Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

BERAT BADAN LAHIR RENDAH

DI SUSUN OLEH :

1. PENSI INDRIANI (18121065)


2. PUJI LESTARI (18121066)
3. PUTRI PUSPITASARI (18121067)

POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI MULIA SUKOHARJO

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2020 / 2021


BERAT BADAN LAHIR RENDAH

A. Definisi
Bayi berat lahir rendah adalah keadaan ketika bayi dilahirkan memiliki berat badannya
kurang dari 2500 gram. Keadaan BBLR ini akan berdampak buruk untuk tumbuh
kembang bayi ke depannya (Kementerian Kesehatan RI, 2015).
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (kurang 37
minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction)
Penyebab BBLR adalah keadaan ibu hamil yang memiliki masalah dalam kehamilan.
Permasalahan dalam kehamilan inilah yang paling berbahaya karena menjadi penyebab
kematian ibu dan bayi terbesar (Barua, Hazarika & Duta, 2014).

B. Klasifikasi
Menurut Deslidel et al. (2011) klasifikasi BBLR, yaitu :
1. BBLR prematur atau kurang bulan
a. Sindrom gangguan pernafasan ideopatik (penyakit membran hialin)
b. Pnemonia aspirasi karena reflek menelan dan batuk belum sempurna, bayi belum
dapat menyusu
c. Perdarahan periventrikuler dan perdarahan intraventrikuler (P/IVH) otak lateral
akibat anoksia otak (erat kaitannya dengan gangguan pernafasan)
d. Hipotermia karena sumber panas bayi prematur baik lemak subkutan yang masih
sedikit maupun brown fat belum terbentuk
e. Hiperbilirubinemia karena fungsi hati belum matang
2. BBLR tidak sesuai usia kehamilan atau dimatur
a. Sindrom aspirasi mekonium
b. Hiperbilirubinemia
c. Hipoglikemia
d. Hipotermia

C. Etiologi
Bayi berat lahir rendah mungkin prematur (kurang bulan) mungkin juga cukup bulan
(dismatur )
1. Prematur Murni
Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan
mempunyai berat badan yang sesuai dengan masa kehamillan atau disebut juga
neonatus preterm / BBLR.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan prematur atau BBLR adalah:
a. Faktor Ibu
1) Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
2) Gizi saat hamil kurang
3) Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun.
4) Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
5) Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah
(perokok).
6) Perdarahan antepartum, kelainan uterus, Hidramnion.
7) Faktor pekerja terlalu berat
8) Primigravida
9) Ibu muda (<20 tahun)
b. Faktor kehamilan
Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum, komplikasi hamil
seperti preeklamsia, eklamsi, ketuban pecah dini
c. Faktor janin
Cacat bawaan, infeksi dalam rahim dan kehamilan ganda., anomali kongenital
d. Faktor kebiasaan : Pekerjaan yang melelahkan, merokok
Karakteristik yang dapat ditemukan pada prematur murni adalah :
1) Kepala kurang dari 33 cm lingkar dada kurang dari 30 cm
2) Gerakan kurang aktif otot masih hipotonis
3) Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
4) Kepala lebih besar dari badan rambut tipis dan halus.
5) Tulang-tulang tengkorak lunak, fontanela besar dan sutura besar.
6) Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana.
7) Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnu.
8) Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak terutama pada dahi dan
pelipis dahi dan lengan.
9) Lemak subkutan kurang.
10) Genetalia belum sempurna , pada wanita labia minora belum tertutup oleh
labia mayora, pada laki -laki testis belum turun.
11) Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah

Bayi prematur mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan tubuh masih
lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan antibodi belum
sempurna. Oleh karena itu tindakan prefentif sudah dilakukan sejak antenatal
sehingga tidak terjadi persalinan dengan prematuritas (BBLR)

2. Dismatur
Dismatur (IUGR) adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan mengalami gangguan pertumbuhan
dalam kandungan .Menurut Renfield (1975) IUGR dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Proportionate IUGR
Janin yang menderita distres yang lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi
berminggu-minggu sampai berbulan bulan sebelum bayi lahir sehingga berat,
panjang dada lingkaran kepala dalam proporsi yang seimbang akan tetapi
keseluruhannya masih dibawah masa gestasi yang sebenarnya. Bayi ini tidak
menunjukkan adanya Wasted oleh karena retardasi pada janin terjadi sebelum
terbentuknya adipose tissue.
b. Disporpotionate IUGR
Terjadi karena distres subakut gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa
hari sampai janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkar kepala normal akan
tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi tampak Wasted dengan tanda
tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit , kulit kering keriput dan mudah
diangkat bayi kelihatan kurus dan lebih panjang

D. Tanda Dan Gejala


1. Prematuritas murni
a. BB<2500 gram, PB<45cm, LK <33cm, LD<130 cm
b. Masa Gestasi <37 minggu
c. Kepala Lebih besar dari pada badan, kulit tipis transparan, mengkilap dan licin
d. Langgo (bulu-bulu Halus)banyak terdapat terutama pada daerah dahi, pelipis,
telinga dan lengan, lemak subkutan kurang, ubun-ubun dan sutura besar.
e. Gnetalia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia
mayora, pada laki-laki testis belum turun
f. Tulang rawan telinga belum sempurna, rajah tangan belum sempurna
g. Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristaltik usus dapat terlihat
h. Rambut tipis, halus, teranyam, putting susu belum terbentuk dengan baik.
i. Bayi kecil, pergerakan masih lemah
j. Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami apnea,
otot masih hipotonik
k. Reflek tonus leher lemah, reflek menghisap, menelan dan batuk belum sempurna
2. Dismaturitas
a. Kulit berselubung verniks kaseosa tipis/tak ada
b. Kulit pucat bernoda mekonium,kering,keriput, tipis
c. Jaringan lemak dibawah kulit tipis, bayi tampak gesit, aktif dan kuat
d. Tali pusat berwarna kuning kehijauhan

E. Patofisiologi
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada

waktu lahir. Secara umum penyebab dari bayi berat badan lahir rendah dipengaruhi oleh

beberapa factor antara lain gizi saat hamil yang kurang dengan umur kurang dari 20 tahun

atau diatas 35 tahun, jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat,

penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, perokok.

BBLR biasanya disebabkan juga oleh hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan,

cacat bawaan, infeksi dalam rahim. Hal ini akan menyebabkan bayi lahir dengan berat

2500 gram dengan panjang kurang dari 45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm kepala

lebih besar, kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang, otot hipotonik

lemah, pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea biasanya terjadi pada umur kehamilan

kurang dari 37 minggu.

Kemungkinan yang terjadi pada bayi dengan BBLR adalah Sindrom aspirasi mekonium,

asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit membran hialin, dismatur preterm

terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu, hiperbilirubinemia, patent ductus

arteriosus, perdarahan ventrikel otak, hipotermia, hipoglikemia, hipokalsemia, anemi,

gangguan pembekuan darah, infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis

(NEC), bronchopulmonary dysplasia,  dan malformasi konginetal.


F. Pathway

Faktor ibu faktor kehamilan faktor janin

Toxemia gravidarum kehamilan ganda cacat bawaan

Perdarahan perdarahan antepartus infeksi pada rahim

Trauma fisik

BBLR

Pusat suhu badan pernafasan pencernaan penurunan

Belum sempurna belum sempurna belum sempurna sistem imun

Penguapan surfaktan paru penyerapan makan rentan terjadi

Kurang lemah infeksi

Kehilangan panas

Ventilasi paru otot pencernaan


Risiko infeksi
Menurun menurun
hipotermia

Sesak HCl meningkat  mual muntah

Regurgitasi isi anoreksia


pola nafas
tidak efektif lambung

Nutrisi
kurang dari
kebutuhan
G. Komplikasi
1. Sindrom distest pernafasan, disebut juga penyakit membran hialin yang melapisi
alveolus perut.
2. Aspirasi pnemunia, keadaan ini disebabkan karena refleks menelan dan batuk pada
bayi prematur belum sempurna.
3. Perdarahan intraventrikuler, adalah perdarahan spontan pada ventrikel atau lateral,
biasanya terjadi bersamaan dengan pembentukan membran hialin di paru-paru.
4. Fibroplasia retrolintal, keadaan ini disebabkan oleh gangguan oksigen yang
berlebihan.
5. Hiperbillirubinemia keadaan ini disebabkan karena hepar pada bayi prematur belum
matang.

H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia
2. Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan
3. Titer Torch sesuai indikasi
4. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi
5. Pemantauan elektrolit
6. Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan ( misal : foto thorax )

I. Penatalaksanaan
1. Keperawatan
a. Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang
kurang berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan
terhadap infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat harus menggunakan gaun
khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi, memakai masker,
gunakan gaun/jas, lepaskan semua asessoris dan tidak boleh masuk kekamar
bayi dalamkeadaan infeksi dan sakit kulit. Bayi prematur mudah terserang
infeksi. Hal ini disebabkan karena daya tubuh bayi terhadap infeksi kurang
antibodi relatif belum terbentuk dan daya fagositosis serta reaksi terhadap
peradangan belum baik. Prosedur pencegahan infeksi adalah sebagai berikut:
Mencuci tangan sampai ke siku dengan sabun dan air mengalir selama 2 menit
sebelum masuk ke ruang rawat bayi. Mencuci tangan dengan zat anti septic/ sabun
sebelum dan sesudah memegang seorang bayi. Mengurangi kontaminasi pada
makanan bayi dan semua benda yang berhubungan dengan bayi. Membatasi
jumlah bayi dalam satu ruangan. Melarang petugas yang menderita infeksi masuk
ke ruang rawat bayi.
b. Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah
terjadinya hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama,
dapat diberikan melalui kateter ( sonde ), terutama pada bayi yang reflek
hisap dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah secara relative
memerlukan lebih banyak kalori, dibandingkan dengan bayi preterm.Prinsip
utama pemberian makanan pada bayi prematur adalah sedikit demi sedikit.
Secara perlahan-lahan dan hati-hati. Pemberian makanan dini berupa glukosa,
ASI atau PASI atau mengurangi resiko hipoglikemia, dehidrasiatau
hiperbilirubinia. Bayi yang daya isapnya baik dan tanpa sakit berat dapat
dicoba minum melalui mulut. Umumnya bayi dengan berat kurang dari 1500
gram memerlukan minum pertama dengan pipa lambung karena belum
adanya koordinasi antara gerakan menghisapdengan menelan.Dianjurkan untuk
minum pertama sebanyak 1 ml larutan glukosa 5 % yang steril untuk bayi
dengan berat kurang dari 1000 gram, 2 –4 ml untuk bayi dengan berat
antara 1000-1500 gram dan 5-10 ml untuk bayi dengan berat lebih dari 1500
Gr.Apabila dengan pemberian makanan pertama bayi tidak mengalami
kesukaran, pemberian ASI/PASI dapat dilanjutkan dalam waktu 12-48 jam

2. Medis
a. Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar
perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadiserangan sianosis
lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator
b. Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan
suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal
dipertahankan antara 35,50oC s/d 37,0oC.Bayi berat rendah harus diasuh dalam
suatu suhu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan
usaha metabolic yang minimal.Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu
tempat tidur terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan secara
seksama. Suhu perawatan harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar
2000 gram, dan sampai 300 C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000
gram.Untuk mencegah hipotermi, diperlukan lingkungan yang cukup hangat
dan istirahat konsumsi O2yang cukup. Bila dirawat dalam inkubator maka
suhunya untuk bayi dengan BB 2 kg adalah 35°C dan untuk bayi dengan BB 2 –
2,5 kg adalah 34°C. Bila tidak ada inkubator, pemanasan dapat dilakukan dengan
membungkus bayi dan meletakkan botol-botol hangat yang telah dibungkus
dengan handuk atau lampu petromak di dekat tidur bayi. Bayi dalam inkubator
hanya dipakaikan popok untuk memudahkan pengawasan mengenai keadaan
umum, warna kulit, pernafasan, kejang dan sebagainya sehingga penyakit dapat
dikenali sedini mungkin.
c. Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur
perawatan dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum
memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan,
sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi
yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini
memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi
pakaian, observasi terhadap pernafasan lebih mudah.
d. Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm
BBLR, akibat tidak adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi O2 yang
diberikan sekitar 30-35% dengan menggunakan head box, konsentrasi
O2yang tinggi dalam masa yang panjang akan menyebabkan kerusakan
pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan.

J. Fokus Pengkajian
1. Pengkajian umum
a. Timbang bayi tiap hari, atau lebih bila ada permintaan dengan menggunakan
timbangan elektronik.
b. Ukur panjang badan, dan lingkar kepala secara berkala.
c. Jelaskan bentuk dan ukuran tubuh secara umum, postur saat istirahat, kemudian
bernafas, dan adanya lokasi edema.
d. Observasi adanya deformitas yang tampak.
e. Observasi setiap tanda kegawatan, warna yang buruk, hipotonia, tidak responsive,
dan apnea.
2. Pengkajian respirasi
a. Observasi bentuk dada (barrel, konkaf), simetri, adanya insisi, selang dada, atau
devisiasi lainnya.
b. Observasi adanya penggunaan otot penapasan tambahan cuping hidung atau
retraksi substernal, interkostal atau subklavikular.
c. Tentukan frekuensi pernapasan dan keteraturannya.
d. Lakukan auskultasi dan jelaskan suara napas (stridor, krepitasi, mengi, suara basah
berkurang, daerah tanpa suara, grunting), berkurangnya masukan udara, dan
kesamaan suara napas.
e. Tentukan apakah diperlukan pengisapan.
3. Pengkajian kardiovaskuler
a. Tentukan denyut jantung dan iramanya.
b. Jelaskan bunyi jantung, termasuk adanya bising.
c. Tentukan titik intensitas maksimal (point of maximum intensity/ PMI), titik ketika
bunyi denyut jantung paling keras terdengar dan teraba (perubahan PMI
menunjukkan adanya pergeseran imediastinum).
d. Jelaskan warna bayi ( bisa karena gangguan jantung, respirasi atau hematopoetik),
sianosis pucat, plethora, jaundis, dan bercakbercak.
e. Kaji warna dasar kuku, membran mukosa, dan bibir.
f. Tentukan tekanan darah, dan tunjukkan ekstermitas yang dipakai.
4. Pengkajian gastrointestinal
a. Tentukan adanya distensi abdomen, adanya edema dinding abdomen, tampak
pelistaltik, tampak gulungan usus, dan status umbilicus.
b. Tentukan adanya tanda regurgitasi dan waktu yang berkaitan dengan pemberian
makanan, karakter dan jumlah residu jika makanan keluar, jika terpasang selang
nasogasrtik, jelaskan tipe penghisap, dan haluaran (warna, konsistensi, pH).
c. Palpasi batas hati (3 cm dibawah batas kosta kanan).
d. Jelaskan jumlah, warna, dan konsistensi feses, periksa adanya darah.
e. Jelaskan bising usus.
5. Pengkajian genitourinaria
a. Jelaskan setiap abnormalitas genitalia.
b. Jelaskan jumlah (dibandingkan dengan berat badan), warna pH, temuan lab-stick,
dan berat jenis kemih (untuk menyaring kecukupan hidrasi).
c. Periksa berat badan (pengukuran yang paling akurat dalam mengkaji hidrasi).

6. Pengkajian neurologis-muskuloskeletal
a. Jelaskan gerakan bayi, kejang, kedutan, tingkat aktivitas terhadap rangsang, dan
evaluasi sesuai masa gestasinya.
b. Jelaskan posisi bayi atau perilakunya (fleksi, ekstensi).
c. Jelaskan refleks yang ada ( moro, rooting, sucking, plantar, tonick neck, palmar).
d. Tentukan tingkat respons dan kenyamanan.
7. Suhu tubuh
a. Tentukan suhu kulit dan aksilar.
b. Tentukan hubungan dengan suhu sekitar lingkungan.
8. Pengkajian kulit
a. Terangkan adanya perubahan warna, daerah yang memerah, tanda iritasi, melepuh,
abrasi, atau daerah terkelupas, terutama dimana peralatan pemantau infus atau alat
lain bersentuhan dengan kulit. Periksa juga dan catat preparat kulit yang dipakai
(missal plester,
b. povidone-jodine).
c. Tentukan tekstur dan turgor kulit kering, lembut, bersisik, terkelupas dan lain-lain.
d. Terangkan adanya ruam, lesi kulit, atau tanda lahir.

K. Fokus Intervensi
1. Pola nafas tidak efektif
a. Pantau tingkat pernapasan, kedalaman, dan kemudahan bernafas.
Rasional: Membantu dalam membedakan periode perputaran pernapasan normal
dari serangan apnetik sejati, terutama sering terjadi pada gestasi minggu ke-30
b. Perhatikan pola nafas klien.
Rasional: mengetahui jika terdapat tanda-tanda yang menyebabkan dispneu.
c. Tentukan apakah klien dispneu fisiologis atau psikologis.
Rasional: Studi menemukan bahwa ketika penyebabnya adalah fisiologis memiliki
tanda gejala kecemasan dan kesemutan pada extremitas, sedangkan bila dipsneu
itu psikologisl tanda gejalanya mengi terkait, batuk, dahak, dan palpitasi.
d. Berikan terapi oksigenasi (Atur peralatan oksigenasi, monitor aliran oksigen,
pertahankan posisi pasien).
Rasional: Perbaikan kadar oksigen dan karbondioksida dapat meningkatkan funsi
pernapasan.
e. Monitor Tekanan darah, nadi, suhu, dan Respiration rate (pernafasan).
Rasional: memantau vital sign klien
2. Hipotermia
a. Ukur suhu setiap 2 jam, gunakan termometer elektronik di ketiak pada bayi di
bawah usia 4 minggu.
Rasional: memantau apakah adanya peningkatan atau penurunan suhu tubuh.
b. Catat apakah ada tanda-tanda hipertermi dan hipotermi.
Rasional: Hipertermi dengan peningkatan laju metabolisme kebutuhan oksigen dan
glukosa serta kehilangan air dapat terjadi bila suhu lingkungan terlalu tinggi.
c. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi.
Rasional: untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
d. Lakukan tepid sponge.
Rasional: dapat menurunkan suhu tubuh bayi.

3. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan


a. Perhatikan gejala kekurangan gizi termasuk perawakan pendek, lengan kurus dan
kaki.
Rasional: sebagai langkah awal pengkajian untuk melaksanakan intervensi
selanjutnya.
b. Perhatikan adanya penurunan berat badan.
Rasional: Mengidentifikasikan adanya resiko derajat dan resiko terhadap pola
pertumbuhan. Bayi SGA (Baby small for gestational age) dengan kelebihan cairan
ekstrasel yang kemungkinan kehilangan 15% BB lahir. Bayi SGA (Baby small for
gestational age) mungkin telah mengalami penurunan berat badan dalam uterus
atau mengalami penurunan simpanan lemak atau glikogen.
c. Kaji kulit apakah kering, monitor turgor kulit dan perubahan pigmentasi.

Rasional : untuk mengetahui adanya tanda-tanda dehidrasi.

d. Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi).

Rasional: membantu dalam rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individual

e. Monitor kalori dan intake nutrisi.


Rasional: mengawasi masukan nutrisi dan kalori dalam tubuh.
4. Risiki Infeksi
a. Kaji adanya fluktuasi suhu tubuh, letargi, apnea, malas minum, gelisah dan ikterus.
Rasional: suhu tubuh meningkat dan nadi cepat mmerupakn awal terjadinya
infeksi.
b. Kaji riwayat ibu, kondisi bayi selama kehamilan, dan epidemi infeksi diruang
perawatan.
Rasional: mengetahui adanya riwayat infeksi selama kehamilan.
c. Ambil sampel darah.
Rasional: untuk sampel pada pemeriksaan laboratorium seperti eritrosit, leukosit,
diferensiasi, dan immunoglobulin.
d. Upayakan pencegahan infeksi dari lingkungan. Misalnya : cuci tangan sebelum
dan sesudah memegang bayi.
Rasional: untuk mencegah berpindahnya mikroorganisme dari jari
tangan ke tubuh bayi.
DAFTAR PUSTAKA

Jitowiyono, Sugeng. 2010. Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Yogyakarta. Nuha
Medika.
Pudjiadi Antonius, H., Hegar Badriul, dkk. (2010). Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter
Anak Indonesia.Jakarta: IDAI

Yayan Pieter. Laporan Pendahuluan Bayi Berat Lahir Rendah 4 November 2013 di
http://yayannerz.blogspot.com/2013/11/laporan-pendahuluan-bayi-berat- lahir.html

Yongki putra. Asuhan Keperawatan Bayi Dengan BBLR.28 Oktober 2013 di http://yongke-
putra.blogspot.com/2013/10/asuhan-keperawatan-bayi-dengan-bblr.html

Anda mungkin juga menyukai