre-posttest with control group. Sampel diambil secara accidental sampling.
Besar sampel dalam penelitian ini 30% dari 105 yaitu 32 responden ibu post caesar
yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 16 responden sebagai kelompok eksperimen dan
16 responden sebagai kelompok kontrol.

I Intervensi*
Dalam penelitian ini instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan lembar observasi skala nyeri Numeric Rating Scale (NRS) dan
Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Relaksasi Genggam Jari. Data diperoleh
secara langsung dari responden dengan memberikan lembar observasi skala nyeri
Numeric Rating Scale pada pasien post operasi sectio caesarea. Setelah peneliti
menemukan pasien sesuai dengan kriteria penelitian maka peneliti menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian, memberikan lembar informed consentmeminta
responden untuk menandatanganinya. Peneliti memberikan lembar observasi skala
nyeri numeric rating scale pada kedua kelompok sebelum diberikan teknik relaksasi
genggam jari, kelompok eksperimen diberi perlakuan teknik relaksasi genggam jari ±
30 menit dan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan teknik relaksasi genggam jari dan
memberikan lembar observasi skala nyeri numeric rating scale kembali pada kedua
kelompok sesudah diberikan teknik relaksasi genggam jari.

C Comparasi*
1. Jurnal “Therapy Relaxation Your Mobile Finger T To Decrease Join Pain In
Elderly”
Hasil :
Ada perbedaan skala nyeri sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi genggam jari
dengan nilai = 0,000. Karena hasil data adalah <a yang berarti Ha diterima (Terapi
Relaksasi genggam jari berpengaruh terhadap Penurunan Nyeri Sendi pada Lansia di RW
1 dan 2 Kelurahan Bangsal Kota Kediri), maka dapat diambil kesimpulan bahwa skala
nyeri pada Lansia di RW 1 dan 2 Kelurahan Bangsal Kota Kediri sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan Terapi Relaksasi genggam jari mengalami perubahan yang
signifikan.

2. Jurnal “Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post
Appendiktomi”

Hasil :
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata sebelum dilakukan teknik relaksasi genggam jari
adalah 4,80 dan hasil rata-rata sesudah dilakukan teknik relaksasi genggam jari adalah
3,87. Hasil bivariat didapat p value 0,000. Sehingga menunjukkan ada perbedaan
intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi genggam jari pada
pasien post appendiktomi. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan teknik relaksasi genggam jari berpengaruh terhadap pengurangan rasa nyeri
insisi post appendiktomi

3. Komparasi pada jurnal ini antara kelompok kontrol dan eksperimen


Teknik relaksasi genggam jari adalah cara yang mudah untuk mengelola emosi dan
mengembangkan kecerdasan emosional. Teknik ini membantu tubuh, pikiran dan jiwa
untuk mencapai relaksasi. Teknik relaksasi juga merupakan suatu tindakan untuk
membebaskan mental dan fisik dari ketegangan dan stress, sehingga dapat
meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Berbagai metode relaksasi digunakan untuk
menurunkan kecemasan dan ketegangan otot sehingga didapatkan penurunan denyut
jantung, penurunan respirasi serta penurunan ketegangan otot. Beberapa penelitian,
menunjukan bahwa relaksasi efektif dalam menurunkan nyeri pasca operasi. Ini
mungkin karena relatif kecilnya peran otot-otot skeletal dalam nyeri pasca operatif.
Penurunan nyeri lebih banyak pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Hal ini sesuai dengan teori gate control dari Melzack dan Wall
mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau bahkan dihambat oleh mekanisme
pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat.Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri
dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah
pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan tersebut merupakan dasar teori
menghilangkan nyeri. Pemblokan ini dapat dilakukan melalui mengalihkan perhatian
ataupun dengan tindakan relaksasi.
Pada kelompok eksperimen, responden diberikan perlakuan berupa teknik relaksasi
genggam jari selama ± 30 menit.Hasil penelitian menunjukan bahwa skala nyeri
sesudah diberikan teknik relaksasi genggam jari lebih rendah dibandingkan yang tidak
diberikan teknik relaksasi genggam jari. Pada kelompok eksperimen setiap responden
diberikan teknik relaksasi genggam jari yang bertujuan merelaksasikan dan
menurunkan skala nyeri pada pasien post sectio caesarea. Sedangkan pada
kelompok kontrol tidak diberikan teknik relaksasi genggam jari sehingga tidak
terjadi penurunan skala nyeri dikarenakan tidak mendapatkan rangsangan/stimulus
untuk mengurangi nyeri.
Teknik relaksasi genggam jari adalah cara yang mudah untuk mengelola emosi
danmengembangkan kecerdasan emosional danPotter & Perry menyatakan bahwa
teknik relaksasi membuat pasien dapat mengontrol diri ketika terjadi rasa tidak
nyaman atau nyeri,stress fisik dan emosi pada nyeri.

O Outcome*
Dari hasil penelitian ini terbukti ada pengaruh teknik relaksasi genggam jari terhadap
perubahan skala nyeri pada pasien post operasi sectio caesarea di RSUD Prof. Dr.
Margono Soekardjo Purwokerto dengan nilai p value sebesar 0,000 (p < α).
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa teknik relaksasi genggam jari
merupakan salah satu cara untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri pada
pasien post operasi sectio caesarea.
Penelitian ini bida diterapkan ditempat pelayanan kesehatan karena mudah dilakukan dan
tidak membutuhkan alat, pasien juga dapat melakukan teknik ini secara mandiri ketika
sudah diajarkan.
T Time*
-

JUDUL JURNAL 3 : Hipnobirthing Dan Counter Pressure Untuk Pengurangan Nyeri


Pinggang Pada Kala I Persalinan

Pertanyaan Klinis
P Populasi*
Populasi dalam penelitian ini adalah semua Ibu Bersalin sebanyak 54 responden.
- Hipnobriting = ibu bersalin
- Counter pleasure = ibu bersalin

I Intervensi*
Persalinan normal adalah proses persalinan pada ibu yang hamil cukup bulan, dengan
janin letak normal dengan tenaga ibu sendirintanpambantuan obat dan alat ataupun
stimulasi yang berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.

C Comparasi*
Hipnobriting = Metode Hypnobirthing adalah autohipnosis (selfhynosis) atau sugesti
menghadapi kehamilan, sehingga para wanita hamil mampu melaluinya dengan cara
yang alami, lancar dan nyaman tanpa rasa sakit. Teknik ini berguna untuk kesehatan
jiwa janin. Dalam persalinan, rasa nyeri dapat terabaikan dengan relaksasi dan
visualisasi, karena dengan pemusatan perhatian pada satu hal saja pada satu waktu.
Kondisi rileks memunculkan endorphin sebagai anestesi alami yang menggantikan
hormon pemicu rasa sakit (Gunawan,2007). Teori gate control dari Melzack dan Wall
(1965) mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme
pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri
dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan
tertutup. Upaya menutup pertahanan tersebut merupakan dasar teori menghilangkan
nyeri. (Guyton, 2002).
Counter pleasure =

Counterpressure merupakan tekanan terus-menerus selama kontraksi dilakukan pada


tulang sacrum wanita atau kepalan salah satu tangan, atau peremasan pada kedua
pinggul. Hal tersebut dapat membantu mengurangi nyeri punggung yang dirasakan oleh
wanita melahirkan. Belum jelas bagaimana hal ini dapat membantu, tetapi penekanan ini
sangat membantu dalam mengurangi nyeri yang dirasaka. Peremasan panggul dapat
mengurangi tegangan-tegangan yang terjadi akibat penekanan internal dari kepala janin.
Counterpressure tidak dapat diteruskan jika wanita merasa penekanan ini tidak dapat
menolong dalam mengurangi rasa nyeri yang dideritanya.

O Outcome*
Nyeri berat terkontrol saat pertolongan persalinan dengan menggunakan hipnobrirthing
sebesar 48.8%. Nyeri berat terkontrol saat pertolongan persalinan kala I dengan
menggunakan teknik counter preassure sebanyak 30,1%. Penurunan nyeri yang cukup
nyata bila pasien yang sedang bersalin dilakukan tindakan hypnobirthing.

T Time*
-

JUDUL JURNAL 4 : Efektifitas Pemberian Terapi Hangat Untuk Menurunkan Nyeri


Persalinan, Kenyamanan Dan Sebagai Sosial Support Dari Keluarga pada
Ibu Bersalin

Pertanyaan Klinis
P Pasien*
Patient atau subjek nya adalah ibu bersalin

Problem*
sedangkan yang menjadi masalah adalah nyeri persalinan yang dialami oleh ibu bersalin

I Intervensi*
Intervensi atau perlakuan yang diberikan adalah berupa pemberian terapi hangat
menggunakan kompres hangat, zith bag, air hangat dalam botol,kain hangat yang
diberikan di daerah lumbal ibu bersalin.
C Comparasi*
Akan dilakukan perbandingan pada kelompok yang diberikan intervensi dan yang tidak
diberikan intervensi sehingga disini komparasinya adalah yang tidak mendapat perlakuan
apapun.

O Outcome*
Outcome yang di harapkan adalah penurunan rasa nyeri persalinan, menambah
kenyamanan ibu saat bersalin juga media dukungan oleh keluarga kepada ibu bersalin
karena metode ini dapat dilakukan oleh keluarga.

T Time*
-

JUDUL JURNAL 5 : Penelitian Meyer LS, Weible CM and Woeber K (2010). Water birth
dapat meningkatkan relaksasi pada ibu dan menurunnya penggunaan
analgesik dalam persalinan, pengurangan rasa nyeri pada saat bersalin, ibu
lebih tenang, bersalin lebih cepat

Pertanyaan Klinis
P Problem*
Permasalahan pada ibu bersalin terutama pada kala I yaitu rasa nyeri pada persalinan
I Intervensi*
Intervensi yang diberikan pada nyeri dalam persalinan yaitu dengan cara non
farmakologis (water birth).
C Comparasi*
Berdasarkan hasil evaluasi implementasi terhadap ibu bersalin didapatkan hasil bahwa:

1.       Water birth dapat mengurangi rasa nyeri dalam persalinan dibandingkan persalinan
konvensional.

2.       Water birth dapat mengurangi penggunaan analgesik, anastesi, epidural


dibandingkan persalinan konvensional.

3.       Water birth dapat mengurangi intervensi (tindakan selama persalinan)


dibandingkan persalinan konvensional.
4.       Pengurangan durasi pada water birth, kala I (-32,4’) dibandingkan persalinan
konvensional. Pada water birth kala II (20’), kala III (6’).
O Outcome*
Kesimpulan yang dapat diambil adalah salah-satu metode pengurangan nyeri persalinan
yang efektif yaitu water birth.

T Time*
-

JUDUL JURNAL 6 : PENGARUH ENDORPHIN MASSAGE TERHADAP


INTENSITAS NYERI KALA I PERSALINAN NORMAL IBU PRIMIPARA DI BPS S
DAN B DEMAK

Pernyataan Klinis
P Populasi*
Populasi dan sampel penelitian ini adalah semua ibu bersalin primipara di BPS S
dan B Demak pada bulan Juli 2011 sebanyak 30 orang (15 kelompok perlakuan dan
15 kelompok kontrol) dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian ini
adalah : kuesioner, Visual analogue scale, Endhorphine massage dan Panduan
Endhorphine massage.
I Intervensi*
mengurangi nyeri persalinan dengan endorphine massage. Endorphin Massage
terapi sentuhan/pijatan ringan yang cukup penting diberikan pada wanita hamil, di
waktu menjelang hingga saatnya melahirkan. Hal ini disebabkan karena pijatan
merangsang tubuh untuk melepaskan senyawa Endorphin yang merupakan pereda
rasa sakit dan dapat menciptakan perasaan nyaman
C Comparasi*
Hasil penelitian pada kelompok perlakuan diperoleh data nyeri persalinan sebagian
besar mengalami nyeri ringan sebanyak 9 orang (60,0%). Hal ini menunjukan
bahwa responden yang diberi endorphine massage dapat melepaskan oksitosin
sehingga dalam persalinan ibu merasa tenang dan tidak takut dalam menghadapi
persalinan. Meskipun responden telah diberi endorphine massage masih ditemukan
responden yang mengalami nyeri sebanyak 2 orang (13,3%). Hal ini dimungkinkan
karena nyeri yang dirasakan bersifat subjektif dan persepsi tentang nyeri yang
dirasakan responden berbeda
O Outcome*
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nyeri persalinan responden pada
kelompok kontrol sebagian besar mengalami nyeri berat sebanyak 10 orang
(66,7%). Responden merasakan melahirkan merupakan nyeri yang menyiksa dan
merasa panas menjalar sampai tulang belakang. Pada kelompok kontrol meskipun
tidak diberikan endorphine massage, didapatkan juga data responden yang
mengalami nyeri sedang sebanyak 4 orang (26,7%). Hal ini dimungkinkan ibu telah
siap secara psikologis dalam menghadapi proses persalinan sehingga ibu lebih
percaya diri dan tidak takut dalam menghadapi persalinan.
T Time*
BPS S dan B Demak pada bulan Juli 2011

Anda mungkin juga menyukai