Anda di halaman 1dari 8

Seminar Nasional AVoER XI 2019

Palembang, 23-24 Oktober 2019


Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

POTENSI GEOWISTA GUNUNG KABA KABUPATEN REJANG LEBONG, PROVINSI


BENGKULU

T. Syaeful.1*, M.D Abdi1, Risa A1, Z. Jasmin1


1
Teknik Geologi, Universitas Sriwijaya, Palembang
Corresponding author: tiansyaeful@gmail.com

ABSTRAK: Gunung Kaba adalah gunung api aktif yang terletak di kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.
Gunung dengan ketinggian 1.928 mdpl ini memiliki dua kawah. Disekitar daerah ini merupakan salah satu daerah cagar
alam untuk perlindungan bunga Raf flesia yang ada di provinsi bengkulu. Terdapat juga beberapa manifestasi
geothermal, berupa mata air panas. Secara umum, gunung Kaba merupakan destinasi wisata yang mendapat dukungan
dari pemerintah maupun warga sekitar. Selain itu, wilayah geothermal menyediakan potensi geowisata dan menunjukan
manfaat yang menjanjikan untuk mendidik masyarakat karena goewisata sudah diterima secara luas. Metode yang kami
gunakan dalam pembuatan literatur adalah studi literatur, pengamatan lapangan, dan analisa studio. Pengamatan
lapangan menunjukkan beberapa tempat potensial untuk dikembangkan sebagai situs geowisata, diantaranya adalah
Gunung Kaba yang menawarkan pemandangan indah, manifestasi panas bumi, dan Danau. Juga, tempat-tempat tertentu
di daerah ini bertindak sebagai daerah resapan dan mengandung tanah subur untuk menumbuhkan tanaman termasuk
Rafflesia. Komplek gunung Kaba memiliki 6 geosite, yaitu Kawah Lama, Kawah Baru, Bukit Gajah, Danau Mas, Mata
air panas dan Bunga Rafflesia. Berdasarkan hasil dari perhitungan kelayakan maka didapatkan nilai dari masing -
masing geosite secara berurutan adalah 64,67%, 64,67%, 67,17%, 69,5%, 57,5%, 66,5%. Secara keseluruhan
mendapatkan nilai 65% sehingga daerah gunung Kaba layak untuk dikembangan menjadi daerah geowisata atau
geopark. Perlu adanya dukunag dari pemerintah dan masyarakat sekita untuk pengembangan geopark karena belum
adanya sarana dan prasaranan yang baik.

Kata Kunci: Geowisata, Gunung Kaba, Geothermal, Bengkulu

ABSTRACT: Mount Kaba is an active volcano located in the Rejang Lebong district, Bengkulu Province. Mountain with
an altitude of 1,928 meters above sea level has two craters. Around this area is one of the reserve areas nature for the
protection of Rafflesia flowers in the province of Bengkulu. There are also several geothermal manifestations, in the
form of hot springs. In general, Mount Kaba is a tourist destination that has the support of the government and
residents. Besides, geothermal areas provide the potential for geotourism and show promising benefits for educating
the community because tourism has been widely accepted. The methods we use in making literature are literature study,
field observations, and studio analysis. Field observations show several potential sites to be developed as geotourism
sites, including Mount Kaba which offers beautiful scenery, geothermal manifestations, and lakes. Also, certain places
in this area act as catchment areas and contain fertile soil to grow plants including Rafflesia. The Kaba mountain
complex has 6 geosites, namely the Kawah Lama,Kawah Baru, Bukit Gajah, Danau Mas, mata air panas and the
Rafflesia Flower. Based on the results of the feasibility calculations, the values obtained from each geosite are 64.67%,
64.67%, 67.17%, 69.5%, 57.5%, 66.5%. Overall, the score is 65% so that the Kaba mountain area is feasible to be
developed into a geotourism or geopark area. There is a need for shamans from the government and the local
community to develop geopark because there are no good facilities and infrastructure.

Keywords: Geowisata, Mount Kaba, Geothermal, Bengkulu

PENDAHULUAN untuk Pendidikan masyarakat. Geowisata adalah


kegiatan yang secara spesifik fokus terhadap aspek
Dalam era sekarang ini rekreasi dituntut tidak hanya panorama dan geologi (Downling, 2011 dalam
menjadi hiburan bagi masyarakat namun juga menunjang Kubalikova 2013). Pengembangan terhadap geowisata
dari segi ilmu pengetahuan sehingga dapat menjadi sara tentunya akan memberikan dampak baik terhadap

1173
T. Syaeful, et al.

masyarakat baik itu dari segi ekonomi, budaya, social, Tabel 1. Elevasi dan Kemiringan Lereng Widyatmanti
dan infrastruktur (Hidayat et al., 2017) (2016)
Kelas Elevasi – Ketinggian Relatif (m) Kemiringan Lereng (%)
Gunung Kaba erupakan gunung api aktif dengan 1 < 50 : Dataran Rendah 0-2 : Datar atau hampir
ketinggian 1938m. Pada awalnya lokasi Gunung Kaba datar
2 50 – 200 : Perbukitan Rendah 3-7 : Agak miring
merupakan Kawasan Cagar alam, namun sekarang telah 3 200 – 500 : Perbukitan 8-13 : Miring
4 500 – 1000 : Perbukitan Tinggi 14-20 : Agak curam
diubah menjadi taman wisata alam. Potensi geowisata 5 > 1000 : Pegunungan 21-55 : Curam
pada daerah ini adalah kawah lama gunung kaba, kawah 6 56-140 : Sangat curam
7 >140 : Teramat curam
baru gunung kaba, sumber air panas, danau mas, dan lain
- lain.
Daerah di sekitar Gunung Kaba memiliki elevasi 500
Daerah penelitian terletak di kecamatan Selupu
– 1000 yang termasuk kedalam perbukitan tinggi dan
Rejang, kabupaten Rejang Lebong, provinsi Bengkulu.
pada bagian Gunungnya memiliki elevasi > 1000 yang
Aksesbilitas menuju daerah penelitian dapat ditempuh
termasuk kedalam pegunungan (Gambar 2).
dalam 2 jam menggunakan kendaraan roda 2 atau roda 4
(Gambar 1).

Gambar 2. Peta Ketinggian Relief Gunung Kaba


(Widyatmanti, 2016)

Gunung Kaba juga memiliki 7 kelas kemiringan


Gambar 1. Peta Provinsi Sumatera Selatan lereng (Gambar 3) yaitu mulai dari lereng yang datar,
agak miring, miring, agak curam, curam, sangat curam
dan teramat curam.
METODE PENELITIAN

Metode yang dilakukan adalah dengan melakukan


studi pustaka yang meliputi tentang kondisi geologi
daerah penelitian, konsep geowisata dan konsep
geomorphosite. Dilakukan juga survei lapangan secara
langsung terhadap keadaan geologi daerah penelitian
pada objek geologi yang berada di sekitar Gunung Kaba
dan pengumpulan data sekunder seperti peta topografi ,
peta RBI, citra DEM dan geologi regional. Dan analisis
geosite dengan Metode Kubalikova (2013).

DATA

Daerah penelitian termasuk kedalam formasi Qhv


yang tersusun dari breksi gunung api, lava, tuf
bersusunan andesit-basal dari gunung kaba. Menurut Gambar 3. Peta Kemiringan Lereng Gunung Kaba
Widyatmanti (Tabel I), Gunung kaba memiliki elevasi (Widyatmanti 2016)
1.952 m yang termasuk kedalam klasifikasi pegunungan.

1174
Pengembangan Geowisata Gunung Kaba Bengkulu

Gunung kaba sendiri memiliki dua kawah yaitu diketahui secara setingkat nasional
kawah lama dan kawah baru disekitar Gunung Kaba ilmiah? (D) Diketahui secara luas 1
terdapat pula sumber mata air panas, Danau Mas dan oleh masyarakat global
Bunga Rafflesia yang langka (Gambar 4). Nilai pendidikan Bobot
Keterwakilan, Keterwakilan/kejelasan 0
kejelasan dari rendah alias tidak jelas
proses/fitur yang
Keterwakilan/kejelasan 0.5
ada (A) medium, dapat dikenali
oleh akademisi
Keterwakilan/kejelasan 1
tinggi, dapat dikenali
oleh
masyarakat luas
Penggunaan Nilai karakter yang 0
pedagogi (B) rendah dan tanpa
penggunaan
unsur/proses
pendidikan
Ada nilai karakter 0.5
tetapi penggunaan
Gambar 4. Peta Lintasan pada Gunung Kaba dan unsur
Sekitarnya pendidikan yang
terbatas
HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai karakter yang 1
tinggi dan potensi un
Berdasarkan hasil dari pengamatan lapangan maka pendidikan yang tinggi,
didapatkan 6 geosite yang berada di komplek gunung aspek geowisata yang
Kaba. Masing – masing geosite di analisi secara detail tinggi
dari lokasi ketersampaian, kuantifikasi, kondisi geologi Tidak ada petunjuk 0
dan prodok dan dayatarik wisata. Parameter yang informasi
digunakan adalah tabel analisis geosite berdasarkan Ada leaflets, peta, 0.5
referensi Kubalikova (2013) (Tabel II). laman internet
Ada panel informasi di 1
Tabel 2. Parameter Kuantifikasi Geowisata (Kubalikova, lokasi site tersebut
2013) Tidak ada penggunaan 0
Nilai pendekatan ilmiah dan intrinsik Bobot untuk pendidikan
Integritas (A) Lokasi site rusak parah 0 Digunakan untuk 0.5
ekskursi atau fieldtrip
Lokasi site rusak, khusus
0.5
lingkungan abiotiknya bagi siswa
Site tanpa kerusakan 1 Tempat umum untuk 1
Keunikan/kekhasan Lebih dari 5 0 dikunjungi public
(jumlah site yang 2-5 site yang mirip 0.5 Nilai Ekonomi Bobot
mirip dengan site Hanya 1 yaitu site 1 Daya akses, (A) Lebih dari 1 km dari 0
tersebut) (B) tersebut lokasi parkir
Keberagaman, Hanya 1 fitur/proses 0 Kurang dari 1 km dari 0.5
jumlah proses- yang terlihat lokasi parkir
proses geomorfik 2-4 fitur/proses terlihat 0.5 Lebih dari 1 km dari 1
pemberhentian
yang berbeda yang Lebih dari 5 1 transportasi
dapat terlihat fitur/proses terlihat publik
keberagamannya Lebih dari 10 km dari
Kehadiran 0
(C) lokasi fasilitas
infrastruktur
Apakah site pernah Site tidak diketahui 0 pariwisata
penunjang
dipublikasikan atau Pada paper ilmiah 0.5 yang telah ada

1175
T. Syaeful, et al.

pariwisata (B) 5-10 km dari fasilitas 0.5 (C): Jumlah 2-3 warna 0.25
pariwisata yang telah Warna (D); Lebih dari 3 warna 0.5
ada
Struktur Ruang Hanya 1 pola 0
Kurang dari 5 km dari 1 dan Pemandangan 2 atau 3 Pola yang 0.25
fasilitas pariwisata (E) dapat dibedakan
yang Lebih dari 3 pola 0.5
telah ada Tidak ada 0
Produk lokal Tidak ada produk lokal 0 1-2 0.25
terkait (C) yang terkait dengan 3 dan lebih
situs 0.5
wisata
Beberapa produk 0.5 Masing – masing aspek dihitung menggunakan
terkait parameter yang sudah ditentukan (Kubalikova, 2013).
Pusat beberapa produk 1 Nantinya nilai ini akan disesuaikan dengan kondisi dari
tertentu daerah penelitian. Sehingga didapatkan nilai analisi
Nilai Konservasi Bobot setiap geosite (Tabel III).
Resiko nyata atau Resiko tinggi, tinggi 0
sudah jelas-jelas resiko alami dan buatan
Ada resiko yang dapat Tabel 3. Tabel Hasil Kuantifikasi Kelayakan
ada seperti 0.5
mengganggu
misalnya banjir rob Resiko sangat rendah 1

Bunga Rafflesia
Mata air panas
untuk site di pesisir, bahkan tanpa ada

Kawah Lama

Kawah baru
Bukit Gajah
(A) ancaman

Danau Mas
Parameter

Resiko yang masih Resiko tinggi, tinggi 0


berpotensial, belum resiko alami dan buatan
Ada resiko yang dapat 0.5
terjadi, (B)
mengganggu
Resiko sangat rendah 1 Nilai Pendekatan Ilmiah dan Intrinsik
bahkan tanpa ada A 1 1 1 1 1 1
ancaman
Status terbaru dari Proses perusakan terus 0 B 0,5 1 0,5 1 1 0,5
site tersebut (C) terjadi C 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Site rusak, 0.5
mencegahnya D 0 0 0 0 1 0
Tidak ada proses 1 (%) 50 62,5 50 62,5 87,5 50
perusakan
NIlai Pendidikan
Perlindungan Tidak ada hukum yang 0
undang- melindungi A 0,5 1 1 1 1 1
undang/perda Baru bersifat pengajuan 0.5 B 1 1 1 1 1 1
tentang Sudah ada 1
site tersebut (D) perda/hukum untuk C 0 0 0 0 0 0
mengkonservasinya D 1 1 1 1 1 1
Nilai Tambahan Bobot (%) 62, 75 75 75 75 75
Nilai budaya, Tidak ada unsur budaya 0 5
agama, sejarah Ada unsur budaya 0.5 NIlai Ekonomi
yang terkait dengan namun tidak terlalu
berkaitan A 0,5 0 0 0,5 0,5 0
site tersebut (A)
dengan unsur abiotik
Ada hubungan budaya 1 B 1 1 1 1 1 1
yang kuat dengan unsur C 0 0 0 0 0 0
abiotik, misalnya mistis
Tidak penting karena (%) 50 33,3 33,3 50 50 33,3
Nilai ekologi (B) 0
kurangnya makhluk Nilai Konservasi
hidup
Ada pengaruh tapi A 1 1 1 1 1 1
0.5
tidak terlalu penting B 1 1 1 1 0,5 1
Pentingnya pengaruh 1 dari aspek geomorfik
C 1 1 1 1 0,5 1
terhadap ekologi di
sekitarnya D 1 1 1 1 1 1
Nilai Estetika 1 warna 0

1176
Pengembangan Geowisata Gunung Kaba Bengkulu

(%) 10 100 100 100 75 100 Litologi dominan penyusun geosite ini adalah batuan
0 breksi vulkanik yang mreupakan bagian dari formasi
Nilai Tambahan Quarter Vulkanik.
A 0 1 1 1 1 1
B 1 1 1 1 0,5 1 Produk Daya Tarik Wisata
Pada wilayah mata air panas ini, terdapat beberapa
C 0,2 0,25 0,25 0,25 0,5 0,25
daya tarik wisata yang dapat digunakan untuk menarik
5
D 0 0,5 0,5 0,25 0,25 0,5 wisatawan, diantaranya adalah terdapatnya kolam air
panas yang dapat digunakan wisatawan untuk mandi
E 0 0,5 0,5 0,5 0 0,5
menikmati air panas.
(%) 25 65 65 60 45 65
Total 57, 67,1 64,6 69,5 66,5 64,6 Bukit Gajah
(%) 5
Bukit Gajah biasa digunakan sebagai camping
Mata Air Panas ground karena morfologinya yang cukup datar dan
memiliki pemandangan yang bagus(Gambar 6).
Mata air panas yang keluar dari sumber ini memiliki
suhu sedang 40⁰ C - 50⁰C sehingga tidak berbahaya bagi
pengunjung, bahkan dapat digunakan untuk berenang
(Gambar 5)

Gambar 6. Pemandangan dari atas Bukit gajah,


memperlihatkan kota Curup.

Lokasi
Gambar 5. Mata Air Panas komplek Gunung Kaba Geosite ini terletak pada koordinat UTM 48S 237362
E dan 9611717 N, pada dekat puncak gunung Kaba
Lokasi kecamatan Selupu Rejang, kabupaten Rejang Lebong,
Site ini terletak pada koordinat easting 237495 dan Bengkulu. Geosite ini dapat ditempuh melalui jalan darat
northing 9612809 zona 48 pada sekitaran gunung Kaba dengan melakukan tracking dari POS pendakian gunung
kecamatan Selupu Rejang, kabupaten Rejang Lebong, Kaba selama 60 menit. Namun warga menyediakan ojek
Bengkulu. Site ini dapat ditempuh melalui jalan darat motor apabila pengunjung tidak ingin melakukan
dari kota curup selama 30 menit. Lalu melakukan traking.
tracking selama 10 menit dari POS Pendakian Gunung
Kaba. Kuantifikasi
Tabel menunjukkan hasil analisis geosite dan
Kuantifikasi geomorphosite berupa nilai pendekatan ilmiah dan
Tabel menunjukkan hasil analisis geosite dan intrinsic sebesar 62,5%, nilai edukasi 75%, nilai
geomorphosite berupa nilai pendekatan ilmiah dan ekonomi 33,3%, nilai konservasi 100% dan nilai
intrinsic sebesar 50%, nilai edukasi 62,5%, nilai tambahan 65%. Secara keseluruhan, Bukit Gajah
ekonomi 50%, nilai konservasi 100% dan nilai tambahan memiliki tingkat kelayakan sebesar 67,1% untuk
25%. Secara keseluruhan, Mata air panas ini memiliki dijadikan sebagai tempat
tingkat kelayakan sebesar 57.5% untuk dijadikan sebagai geowisata.
tempat geowisata.
Kondisi Geologi
Kondisi Geologi Bukit Gajah berada di daerah pegunungan
Mata air panas ini berada di daerah pegunungan (Widyatmanti, 2016) dengan ketinggian diatas 1000 m.
(Widyatmanti, 2016) dengan ketinggian di atas 1000 m. Litologi dominan penyusun geosite ini adalah batuan

1177
T. Syaeful, et al.

breksi vulkanik yang mreupakan bagian dari formasi oleh endapan breksi vulkanik yang berasal dari satuan
Quarter Vulkanik. breksi gunung api (Qhvk). Terdiri dari batuan lava, tuff,
dan breksi gunung api. Kawah lama sudah tidak aktif
Produk Daya Tarik Wisata digantikan dengan kawah baru.
Pada Bukit Gajah ini daya tarik wisatanya adalah
pemandangan yang indah dari ketinggian. Produk dan Daya Tarik Wisata
a. Pemandangan dari puncak gunung Kaba. Dari
Kawah Lama puncak gunung terlihat kota Curup dan danau Mas.
b. Danau kawah lama yang memiliki air berwarna biru.
Kawah lama berada di ketinggian 1900 mdpl, c. Terdapat camping ground untuk pengunjung yang
merupakan kawah yang sudah tidak aktif dan terisi oleh ingin berkemah di puncak gunung.
air sehingga menjadi danau (Gambar 7)
Kawah Baru

Kawah baru merupakan geosite yang sudah terdapat


beberapa infrasturktur seperti kamar kecil, beberapa
pondok, jalan untuk kendaraan roda 2 dan anak tangga.
Kawah ini masih mengeluarkan asap belerang dan
terdapat danau kecil di tengah kawah (Gambar 8). Selain
itu, dari kawah baru pengunjung dapat melihat
pemandangan kota Curup dari ketinggian (Gambar 9).

Gambar 7. Pemandangan Kawah Lama yang memili air


berwarna hijau.
Gambar 8. Kenampakan kawah baru dari gunung Kaba.
Lokasi
Lokasi ini terletak pada koordinat UTM 48S 239408
E, 9611813 S. Secara administrasi terletak pada desa
Sambirejo, kecamatan Selupu Rejang, kabupaten Rejang
Lebong, Bengkulu. Geosite ini dapat di tempuh dengan
kendaraan roda 2 atau 4 selama 2 jam dari kota
Bengkulu lalu dilanjutkan dengan trakking selama 2 jam
dari pos pendakian desa Sambirejo. Namun warga
sekitar menyediakan transportasi berupa ojek.

Kuantifikasi
Tabel II menunjukan hasil geosite dan geomorphosite Gambar 9. Pemandangan kota Curup dari puncak
dari pendekatan ilmiah dan intrinsik sebesar 50%, nilai gunung Kaba (Kawah Baru)
Pendidikan 75%, nilai ekonomi 33,33%, nilai konservasi
100%, dan nilai tambahan 65%. Geosite kawah lama Lokasi
mendapat nilai keseluruhan 64,67%. Geosite ini berada pada koordinat UTM 48S 236455
E, 9611719 S. berada di desa Sambirejo, kecamatan
Kondisi Geologi Selupu Rejang, kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu.
Kawah lama berada di cekungan Bengkulu dan Akses meuju lokasi dapat mnggunakan roda 4 maupun
secara tektonik berada pada fore arc basin. Didominasi roda 2 selama 2 jam dari kota Bengkulu lalu dilanjutkan

1178
Pengembangan Geowisata Gunung Kaba Bengkulu

trakking selama 2 jam dari desa Sambirejo. Terdapat Kuantifikasi


ojek yang bias digunakan oleh pengunjung apabila tidak Berdasarkan Tabel II hasil geosite dan
ingin berjalan kaki. geomorphosite dari pendekatan ilmiah dan intrinsic
sebesar 62,5%, nilai Pendidikan 75%, nilai ekonomi
Kuatifikasi 50%, nilai konservasi 100%, nilai tambahan 60%.
Berdasarkan table II menunjukan nilai dari Geosite ini memiliki nilai keseluruhan 69,5%.
pendekatan ilmiah dan intrinsic sebesar 50%, nilai
Pendidikan 75%, nilai ekonomi 33,33&, nilai konservasi Kondisi Geologi
100%, nilai tambahan 65%. Geosite kawah baru Danau Mas berada pada daerah dataran rendah dari
mendapatkan jumlah nilai 64,67%. komplek gunung Kaba. Litologi dominan penyusunnya
adalah breksi vulkanik yang merupakan bagian dari
Kondisi Geologi satuan breksi gunung api (Qhvk).
Kawah baru memiliki kondisi geologi yang sama
dengan kawah lama, memiliki fungsi sebagai keluarnya Produk dan Daya Tarik Wisata
lava apabila gunung Kaba meletus. a. Pemandangan danau Mas yang dapat dijadikan
sebagai objek fotografi
Produk dan Daya Tarik Wisata b. Susur danau, pengunjung dapat berkeliling ditengah
a. Pemandangan dari puncak gunung Kaba dengan danau menggunakan perahu.
kawah yang luas dan masih aktif mengeluarkan asap
belerang. Bunga Raflesia
b. Terdapat camping ground apabila pengunjung ingin
berkemah Bunga Raffles merupakan icon dari Provinsi
c. Pengunjung dapat merebus telur pada kawah, namun Bengkulu, tidak hanya terkenal di tingkat nasional
harus didampingi pemandu. namun juga internasional (Gambar 11).

Danau Mas

Danau Mas merupakan danau yang memiliki pulau


ditengahnya. Danau ini dikelilingi perbukitan
disekitarnya sehingga pengunjung dapat menikmati
pemandangan danau dari ketinggian (Gambar 10).

Gambar 11. Bunga Raflesia yang berada di gunung Kaba

Lokasi
Site ini berada di komplek gunung Kaba dan
sekitarnya. dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 dan
roda 4 dari kota Bengkulu. Setiap tahunnya akan
berpindah lokasi namun masih dalam komplek gunung
Kaba. Apabila musim tumbuh bunga Rafflesia biasanya
banyak papan petunjuk jalan menginfokan lokasi tumbuh
Gambar 10. Kenampakan danau Mas dari atas bukit dari bunga ini.

Lokasi Kuantifikasi
Geosite ini berada pada koordinat UTM 48S 239504 Site ini memiliki nilai dari pendekatan ilmiah dan
E, 9617957 S. secara adminidtrasi berada di desa Karang interisik 87,5%, nilai Pendidikan 75%, nilai ekonomi
Jaya, kecamatan Selupu Rejang, kabupaten Rejang 50%, nilai konservasi 75%, nilai tambahan 45%. Nilai
Lebong, Bengkulu. Dapat ditempuh selama 2 jam keseluruhan dari geosite ini adalah 66,5%.
menggunakan kendaraan roda 2 atau roda 4.

1179
T. Syaeful, et al.

Produk dan Daya Tarik Wisata DAFTAR PUSTAKA


a. Merupakan ikon dari Provinsi Bengkulu yang sudah
di ketahui secara nasional maupun internasional Kubalikova, L. (2013). Geomorphosite assessment for
b. pengalaman melihat bunga raflesia yang hanya dapat geotourism purposes. Czech Journal of Tourism.
dinikmati pada waktu yang terbatas. Februari 2013. 80-103.
Hidayat, H. N., Fauzi, Z. and Heliani, L. S. (2017).
Analisis Geosite Dan Geomorphosite Kawasan
KESIMPULAN Karsbiduk-Biduk Sebagai Potensi Geowisata
Indonesia. Proceeding Seminar Nasional Kebumian
Komplek gunung Kaba memiliki 6 geosite yaitu mata Ke-10. 13-14 September 2017. 1903-1915.
air panas, bukit gajah, kawah lama, kawah baru, danau Widyatmanti, W., Wicaksono, I. and Syam, P. D. R.
mas, bunga raffles yang memiliki nilai kelayakan secara (2016). Identification of Topographic Elements
berurutan 57,5%, 67,61%, 64,67%, 64,67%, 69,5%, dan Composition Based on Landform Boundaries From
66,5%. Menurut hasil penelitian maka danau Mas Radar Interferometry Segmentation. 8th IGRSM
memiliki nilai terbesar dan mata air panas memiliki nilai International Conference and Exhibition on Remote
terkecil. Secara keseluruhan komplek gunung Kaba Sensing & GIS. 5-6.
memiliki rata – rata nilai kelayakan 65% sehingga dapat
disimpulkan kalau daerah ini layak untuk dikembangkan
menjadi geopark. Namun dibutuhkan dukungan dari
pemeritah untuk pengembangan geopark ini, karena
belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai
untuk geopark. Sosialisasi juga menjadi faktor penting
yang perlu dilakukan agar masyarakat punya kesadaran
akan potensi wisata yang ada dan ikut
mengembangkannya.

1180

Anda mungkin juga menyukai