Anda di halaman 1dari 17

MODEL

TRANSPORTASI

http://rosihan.web.id
11
Model Transportasi:
 Merupakan salah satu bentuk dari model jaringan kerja
(network).
 Suatu model yang berhubungan dengan distribusi suatu
barang tertentu dari sejumlah sumber (sources) ke
berbagai tujuan (destinations).
 Setiap sumber mempunyai sejumlah barang untuk
ditawarkan (penawaran) dan setiap destinasi mempunyai
permintaan terhadap barang tersebut.
 Terdapat biaya transportasi per unit barang dari setiap rute
(dari sumber ke destinasi).
 Suatu destinasi dapat memenuhi permintaannya dari satu
atau lebih sumber.
 Asumsi dasar:
 Biaya transportasi pd suatu rute tertentu proporsional
dengan banyak barang yang dikirim
http://rosihan.web.id
Contoh persoalan Model Transportasi:

Suatu perusahaan tekstil mempunyai tiga pabrik di tiga


tempat yang berbeda, yaitu P1, P2 dan P3 dengan kepasitas masing-
masing 60, 80 dan 70 ton per bulan. Produk kain yang dihasilkan
dikirim ketiga lokasi penjualan, yaitu G1, G2 dan G3 dengan
permintaan penjualan masing-masing 50, 100 dan 60.
Ongkos angkut (Rp. 000 per ton kain) dari masing-masing
pabrik ke lokasi penjualan adalah sbb:

G1 G2 G3
P1 5 10 10
P2 15 20 15
P3 5 10 20

Bagaimana cara perusahaan mengalokasikan pengiriman


kain dari ketiga pabrik ke tiga lokasi penjualan agar biaya pengiriman
minimum?
http://rosihan.web.id
Representasi Dalam Bentuk Jaringan

Pabrik Gudang
Kapasitas Permintaa
5 n
60 P1 G1 50
10
10

15
20 G2
80 P2 10
15 0

5
10
70 P3 G3 60
20

http://rosihan.web.id
Representasi Dalam Bentuk Model LP

Fungsi Tujuan: minimum Z = 5 X11+ 10 X12 + 10 X13 + 15 X21


+ … + 10 X32 + 20 X33
Dengan kendala:
1. Kapasitas pabrik: X11 + X12 + X13  60
X21 + X22 + X23  80
X31 + X32 + X33  70

2. Permintaan: X11 + X21 + X31 = 50


X12 + X22 + X32 = 100
X13 + X23 + X33 = 60

3. Non-negativity Xij  0, untuk i = 1, 2, 3 dan j = 1, 2, 3.

Dimana Xij adalah jumlah kain yang dikirim dari pabrik i ke lokasi
penjualan j

http://rosihan.web.id
REPRESENTASI DALAM BENTUK
TABEL TRANSPORTASI

G1 G2 G3 Supply

5 10 10
P1 60
15 20 15
P2 80
5 10 20
P3 70

Demand 50 100 60 210

http://rosihan.web.id
INITIAL SOLUTION

1. Northwest Corner

G1 G2 G3 Supply

5 10 10
P1 50 10 60

15 20 15
P2 80 80

5 10 20
P3 10 60 70

Demand 50 100 60 210

Solusi: 50x5 + 10x10 + 80x20 + 10x10 + 60x20 = 3250


http://rosihan.web.id
INITIAL SOLUTION

2. Least Cost: Minimum row / column / matrix


Prinsip:
 mendistribusikan barang sebanyak-banyaknya, sesuai dengan
penawaran dan permintaan, pada rute dengan biaya terendah
pada baris / kolom / matriks.

G1 G2 G3 Supply

P1 5 10 10 60

P2 15 20 15 80

P3 5 10 20 70

Demand 50 100 60 210

http://rosihan.web.id
Solusi menggunakan metoda Least Cost:

Minimum matriks

G1 G2 G3 Supply

P1 5 10 10 60
50 10
P2 15 20 15 80
20 60
P3 5 10 20 70
70
Deman
50 100 60 210
d

Solusi : 50x5 + 10x10 + 20x20 + 70x10 + 60x15 = 2350


http://rosihan.web.id
INITIAL SOLUTION
3. Vogel Aproximation Method (VAM)
Prinsip:
 Meminimumkan penalty (opportunity cost) karena tidak
menggunakan jaringan termurah.
 Opportunity cost dihitung dari selisih 2 biaya terkecil pada setiap
baris dan kolom.
 Pilih baris/kolom yang memiliki opportunity cost terbesar,
alokasikan sebanyak mungkin ke sel dengan biaya termurah,
sesuai dengan supply dan demand.

Contoh: Lihat tabel awal transportasi sebagai berikut.


I II III Supply Penalty
A 8 5 6 120 1

B 15 10 12 80 3
C 3 9 10 80 6
Demand 150 70 60 280
Penalty 5 4 4
http://rosihan.web.id
Vogel Aproximation Method
(VAM)
Langkah 2:
Demand I dipenuhi sebagian dari C sebanyak 80 unit, kapasitas C
habis, dan baris C dihilangkan. Penalty dihitung kembali
berdasarkan matriks 2 x 3 (AI - AII - AIII - BI - BII - BIII)

I II III Supply
Penalty
A 8 5 6
120 1

B 15 10 12
80 3

C 3 9 10
80 80
150
Demand 70 60 280
70
Penalty 7 5 6

http://rosihan.web.id
Vogel Aproximation Method
(VAM)
Langkah 3:
Demand I dipenuhi lagi dari A sebanyak 70 unit, terpenuhi semua,
dan kolom I dihilangkan. Penalty dihitung kembali dari matriks 2 x 2
(AII - AIII - BII - BIII).
I II III Supply
Penalty
A 8 5 6
70 120 50 1

B 15 10 12
80 2

C 3 9 10
80 80

Demand 150 70 60 280

Penalty 5 6

http://rosihan.web.id
Vogel Aproximation Method
(VAM)
Langkah 4:
Demand III dipenuhi dari sisa A sebanyak 50 unit. Dengan demikian
otomatis kekurangan demand III 10 unit dipenuhi dari B dan demand
II dipenuhi 70 unit dari B. Semua demand terpenuhi sehingga
diperoleh solusi awal.

I II III Supply
Penalty
A 8 5 6
70 50 120 50 1

B 15 10 12
70 10 80 2

C 3 9 10
80 80

Demand 150 70 70 60 280

Penalty 5 6
http://rosihan.web.id
Vogel Aproximation Method (VAM)

Pada Langkah semua demand terpenuhi sehingga diperoleh


solusi awal sebagai berikut:
AI = 70
AIII = 50
BII = 70
BIII = 10
CI = 80
Nilai fungsi tujuan : 70x8 + 50x6 + 70x10 + 80x3 = 1.800

Solusi yang diperoleh diatas, masih merupakan solusi awal.


Akan tetapi dibandingkan dengan metode yang lain, metode
ini lebih baik dan mendekati kondisi optimal

http://rosihan.web.id
IMPROVEMENT SOLUTION
1. STEPPING STONE
Prinsip:
 Trial and Error: Mencari alternatif terbaik dari rute yang tidak
keluar sebagai solusi
Initial Northwest Corner solution: 3250
G1 G2 G3 Supply

P1 5 10 10 60
50 10
P2 15 20 15 80
-1 80 +1
P3 5 10 20 70
+1 10 -1 60
Deman
50 100 60 210
d
Penggunaan rute P2-G3: setiap unit barang yang disalurkan
menghemat biaya sebesar 40 – 25 = 15. Oleh karena itu rute ini
dapat dimanfaatkan secara maksimum.
http://rosihan.web.id
IMPROVEMENT SOLUTION

2. MODIFIED DISTRIBUTION METHOD

Prinsip:
 Trial and Error: Mencari alternatif terbaik dari rute yang tidak
keluar sebagai solusi
Initial Northwest Corner solution: 3250
Kerjakan latihan berikut dengan semua metode yang telah di
jelaskan di atas.
Tabel Biaya pengangkutan setiap ton
dari pabrik W, H, P, ke gudang A, B, C

Biaya tiap ton (dalam ribuan Rp) Kapasitas


Dari Produksi
Ke gudang A Ke gudang B Ke gudang C Tiap Bulan

Pabrik W 10 5 8 90
Pabrik
H 15 25 10 60
Pabrik
P 25 10 17 50
Kebutuhan
tiap
Bulan
(Ton)
50 110 40 200

Anda mungkin juga menyukai